Analisis Substitusi Dalam Wacana Narasi Pada Harian Kompas

(1)

ANALISIS SUBSTITUSI DALAM WACANA NARASI PADA HARIAN KOMPAS

Skripsi

OLEH

JULIANA M.T. SILAEN NIM 060701009

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ANALISIS SUBSTITUSI DALAM WACANA NARASI PADA HARIAN KOMPAS

Oleh

JULIANA M.T. SILAEN NIM 060701009

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Mascahaya, M. Hum Drs. Pribadi Bangun

NIP 19590819 198601 2 001 NIP 19581019

1986011002

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si NIP 19620925 198903 1 017


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Maret 2011 Penulis,


(4)

ANALISIS SUBSTITUSI DALAM WACANA NARASI PADA HARIAN KOMPAS

Oleh

Juliana M.T. Silaen FAKULTAS SASTRA USU

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan jenis-jenis substitusi dalam wacana narasi pada harian Kompas, (2) mendeskripsikan jenis substitusi yang paling menonjol dalam wacana narasi pada harian Kompas. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Setelah itu data dikelompokkan berdasarkan teori yang telah ditentukan untuk mengungkapkan penggunaan bentuk substitusi. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode agih dengan teknik ganti. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, jenis substitusi yang terdapat dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ada tiga, yaitu : substitusi nominal, substitusi verbal, dan substitusi klausal. Jenis substitusi yang paling menonjol adalah substitusi nominal karena dalam semua (15) wacana ditemukan penggunaan jenis substitusi ini. Penggunaan substitusi verbal hanya ditemukan dalam 2 wacana dan substitusi klausal ditemukan dalam 8 wacana. Penggunaan substitusi dalam keseluruhan wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas edisi Maret 2010 sudah berkesinambungan karena unsur penggantian digunakan pada paragraf atau wacana berikutnya secara terus-menerus dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu wacana yang utuh. Hal ini ditunjukkan dengan adanya unsur terganti yang dapat digantikan unsur pengganti.


(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah... 7

1.4 Tujuan dan Manfaat ... 8

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Konsep ... 9

2.1.1 Analisis Wacana ... 9

2.1.2 Wacana Narasi ... 9

2.1.3 Substitusi ... 10


(6)

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Wacana ... 10

2.2.1.1 Pengertian Wacana ... 10

2.2.1.2 Wacana Narasi... 11

2.2.2 Kohesi ... 12

2.2.2.1 Substitusi ... 13

2.2.3 Koherensi ... 14

2.3 Tinjauan Pustaka ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Waktu Penelitian ... 17

3.2 Populasi dan Sampel ... 17

3.2.1 Populasi ... 17

3.2.2 Sampel ... 17

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data ... 18

BAB IV ANALISIS SUBSTITUSI DALAM WACANA NARASI PADA HARIAN KOMPAS ... 20

4.1 Data ... 20

4.2 Analisis Data ... 21 4.3 Jenis Substitusi yang Paling Menonjol dalam Wacana Narasi


(7)

pada Harian Kompas ... 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1 Simpulan ... 79

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(8)

ANALISIS SUBSTITUSI DALAM WACANA NARASI PADA HARIAN KOMPAS

Oleh

Juliana M.T. Silaen FAKULTAS SASTRA USU

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan jenis-jenis substitusi dalam wacana narasi pada harian Kompas, (2) mendeskripsikan jenis substitusi yang paling menonjol dalam wacana narasi pada harian Kompas. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Setelah itu data dikelompokkan berdasarkan teori yang telah ditentukan untuk mengungkapkan penggunaan bentuk substitusi. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode agih dengan teknik ganti. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, jenis substitusi yang terdapat dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ada tiga, yaitu : substitusi nominal, substitusi verbal, dan substitusi klausal. Jenis substitusi yang paling menonjol adalah substitusi nominal karena dalam semua (15) wacana ditemukan penggunaan jenis substitusi ini. Penggunaan substitusi verbal hanya ditemukan dalam 2 wacana dan substitusi klausal ditemukan dalam 8 wacana. Penggunaan substitusi dalam keseluruhan wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas edisi Maret 2010 sudah berkesinambungan karena unsur penggantian digunakan pada paragraf atau wacana berikutnya secara terus-menerus dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu wacana yang utuh. Hal ini ditunjukkan dengan adanya unsur terganti yang dapat digantikan unsur pengganti.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa, kehidupan di dunia akan terasa begitu suram tak berwarna. Tak ada satu pun kegiatan dalam kehidupan yang tidak memerlukan bahasa. Bahasa adalah suatu bentuk interaksi yang dilakukan oleh manusia untuk saling memberi atau menerima informasi. Dengan kata lain, bahasa adalah sarana komunikasi yang utama, meskipun dalam kenyataan bahasa tidak hanya diartikan suatu tuturan, tetapi dapat berupa isyarat gerakan tubuh yang bertujuan agar orang lain mengerti akan suatu hal.

Bahasa sebagai bentuk komunikasi manusia menggunakan media yang berbeda-beda. Menurut Sumarlam (2004:1) secara garis besar komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi bahasa lisan dan komunikasi bahasa tulis. Komunikasi bahasa lisan adalah cara penyampaian dan penerimaan informasi dari pemberi informasi kepada penerima informasi tanpa menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi kepada penerima informasi dengan menggunakan perantara (media) salah satunya wacana.


(10)

Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987: 25). Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan). Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dalam wacana dipenuhi apabila dalam wacana itu sudah terbina yang disebut kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Bila wacana itu kohesif, akan tercipta kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan benar.

Dalam situasi komunikasi, apa pun bentuk wacananya, diasumsikan adanya penyapa (addressor) dan pesapa (addressee) (Rani, 2004: 4). Dalam wacana lisan, penyapa adalah pembicara, sedangkan pesapa adalah pendengar. Dalam wacana tulis, penyapa adalah penulis sedangkan pembaca sebagai pesapa. Dalam sebuah wacana, harus ada unsur penyapa dan pesapa. Tanpa adanya kedua unsur itu, tidak akan terbentuk suatu wacana.

Disiplin ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam tindak komunikasi disebut analisis wacana (Rani, 2004:9). Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan (Stubbs dalam Rani,2004:9). Penggunaan bahasa secara alamiah tersebut berarti penggunaan


(11)

berupa teks, baik teks lisan maupun tulis. Teks di sini mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran. Kalimat digunakan dalam ragam bahasa tulis sedangkan ujaran digunakan untuk mengacu pada kalimat dalam ragam bahasa lisan. Untuk memahami sebuah wacana, perlu diperhatikan semua hal yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut.

Samsuri menguraikan beberapa aspek yang berkaitan dengan kajian wacana. Aspek-aspek tersebut adalah (a) konteks wacana, (b) topik, tema, dan judul wacana, (c) kohesi dan koherensi wacana, dan (d) referensi dan inferensi kewacanaan (Samsuri dalam Rani, 2004:15). Khusus mengenai hubungan kohesi, Samsuri mengatakan bahwa hubungan kohesi terbentuk jika penafsiran suatu unsur dalam ujaran bergantung pada penafsiran makna ujaran yang lain, dalam arti bahwa yang satu tidak dapat ditafsirkan maknanya dengan efektif, kecuali dengan mengacu pada unsur yang lain. Hubungan kohesi yang dimaksud, seperti (a) hubungan sebab-akibat, (b) referensi dengan pronomina persona dan demonstrativa, (c) konjungsi, (d) hubungan leksikal, dan (e) hubungan struktural lanjutan, seperti substitusi, perbandingan, dan perulangan.

Berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana tulis dan wacana lisan (Rani, 2004: 26). Wacana tulis adalah teks yang yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis, sedangkan wacana lisan merupakan rangkaian kalimat yang ditranskrip dari rekaman bahasa lisan. Wacana tulis dapat ditemukan dalam bentuk buku, surat kabar, artikel, makalah, dan sebagainya sedangkan wacana lisan dapat ditemukan dalam bentuk percakapan, khotbah, dan siaran langsung di radio atau televisi.


(12)

Berdasarkan tujuan komunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi (Rani, 2004:37). Wacana narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya pada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 1986: 136). Dalam wacana narasi, terdapat unsur-unsur cerita yang penting, misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Dengan cara ini, dapat dipenuhi kebutuhan para pendengar dan pembacanya untuk memperoleh informasi tentang kejadian itu. Antara kisah dan kisah dalam narasi selalu terdapat perbedaan yang menyangkut tujuan dan sasarannya, misalnya narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk memberi informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, dan bahasa dalam narasi ekspositoris lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif. Sedangkan narasi sugestif adalah narasi yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan daya khayal para pembaca, menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat, penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar, dan bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif.

Media informasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam bentuk elektronik dan cetak. Dalam bentuk elektronik, misalnya televisi, radio, tape, telepon, dan komputer. Sedangkan media cetak, misalnya tabloid, majalah, koran, artikel, pamplet, dan papan reklame. Surat kabar merupakan salah satu media


(13)

cetak yang memiliki keunggulan dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Berita yang disampaikan dikupas lebih mendalam dan lebih terinci. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi salah satunya tampak dalam penggunaan ragam bahasa jurnalistik. Ragam bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa yang digunakan oleh wartawan dalam media massa.

Surat kabar adalah alat komunikasi yang berperan sebagai sarana informasi yang telah menjadi suatu kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. Setiap hari orang membaca surat kabar untuk mengetahui berita-berita yang sedang berkembang atau terjadi sehari-hari. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari. Salah satu surat kabar umum yang terbit setiap hari adalah Kompas. Kompas adalah surat kabar yang terbit sejak 28 Juni 1965 dengan pendiri P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama. Kompas merupakan surat kabar harian yang memuat berita-berita faktual yang jangkauannya luas, tidak hanya di dalam negeri namun sudah mencakup internasional. Informasi yang disajikan meliputi politik dan hukum, opini, internasional, pendidikan dan kebudayaan, lingkungan dan kesehatan, IPTEK, umum, bisnis dan keuangan, nusantara, metropolitan, Sumatera Utara, nama dan peristiwa, dan olahraga.

Setiap wacana mengandung informasi yang merupakan misi yang hendak dicapai. Harian Kompas, misalnya merupakan salah satu surat kabar yang di dalamnya terdapat wacana- wacana narasi ekspositoris. Pada umumnya pembaca hanya memperhatikan isi dari informasi yang dibaca tanpa memperhatikan bagaimana caranya informasi itu dihasilkan. Dengan kata lain, bagaimana seorang pencerita atau narator menemukan cara terbaik untuk menyampaikan suatu


(14)

peristiwa agar dapat dimengerti atau dipahami dengan mudah oleh pembacanya. Hal ini yang melatarbelakangi pemilihan topik penelitian ini.

Unsur yang digunakan untuk membangun wacana yang baik adalah kohesi dan koherensi. Kohesi dan koherensi merupakan unsur hakikat wacana, unsur yang turut menentukan keutuhan wacana. Dalam kata kohesi tersirat pengertian kepaduan, keutuhan; dan pada kata koherensi terkandung pengertian pertalian, hubungan. Apabila dikaitkan dengan aspek bentuk dan makna maka dapat dikatakan bahwa kohesi mengacu kepada aspek bentuk dan koherensi kepada aspek makna wacana (Tarigan, 1987:96). Wacana yang baik ditandai dengan adanya hubungan semantis antarunsur bagian dalam wacana. Hubungan tersebut disebut sebagai hubungan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Menurut Halliday dan Hasan (dalam Rani,1994: 94) unsur kohesi terdiri atas tiga macam, yaitu unsur gramatikal, konjungsi, dan leksikal. Hubungan gramatikal itu dibedakan menjadi referensi, substitusi, dan elipsis. Sedangkan, hubungan leksikal diciptakan dengan menggunakan bentuk-bentuk leksikal seperti reiterasi dan kolokasi.

Referensi adalah hubungan antara kata dengan benda. (Lyons dalam Rani, 1994: 97). Substitusi adalah proses penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan unsur tertentu (Kridalaksana dalam HG Tarigan, 1987 : 100). Kalau referensi adalah hubungan meaning (makna), maka substitusi adalah hubungan gramatikal yang terbagi atas tiga bagian, yaitu nominal (kata benda), verbal (kata kerja), dan clausal (klausa) (Lubis, 1991:35). Elipsis adalah


(15)

bahasa atau konteks luar bahasa (Kridalaksana dalam Tarigan,1987 : 101). Konjungsi adalah yang digunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987: 101). Reiterasi adalah piranti kohesi leksikal yang digunakan dengan mengulang sesuatu proposisi atau bagian dari proposisi. Kolokasi adalah kata yang menunjukkan adanya hubungan kedekatan tempat ( lokasi ) ( Rani, 2004: 129).

Pada penelitian ini, penulis akan menganalisis wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas dengan pembahasan unsur kohesi gramatikal yaitu substitusi..

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1.Substitusi apasajakah yang terdapat dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ?

2.Substitusi apasajakah yang paling menonjol digunakan dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ?

1.3 Pembatasan Masalah

Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Batasan ini sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut


(16)

terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, serta tujuan penelitian dapat tercapai.Berdasarkan tujuan dan sasarannya, wacana narasi dapat dibedakan lagi atas narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Dalam penelitian ini yang diteliti terbatas pada narasi ekspositoris dalam harian umum Kompas edisi Maret 2010.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan jenis substitusi apa saja yang digunakan dalam wacana narasi ekspositoris yang terdapat pada harian Kompas.

2. Untuk mendeskripsikan substitusi apa saja yang paling menonjol digunakan dalam wacana narasi ekspositoris yang terdapat pada harian Kompas.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan pengalaman tersendiri bagi peneliti tentang substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau tambahan pengetahuan mengenai analisis substitusi, khususnya wacana narasi. 3. Memudahkan pembaca dalam menyampaikan maupun menerima informasi


(17)

B AB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

2.1.1 Analisis Wacana

Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks pemakaian bahasa tersebut (Rani, 2004:3). Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan (Stubbs dalam Rani, 2004:9). Data dalam analisis wacana selalu berupa teks, baik teks lisan maupun tulis. Teks di sini mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran. Analisis wacana pada umumnya bertujuan untuk mencari keteraturan, bukan kaidah. Keteraturan itu berkaitan dengan keberterimaan di masyarakat.

2.1.2 Wacana Narasi

Wacana narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 1986: 136). Dalam wacana narasi, terdapat unsur-unsur cerita yang penting, misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa (Rani, 2004:45). Wacana narasi dapat dibedakan menjadi narasi


(18)

ekspositoris dan sugestif. Narasi eksporitoris merupakan jenis narasi yang bertujuan memberikan informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Narasi sugestif merupakan jenis narasi yang disusun sedemikian rupa untuk menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca , sehingga mampu menimbulkan daya khayal para pembaca.

2.1.3 Substitusi

Substitusi atau penyulihan adalah penggantian suatu unsur wacana dengan unsur lain yang acuannya tetap sama, dalam hubungan antarbentuk kata atau bentuk lain yang lebih besar daripada kata, seperti frase atau klausa (Halliday dan Hassan; Quirk dalam Rani, 2004 : 105).

2.1.4 Harian Kompas

Kompas merupakan surat kabar harian yang memuat berita-berita faktual yang jangkauannya luas, tidak hanya di dalam negeri namun sudah mencakup internasional. Informasi yang disajikan meliputi politik dan hukum, opini, internasional, pendidikan dan kebudayaan, lingkungan dan kesehatan, IPTEK, umum, bisnis dan keuangan, nusantara, metropolitan, Sumatera Utara, olahraga, nama dan peristiwa.


(19)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Wacana

2.2.1.1 Pengertian Wacana

Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987: 25). Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan). Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat lengkap.

Wacana merupakan unsur kebahasaan yang paling kompleks atau lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Namun, wacana pada dasarnya juga merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis. Apalagi pemakaian dan pemahaman wacana dalam komunikasi memerlukan berbagai alat (piranti) yang cukup banyak.

Kohesi dan koherensi merupakan hal dalam wacana yang penting. Kedua unsur ini digunakan untuk membangun wacana yang baik. Wacana yang baik ditandai dengan adanya hubungan semantis antarunsur bagian dalam wacana yang disebut dengan hubungan koherensi. Hubungan koherensi dapat diciptakan dengan menggunakan hubungan kohesi.


(20)

2.2.1.2 Wacana Narasi

Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 1986: 136). Dalam wacana narasi, terdapat unsur-unsur cerita yang penting, misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Dengan cara ini, dapat dipenuhi kebutuhan para pendengar dan pembacanya untuk memperoleh informasi tentang suatu kejadian atau peristiwa.

Wacana narasi dapat dibedakan menjadi narasi ekspositoris dan sugestif. Narasi eksporitoris merupakan jenis narasi yang bertujuan memberikan informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Narasi sugestif merupakan jenis narasi yang disusun sedemikian rupa untuk menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca, sehingga mampu menimbulkan daya khayal para pembaca. Supaya perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif lebih jelas, di bawah ini akan dikemukakan secara singkat perbedaan antara kedua narasi tersebut, yaitu:

No Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif

1 Memperluas pengetahuan Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.

2 Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian.

Menimbulkan daya khayal.

3 Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional.

Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.


(21)

4 Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif.

Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata konotatif.

2.2.2 Kohesi

Kohesi adalah salah satu unsur pembentuk teks yang penting. Kohesi atau kepaduan wacana ialah keserasian hubungan antarunsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana, sehingga terciptalah pengertian yang koheren. Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa, dan wacana itu terdiri dari kalimat-kalimat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tarigan (1987: 96) mengatakan bahwa kohesi atau kepaduan wacana merupakan aspek formal bahasa dalam wacana. Dengan kata lain, bahwa kepaduan wacana merupakan organisasi sintaktik, wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Hal ini berarti pula bahwa kepaduan wacana ialah hubungan antarkalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu (Gutwinsky dalam Tarigan, 1987: 96).

Kohesi atau kepaduan wacana banyak melibatkan aspek gramatikal dan aspek leksikal. Aspek gramatikal itu dibedakan menjadi referensi, substitusi, dan elips. Selanjutnya, aspek leksikal diciptakan dengan menggunakan bentuk-bentuk leksikal seperti reiterasi dan kolokasi. Sehingga penanda yang digunakan untuk


(22)

mencapai kepaduan sebuah wacana juga meliputi kedua aspek tersebut. (Halliday dan Hasan dalam Tarigan, 1987: 97).

2.2.2.1 Substitusi

Substitusi adalah penggantian suatu unsur wacana dengan unsur lain yang acuannya tetap sama, dalam hubungan antarbentuk kata atau bentuk lain yang lebih besar daripada kata, seperti frase atau klausa (Halliday dan Hassan; Quirk dalam Rani, 2004: 105). Substitusi merupakan hubungan leksikogramatikal, yakni hubungan tersebut ada pada level tata bahasa dan kosa kata; dengan alat penyulihnya berupa kata, frase, atau klausa yang maknanya berbeda dari unsur substitusinya.

Substitusi atau penyulihan dapat dibagi menjadi tiga (Lubis, 1991 :35), yaitu :

1. Substitusi nominal adalah substitusi terhadap nomina (kata benda) dengan menggunakan unsur penyulih yang maknanya berbeda dari unsur substitusinya.

Contoh : (1) Banyak benar buah mangga itu.

Berilah saya beberapa.


(23)

2. Substitusi verbal adalah substitusi terhadap kata kerja dengan menggunakan unsur penyulih yang maknanya berbeda dari unsur substitusinya.

Contoh : (2) Tono melompati pagar itu. Budi melakukan juga.

Kata melakukan adalah substitusi dari melompati.

3. Substitusi klausal adalah substitusi terhadap seluruh kalimat. Substitusi klausal menggantikan seluruh kalimat sebelumnya.

Contoh : (3) Paman sudah sampai hari ini dari Jakarta. Saya dengar demikian.

Kata demikian adalah substitusi seluruh kalimat Paman sudah sampai hari ini dari Jakarta.

2.2.3 Koherensi

Istilah “koherensi” mengandung makna ‘pertalian’. Dalam konsep kewacanaan, berarti pertalian makna atau isi kalimat (Tarigan, 1987:32). Koherensi juga berarti hubungan timbal balik yang serasi antarunsur dalam kalimat (Gorys Keraf, 1984:38).

Brown dan Yule (1983:224) menegaskan bahwa koherensi berarti kepaduan dan keterpahaman antarsatuan dalam suatu teks atau tuturan. Dalam struktur wacana, aspek koherensi sangat diperlukan keberadaannya untuk menata


(24)

pertalian batin antara proposisi yang satu dengan lainnya untuk mendapatkan keutuhan suatu wacana. Proposisi-proposisi di dalam suatu wacana dapat membentuk suatu wacana yang runtut (koheren) meskipun tidak terdapat pemarkah hubungan kalimat yang digunakan. Dengan kata lain, koherensi sebuah wacana tidak hanya terletak pada adanya piranti kohesi. Di samping piranti kohesi, masih banyak faktor lain yang memungkinkan terciptanya koherensi itu, antara lain latar belakang pengetahuan pemakai bahasa atas bidang pemasalahannya, pengetahuan atas latar belakang budaya dan sosial, kemampuan “membaca” tentang hal-hal yang tersirat, dan lain-lain (Van de Velde dalam Rani, 2004: 134).

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, (sesudah menyelidiki atau mempelajari), (Alwi, 2003: 1198). Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon (Alwi, 2003: 912).

Tarigan (1999) dalam skripsinya Analisis Substitusi Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Karo. Beliau menyimpulkan penggunaan substitusi dalam upacara perkawinan masyarakat Karo sudah dikatakan baik, sehingga setiap kalimat dalam teks terssebut memiliki kesinambungan dan kekoherensian yang baik pula.

Gultom, (1999) dalam skripsinya Wacana Narasi Dalam Media Indonesia Analisis Substitusi. Beliau menyimpulkan harian Kompas menggunakan dua jenis


(25)

substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Media Indonesia sudah berkesinambungan.

Kembaren, (2007) dalam skripsinya Analisis Kohesi Pada Novel Cintaku Di Kampus Biru Karya Ashadi Siregar. Beliau menyimpulkan tipe-tipe piranti kohesi yang ada pada novel Cintaku Di Kampus Biru Karya Ashadi Siregar terdiri dari lima tipe, yaitu referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, dan kohesi leksikal. Pada novel tersebut ditemukan tiga jenis penanda substitusi, yaitu substitusi nominal, verbal, dan klausal.

Anggraini, (2009) dalam skripsinya Penanda Kohesi Substitusi Pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Beliau menyimpulkan penanda hubungan subtitusi pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata meliputi (1) subtitusi verbal , (2) subtitusi nominal, (3) subtitusi frasal, dan (4) subtitusi klausal. Hal ini ditunjukkan dengan unsur terganti dapat digantikan unsur pengganti.

Dari uraian di atas, penelitian terhadap penanda kohesi khususnya substitusi dalam wacana narasi pada harian umum atau surat kabar dengan menggunakan teori Halliday masih sedikit dan perlu penambahan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan diteliti bagaimana penggunaan substitusi dalam wacana narasi pada harian Kompas serta jenis substitusi yang digunakan dalam wacana narasi pada harian tersebut.


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian terhadap analisis subsitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas terhitung sejak Oktober sampai dengan November 2010.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Alwi, 2003:889). Yang menjadi populasi penelitian ini adalah wacana-wacana narasi ekspositoris yang terdapat dalam harian Kompas pada bulan Maret 2010 yang berjumlah 150 wacana narasi ekspositoris.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar; bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar; percontoh (Alwi, 2003:991).


(27)

Menurut Arikunto (1998 :120) seringkali timbul pertanyaan berapa besarnya sampel yang baik. Apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 sampai 15% atau 20 sampai 25% atau lebih dari jumlah semua populasi. Karena jumlah sampel di atas terlalu besar, jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini 10% dari 150 data yang ada yaitu sebanyak 15 wacana narasi ekspositoris yang mewakili wacana narasi ekpositoris lain untuk jenis substitusi mulai dari tanggal 1 sampai dengan 31 Maret 2010 yang ditetapkan secara acak.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode yang digunakan dalam suatu penelitian dengan cara menyimak suatu bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Data dikumpulkan dengan cara membaca beberapa wacana narasi ekspositoris dari artikel harian umum Kompas yang terbit Maret 2010. Setelah membaca artikel tersebut, selanjutnya digunakan teknik catat yaitu menandai atau mencatat dalam kartu data tiap kosakata dan kalimat dalam tiap alinea yang menggunakan bentuk substitusi.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Sebagai kelanjutan dari pengumpulan data sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Setelah data yang ada terkumpul


(28)

diklasifikasikan dengan jenis permasalahannya, selanjutnya data tersebut dianalisis satu persatu berdasarkan teori yang telah ditentukan untuk mengungkapkan penggunaan bentuk substitusi dalam wacana narasi pada harian Kompas.

Metode analisis data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah metode agih, yaitu metode yang alat penentunya bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993 :15). Data yang telah diklasifikasikan, kemudian dianalisis berdasarkan kelas katanya. Selanjutnya dilanjutkan dengan teknik ganti, yaitu teknik yang digunakan untuk menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu lain di luar satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993 :43).

Contoh : Warga Cile berlarian ke luar rumah, mereka mencoba menyelamatkan diri dari gempa bumi berkekuatan hingga 8,8 skala Richter yang mengguncang negara itu, Sabtu (27/3) pukul 03.34 waktu setempat. Kata mereka pada kalimat di atas adalah substitusi dari warga Cile dan kata itu adalah substitusi dari kata Cile. Keduanya merupakan substitusi nominal, karena menggantikan kelas kata benda (nomina).


(29)

BAB IV

ANALISIS SUBSTITUSI DALAM WACANA NARASI PADA HARIAN KOMPAS

4.1 Data

Data dalam analisis substitusi dalam wacana narasi pada harian Kompas ini berjumlah 15 wacana narasi ekspositoris. Adapun kelimabelas sampel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Belasan Senjata Api Masih Digunakan Kelompok “JI” (1 Maret 2010)

2. Nestle Butuh Tambahan 400.000 Liter Per Hari (3 Maret 2010) 3. Senjata Ditemukan di Rumah (4 Maret 2010)

4. Fauzi dan Christina Juara Nomor Tunggal (7 Maret 2010)

5. Perlu Gerakan Revolusioner Reformasi Penegak Hukum (10 Maret 2010) 6. Empat Angsa yang Membawa Sengsara (12 Maret 2010)

7. Jalan Poros Soe-Mutis Makin Parah (15 Maret 2010)

8. Sembunyikan Noordin Top, Dituntut 10 Tahun Penjara (18 Maret 2010)

9. David Beckham Pulang ke London (19 Maret 2010) 10. WA Bunuh 50 Harimau (20 Maret 2010)

11. Pesta Minuman Keras, 4 Tewas (21 Maret 2010)


(30)

13. Demo Berakhir Bentrok (25 Maret 2010)

14. Percepat Teliti Tumbuhan Pangan (26 Maret 2010)

15. Pengawas UN Meninggal Dunia (31 Maret 2010)

4.2 Analisis Data

4.2.1 Belasan Senjata Api Masih Digunakan Kelompok “JI” (1 Maret 2010) BANDA ACEH, KOMPAS – Polisi menduga belasan senjata api masih digunakan kelompok yang diduga sebagai jaringan Jamaah Islamiyah. Hingga kini baru satu senjata api jenis M-16 dan beberapa amunisi senjata jenis AK yang disita dari anggota kelompok yang tertangkap.

Sinyalemen itu dikatakan Kepala Kepolisian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Inspektur Jenderal Adityawarman. “(Senjata api) Itu yang belum kami temukan. Kami akan dalami terus dari mana asal benda1 tersebut,” kata Adityawarman di Banda Aceh, pekan lalu.

Ia2 mengatakan, kelompok itu3 sebenarnya telah diamati satuan khusus Polda NAD sejak enam bulan lalu. Hasilnya, kelompok itu memiliki belasan senjata api dan sejumlah senjata kayu yang biasa digunakan untuk berlatih.

Data dari Polda NAD menyebutkan, tujuh orang ditahan dengan sangkaan tindak pidana terorisme. Bersamaan dengan penangkapan tiga orang di sebuah rumah di kawasan Sare, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, tim gabungan menyita satu pucik senjata api jenis M-16,satu senjata rakitan, senjata kayu, dan belasan butir peluru untuk senjata jenis M-16 dan AK.

Senjata api dan amunisi yang disita diperoleh polisi saat menggeledah bagian plafon rumah kontrakan tersebut.


(31)

Keterangan lain yang dihimpun di kepolisian, tim pertama yang melakukan penyergapan di kawasan Krueng Lintang,Jantho,Aceh Besar, menemukan kamp yang diduga digunakan tempat tinggal kelompok itu. Mereka4 diduga beranggotakan 50 orang dan berdiam di satu lokasi khusus dengan pepohonan rapat.

Untuk tempat tinggal, mereka menyusun batang-batang kayu yang digunakan sebagai kerangka tenda. Untuk tenda, diyakini kelompok ini5 menggunakan terpal. Polisi mengamankan beberapa barang bukti, seperti pisau komando, pisau lempar, teleskop, ransel, VCD, perlengkapan, pakaian, dan tenda seragam. Selain itu6, polisi juga mengamankan baju lain bertuliskan “abu mush’ab” dan rompi motif loreng.

Saat menyisir lokasi yang diyakini sebagai tempat tinggal, polisi juga menemukan rangka tenda, arang sisa pembakaran, sangkur, dan sebuah lubang dengan kedalaman lebih kurang 1 meter. Namun, polisi pun belum bisa memastikan kegunaan dari lubang tersebut.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah NAD Komisaris Besar Farid A Solekh pekan lalu menyatakan, Mabes Polri mengambil alih semua pengejaran terhadap kelompok tersebut7. “Seluruh keterangan nantinya diberikan langsung oleh mabes,” tuturnya.

1. Paragraf (2) : “(Senjata api) Itu yang belum kami temukan. Kami akan dalami terus dari mana asal benda tersebut,” kata Adityawarman di Banda Aceh, pekan lalu

Analisis substitusi dalam wacana (1)

Kata benda pada kalimat tersebut adalah substitusi dari senjata api. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).


(32)

2. Paragraf (2) : Kami akan dalami terus dari mana asal benda tersebut,” kata Adityawarman di Banda Aceh, pekan lalu.

Paragraf (3) : Ia mengatakan, kelompok itu sebenarnya telah diamati satuan khusus Polda NAD sejak enam bulan lalu.

Kata ia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Adityawarman. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

3. Paragraf (1) : Polisi menduga belasan senjata api masih digunakan kelompok yang diduga sebagai jaringan Jamaah Islamiyah.

Paragraf (3) : Ia mengatakan, kelompok itu sebenarnya telah diamati satuan khusus Polda NAD sejak enam bulan lalu.

Paragraf (6) : Mereka diduga beranggotakan 50 orang dan berdiam di satu lokasi khusus dengan pepohonan rapat.

Paragraf (7) : Untuk tenda, diyakini kelompok ini menggunakan terpal.

Paragraf (9) : Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah NAD Komisaris Besar Farid A Solekh pekan lalu menyatakan, Mabes Polri mengambil alih semua pengejaran terhadap kelompok tersebut.

Kata itu, mereka, ini, tersebut pada paragraf (3),(6),(7),(9) adalah substitusi dari Jamaah Islamiyah pada paragraf (1). Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

4. Paragraf (7) : Polisi mengamankan beberapa barang bukti, seperti pisau komando, pisau lempar, teleskop, ransel, VCD, perlengkapan,


(33)

pakaian, dan tenda seragam. Selain itu, polisi juga mengamankan baju lain bertuliskan “abu mush’ab” dan rompi motif loreng.

Kata itu pada kalimat tersebut adalah substitusi dari pisau komando, pisau lempar, teleskop, ransel, VCD, perlengkapan, pakaian, dan tenda seragam. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

Substitusi yang terdapat dalam wacana (1)

No Jenis Substitusi Kata / Kelompok Kata Menggantikan

1. Sub. Nominal benda1 ia2

itu3, mereka4, ini5, tersebut7 itu6

senjata api Adityawarman Jaringan Islamiyah

pisau komando, pisau lempar,teleskop, ransel, VCD, perlengkapan pakaian, dan tenda seragam.

2. Sub. Verbal --- ---


(34)

4.2.2 Nestle Butuh Tambahan 400.000 Liter Per Hari (3 Maret 2010)

MALANG, KOMPAS – PT Nestle Indonesia membutuhkan pasokan susu segar hingga 146 juta liter per tahun atau 400.000 liter per hari. Hal itu1 seiring beroperasinya pabrik baru Nestle hasil perluasan di Kejayaan, Pasuruan, Jawa Timur.

Head of Public Relation PT Nestle Indonesia Brata T Hardjosubroto, Selasa (2/3 ) di Malang, Jawa Timur, mengatakan, total investasi perluasan pabrik itu2 Rp 900 miliar. Dengan perluasan ini3, kapasitas produksi susu Nestle naik dari 600.000 liter menjadi 1 juta liter per hari.

Dengan penambahan kapasitas pabrik, permintaan terhadap susu segar dari peternak sapi pun meningkat. Dengan demikian4, diharapkan akan lebih banyak masyarakat yang tertarik menjadi peternak sapi perah dan peternak akan menambah jumlah sapinya.

“Tidak ada dalam konsep bisnis Nestle menguasai bisnis susu dari hulu hingga hilir. Karena itu, kerja sama dengan peternak sangat penting bagi kelangsungan bisnis Nestle,” kata Brata.

Dia5 menjelaskan, 45 persen kebutuhan susu Nestle dipasok dari dalam negeri. Tahun 2009 Nestle menyerap 585.000 liter susu per hari dari 30.000 peternak. Tahun 2010 ditargetkan 645.000 liter menjadi 1 juta liter per hari.

Ketua Koperasi Sinau Andani Ekonomi (SAE) di Pujon, Jawa Timur, Abdi Suwarsono, mengatakan, peternak sapi yang tergabung dalam Koperasi SAE tumbuh bersama Nestle. Pada awal kerja sama tahun 1975, produksi susu peternak hanya 160 liter per hari, tahun 2009 mencapai 99.409 liter per hari. Tahun 2010 ditargetkan 106.000 liter dan 2011 sebanyak 114.000 liter per hari.

Peternak sapi perah menyambut gembira rencana Nestle menambah penyerapan susu. “Saya akan menambah sapi, tapi kendalanya pakan dan air,” kata Yono, peternak sapi di Pujon.


(35)

1. Paragraf (1) : Hal itu seiring beroperasinya pabrik baru Nestle hasil perluasan di Kejayaan, Pasuruan, Jawa Timur.

Analisis substitusi dalam wacana (2)

Paragraf (2) : Head of Public Relation PT Nestle Indonesia Brata T Hardjosubroto, Selasa (2/3 ) di Malang, Jawa Timur, mengatakan, total investasi perluasan pabrik itu Rp 900 miliar.

Kata itu pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Nestle. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

2. Paragraf (2) : Head of Public Relation PT Nestle Indonesia Brata T Hardjosubroto, Selasa (2/3 ) di Malang, Jawa Timur, mengatakan, total investasi perluasan pabrik itu Rp 900 miliar. Dengan perluasan ini, kapasitas produksi susu Nestle naik dari 600.000 liter menjadi 1 juta liter per hari.

Kata ini pada kalimat tersebut adalah substitusi dari pabrik. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

3. Paragraf (4) : “Tidak ada dalam konsep bisnis Nestle menguasai bisnis susu dari hulu hingga hilir. Karena itu, kerja sama dengan peternak sangat penting bagi kelangsungan bisnis Nestle,” kata Brata.

Paragraf (5) : Dia menjelaskan, 45 persen kebutuhan susu Nestle dipasok dari dalam negeri.


(36)

Kata dia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Brata. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

4. Paragraf (1) : PT Nestle Indonesia membutuhkan pasokan susu segar hingga 146 juta liter per tahun atau 400.000 liter per hari. Hal itu seiring beroperasinya pabrik baru Nestle hasil perluasan di Kejayaan, Pasuruan, Jawa Timur.

Pada kalimat tersebut hal itu adalah substitusi dari seluruh kalimat sebelumnya, yaitu PT Nestle Indonesia membutuhkan pasokan susu segar hingga 146 juta liter per tahun atau 400.000 liter per hari Substitusi ini merupakan substitusi klausal.

5. Paragraf (3) : Dengan penambahan kapasitas pabrik, permintaan terhadap susu segar dari peternak sapi pun meningkat. Dengan demikian, diharapkan akan lebih banyak masyarakat yang tertarik menjadi peternak sapi perah dan peternak akan menambah jumlah sapinya.

Pada kalimat tersebut demikian adalah substitusi dari seluruh kalimat sebelumnya, yaitu dengan penambahan kapasitas pabrik, permintaan terhadap susu segar dari peternak sapi pun meningkat. Substitusi ini merupakan substitusi klausal.


(37)

No Jenis Substitusi Kata / Kelompok Kata Menggantikan

1. Sub.Nominal itu2 ini3 dia5

Nestle pabrik Brata

2. Sub. Verbal --- ---

3. Sub. Klausal hal itu1

demikian4

PT Nestle Indonesia membutuhkan tambahan pasokan susu segar hinggaa 146 juta liter per tahun atau 400.000 liter per hari.

Dengan penambahan kapasitas pabrik, permintaan

terhadap susu segar dari peternak sapi pun meningkat.

4.2.3 Keluarga Jackson- Senjata Ditemukan di Rumah (4 Maret 2010)

LOS ANGELES, RABU- Seorang pengacara untuk ibu Michael Jackson mengonfirmasikan bahwa petugas dinas kesejahteraan anak menyelidiki keberadaan sebuah senjata di rumah keluarga Jackson. Namun, dia1 mengatakan, anak-anak almarhum penyanyi2 itu tidak pernah terpapar senjata itu.


(38)

Pengacara itu, Adam Streisand, mengonfirmasikan soal penyelidikan keberadaan senjata itu, Selasa, Los Angeles. Namun, Streisand mengatakan, senjata yang dipesan lewat pos itu disita sebelum ada yang celaka.

Streisand mewakili Katherine Jackson, yang mempunyai hak perwalian atas tiga cucunya dari Michael, yaitu Prince Michael, Paris, dan Prince Michael II yang juga dikenal sebagai Blanket.

Streisand mengatakan, senjata itu dipesan oleh putra Jermaine Jackson (kakak kandung Michael Jackson), Jafar yang berusia 13 tahun. Senjata itu dikirim ke rumah keluarga Jackson di kawasan Encino, Los Angeles. Anak-anak Jermaine Jackson juga tinggal di rumah itu.

“Jafar membuka paket itu di kamar mandi dan mencoba senjata itu pada secarik kertas,” kata Streisand. Petugas Keamanan dan Katherine Jackson mendengar bunyi itu 3 dan segera menyita senjata tersebut.

Streisand mengatakan, putra sulung Michael Jackson, Prince, melihat senjata kejut itu setelah dibawa oleh petugas keamanan.

“Blanket Jackson tidak pernah melihat atau mendengar Taser (senjata kejut) itu,” kata Streisand. Paris Jackson juga4 tidak. Prince melihat Taser itu ketika sudah berada di tangan aparat keamanan.”

Streisand mengatakan, para petugas kesejahteraan anak tidak memberi laporan kepadanya dan Katherine Jackson mengenai penyelidikan itu. “Semua anak itu bahagia, sehat, dan baik-baik saja, dan itu adalah satu-satunya tujuan dan kepedulian Nyonya Jackson,” kata Streisand.

Katherine Jackson selama ini mengurus anak-anak itu sejak ayah mereka meninggal pada 25 Juni 2009 dalam usia 50 tahun. Anak-anak Michael itu berusia dari 8 sampai 13 tahun.

Ketiganya5 menghadiri acara peringatan penuh bintang yang diadakan pada Juli di Staple Center. Dua anak tertua, Prince Michael dan Paris, juga


(39)

berbicara di acara Grammy Awards, Februari lalu, di mana Michael Jackson mendapat penghargaan pencapaian seumur hidup.

Prince Michael dan Paris adalah anak-anak dari mantan istri Michael Jackson, Debbie Rowe, yang mendapat hak untuk mengunjungi mereka6 setelah penyanyi itu meninggal. Identitas ibu Blanket tidak pernah diungkapkan.

Sebagai bagian dari kesepakatan antara Rowe dan Katherine Jackson, seorang psikolog anak harus melakukan kunjungan dan memantau anak-anak itu. Katherine Jackson pada mulanya mendapat lebih dari 86.000 dollar AS sebulan untuk membayar rumah keluarga dan pengasuhan anak-anak Michael Jackson, tetapi tunjangan itu baru-baru ini dinaikkan. Besarnya tunjangan sekarang belum pernah diungkapkan.

Seorang hakim Pengadilan Tinggi Los Angeles telah mengawasi perwalian Katherine Jackson atas anank-anak itu dan telah memujinya. Streisand mengatakan, insiden senjata ini tidak mempengaruhi hak perwalian.

1. Paragraf (1) : Seorang pengacara untuk ibu Michael Jackson mengonfirmasikan bahwa petugas dinas kesejahteraan anak menyelidiki keberadaan sebuah senjata di rumah keluarga Jackson. Namun, dia mengatakan, anak-anak almarhum penyanyi itu tidak pernah terpapar senjata itu.

Analisis substitusi dalam wacana (3)

Kata dia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari pengacara untuk ibu Michael Jackson. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

2. Paragraf (1) : Seorang pengacara untuk ibu Michael Jackson mengonfirmasikan bahwa petugas dinas kesejahteraan anak


(40)

menyelidiki keberadaan sebuah senjata di rumah keluarga Jackson. Namun, dia mengatakan, anak-anak almarhum penyanyi itu tidak pernah terpapar senjata itu.

Kata penyanyi pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Michael Jackson. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

3. Paragraf (5) : “Jafar membuka paket itu di kamar mandi dan mencoba senjata itu pada secarik kertas,” kata Streisand. Petugas Keamanan dan Katherine Jackson mendengar bunyi itu dan segera menyita senjata tersebut.

Kata itu pada kalimat tersebut adalah substitusi dari senjata. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

4. Paragraf (3) : Streisand mewakili Katherine Jackson, yang mempunyai hak perwalian atas tiga cucunya dari Michael, yaitu Prince Michael, Paris, dan Prince Michael II yang juga dikenal sebagai Blanket.

Paragraf (10) : Ketiganya menghadiri acara peringatan penuh bintang yang diadakan pada Juli di Staple Center.

Pada kalimat tersebut ketiganya adalah substitusi dari Prince Michael, Paris, dan Prince Michael II. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).


(41)

5. Paragraf (11) : Prince Michael dan Paris adalah anak-anak dari mantan istri Michael Jackson, Debbie Rowe, yang mendapat hak untuk mengunjungi mereka setelah penyanyi itu meninggal.

Kata mereka pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Prince Michael dan Paris. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

6. Paragraf (7) : “Blanket Jackson tidak pernah melihat atau mendengar Taser (senjata kejut) itu,” kata Streisand. Paris Jackson jugatidak.

Kata juga pada kalimat tersebut adalah substitusi dari tidak pernah melihat atau mendengar . Substitusi ini merupakan substitusi verbal (kata kerja).

Substitusi yang terdapat dalam wacana (3)

No Jenis Substitusi Kata / Kelompok Kata Menggantikan

1. Sub. Nominal dia1 penyanyi2 itu3

ketiganya5

mereka6

Pengacara ibu Michael Jackson Michael Jackson

senjata

Prince Michael, Paris, dan Blanket

Prince Michael dan Paris

2. Sub. Verbal juga4 tidak pernah melihat atau mendengar


(42)

3. Sub. Klausal --- ---

4.2.4 Fauzi dan Christina Juara Nomor Tunggal (7 Maret 2010)

MANADO, KOMPAS – Fauzi Adnan dari Suryanaga dan Maria Elfira Christina daari PB Djarum tampil sebagai juara tunggal putra dan putri kelompok dewasa Djarum Sirkuit Nasional Bulu Tangkis Regional VIII di GOR Arie Lasut, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (6/3). Fauzi gagal menambah gelar dari nomor ganda campuran berpasangan dengan Devi Tika (Mutiara Bandung). Mereka1 kalah dari pasangan Yusuf/Lidyawati dari PB Djarum, 19-21, 19-21.

Kejuaraan itu ditutup Ketua Pengda PBSI Sulawesi Utara Jefferson Rumajar di hadapan lebih dari 2000 penonton. Rumajar mengatakan, Sirkuit Nasional memberi arti positif bagi pengembangan prestasi bulu tangkis di daerahnya.

Fauzi mengaku kelelahan karena pada nomor final tunggal putra melawan Bandar Sigit Pamungkas, yang dimainkan dua jam sebelumnya, harus bertarung tiga game. Fauzi menang dengan susah payah atas Bandar, 17-21, 21-14, dan 21-9.

Kemenangan Fauzi berkat ketenangannya membaca permainan. Kendati tertinggal pada game pertama 17-21, ia2 mampu bangkit menggenggam dua game akhir, yakni 21-14, 21-9.

Ini merupakan pertemuan ketiga Fauzi dengan Bandar, yang semuanya dimenangi Fauzi. Pertama, Fauzi menang atas Bandar di semifinal Sirna di Tegal, kemudian di final Sirnas di Surabaya, dan final Sirnas di Medan tahun 2009. Bagi Fauzi, ini juga merupakan gelar perdana Djarum Sirnas 2010 yang


(43)

diraihnya. Dua pekan lalu, di final Sirnas di Balikpapan, ia dikalahkan Alamsyah Yunus.

Sementara itu, Maria di final menang mudah saat melawan Rosaria Yusfin Pungkasari, rekannya dari PB Djarum Kudus, dengan 21-11, 21-8. Rosario sempat memberi perlawanan pada game pertama, tetapi ia3 kepayahan pada game kedua. Maria dengan mudah mengumpulkan angka, bahkan sempat unggul 9-3.

Pada nomor ganda campuran dewasa, akhirnya unggulan kedua Yusuf Ahmad/Lidyawati Limanto (PB Pengairan Kaltim) mampu mewujudkan ambisinya menjadi juara. Di Balikpapan, Kalimantan Timur, dua pekan lalu, mereka4 digagalkan pasangan Tri Kusuma Wardhana/Nadya Melati untuk menjadi juara.

Di kelompok usia dini, Iksan Imanuel Rumbay dari PB Wailan, Manado, mengukir prestasi baru ketika ia5 menjadi juara tunggal putra mengalahkan Zwars Rawung dari Elang Putih Tondano dengan skor 21-13, 21-18. “Ini kan kejuaraan nasional. Saya ingin juara lagi,” kata Iksan.

1. Paragraf (1) : Fauzi gagal menambah gelar dari nomor ganda campuran berpasangan dengan Devi Tika (Mutiara Bandung). Mereka kalah dari pasangan Yusuf/Lidyawati dari PB Djarum, 19-21, 19-21.

Analisis substitusi dalam wacana (4)

Kata mereka pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Fauzi dan Devi Tika. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).


(44)

2. Paragraf (4) : Kemenangan Fauzi berkat ketenangannya membaca permainan. Kendati tertinggal pada game pertama 17-21, ia mampu bangkit menggenggam dua game akhir, yakni 21-14, 21-9.

Kata ia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Fauzi. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

3. Paragraf (6) : Rosario sempat memberi perlawanan pada game pertama, tetapi ia kepayahan pada game kedua.

Kata ia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Rosario. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

4. Paragraf (7) : Pada nomor ganda campuran dewasa, akhirnya unggulan kedua Yusuf Ahmad/Lidyawati Limanto (PB Pengairan Kaltim) mampu mewujudkan ambisinya menjadi juara. Di Balikpapan, Kalimantan Timur, dua pekan lalu, mereka digagalkan pasangan Tri Kusuma Wardhana/Nadya Melati untuk menjadi juara.

Kata mereka pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Yusuf Ahmad/Lidyawati Limanto. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

5. Paragraf (8) : Di kelompok usia dini, Iksan Imanuel Rumbay dari PB Wailan, Manado, mengukir prestasi baru ketika ia menjadi juara tunggal putra mengalahkan Zwars Rawung dari Elang Putih Tondano dengan skor 21-13, 21-18.


(45)

Kata ia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Iksan Imanuel Rumbay. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

Substitusi yang terdapat dalam wacana (4)

No Jenis Substitusi Kata / Kelompok Kata Menggantikan

1. Sub. Nominal mereka1 ia2 ia3 mereka4

ia5

Fauzi dan Devi Tika Fauzi

Rosario

Yusuf Ahmad dan Lidyawati Limanto

Iksan Imanuel Rumbay

2. Sub. Verbal --- ---

3. Sub. Klausal --- ---

4.2.5 Perlu Gerakan Revolusioner Reformasi Penegak Hukum (10 Maret 2010)

JAKARTA, KOMPAS – Perlu gerakan revolusioner untuk mereformasi penegak hukum di Kepolisian Negara RI dan Kejaksaan Agung. Pelaksanaan reformasi birokrasi di kedua institusi1 tersebut yang dimulai tahun ini perlu didorong lagi.


(46)

Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menyatakan hal itu2 di Gedung Komisi Yudisial, Selasa (9/3). Ia3 mengakui, meski Komisi Pemberantasan Korupsi dan Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum sudah ada, gerakan pemberantasan korupsi masih mengalami berbagai kendala, terutama maraknya dan kentalnya mafia hukum/peradilan.

Denny menyatakan, persoalan pemberantasan korupsi di Indonesia relatif lebih kompleks. KPK dinilai belum dapat bekerja maksimal. Salah satu faktor penyebab adalah kurangnya dukungan dari institusi penegak hukum lain dan institusi politik terhadap lembaga4 itu.

Baginya, hal itu menjadi tantangan KPK untuk berkawan dengan lembaga hukum lain. Apabila tidak dilakukan, justru muncul corruption fight atau serangan balik yang menyulitkan pemberantasan mafia hukum dan korupsi.

Terkait hasil survei yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara terkorup di Asia Pasifik, Denny mengatakan, hal itu justru menjadi cambuk bagi Satgas Mafia Hukum dan lembaga lain untuk bekerja lebih keras.

Hingga saat ini, Satgas Mafia Hukum telah menerima 313 pengaduan, 283 pengaduan diantaranya masih dikaji ulang. Instansi terbanyak yang diadukan adalah Mahkamah Agung dan lembaga peradilan di bawahnya (120 pengaduan), Polri (96 pengaduan), serta Kejagung (63 pengaduan).

Wakil Presiden Boediono dalam waktu dekat ini akan memimpin Tim Pengarah Reformasi Birokrasi yang segera dibentuk pemerintah melalui keputusan presiden. Tim tersebut5 bersifat koordinatif untuk memperkuat tugas Tim Reformasi Birokrasi yang dipimpin Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan.

“Dengan adanya Tim Pengarah yang dipimpin Wapres, itu akan mempermudah dan memperkuat koordinasi dalam pelaksanaan reformasi nasional,” ujar Juru Bicara Wapres yang juga Staf Khusus Bidang Media Massa Yopie Hidayat saat ditanya di Istana Wapres, Jakarta, Selasa.


(47)

Menurut Yopie, jika reformasi birokrasi hanya dipimpin Menpan dan Reformasi Birokrasi, hal itu dinilai tidak akan cukup kuat dan hanya mencakup tingkat kementrian. Padahal, koordinasi harus mencakup pula tingkat lembaga negara lainnya dan pemerintah daerah.

1. Paragraf (1) : Perlu gerakan revolusioner untuk mereformasi penegak hukum di Kepolisian Negara RI dan Kejaksaan Agung. Pelaksanaan reformasi birokrasi di kedua institusi tersebut yang dimulai tahun ini perlu didorong lagi.

Analisis substitusi dalam wacana (5)

Pada kalimat tersebut kedua intuisi adalah substitusi dari Kepolisian Negara RI dan Kejaksaan Agung. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

2. Paragraf (2) : Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menyatakan hal itu di Gedung Komisi Yudisial, Selasa (9/3). Ia mengakui, meski Komisi Pemberantasan Korupsi dan Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum sudah ada, gerakan pemberantasan korupsi masih mengalami berbagai kendala, terutama maraknya dan kentalnya mafia hukum/peradilan.

Kata ia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Denny Indrayana. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

3. Paragraf (3) : Denny menyatakan, persoalan pemberantasan korupsi di Indonesia relatif lebih kompleks. KPK dinilai belum dapat


(48)

bekerja maksimal. Salah satu faktor penyebab adalah kurangnya dukungan dari institusi penegak hukum lain dan institusi politik terhadap lembaga itu.

Kata lembaga pada kalimat tersebut adalah substitusi dari KPK. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

4. Paragraf (7) : Wakil Presiden Boediono dalam waktu dekat ini akan memimpin Tim Pengarah Reformasi Birokrasi yang segera dibentuk pemerintah melalui keputusan presiden. Tim tersebut bersifat koordinatif untuk memperkuat tugas Tim Reformasi Birokrasi yang dipimpin Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan.

Kata tersebut pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Pengarah Reformasi Birokrasi. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

5. Paragraf (1) : Perlu gerakan revolusioner untuk mereformasi penegak hukum di Kepolisian Negara RI dan Kejaksaan Agung. Pelaksanaan reformasi birokrasi di kedua institusi tersebut yang dimulai tahun ini perlu didorong lagi.

Paragraf (2) : Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menyatakan hal itu di Gedung Komisi Yudisial, Selasa (9/3).

Pada kalimat tersebut hal itu adalah substitusi dari seluruh kalimat sebelumnya pada paragraf (1). Substitusi ini merupakan substitusi klausal.


(49)

Substitusi yang terdapat dalam wacana (5)

No Jenis Substitusi Kata / Kelompok Kata Menggantikan

1. Sub. Nominal kedua intuisi1

ia3 lembaga4 tersebut5

Kepolisian Negara RI dan Kejaksaan Agung

Denny Indrayana KPK

Pengarah Reformasi Birokrasi

2. Sub. Verbal --- ---

3. Sub. Klausal hal itu2 Perlu gerakan revolusioner untuk mereformasi penegak hukum di Kepolisian Negara RI dan Kejaksaan Agung. Pelaksanaan reformasi birokrasi di kedua institusi

tersebut yang dimulai tahun ini perlu didorong lagi


(50)

4.2.6 Empat Angsa yang Membawa Sengsara (12 Maret 2010)

Lantaran empat ekor angsa, Asman Sitompul (48) harus mendekam di Rumah Tahanan Labuhan Deli sejak 18 Oktober 2009. Bahkan pada persidangan di Pengadilan Negeri Medan, Kamis (11/3), Ketua Majelis Hakim Mayawati Rachyuni memvonis warga Pasar III Bantenan, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, itu bersalah dan harus menjalani hukuman penjara 4 bulan 25 hari potong masa tahanan. Asman langsung mengajukan banding.

Sepanjang persidangan, Meliana Tanjung (46) terisak-isak. Berkali-kali ia1 mengusah matanya yang basah karena sedih melihat suaminya duduk di kursi pesakitan.

Ia tidak menemukan logika yang jelas mengapa suaminya yang hanya seorang pemulung itu harus berurusan dengan pengadilan. Suami saya orangnya jujur.

“Kami punya delapan angsa yang kami rawat sejak kecil, bukan dari mencuri atau membeli. Kalau Ibu Hakim mau, besok saya bawakan telur-telurnya,” ujarnya gemas.

Meliana bersama anaknya, Rudihartono Sitompul (20), selalu menemani Asman setiap persidangan. Mereka2 berharap pria yang menjadi tulang punggung keluarga itu bebas dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga. Mereka yakin betul bahwa pemulung itu3 tidak bersalah. Namun, majelis hakim punya alasan sendiri sehingga memutuskan Asman bersalah sebagaimana diatur dalam Pasal 480 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Semua bermula dari laporan Klara Boru Simamora yang kehilangan enam ekor angsa pada 22 Agustus 2009. Rupanya angsa-angsa itu dicuri Jefri Situmorang dan Ruslan Abdul Gani yang akhirnya dihukum satu tahun penjara oleh pengadilan. Rupanya masalah belum berakhir karena keduanya4 mengaku menjual empat angsa itu ke Asman seharga Rp 150.000, sementara dua lainnya mereka5 makan.


(51)

Asman membantah membeli angsa dari Jefri ataupun Ruslan. “Saya tidak pernah bertemu dengan keduanya. Saya tidak mengenal mereka,” kata Asman dalam persidangan.

Akan tetapi, jaksa penuntut umum Cardiana Harahap dan Ketua Majelis Hakim Mayawati mematahkan alasan Asman. Mereka6 menemukan bukti bahwa Ruslan adalah sepupu Meliana, istri Asman, sehingga tidak mungkin mereka7 tidak saling mengenal.

Selain itu, kata Mayaawati, barang bukti berupa empat angsa yang diambil dari rumah Asman benar-benar milik Klara. Pada saat Klara memberi komando dengan bertepuk tangan, keempat angsa itu langsung berbaris mendekatinya. Hal serupa8 tidak bisa dilakukan oleh orang lain.

Fakta lainnya, dalam berita acara pemeriksaan (BAP), baik Jefri maupun Ruslan mengaku menjual empat angsa kepada Asman, dan Asman mengakuinya. “Waktu itu kami dipaksa untuk mengaku oleh polisi,” kata Asman. Angsa telah membawa sengsara.

1. Paragraf (2) : Sepanjang persidangan, Meliana Tanjung (46) terisak-isak. Berkali-kali ia mengusah matanya yang basah karena sedih melihat suaminya duduk di kursi pesakitan.

Analisis substitusi dalam wacana (6)

Kata ia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Meliana Tanjung. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

2. Paragraf (5) : Meliana bersama anaknya, Rudihartono Sitompul (20), selalu menemani Asman setiap persidangan. Mereka berharap pria


(52)

yang menjadi tulang punggung keluarga itu bebas dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga.

Kata mereka pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Meliana dan Rudihartono Sitompul. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

3. Paragraf (5) : Meliana bersama anaknya, Rudihartono Sitompul (20), selalu menemani Asman setiap persidangan. Mereka berharap pria yang menjadi tulang punggung keluarga itu bebas dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga. Mereka yakin betul bahwa pemulung itu tidak bersalah.

Kata pemulung pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Asman. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

4. Paragraf (6) : Rupanya angsa-angsa itu dicuri Jefri Situmorang dan Ruslan Abdul Gani yang akhirnya dihukum satu tahun penjara oleh pengadilan. Rupanya masalah belum berakhir karena keduanya mengaku menjual empat angsa itu ke Asman seharga Rp 150.000, sementara dua lainnya mereka makan.

Kata keduanya,mereka pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Jefri Situmorang dan Ruslan Abdul Gani. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

5. Paragraf (8) : Akan tetapi, jaksa penuntut umum Cardiana Harahap dan Ketua Majelis Hakim Mayawati mematahkan alasan Asman.


(53)

Mereka menemukan bukti bahwa Ruslan adalah sepupu Meliana, istri Asman, sehingga tidak mungkin mereka tidak saling mengenal.

Kata mereka pada kalimat tersebut adalah substitusi dari jaksa penuntut umum Cardiana Harahap dan Ketua Majelis Hakim Mayawati. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

6. Paragraf (8) : Akan tetapi, jaksa penuntut umum Cardiana Harahap dan Ketua Majelis Hakim Mayawati mematahkan alasan Asman. Mereka menemukan bukti bahwa Ruslan adalah sepupu Meliana, istri Asman, sehingga tidak mungkin mereka tidak saling mengenal.

Kata mereka pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Ruslan dan Asman. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

7. Paragraf (9) : Pada saat Klara memberi komando dengan bertepuk tangan, keempat angsa itu langsung berbaris mendekatinya. Hal serupa tidak bisa dilakukan oleh orang lain.

Pada kalimat tersebut serupa adalah substitusi dari seluruh kalimat sebelumnya, yaitu pada saat Klara memberi komando dengan bertepuk tangan, keempat angsa itu langsung berbaris mendekatinya. Substitusi ini merupakan substitusi klausal.

Substitusi yang terdapat dalam wacana (6)


(54)

1. Sub. Nominal ia1 mereka2

pemulung itu3 keduanya4, mereka5

mereka6

mereka7

Meliana Tanjung

Meliana dan Rudihartono Sitompul

Asman Sitompul

Jefri Situmorang dan Ruslan Abdul Gani

Cardiana Harahap dan Mayawati

Ruslan dan Asman

2. Sub. Verbal --- ---

3. Sub. Klausal serupa8 Pada saat Klara memberi komando dengan bertepuk tangan, keempat angsa itu

langsung berbaris mendekatinya

4.2.7 Jalan Poros Soe- Mutis Makin Parah (15 Maret 2010)

SOE, KOMPAS – Jaringan jalan provinsi dari Soe hingga Nenas dan Nuapin di sekitar kaki sebelah barat Gunung Mutis di Kecamatan Futumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, enam tahun terakhir makin hancur. Lapisan aspal pada jalan sepanjang 80 kilometer


(55)

badan jalan terkelupas habis dan tinggal menyisakan lubang-lubang dan gundukan batu fondasi.

Menurut pantauan Kompas, Sabtu (13/3), jalan tersebut hanya bisa dilalui truk atau kendaraan khusus bergardan ganda.

Akibatnya, warga Desa Nenas dan Nuapin jika hendak bepergian ke Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengan Selatan, atau daerah lainnya harus mengandalkan empat truk milik warga Desa Nenas. Sementara angkutan pedesaan dari luar tidak berani melintas.

Padahal, kawasan sekitar Gunung Mutis merupakan sentra perekonomian Kabupaten Timur Tengah Selatan. Selain merupakan daerah cagar alam (12.000 hektar) dan hutan lindung (78.000 hektar), kawasan dan sekitarnya adalah daerah penghasil jeruk, bawang, kacang merah, kentang, wortel, dan kemiri. Daerah tersebut1 juga merupakan sentra ternak sapi. Potensi tambang marmer dan mangan juga tersebar di daerah itu2.

“Sudah bertahun-tahun, kepada siapa pun pejabat yang berkunjung, kami memohon perbaikan jalan. Namun, sampai sekarang permintaan itu tidak pernah ditanggapi hingga masyarakat di kawasan ini merasa seperti terabaikan,” ungkap Simon Sasi. Simon pernah menjabat Kepala Desa Nenas selama 15 tahun.

Penegasan senada disampaikan penggantinya, Uria Kore dan Manuel Estepania dari badan pearwakilan desa setempat.

Seperti Nuapin, Nenas adalah desa dalam kawasan hutan Cagar Alam Mutis, Kecamatan Fatumnasi. Desa Nenas berpenduduk sekitar 2.000 jiwa atau 446 keluarga. Desa ini3 setiap pekan menyuplai berton-ton wortel, daun bawang bombay, kacang merah, kentang, bawang merah, dan bawang putih ke pasar di Soe dan Kota Kupang.

Menurut Uria Kore, kondisi seperti ini sangat menghambat perkembangan ekonomi warga. Jaringan jalan yang lancar dan mulus sangat didambakan sebagai pendorong utama kemajuan masyarakat desa.


(56)

“Kami4 sangat mengharapkan jaringan jalan desa kami segera diperbaiki. Bahkan berbalut sirtu (pasir batu) pun kami syukuri,” katanya.

Menurut tokoh masyarakat Manuel Estepania, masyarakat Nenas sempat mengancam aksi mogok untuk tidak menanami kebun mereka5 dengan wortel, kentang, bawang, atau kacangan karena hasil panen sulit dipasarkan akibat buruknya transportasi antardesa.

“Ancaman itu sementara bisa diredam karena beruntung di desa kami ada empat truk yang terus beroperasi sebagai angkutan pedesaan meski kondisi jalan begitu buruk,” tutur Manuel.

Selain sektor pertanian, kawasan Mutis juga berpotensi untuk sektor pariwisata. Berketinggian 800-2.427 meter di atas permukaan laut, kawasan ini6 selalu mengembuskan kesejukan dari rimbunan tegakan pohon berusia tua yang didominasi jenis ampupu (Eucalyptus urophylla) dan berbagai jenis pohon lainnya.

1. Paragraf (4) : Padahal, kawasan sekitar Gunung Mutis merupakan sentra perekonomian Kabupaten Timur Tengah Selatan. Selain merupakan daerah cagar alam (12.000 hektar) dan hutan lindung (78.000 hektar), kawasan dan sekitarnya adalah daerah penghasil jeruk, bawang, kacang merah, kentang, wortel, dan kemiri. Daerah tersebut juga merupakan sentra ternak sapi. Potensi tambang marmer dan mangan juga tersebar di daerah itu.

Analisis substitusi dalam wacana (7)


(57)

permukaan laut, kawasan ini selalu mengembuskan kesejukan dari rimbunan tegakan pohon berusia tua yang didominasi jenis ampupu (Eucalyptus urophylla) dan berbagai jenis pohon lainnya.

Pada kalimat tersebut tersebut,itu,ini adalah substitusi dari Mutis. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

2. Paragraf (7) : Desa Nenas berpenduduk sekitar 2.000 jiwa atau 446 keluarga. Desa ini setiap pekan menyuplai berton-ton wortel, daun bawang bombay, kacang merah, kentang, bawang merah, dan bawang putih ke pasar di Soe dan Kota Kupang.

Kata ini pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Nenas. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

3. Paragraf (8) : Jaringan jalan yang lancar dan mulus sangat didambakan sebagai pendorong utama kemajuan masyarakat desa.

Paragraf (9) : “Kami sangat mengharapkan jaringan jalan desa kami segera diperbaiki.

Paragraf (10): Menurut tokoh masyarakat Manuel Estepania, masyarakat Nenas sempat mengancam aksi mogok untuk tidak menanami kebun mereka dengan wortel, kentang, bawang, atau kacangan karena hasil panen sulit dipasarkan akibat buruknya transportasi antardesa.


(58)

Kata kami,mereka pada kalimat tersebut adalah substitusi dari masyarakat desa. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

Substitusi yang terdapat dalam wacana (7)

No Jenis Substitusi Kata / Kelompok Kata Menggantikan

1. Sub. Nominal tersebut1,, itu2, ini6 ini3

kami4, mereka5

Mutis Nenas

masyarakat desa

2. Sub. Verbal --- ---

3. Sub. Klausal --- ---

4.2.8 Sembunyikan Noordin Top, Dituntut 10 Tahun Penjara (18 Maret 2010)

JAKARTA, KOMPAS – Jaksa menuntut Saefudin Zuhri alias Sugeng alias Abu Lubaba dengan hukuman 10 tahun penjara dikurangi masa tahanan. Menurut jaksa, Zuhri terbukti bersalah dengan sengaja memberikan bantuan atau kemudahan dengan menyembunyikan pelaku terorisme, Noordin M Top, yang tewas dalam penyergapan di Solo, September 2009.

Tuntutan itu dibacakan tim jaksa yang diketuai Totok Bambang dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (17/3). Dalam sidang yang


(59)

dipimpin Ketua Majelis Hakim haryanto, Zuhri didampingi penasihat hukum Asludin Hatjani.

Seusai sidang, Zuhri yang dimintai tanggapannya mengenai tuntutan itu hanya diam. Asludin yang ditanya wartawan mengatakan, ia1 sependapat dengan kliennya2 bahwa tuntutan itu berat jika dibandingkan dengan fakta di persidangan.

“Peran terdakwa3 hanya sebagai fasilitator antara Taib (dari kelompok Palembang) dan Noordin,” kata Asludin.

Dalam tuntutannya, jaksa hanya membacakan pembuktian tentang Pasal 13 Huruf b Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, sebagaimana didakwakan kepada Zuhri.

Unsur “dengan sengaja memberikan bantuan atau kemudahan terhadap pelaku terorisme4”, menurut jaksa, terpenuhi karena Zuhri pada tahun 2005 pernah mencarikan kontrakan untuk Noordin M Top alias Abang alias Akhi. Kontrakan selama satu bulan di Jalan Raya Sumpyuh, Kecamatan Sumpyuh, Banyumas, Jawa Tengah, itu milik Anto.

“Terdakwa menjodohkan Noordin M Top dengan Arina Rahmah, salah seorang anak gadis paman istrinya, yakni Baridin. Ia5 juga menjadi saksi pada pernikahan Noordin M Top dengan Arina Rahman dan tinggal di rumah Baridin di Dusun Melela, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap,” kata jaksa Kiki.

Mengenai unsur “menyembunyikan pelaku tindak pidana terorisme”, jaksa menyebutkan, pertemuan terdakwa dengan Noordin M Top yang terjadi beberapa kali itu tidak dilaporkan terdakwa kepada polisi.


(60)

1. Paragraf (3) : Seusai sidang, Zuhri yang dimintai tanggapannya mengenai tuntutan itu hanya diam. Asludin yang ditanya wartawan mengatakan, ia sependapat dengan kliennya bahwa tuntutan itu berat jika dibandingkan dengan fakta di persidangan.

Kata ia pada kalimat tersebut adalah substitusi dari Asludin. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

2. Paragraf (3) : Seusai sidang, Zuhri yang dimintai tanggapannya mengenai tuntutan itu hanya diam. Asludin yang ditanya wartawan mengatakan, ia sependapat dengan kliennyabahwa tuntutan itu berat jika dibandingkan dengan fakta di persidangan.

Paragraf (4) : “Peran terdakwa hanya sebagai fasilitator antara Taib (dari kelompok Palembang) dan Noordin,” kata Asludin.

Paragraf (7) : “Terdakwa menjodohkan Noordin M Top dengan Arina Rahmah, salah seorang anak gadis paman istrinya, yakni Baridin. Ia juga menjadi saksi pada pernikahan Noordin M Top dengan Arina Rahman dan tinggal di rumah Baridin di Dusun Melela, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap,” kata jaksa Kiki.

Pada kalimat tersebut kliennya, terdakwa, ia adalah substitusi dari Zuhri. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

3. Paragraf (1) : Menurut jaksa, Zuhri terbukti bersalah dengan sengaja memberikan bantuan atau kemudahan dengan


(61)

menyembunyikan pelaku terorisme, Noordin M Top, yang tewas dalam penyergapan di Solo, September 2009.

Paragraf (6) : Unsur “dengan sengaja memberikan bantuan atau kemudahan terhadap pelaku terorisme”, menurut jaksa, terpenuhi karena Zuhri pada tahun 2005 pernah mencarikan kontrakan untuk Noordin M Top alias Abang alias Akhi.

Pada kalimat tersebut pelaku terorisme adalah substitusi dari Noordin M Top. Substitusi ini merupakan substitusi nominal ( kata benda).

Substitusi yang terdapat dalam wacana (8)

No Jenis Substitusi Kata / Kelompok Kata Menggantikan 1. Sub. Nominal ia2

kliennya2 , terdakwa4, ia5 pelaku terorisme4

Asludin Zuhri

Noordin M Top

2. Sub. Verbal --- ---


(62)

4.2.9 David Beckham Pulang ke London (19 Maret 2010)

LONDON, RABU – David Beckham memutuskan pulang ke London setelah berhasil menjalani operasi tendon achilles di Turku, sekitar 166 kilometer barat Hensinki, Finlandia. Ia1 tiba di London, Rabu (17/3), dan akan istirahat beberapa hari sebelum berangkat ke Los Angeles untuk melanjutkan penyembuhan.

Beckham mengalami cedera tendon achilles, tendon pada bagian belakang bawah tungkai kaki, saat AC Milan membekuk Chievo Verona 1-0. Ia kemudian diterbangkan ke Finlandia untuk dioperasi oleh Dr Sakari Orava, salah satu ahli ortopedi terbaik dunia.

“Pemulihannya bagus, dia2 sudah bisa berjalan dengan bantuan kruk. Setiap hari ia bisa bergerak lebih banyak. Pemulihannya sesuai dengan harapan,” ujar Orava sebelum Beckham meninggalkan Turku.

Orava sempat menganjurkan supaya Beckham tidak melakukan perjalanan jauh menyeberangi Samudra Atlantik menuju London dan tinggal dua-tiga hari di Finlandia. Namun, Beckham yang didampingi istrinya, Victoria, tetap berangkat ke London karena risikonya kecil.

“Dia (Beckham) akan berada di London selama beberapa hari, kemudian berangkat ke Los Angeles untuk melanjutkan penyembuhan,” ujar Simon Oliviera, juru bicara Beckham.

Cedera mantan kapten timnas Inggris3 ini mengundang simpati banyak pihak. Ia kebanjiran ucapan dukungan dan doa di situs pribadinya www.david beckham.com.

Cedera Beckham juga menjadi sumber inspirasi bagi penyair kenamaan Inggris, Carol Ann Duffy, yang juga penggemar sepak bola. Puisi itu menggambarkan Beckham sebagai Achilles, pahlawan dalam mitos Yunani kuno. Achilles saat bayi direndam di Sungai Styx yang membuatnya kebal, kecuali bagian tumitnya yang terbuka. Legenda ini4lah yang melahirkan istilah kesehatan modern tendon achilles.


(63)

“Aku merasa lebih baik dan sekarang berkonsentrasi untuk pemulihan total dalam beberapa bulan ke depan,” lanjut Beckham yang dipastikan tidak akan membela “The Three Lions” di Piala Dunia 2010.

Presiden FIFA Sepp Blatter mengungkapkan simpatinya melalui surat yang dikirim ke Beckham. Blatter mendoakan supaya pemain Los Angeles Galaxy yang dipinjamkan ke AC Milan itu5 segera sembuh. Ia6 yakin, Beckham bisa melalui situasi sulit ini dengan martabat dan keberaniannya.

Di situs AC Milan disebutkan, dalam dua minggu ke depan cedera Beckham tidak boleh terlalu terbebani. Penyembuhan dilakukan bertahap dan per bagian selama enam minggu sebelum menjalani terapi khusus di kolam renang.

1. Paragraf (1) : David Beckham memutuskan pulang ke London setelah berhasil menjalani operasi tendon achilles di Turku, sekitar 166 kilometer barat Hensinki, Finlandia. Ia tiba di London, Rabu (17/3), dan akan istirahat beberapa hari sebelum berangkat ke Los Angeles untuk melanjutkan penyembuhan.

Analisis substitusi dalam wacana (9)

Paragraf (3) : “Pemulihannya bagus, dia sudah bisa berjalan dengan bantuan kruk. Setiap hari ia bisa bergerak lebih banyak. Pemulihannya sesuai dengan harapan,” ujar Orava sebelum Beckham meninggalkan Turku

Paragraf (6) : Cedera mantan kapten timnas Inggris ini mengundang simpati banyak pihak.


(1)

harian Kompas edisi Maret 2010. Hal ini dapat dilihat dalam wacana (1) sampai wacana (15), semua wacana menggunakan substitusi nominal, sedangkan substitusi verbal dan klausal hanya digunakan dalam beberapa wacana saja. Substitusi verbal digunakan dalam 2 wacana, yaitu wacana (3) dan (11), sedangkan substitusi klausal digunakan dalam 8 wacana, yaitu wacana (2), (5), (6), (10), (12), (13), (14), (15). Penggunaan substitusi verbal dan klausal tidak begitu menojol dibandingkan dengan substitusi nominal.

Berdasarkan analisis substitusi wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas tersebut maka penggunaan substitusi sangatlah efektif dalam menyampaikan berita atau informasi bagi para pembaca, karena dengan adanya penggantian suatu unsur wacana dengan unsur lain yang acuannya tetap sama dapat menunjukkan hubungan keterkaitan kalimat yang satu dengan kalimat lain dalam suatu wacana. Sebagai contoh pada wacana (2) paragraf pertama

kalimat (1) : PT Nestle Indonesia membutuhkan pasokan susu segar hingga 146 juta liter per tahun atau 400.000 liter per hari.

kalimat (2) : Hal itu seiring beroperasinya pabrik baru Nestle hasil perluasan di Kejayaan, Pasuruan, Jawa Timur.

Kata itu pada kalimat (2) menggantikan seluruh kalimat (1) atau kalimat sebelumnya (substitusi klausal). Dengan penggunaan kata itu pada kalimat (2),


(2)

hubungan antara satu referen dengan referen yang lain. Sebagai contoh pada wacana (4) paragraf ketujuh

kalimat (1) : Pada nomor ganda campuran dewasa, akhirnya unggulan kedua Yusuf Ahmad/Lidyawati Limanto (PB Pengairan Kaltim) mampu mewujudkan ambisinya menjadi juara.

kalimat (2) : Di Balikpapan, Kalimantan Timur, dua pekan lalu, mereka digagalkan pasangan Tri Kusuma Wardhana/Nadya Melati untuk menjadi juara.

Kalimat itu menjadi menarik dengan penggantian nomina Yusuf Ahmad dan Lidyawati Limanto pada kalimat (1) dengan kata mereka pada kalimat (2), sebab apabila nomina tersebut diulang akan terjadi pemborosan kata. Kata mereka pada kalimat (2) merupakan penghubung keterkaitan kalimat pada paragraf tersebut.

Penggunaan substitusi dalam keseluruhan wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas edisi Maret 2010 sudah berkesinambungan karena unsur penggantian digunakan pada paragraf atau wacana berikutnya secara terus-menerus dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu wacana yang utuh.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Adapun simpulan dari penelitian ini adalah :

1. Jenis substitusi yang digunakan dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ada tiga, yaitu: (1) substitusi nominal, (2) substitusi verbal, dan (3) substitusi klausal.

2. Jenis substitusi yang paling menonjol atau dominan digunakan dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas adalah substitusi nominal, sedangkan penggunaan substitusi verbal dan klausal tidak begitu menonjol seperti substitusi nominal karena hanya terdapat dalam beberapa wacana saja.

3. Penggunaan substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas sudah berkesinambungan.

4. Bagi seorang wartawan dan penulis, penggunaan substitusi sangatlah penting dalam menyampaikan berita atau informasi bagi para pembaca karena penggantian suatu unsur wacana tertentu dengan unsur lain dapat menunjukkan keterkaitan kalimat dalam wacana sehingga wacana tersebut


(4)

Dalam suatu pembahasan ilmiah sangat sulit untuk mencapai titik kesempurnaan, karena memerlukan waktu dan pengetahuan yang banyak untuk penanganan yang tuntas dan menyeluruh, sekalipun kita berusaha untuk mendekati kesempurnaan itu. Oleh karena itu, penulis menyarankan kiranya rekan mahasiswa yang lain dapat meneliti dan menguraikan hal seperti ini lebih mendalam pada surat kabar atau harian yang lain, karena dengan penelitian itu segala lapangan wacana dapat digali lebih luas lagi demi kesempurnaan yang murni.

Penulis juga menyarankan kepada para penulis atau wartawan agar berhati-hati dalam memilih dan menggunakan kata-kata dalam tulisannya, terutama dalam penulisan wacana dalam surat kabar atau harian umum karena kalimat yang baik dan benar akan memudahkan pembaca dalam menerima informasi dari dari surat kabar yang dibacanya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Brown, Gillian dan George Yule. 1996. Analisis Wacana. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Indiyastini, Titik, dkk. 2004. Wacana Naratif dalam Bahasa Jawa. Jakarta : Pusat Bahasa.

Keraf, Gorys. 1986. Argumentasi dan Narasi. Komposisi Lanjutan III. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Lubis, Hamid Hasan. 1991. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Rani, Abdul, Bustanul Arifin, dan Martutik. 2004. Analisis Wacana. Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang : Bayumedia.


(6)

Surya, Sutan. 2006. Panduan Menulis Skripsi. Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Pustaka Pena.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung : Angkasa.

Kamus

Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Skripsi

Anggraini, Vera. 2009. “Penanda Kohesi Substitusi Pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gultom, Rinelda L. 1999. “Wacana Narasi dalam Media Indonesia: Analisis Substitusi”. (Skripsi). Medan : Fakultas Sastra USU.

Kembaren, Anella. 2007. “Analisis Kohesi Pada Novel Cintaku di Kampus Biru Karya Ashadi Siregar. (Skripsi). Medan: Fakultas Sastra USU.

Tarigan, Florentina. 1999. “ Analisis Substitusi Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Karo”. (Skripsi). Medan: Fakultas Sastra USU.

Website