bahasa atau konteks luar bahasa Kridalaksana dalam Tarigan,1987 : 101. Konjungsi adalah yang digunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase
dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf Kridalaksana dalam Tarigan, 1987: 101. Reiterasi adalah piranti kohesi
leksikal yang digunakan dengan mengulang sesuatu proposisi atau bagian dari proposisi. Kolokasi adalah kata yang menunjukkan adanya hubungan kedekatan
tempat lokasi Rani, 2004: 129. Pada penelitian ini, penulis akan menganalisis wacana narasi ekspositoris
pada harian Kompas dengan pembahasan unsur kohesi gramatikal yaitu substitusi..
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Substitusi apasajakah yang terdapat dalam wacana narasi ekspositoris pada
harian Kompas ? 2.
Substitusi apasajakah yang paling menonjol digunakan dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ?
1.3 Pembatasan Masalah
Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Batasan ini sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut
Universitas Sumatera Utara
terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, serta tujuan penelitian dapat tercapai.Berdasarkan tujuan dan sasarannya, wacana narasi
dapat dibedakan lagi atas narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Dalam penelitian ini yang diteliti terbatas pada narasi ekspositoris dalam harian umum Kompas
edisi Maret 2010.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mendeskripsikan jenis substitusi apa saja yang digunakan dalam wacana narasi ekspositoris yang terdapat pada harian Kompas.
2. Untuk mendeskripsikan substitusi apa saja yang paling menonjol digunakan
dalam wacana narasi ekspositoris yang terdapat pada harian Kompas.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Memberikan pengalaman tersendiri bagi peneliti tentang substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau
tambahan pengetahuan mengenai analisis substitusi, khususnya wacana narasi. 3.
Memudahkan pembaca dalam menyampaikan maupun menerima informasi melalui media massa.
Universitas Sumatera Utara
B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana
Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks pemakaian bahasa tersebut
Rani, 2004:3. Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis
maupun lisan Stubbs dalam Rani, 2004:9. Data dalam analisis wacana selalu berupa teks, baik teks lisan maupun tulis. Teks di sini mengacu pada bentuk
transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran. Analisis wacana pada umumnya bertujuan untuk mencari keteraturan, bukan kaidah. Keteraturan itu berkaitan
dengan keberterimaan di masyarakat.
2.1.2 Wacana Narasi
Wacana narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang
terjadi dalam suatu kesatuan waktu Keraf, 1986: 136. Dalam wacana narasi, terdapat unsur-unsur cerita yang penting, misalnya unsur waktu, pelaku, dan
peristiwa Rani, 2004:45. Wacana narasi dapat dibedakan menjadi narasi
Universitas Sumatera Utara
ekspositoris dan sugestif. Narasi eksporitoris merupakan jenis narasi yang bertujuan memberikan informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya
bertambah luas. Narasi sugestif merupakan jenis narasi yang disusun sedemikian rupa untuk menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca , sehingga mampu
menimbulkan daya khayal para pembaca.
2.1.3 Substitusi
Substitusi atau penyulihan adalah penggantian suatu unsur wacana dengan unsur lain yang acuannya tetap sama, dalam hubungan antarbentuk kata atau
bentuk lain yang lebih besar daripada kata, seperti frase atau klausa Halliday dan Hassan; Quirk dalam Rani, 2004 : 105.
2.1.4 Harian Kompas
Kompas merupakan surat kabar harian yang memuat berita-berita faktual yang jangkauannya luas, tidak hanya di dalam negeri namun sudah mencakup
internasional. Informasi yang disajikan meliputi politik dan hukum, opini, internasional, pendidikan dan kebudayaan, lingkungan dan kesehatan, IPTEK,
umum, bisnis dan keuangan, nusantara, metropolitan, Sumatera Utara, olahraga, nama dan peristiwa.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Wacana
2.2.1.1 Pengertian Wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar Kridalaksana
dalam Tarigan, 1987: 25. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa
dipahami oleh pembaca dalam wacana tulis atau pendengar dalam wacana lisan. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh novel, buku,
seri ensiklopedia, dan sebagainya, paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat lengkap.
Wacana merupakan unsur kebahasaan yang paling kompleks atau lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frase, klausa,
kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Namun, wacana pada dasarnya juga merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis. Apalagi pemakaian dan
pemahaman wacana dalam komunikasi memerlukan berbagai alat piranti yang cukup banyak.
Kohesi dan koherensi merupakan hal dalam wacana yang penting. Kedua unsur ini digunakan untuk membangun wacana yang baik. Wacana yang baik
ditandai dengan adanya hubungan semantis antarunsur bagian dalam wacana yang disebut dengan hubungan koherensi. Hubungan koherensi dapat diciptakan
dengan menggunakan hubungan kohesi.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.2 Wacana Narasi
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi Keraf,
1986: 136. Dalam wacana narasi, terdapat unsur-unsur cerita yang penting, misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Dengan cara ini, dapat dipenuhi
kebutuhan para pendengar dan pembacanya untuk memperoleh informasi tentang suatu kejadian atau peristiwa.
Wacana narasi dapat dibedakan menjadi narasi ekspositoris dan sugestif. Narasi eksporitoris merupakan jenis narasi yang bertujuan memberikan informasi
kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Narasi sugestif merupakan jenis narasi yang disusun sedemikian rupa untuk menyampaikan
sebuah makna kepada para pembaca, sehingga mampu menimbulkan daya khayal para pembaca. Supaya perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif
lebih jelas, di bawah ini akan dikemukakan secara singkat perbedaan antara kedua narasi tersebut, yaitu:
No Narasi Ekspositoris
Narasi Sugestif 1
Memperluas pengetahuan Menyampaikan suatu makna atau
suatu amanat yang tersirat. 2
Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian.
Menimbulkan daya khayal.
3 Didasarkan pada penalaran untuk
mencapai kesepakatan rasional. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat
untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.
Universitas Sumatera Utara
4 Bahasanya lebih condong
ke bahasa informatif dengan titik berat
pada penggunaan kata-kata denotatif.
Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan titik berat pada
penggunaan kata-kata konotatif.
2.2.2 Kohesi
Kohesi adalah salah satu unsur pembentuk teks yang penting. Kohesi atau kepaduan wacana ialah keserasian hubungan antarunsur yang satu dengan unsur
yang lain dalam wacana, sehingga terciptalah pengertian yang koheren. Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa, dan wacana itu terdiri dari
kalimat-kalimat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tarigan 1987: 96 mengatakan bahwa kohesi atau kepaduan wacana merupakan aspek formal bahasa dalam
wacana. Dengan kata lain, bahwa kepaduan wacana merupakan organisasi sintaktik, wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk
menghasilkan tuturan. Hal ini berarti pula bahwa kepaduan wacana ialah hubungan antarkalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal
maupun dalam strata leksikal tertentu Gutwinsky dalam Tarigan, 1987: 96. Kohesi atau kepaduan wacana banyak melibatkan aspek gramatikal dan
aspek leksikal. Aspek gramatikal itu dibedakan menjadi referensi, substitusi, dan elips. Selanjutnya, aspek leksikal diciptakan dengan menggunakan bentuk-bentuk
leksikal seperti reiterasi dan kolokasi. Sehingga penanda yang digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
mencapai kepaduan sebuah wacana juga meliputi kedua aspek tersebut. Halliday dan Hasan dalam Tarigan, 1987: 97.
2.2.2.1 Substitusi
Substitusi adalah penggantian suatu unsur wacana dengan unsur lain yang acuannya tetap sama, dalam hubungan antarbentuk kata atau bentuk lain yang
lebih besar daripada kata, seperti frase atau klausa Halliday dan Hassan; Quirk dalam Rani, 2004: 105. Substitusi merupakan hubungan leksikogramatikal, yakni
hubungan tersebut ada pada level tata bahasa dan kosa kata; dengan alat penyulihnya berupa kata, frase, atau klausa yang maknanya berbeda dari unsur
substitusinya. Substitusi atau penyulihan dapat dibagi menjadi tiga Lubis, 1991 :35,
yaitu : 1.
Substitusi nominal adalah substitusi terhadap nomina kata benda dengan menggunakan unsur penyulih yang maknanya berbeda dari unsur
substitusinya. Contoh : 1 Banyak benar buah mangga itu.
Berilah saya beberapa. Kata beberapa adalah substitusi dari mangga.
Universitas Sumatera Utara
2. Substitusi verbal adalah substitusi terhadap kata kerja dengan
menggunakan unsur penyulih yang maknanya berbeda dari unsur substitusinya.
Contoh : 2 Tono melompati pagar itu. Budi melakukan juga.
Kata melakukan adalah substitusi dari melompati. 3.
Substitusi klausal adalah substitusi terhadap seluruh kalimat. Substitusi klausal menggantikan seluruh kalimat sebelumnya.
Contoh : 3 Paman sudah sampai hari ini dari Jakarta. Saya dengar demikian.
Kata demikian adalah substitusi seluruh kalimat Paman sudah sampai hari ini dari Jakarta.
2.2.3 Koherensi
Istilah “koherensi” mengandung makna ‘pertalian’. Dalam konsep kewacanaan, berarti pertalian makna atau isi kalimat Tarigan, 1987:32.
Koherensi juga berarti hubungan timbal balik yang serasi antarunsur dalam kalimat Gorys Keraf, 1984:38.
Brown dan Yule 1983:224 menegaskan bahwa koherensi berarti kepaduan dan keterpahaman antarsatuan dalam suatu teks atau tuturan. Dalam
struktur wacana, aspek koherensi sangat diperlukan keberadaannya untuk menata
Universitas Sumatera Utara
pertalian batin antara proposisi yang satu dengan lainnya untuk mendapatkan keutuhan suatu wacana. Proposisi-proposisi di dalam suatu wacana dapat
membentuk suatu wacana yang runtut koheren meskipun tidak terdapat pemarkah hubungan kalimat yang digunakan. Dengan kata lain, koherensi sebuah
wacana tidak hanya terletak pada adanya piranti kohesi. Di samping piranti kohesi, masih banyak faktor lain yang memungkinkan terciptanya koherensi itu,
antara lain latar belakang pengetahuan pemakai bahasa atas bidang pemasalahannya, pengetahuan atas latar belakang budaya dan sosial, kemampuan
“membaca” tentang hal-hal yang tersirat, dan lain-lain Van de Velde dalam Rani, 2004: 134.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, sesudah menyelidiki atau mempelajari, Alwi, 2003: 1198. Pustaka adalah kitab, buku,
buku primbon Alwi, 2003: 912. Tarigan 1999 dalam skripsinya Analisis Substitusi Dalam Upacara
Perkawinan Masyarakat Karo. Beliau menyimpulkan penggunaan substitusi dalam upacara perkawinan masyarakat Karo sudah dikatakan baik, sehingga
setiap kalimat dalam teks terssebut memiliki kesinambungan dan kekoherensian yang baik pula.
Gultom, 1999 dalam skripsinya Wacana Narasi Dalam Media Indonesia Analisis Substitusi. Beliau menyimpulkan harian Kompas menggunakan dua jenis
substitusi yaitu substitusi nominal dan substitusi klausal dan penggunaan
Universitas Sumatera Utara
substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Media Indonesia sudah berkesinambungan.
Kembaren, 2007 dalam skripsinya Analisis Kohesi Pada Novel Cintaku Di Kampus Biru Karya Ashadi Siregar. Beliau menyimpulkan tipe-tipe piranti
kohesi yang ada pada novel Cintaku Di Kampus Biru Karya Ashadi Siregar terdiri dari lima tipe, yaitu referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, dan kohesi leksikal.
Pada novel tersebut ditemukan tiga jenis penanda substitusi, yaitu substitusi nominal, verbal, dan klausal.
Anggraini, 2009 dalam skripsinya Penanda Kohesi Substitusi Pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Beliau menyimpulkan penanda
hubungan subtitusi pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata meliputi 1 subtitusi verbal , 2 subtitusi nominal, 3 subtitusi frasal, dan 4 subtitusi
klausal. Hal ini ditunjukkan dengan unsur terganti dapat digantikan unsur pengganti.
Dari uraian di atas, penelitian terhadap penanda kohesi khususnya substitusi dalam wacana narasi pada harian umum atau surat kabar dengan
menggunakan teori Halliday masih sedikit dan perlu penambahan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan diteliti bagaimana penggunaan substitusi dalam
wacana narasi pada harian Kompas serta jenis substitusi yang digunakan dalam wacana narasi pada harian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Penelitian