Fungsi Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Dari fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sarana dan prasarana yang harus dilakukan dalam lingkungan sekolah meliputi: 1. Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. 2. Fungsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. 3. Fungsi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. 4. Fungsi penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan. 5. Fungsi pengawasan sarana dan prasarana pendidikan. Jadi fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut di atas dipakai sebagai indikator untuk mengukur tingkat manajemenpengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.

a. Fungsi Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Di dalam fungsi ini, fungsi perencanaan pengadaan barang, prakualifikasi rekanan, perencanaan kebutuhan barang, dan penganggaran itu masuk ke dalam fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Suharsimi Arikunto adalah: “Perencanaan kebutuhan yang meliputi semua barang yang diperlukan, baik yang bergerak atau yang tidak bergerak, sebagai pendukung pelaksanaan tugas”. 21 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang. Menurut Terry 2005, perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang digariskan. Hal senada juga dikemukakan oleh Nana Sudjana 2002 bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Selanjutnya, oleh Dwiantara dan Sumarto 2004 dikemukakan bahwa perencanaan adalah merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan, penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana. 22 21 Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, Jakarta: Prima Karya, 1987, h. 7 22 Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, Jakarta: November 2007, h. 6 Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat suatu rencana pengadaan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut: a. Mengadakan analisa terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampainnya dan analisa kebutuhan peralatan lain untuk sekolah. Dari analisa ini dapat dibuat daftar kebutuhan alat-alat media. b. Mengadakan perhitungan taksiran biaya. c. Apabila perhitungan jumlah taksiran biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan lebih besar dari anggaran yang tersedia, maka perlu menyusun prioritas kebutuhan, atau pengurangan jumlah barang sejenis yang akan dibeli. d. Prioritas-prioritas kebutuhan yang ada pada urutan bawah, dapat ditunda untuk perencanaan tahun berikutnya. e. Menugaskan kepada staf tata usaha untuk melaksanakan pengadaan alat tersebut. Meskipun pada umumnya perencanaan dan pendirian bangunan bagi sekolah negeri menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam kenyataannya dewasa ini, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan dan pengajaran di negara kita, banyak sekolah yang didirikan oleh masyarakat dan atau pemerintah setempat dengan bekerja sama dengan para guru. Untuk itu sangat diperlukan pengetahuan bagi para guru tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan dan pendirian sekolah seperti pengetahuan dan kecakapan mengenai: 1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan. 2. Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya pendirian gedung sekolah. 3. Menetukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama, lapangan olah raga, podium, kebun sekolah, dan sebagainya. Serta komposisinya satu sama lain. 4. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang efektif dan produktif, serta pemeliharaan secara kontinyu. 5. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan. 6. Apa yang tercantum pada nomor 1 sd 5 di atas sangat erat hubungannya dengan kurikulum, kondisi-kondisi, serta kemajuan masyarakat setempat dan bertambahnya jumlah anak-anak setiap tahunnya yang memerlukan sekolah tersebut. 23 Berdasarkan pengertian di atas, pada dasarnya perencanaan merupakan suatu proses kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan pada setiap kegiatan, karena tanpa ada rencana maka kegiatan tidak dapat berjalan lancar. Demikian halnya dengan sarana dan prasarana pendidikan perlu dibuat rencana pengadaannya. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kebutuhan yang meliputi semua barang yang diperlukan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, atau baik langsung maupun yang tidak langsung yang menunjang proses belajar mengajar agar tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Jadi dalam perencanaan sarana dan prasarana bangunan sekolah atau pendidikan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Perencanaan lokasi. 2. Perencanaan regional. 3. Perencanaan ekonomi. 4. Peserta didik. 5. Faktor-faktor sosial dan budaya. 6. Faktor transportasi. 7. Suplai Pengadaan personal. 8. Faktor-faktor administratif. 9. Fasilitas-fasilitas pendidikan. 10. Pembiayaan, dan 11. Lokasi lahan. 24 23 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992, h. 12 24 Nolker Helmut dan Scoenfeldt Eberhard, Pendidikan Kejuruan Pengajaran, Kurikulum, dan Perencanaan, Jakarta: Gramedia, 1988, h. 181-184 Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, yaitu: 1 Dapat membantu dalam menentukan tujuan, 2 Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, 3 Menghilangkan ketidakpastian, dan 4 Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

b. Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.