Efektivitas Pengelolaan Gambaran Umum Sarana dan Prasarana Pendidikan

5. Penghapusan Sarana dan Prasaran Pendidikan Kegiatan penghapusan sarana dan prasrana ini dilakukan jika terdapat atau adanya sarana dan prasrana sekolah yang tidak layak pakai lagi rusak berat. Bentuk kongkrit dari kegiatan penghapusan ini seperti pembakaran buku-buku yang telah usang, kursi dan meja yang sudah rapuh dan rusak, dan pelelangan sarana dan prasarana yang sudah tidak produktif lagi seperti komputer dan lain sebagainya. Dari data yang penulis peroleh, dapat dikatakan bahwa kepala SMP Dwiguna Depok telah melakukan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara baik berdasarkan fungsi-fungsi dari manajemen sarana dan prasarana itu sendiri mulai dari kegiatan perencanaa, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan sampai pada kegiatan penghapusan saana dan prasarana. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMP Dwiguna Depok, dapat penulis uraikan melalu temuan angket yang diberikan kepada guru-guru.

2. Efektivitas Pengelolaan

Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk mengukur efektivitas pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP Dwiguna Depok digunakan instrumen angket yang disebarkan kepada dewan guru. Dari 25 angket yang disebarkan semua responden mengembalikan. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 17 68 2 Sering 4 16 3 Kadang-kadang 1 4 4 Tidak pernah 3 12 Jumlah 25 100 Tabel 4.2 di atas barisikan data tentang analisis kebutuhan sarana dan prasarana, dapat diketahui bahwa sebesar 68 responden yang menyatakan sekolah setiap tahunnya selalu menyusunmenganalisa akan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, 16 responden lagi menyatakan sekolah setiap tahunnya sering menyusun kebutuhan sarana dan prasarana, dan 4 lagi menyatakan sekolah setiap tahunnya kadang-kadang menyusun kebutuhan sarana dan prasarana, dan 12 menyatakan tidak pernah menyusun kebutuhan sarana dan prasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah setiap tahunnya selalu menyusunmenganalisa kebutuhan sarana dan prasrana pendidikan. Tabel 4.3 Perencanaan sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 16 64 2 Sering 3 12 3 Kadang-kadang 3 12 4 Tidak pernah 3 12 Jumlah 25 100 Dari tabel 4.3 di atas yang menjeaskan tentang perencanan sarana dan prasarana, dapat diketahui bahwa 64 responden yang menyatakan bahwa kepala sekolah beserta guru setiap tahunnya selalu membuat perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, dan 12 responden menyatakan kepala sekolah beserta guru setiap tahunnya sering membuat perencanaan sarana dan prasarana, 12 lagi menyatakan kepala sekolah beserta guru kadang-kadang membuat perencanaan sarana dan prasarana, dan 12 lagi mengatakan kepala sekolah setiap tahunnya tidak pernah membuat perencanaan sarana dan prasarana pendidikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap tahun kepala sekolah beserta guru selalu membuat perencanaan sarana da prasarana pendidikan. Tabel di bawah ini berisikan data tentang usulan program sarana dan prasarana dari guru kepada kepala sekolah. Tabel 4.4 No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 5 20 2 Sering 9 36 3 Kadang-kadang 11 44 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Sebesar 20 responden yang menyatakan guru selalu mengusulkan program perencanaan sarana dan prasarana pendidikan kepada kepala sekolah, 36 responden menyatakan sering, dan 44 lagi menyatakan guru kadang- kadang mengusulkan program perencanaan sarana dan prasarana pendidikan kepada kepala sekolah, dan tidak ada satu pun responden yang menyatakan bahwa guru tidak pernah mengusulkan program perencanaan sarana dan prasarana. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru bahwa kadang-kadang mengusulkan program perencanaan sarana dan prasarana pendidikan kepada kepala sekolah. Tabel 4.5 Keterlibatan guru dan karyawan dalam menyusun kebutuhan sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 10 40 2 Sering 8 32 3 Kadang-kadang 3 12 4 Tidak pernah 4 16 Jumlah 25 100 Sebagaimana terlihat pada tabel di atas dapat diketahui bahwa 40 responden yang menyatakan guru dan karyawan selalu ikut terlibat dalam menyusun kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, 32 responden menyatakan sering, 12 responden menyatakan kadang-kadang, dan 16 lagi responden menyatakan guru dan karyawan tidak pernah ikut terlibat dalam menyusun kebutuhan akan sarana dan prasarana pendidikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru dan karyawan selalu ikut terlibat dalam menyusun kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Tabel di bawah ini berisikan data tentang penyusunan perkiraan biaya sarana dan prasarana, yang menjelaskan bahwa sebanyak 32 responden yang menyatakan kepala sekolah beserta guru selalu menyusun perkiraan biayaharga sarana dan prasarana pendidikan, 28 responden menyatakan sering, 20 responden menyatakan kadang-kadang, dan 20 lagi menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah beserta guru selalu menyusun perkiraan biayaharga sarana dan prasarana pendidikan. Tabel 4.6 Penyusunan perkiraan biaya sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 8 32 2 Sering 7 28 3 Kadang-kadang 5 20 4 Tidak pernah 5 20 Jumlah 25 100 Tabel selanjutnya berisakan data tentang penyediaan sarana dan prasarana bahwa sebanyak 56 responden yang menyatakan sekolah selalu menyediakan akan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, 32 menyatakan sering, 4 lagi responden menyatakan kladang-kadang, dan 8 mengatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulakn bahwa sekolah selalau menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Tabel 4.7 Penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 14 56 2 Sering 8 32 3 Kadang-kadang 1 4 4 Tidak pernah 2 8 Jumlah 25 100 Tabel berikutnya berisikan data tentang pelibatan guru dalam penyususnan program sarana dan prasarana. Dari tabel tersbut dapat diketahui bahwa sebesar 32 responden yang menyatakan bapak dan ibu guru selalu dilibatkan dalam menyusunmerencanakan program sarana dan prasarana pendidikan, 44 menyatakan sering, 12 responden menyatakan kadanag-kadang, dan 12 lagi responden menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa bapak dan ibu guru sering dilibatkan dalam menyusunmerencanakan program sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Tabel 4.8 Pelibatan para guru dalam penyusunan program sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 8 32 2 Sering 11 44 3 Kadang-kadang 3 12 4 Tidak pernah 3 12 Jumlah 25 100 Tabel 4.9 Pemakaian sarana dan prasarana dengan baik No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 19 76 2 Sering 3 12 3 Kadang-kadang 2 8 4 Tidak pernah 1 4 Jumlah 25 100 Tabel di atas menjelaskan tentang data pemakaian sarana dan prasarana pendidikan dengan baik, dapat diketahui bahwa 76 responden yang menyatakan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah terpakai dengan baik, 12 responden menyatakan sering, 8 menyatakan kadang-kadang, dan 4 lagi menyatakan tidaka pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah selalu tepakai dengan baik. Tabel 4.10 Pemaliharaan sarana dan prasarana dengan baik No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 12 48 2 Sering 3 12 3 Kadang-kadang 10 40 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 48 responden yang menyatakan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah terpelihara dengan baik, 12 menyatakan sering, dan 40 lagi responden menyatakan kadang-kadang, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah selalu terpelihara dengan baik. Selanjutnya tabel di bawah ini berisikan data tentang pembuatan proposal pengadaan sarana dan prasarana. Tabel 4.11 No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 6 24 2 Sering 12 48 3 Kadang-kadang 4 16 4 Tidak pernah 3 12 Jumlah 25 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 24 responden yang menyatakan kepala sekolah beserta guru selalu membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana, sebesar 48 responden menyatakan sering, 16 menyatakan kadang-kadang, dan sebesar 12 lagi responden menyatkan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah beserta guru sering membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Tabel 4.12 Sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersimpan dengan baik No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 8 32 2 Sering 14 56 3 Kadang-kadang 3 12 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Sebagaimana terlihat pada tabel di atas diketahui bahwa sebesar 32 responden yang menyatakan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah selalu tersimpan dengan baik, sebesar 56 menyatakan sering, 12 lagi menyatakan kadanag-kadang, dan tidak ada satu pun responden yang menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah sering tersimpan dengan baik. Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini yang berisakan data tentang peneguran terhadap menelatarkan sarana dan prasarana, dapat diketahui bahwa sebesar 56 responden menyatakan pihak sekolah selalau menegur langsung bila terdapat menelantarkan sarana dan prasarana, 28 menyatakan sering, dan 16 lagi responden menyatakan kadang-kadang. Akan tetapi tidak satupun responden yang menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah selalu menegur langsung bila terdapat menelantarkan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses belajar mengajar. Tabel 4.13 Peneguran terhadap menelantarkan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 14 56 2 Sering 7 28 3 Kadang-kadang 4 16 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Tabel dibawah ini menjelaskan tentang 52 responden yang menyatakan pihak sekolah selalu memeriksa pemeliharaan barang yang dilaksanakan oleh guru dan karyawan, 32 menyatakan sering, dan 16 lagi responden menyatakan kadang-kadang. Sedangkan tidak ada satupun responden yang menjawab pihak sekolah tidak pernah memeriksa pemeliharaan sarana dan prasarana. Jadi daapt disimpulkan bahwa pihak sekolah selalau memeriksa pemeliharaan barang yang dilaksanakan oleh guru dan karyawan. Tabel 4.14 Pemeriksaan pemeliharaan barang yang dilaksanakan oleh guru dan karyawan No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 13 52 2 Sering 8 32 3 Kadang-kadang 4 16 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Berdasakan tabel 4.15 di bawah ini yang menjelaskan tentang pemeriksaan penyimpanan sarana dan prasarana, dapat diketahui bahwa sebesar 40 responden yang menyatakan pihak sekolah selalu memeriksa pemeliharaan sarana dan prasarana, 28 menyatakan sering, dan 32 lagi responden menyatakan kadang-kadang. Akan tetapi tidak satupun dari reponden yang menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya pihak sekolah selalu memeriksa pemeliharaan barang yang dilaksanakan oleh guru dan karyawan. Tabel 4.15 Pemeriksaan penyimpanan barang yang dilaksanakan oleh guru dan karyawan No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 10 40 2 Sering 7 28 3 Kadang-kadang 8 32 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Tabel berikutnya adalah berisikan data tentang pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan peminjaman atau hibah. Tabel 4.16 No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 6 24 2 Sering 10 40 3 Kadang-kadang 5 20 4 Tidak pernah 4 16 Jumlah 25 100 Diketahui sebesar 24 responden yang menyatakan seluruhnya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan dengan peminjamanhibah, 40 menyatakan sebagian besar, 20 menyatakan sebagian kecil, dan 16 lagi menyatakan tidak satupun pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan peminjamanhibah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan dengan peminjamanhibah. Tabel 4.17 Pengadaan sarana dan prasarana dengan pembelian No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 5 20 2 Sering 15 60 3 Kadang-kadang 5 20 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Dari tabel di atas diketahui bahwa 20 responden yang menyatakan pengadaan sarana dan prasarana dilaksanakan dengan pembelian, 60 menyataakn sebagian besar, dan 20 lagi menyatakan sebagian kecil. Akan tetapi tidak ada responden yang menjawab tidak satupun pengadaan sarana dan prasarana dilaksanakan dengan pembelian. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sebagian besar dilaksanakan dengan pembelian. Tabel 4.18 Pengadaan sarana dan prasarana dengan membuat sendiri No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 4 16 2 Sering 5 20 3 Kadang-kadang 16 64 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Sebesar 16 presponden yang menyatakan seluruhnya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan dengan membuat sendiri, 20 menyatakan sebagian besar, dan 64 lagi menyatakan sebagian kecil. Akan tetapi tidak ada satupun responden yang menjawab tidaka satupun menyatakn pengadaan sarana dan prasarana dilaksanakan dengan membuat sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sebagian kecil dilaksanakan dengan membuat sendiri. Tabel 4.19 Pencatatanpengkodean sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 5 20 2 Sering 12 48 3 Kadang-kadang 8 32 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 20 responden yang menyatakan bahwa sarana dan prasrana pendidikan yang ada seluruhnya dicatat dan diberikan kode, sebesar 48 lagi menyatakan sebagian besar, dan 32 lagi responden menyatakan sebagian kecil. Akana tetapi tidak ada satupun dari responden yang menjawab tidak satupun. Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah selalu dicatat dan diberi kode. Berdasarkan tabel di bawah ini yang menjelaskan tentang penyimpanan sarana dan prasarana dapat dikethui sebesar 60 responden yang menyatakan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan selalu dilakukan sesuai dengan sifat-sifat barang atau klasifikasi, 8 menyatakan sering, 24 lagi menyatakan kadang-kadang, dan 8 lagi menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan selau disesuaikan dengan sifat-sifat barang atau klasifikasi. Tabel 4.20 Penyimpanan sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 15 60 2 Sering 2 8 3 Kadang-kadang 6 24 4 Tidak pernah 2 8 Jumlah 25 100 Tabel di bawah ini menjelaskan bahwa sebesar 56 responden yang menyatakan bahwa sekolah selalu membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dan mengajukan kepada pihak yayasan, 28 menyatakan sering, 8 lagi menyatakan kadang-kadang, dan 8 lagi juga menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa sekolah selalu membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dan mengajukan kepada pihak yayasan. Tabel 4.21 Pembuatan proposal pengadaan sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 14 56 2 Sering 7 28 3 Kadang-kadang 2 8 4 Tidak pernah 2 8 Jumlah 25 100 Dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa 72 responden yang menyatakan bahwa sekolah selalu melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang rusak, 20 menyatakan sering, 8 lagi responden menyatakan kadang-kadang, dan tidaka ada responden yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa sekolah selalu melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang rusak. Tabel 4.22 Perbaikan sarana dan prasrana yang rusak No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 18 72 2 Sering 5 20 3 Kadang-kadang 2 8 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Tabel 4.23 Pengembalian sarana dan prasarana setelah digunakan No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 20 80 2 Sering 2 8 3 Kadang-kadang 3 12 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 80 responden yang menyatakan setelah menggunakan sarana dan prasarana, gurukaryawan selalu mengembalikannya pada posisi semula, 8 lagi menyatakan sering, dan 12 lagi menyatakan kadang-kadang. Akan tetapi tidak ada satupun responden yang menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa setelah menggunakan sarana dan prasarana pendidikan yang ada, gurukaryawan selalu mengembalikannya pada posisi semula. Tabel 4.24 Pemantauanpengamatan terhadap sarana dan prasrana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 18 72 2 Sering 3 12 3 Kadang-kadang 4 16 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 72 responden yang menyatakan bahwa sekolah selalu melakukan pemantauanpengamatan terhadap sarana dan prasarana pendidikan, 12 responden menyatakan sering, 16 lagi menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah selalu melakukan pemantauanpengamatan terhadap sarana dan prasaran pendidikan yang ada di sekolah. Tabel 4.25 Penyusutan sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 1 4 2 Sering 2 8 3 Kadang-kadang 15 60 4 Tidak pernah 7 28 Jumlah 25 100 Bahwa sebesar 4 responden yang menyatakan sekolah selalu melakukan penyusutan sarana dan prasarana pendidikan, 8 responden menyatakan sering, 60 kadang-kadang, dan 28 lagi menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah kadang-kadang melakukan penyusutan terhadapa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Tabel 4.26 Penjagaan atau pencegahan terhadap sarana dan prasarana No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 12 48 2 Sering 5 20 3 Kadang-kadang 7 28 4 Tidak pernah 1 4 Jumlah 25 100 Diketahui bahwa 48 responden yang menyatakan sekolah selalu melakukan penjagaan atau pencegahan terhadap sarana dan prasarana pendidikan, 20 menyatakan sering, 28 lagi menyatakan kadang-kadang, dan 4 lagi menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah selalu melakuakn penjagaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Tabel 4.27 Penghapusan sarana dan prasarana yang sudah tidak berfungsi No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 2 8 2 Sering 13 52 3 Kadang-kadang 9 36 4 Tidak pernah 1 4 Jumlah 25 100 Diketahui sebesar 8 responden yang menyatakan sekolah selalu melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang sudah tidak befungsi, 52 menyatakan sering, 36 menyatakan kadang-kadang, dan 4 lagi menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah sering melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasaran pendidikan yang sudah tidak berfungsi lagi. Tabel 4.28 Pengecekan sarana dan prasarana yang sudah tidak layak pakai untuk dihapusdimusnahkan No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 6 24 2 Sering 12 48 3 Kadang-kadang 7 28 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Dari tabel di atas diketahui bahwa 24 responden yang menyatakan Setiap tahunnya sekolah selalu mengecek sarana dan prasarana pendidikan yang sudah tidak layak pakai kemudian dihapusdimusnahkan, 48 menyatakan sering, 28 kadang-kadang, dan tidak ada satupun dari responden yang menyatakan tidak pernah. Jadai dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya sekolah sering mengecek sarana dan prasarana pendidikan yang sudah tidak layak pakai kemudian dihapusdimusnahkan. Tabel 4.29 Pembuangan sarana dan prasarana yang tak layak pakai No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 2 8 2 Sering 1 4 3 Kadang-kadang 9 36 4 Tidak pernah 13 52 Jumlah 25 100 Sebagaimana terlihat pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 8 responden yang menyatakan sarana dan prasarana pendidikan yang tak layak pakai selalu dibuang begitu dsaja, 4 menyatakan sering, 36 lagi menyatakan kadang-kadang, dan 52 lagi menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang tidak layak pakai tidak pernah dibuang begitu saja. Tabel 4.30 Penghapusan sarana dan prasarana dilaksanakan atas persetujuan kepala sekolah No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 15 60 2 Sering 4 16 3 Kadang-kadang 6 24 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 60 responden yang menyatakan penghapusan sarana dan prasarana selalau dilaksanakan atas persetujuan kepala sekolah, 16 menyatakan sering, dan 24 lagi menyatakan kadang-kadang. Dakan tetappi tida ada satupun dari responden yang menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengahapusan sarana dan prasarana pendidikan selalu dilakukan atas persetujuan kepala sekolah. Tabel 4.31 Pelaporan sarana dan prasarana kepada pihak yayasan No Alternatif Jawaban F 1 Selalu 17 68 2 Sering 4 16 3 Kadang-kadang 4 16 4 Tidak pernah - - Jumlah 25 100 Tabel di atas menjelaskan tentang pelaporan sarana dan prasrana, diketahui bahwa 68 responden yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang sudah tidak layak pakai selalu dilaporkan kepada pihak yayasan, 16 menyatakan sering, dan 16 lagi menyatakan kadang-kadang. Akan tetapi tida ada satupun dari responden yang menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang sudah tak layak pakai selalu dilaporkan kapada pihak yayasan. Dari beberapa data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Untuk memberikan interprestasi atau nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interprestasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut: 3 ¾ Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76 – 100 ¾ Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56 – 75 ¾ Kurang, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40 – 55 ¾ Tidak baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40 Untuk menentukan persentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: ™ Menentukan Nilai Harapan NH. Nilai dapat diketahui dengan mengkalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. ™ Menghitung Nilai Skor NS. Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. ™ Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus: NS X 100 NH 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bina Aksara, 1986, h. 196 Berdasarkan skor penelitian yang ada, maka dapat disajikan analisis deskriptif sebagai berikut: Tabel 4.33 Nilai rata-rata skor penelitian Aspek Skor Nilai Harapan NH Nilai Skor NS NS x 100 NH Kategori Perencanaan Sarana dan Prasarana 464 4 X 6 = 24 464 : 25 = 18,56 18,56 : 24 X 100 = 77,33 Baik Pengadaaan Sarana dan Prasarana 451 4 X 6 = 24 451 : 25 = 18,04 18,04 : 24 = 75,11 Cukup Baik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 438 4 X 6 = 24 438 : 25 = 17,52 17,52 : 24 X 100 = 73 Cukup Baik Penyimpanan Sarana dan Prasarana 480 4 X 6 = 24 480 : 25 = 19,2 19,2 : 24 X 100 = 80 Baik Pengawasan Sarana dan Prasarana 433 4 X 6 = 24 433 : 25 = 17,32 17,32 : 24 X 100 = 72,17 Cukup Baik Jumlah 2266 120 2266 : 25 = 90,64 90,64 : 120 X 100 = 75, 53 Cukup Baik Dari hasil wawancara kepada kepala sekolah dan angket yang penulis berikan kepada guru-guru SMP Dwiguna Depok, diperoleh data tentang pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Analisa data ini menyimpulkan bahwa dalam menyusun kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, kepala sekolah menyusun perencanaan dan pengadaan berdasarkan petunjuk dari pihak yayasan, dengan memperhitungkan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Pengadaaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Dwiguna Depok dilakukan saat mengahadapi tahun ajaran baru dan dievaluasi satiap satu tahun sekali. Dalam kegiatan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan kepala sekolah mengikut sertakan para guru beserta staf pimpinan yang ada di SMP Dwiguna Depok. Agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada dapat berfungsi dengan baik dan benar, kepala sekolah mengadakan program pembinaan atau pelatihan kepada para guru dan karyawan setiap tahunnya secara khusus dengan mendatangkan para ahli dalam bidangnya demi mingkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam menggunakan atau mengoperasikan sarana dan prasrana yang ada, agar pendidikan dapat berjalan efektif demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan, berencana dan terarah. Dengan harapan untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran. Di samping itu kepala sekolah juga melakukan teguran langsung jika sarana dan prasarana pendidikan sebagai sarana pendukung pembelajaran tidak digunakan dengan baik oleh guru, dan juga kepala sekolah menegur langsung jika terdapat menelantarkan sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Sedangkan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan agar senantiasa dapat dipergunakan dengan baik. Kepala sekolah juga mengadakan program pemeliharan sarana dan prasarana pendidikan yang ada dengan memperhatikan hal-hal apa saja yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharan sarana dan prasarana, mulai dari pemeliharaan secara berkala yang dilakukan oleh petugas setiap hari, sebulan sekali, dan tiga bulan sekali bahkan melakukan pemantauan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Usaha pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan kepala sekolah terhadap penggunaan sarana dan prasarana mengalami banyak hambatan, salah satunya yaitu lemahnya kemampuan guru dalam mengalokasikan penggunaan sarana dan prasarana, akibat dari kesibukan guru dalam mengadministrasikan kegiatan. Untuk mengatasi persoalan yang timbul ini, kepala sekolah mengajak para guru berdiskusi untuk mengadakan pembahasan dan mencari jalan keluarnya bersama-sama. Dari data di atas nampak jelas bahwa kepala SMP Dwiguna Depok telah melakukan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada, sekaligus membina gurunya dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana yang ada. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Dwiguna Depok beserta perlengkapan pendukung, bisa dikatakan baik. Hal ini dapat diketahui dengan keberadaan sarana dan prasarana yang dimiliki. Disamping itu, kepala sekolah merupakan seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap proses belajar mengajar, juga sebagai pengelola sarana dan prasarana pendidikan sekolah yang dibantu wakilnya dan para guru, mulai dari kegiatan perencanaan samapai kapada tahap evaluasipenghapusan. Sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah pertama yang ada dikota Depok, SMP Dwiguna menjadi salah satu alternatif pilihan bagi masyarakat setempat maupun masyarakat luas untuk mendaftarkan diri mereka ke SMP Dwiguna Depok. Untuk mempersiapkan hal tersebut pihak sekolah melakukan upaya peningkatan kualitas fisik. Salah satunya upaya peningkatan akan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan serta faktor pendukung lainnya. Sarana dan prasarana pendidikan sebagai salah satu fasilitas fisik yang ada di SMP Dwiguna Depok tergolong cukup baik, namun ada beberapa yang kondisinya masih memerlukan perhatian. Bangunan yang berdiri kokoh 2 lantai dan letaknya yang teratur, taman sekolah yang tertata baik, dan laboraturium yang memadai, merupakan beberapa sarana dan prasarana yang fasilitasnya memadai dengan kondisi yang baik. Sedangkan sarana dan prasarana yang kondisinya masih memerlukan perbaikan diantaranya ruang perpustakaan yang kecil beserta koleksi bukubahan bacaan yang sedikit, media pengajaran, laboraturium MIPA, dan perabotan kelas. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dirasa perlu dalam upaya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan di SMP Dwiguna Depok. Akan tetapi masalah keterbatasan dana dan sumber daya manusia terkadang menjadi kendala utama dalam pelaksanaannya. Padahal kedua hal tersebut merupakan inti dari suatu kegiatan manajemen. Ketidak seimbangan pada salah satu unsur akan mengeluarkan ketidak lancaran dalam proses yang dilaksanakan. Dalam proses perencanaan para manajer pada umumnya hanya melaksanakan kegiatan rutin semata, dalam pengertian kurangnya kesadaran para manajer tersebut pada upaya perencanaan yang berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas. Keterbatasan dana sering menjadi masalah dalam setiap kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP Dwiguna Depok, begitu pula yang terjadi dalam proses pengadaan sarana dan prasarana. Disamping itu, kegiatan penyimpanan secara global dilakukan pihak sekolah. Keterbatasan tempat penyimpanan terlihat dari adanya penumpukan barang atau benda yang sudah tidak terpakai di sembarang tempat, hendaknya untuk keperluan penyimpanan diperlukan sebuah tempat yang memadai dan harus diperhatikan beberpa faktor pendukungnya seperti: lokasi, konstruksi, bentuk atau sifat dan ketentuan tata letak bendanya. Kesadaran pihak-pihak pengguna sarana dan prasarana terhadap upaya pemeliharaan sarana pendidikan dinilai kurang, hal ini terlihat dari kondisi sarana yang ada. Karena seolah-olah upaya pemeliharaan baru dilaksanakan jika sarana yang bersangkutan dalam keadaan rusak berat atau dalam keadaan kotor tertentu. Namun demikian upaya yang dilakukan tersebut bukan berarti tidak ada artinya, akan lebih baik jika pemeliharaan dilakukan secara rutin yang melibatkan semua pihak termasuk individu-individu pengguna sarana yang ada. Kegiatan penghapusan dilakukan sesuai dengan kondisi sarana dan prasrana yang ada. Dalam hal ini kegiatan penghapusan dilakukan melalui tiga tahap yakni dengan dilelang, dihibahkandiberikan, dan dibuang. Proses yang dilakukan tersebut merupakan tindakan efisiensi mengingat jika disimpan terlalu lama akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan akan memakan tempat. Oleh sebab itu upaya penghapusan terhadap sarana dan prasarana tertentu merupakan alternatif yang tepat dalam memperlancar proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana penddikan. Dengan demikian, maka efektifitas pengelolaan manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan di SMP Dwiguna Depok secara keseluruhan dikatakan cukup baik. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata yang dihitung berdasarkan rumus di atas yaitu: 90,64 X 100 = 75,53 Cukup Baik 120 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: Rajawali Pers, 1990. _________________, Pengelola Materil, Jakarta: Prima Karya, 1987. _________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bina Aksara, 1986. Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT. Ardadizya Jaya, 2005. Bowersox, Donal J., Manajemen Logistik, Jakarta: Bina Aksara, 1989. Danim, Sudarman, Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994. Depdikbud, Pedoman Pengelolaan Perlengkapan, Jakarta: Biro Perlengkapan, 1986. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, Jakarta: November 2007. Gunawan, Ary H., Administrasi Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Hamijoyo, Santoso S., Beberapa Pemikiran Tentang Kebijaksanaan Strategi Pendidikan dalam Menunjang Pembangunan, Jakarta: Pustaka Setia, 1973. Helmut, Nolker dan Eberhard, Scoenfeldt, Pendidikan Kejuruan Pengajaran, Kurikulum, dan Perencanaan, Jakarta: Gramedia, 1988. http:kuliahme.blogspot.com200905bab-i-pendahuluan-1.html http:sim.ormawa.uns.ac.idtagmasalah-pendidikan http:www.gudangmateri.com201004uu-sistem-pendidikan -nasional.html Kasan, Tholib, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studia Press, 2000. Kompas Cetak, www.Kompas.com Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2008. Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992. Roestiyah NK., Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1986. MS., Subagyo, Manajemen Logistik, Jakarta: Haji Masaagung, 1990. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Tim Dosen FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, Malang: IKIP Malang, 1989. Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi, 1989. Wulan Agustin Herdiana, Permasalahan Pendidikan Sekarang Ini, Homepage Pendidikan Network. ANGKET PENELITIAN Kepada Yth. BapakIbu Di Tempat Pengantar Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi langsung tentang ”Pelaksanaan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP Dwiguna Depok”. Data yang BapakIbu berikan semata-mata digunakan hanya untuk penelitian dan tidak ada hubungan dengan nama baik atau hal-hal yang dapat merugikan berkenaan dengan tugas BapakIbu. Dengan demikian, kiranya BapakIbu sekalian dapat memberikan jawaban dan informasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya tentang ”Pelaksanaan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP Dwiguna Depok”. Atas bantuan dan partisipasinya, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah S.W.T senantiasa memberikan rahmat dan keberkahan hidup kepada BapakIbu dalam menjalankan tugas mulia sehari-hari amin. Ttd. Hery Kiswanto ANGKET UNTUK GURU-GURU SMP DWIGUNA DEPOK Ketentuan: Berilah tanda silang X pada jawaban yang menurut anda benar 1. Setiap tahun sekolah menyusunmenganalisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 2. Setiap tahun guru dan kepala sekolah membuat perencanaan sarana dan prasarana pendidikan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 3. Guru mengusulkan program perencanaan sarana dan prasarana pendidikan kepada kepala sekolah a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 4. Guru dan karyawan ikut terlibat dalam menyusun kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 5. Kepala sekolah beserta guru menyusun perkiraan biayaharga sarana dan prasarana pendidikan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 6. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 7. Bapak dan Ibu guru dilibatkan dalam menyusunmerencanakan program sarana dan prasarana pendidikan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 8. Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah terpakai dengan baik a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 9. Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah terpelihara dengan baik a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 10. Kepala sekolah beserta guru membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan a. selau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 11. Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah tersimpan dengan baik a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 12. Pihak sekolah menegur langsung bila terdapat menelantarkan sarana dan prasaran pendidikan dalam proses belajar mengajar a. selau b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 13. Pihak sekolah memeriksa pemeliharaan barang yang dilaksanakan oleh guru dan karyawan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 14. Pihak sekolah memeriksa penyimpanan barang yang dilaksanakan oleh guru dan karyawan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 15. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan dengan peminjamanhibah a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 16. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan dengan pembelian a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 17. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan dengan membuat sendiri a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 18. Sarana dan prasarana pendidikan yang dibeli dicatat dan diberi kode a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 19. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sesuai dengan sifat- sifat barang atau klasifikasi a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 20. Sekolah membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dan mengajukannya kepada pihak yayasan a. selalu b. seing c. kadang-kadang d. tidak pernah 21. Sekolah melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang rusak a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 22. Setelah menggunakan sarana dan prasarana pendidikan, gurukaryawan mengembalikannya pada posisi semula a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 23. Sekolah malakukan pemantauanpengamatan terhadap sarana dan prasarana pendidikan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 24. Sekolah malakukan penyusutan sarana dan prasarana pendidikan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 25. Sekolah melakukan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang sudah tidak berfungsi a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 26. Sekolah melakukan penjagaan atau pencegahan terhadap sarana dan prasarana pendidikan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 27. Setiap tahunnya sekolah mengecek sarana dan prasarana pendidikan yang sudah tidak layak pakai kemudian dihapusdimusnahkan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 28. Sarana dan prasarana pendidikan yang tak layak pakai dibuang begitu saja a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 29. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan atas persetujuan kepala sekolah a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 30. Sarana dan prasarana pendidikan yang sudah tidak layak pakai dilaporkan kepada pihak yayasan a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah PEDOMAN WAWANCARA Pelakasanaan Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Dwiguna Depok

A. Indikator Responden