Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

b. Kualifikasi Khusus Kepala SekolahMadrasah meliputi : 1. Kepala Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan SMKMAK adalah sebagai berikut : 2. Berstatus sebagai guru SMKMAK ; 3. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMKMAK ; dan 4. Memiliki sertifikat kepala SMKMAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. 1 Summer yang dikutip oleh Massie mengemukakan bahwa manajer yang diinginkan ialah manajer yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Memiliki dan mengembangkan sikap positif terhadap lembaga pendidikan dan pekerjaan manajer. b. Memiliki dan mengembangkan pengetahuan termasuk beberapa ilmu pendukung pekerjaan manajer. c. Memiliki dan mengembangkan ketrampilan konsep. d. Memiliki dan mengembangkan ketrampilan manusiawi. e. Memiliki dan mengembangkan ketrampilan teknik. f. Memiliki dan mengembangkan seni art. 2 Sedangkan menurut Wahjosumidjo bahwa efektivitas sekolah tercapai, apabila kepala sekolah selalu memperhatikan dan melaksanakan : 1.1. Sekolah harus secara terus-menerus menyesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal yang mutakhir ; 1.2. Mampu mengkoordinasikan dan mempersatukan usaha seluruh sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan ; 1.3. Perilaku sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan dapat dipengaruhi secara positif apabila kepala sekolah mampu melakukan pendekatan secara manusiawi ; 1.4. Sumber daya manusia merupakan satu komponen penting dari keseluruhan perencanaan organisasi ; 1 Permendiknas RI, No. 13, Tahun 2007, Tentang Standar Kepala Sekolah Madrasah 2 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004, Anggota IKAPI, Cet. II, h. 239 1.5. Dalam rangka pengelolaan kepala sekolah harus mampu menegakkan hubungan yang serasi antara tujuan sekolah dengan perilaku sumber daya manusia yang ada ; 1.6. Dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi sekolah, fungsi sumber daya manusia harus ditumbuhkan sebagai satu kekuatan utama. 3 2. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah a. Kompetensi Manajerial Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, kepala sekolah harus mampu memanaje sekolahnya dengan baik. Kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi. Dalam PERMENDIKNAS RI No.13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah madrasah dijelaskan ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, diantaranya adalah : kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Berkaitan dengan kepala sekolah sebagai manajer, kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi manajerial. Kompetensi manajerial adalah kemampuan atau keahlian kepala sekolah dalam merencanakan, mengelola, memimpin, mengembangkan sumber daya sekolah dan melakukan monitoring, mengevaluasi serta melakukan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat. 4 3 Wahjosumidjo, KepemimpinanKepala Sekolah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. III, h. 272 4 Permendiknas RI, No. 13, Tahun 2007, Tentang Standar Kepala SekolahMadrasah Berdasarkan uraian tersebut diatas, seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali. 5 Sedangkan menurut Wahjosumidjo, agar seorang kepala sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memahami dan mampu mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku nilai-nilai yang terkandung di dalam ketiga kompetensi atau ketrampilan sebagai berikut : 1. Technical Skills a. Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus. b. Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut. 2. Human Skills a. Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerjasama. b. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain, mengapa mereka berkata dan berperilaku. c. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif. d. Kemampuan menciptakan kerjasama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis. e. Mampu berprilaku yang dapat diterima. 3. Conceptual Skills a. Kemampuan analisis. b. Kemampuan berfikir rasional. c. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi. d. Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai kecenderungan. e. Mampu mengantisipasi perintah. 5 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah…….., hal. 96 f. Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem- problem sosial. 6 b. Dimensi Kompetensi Manajerial Dibawah ini adalah salah satu dimensi kompetensi manajerial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, sebagai berikut : 1. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. Dalam arti yang tradisional, konsep pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan terbatas pada urusan-urusan manajemen operatif, seperti mengelola data tenaga pendidik dan kependidikan record keeping, penilaian kinerja yang bersifat mekanistik mechanichal job evaluation, kenaikan pangkat dan gaji secara otomatis automatic merit increase. Perhatian terhadap SDM pada masa kini mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan tenaga pendidik dan kependidikan fisik, emosional dan social, yang akan berpengaruh secara signifikan terhadap cara-cara mereka bertugas, dan dengan sendirinya berpengaruh terhadap produktivitas mereka. MSDM pada masa kini memfasilitasi aktualisasi dan pengembangan kompetensi para tenaga pendidik dan kependidikan melalui program-program pengembangan dan pemberdayaan yang dilakukan secara sistematik. Pengembangan dan pemberdayaan SDM merupakan bagian dari MSDM yang memiliki fungsi untuk memperbaiki kompetensi, adaptabilitas dan komitmen para tenaga pendidik dan kependidikan. Dengan cara demikian sekolah memiliki kekuatan bukan saja sekedar bertahan survival, melainkan tumbuh growth, produktif productive dan kompetitif competitive. Dan dalam proses demikian, dukungan SDM yang kuat melahirkan sekolah yang memiliki adaptibilitas dan kapasitas memperbaharui dirinya adaptability and self-renewal capacity. 6 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah……, hal. 101 Manajemen tenaga kependidikan atau pengelolaan sumber daya guru bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisian untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilakukan pimpinan, adalah melakukan perencanaan, pengadaan, pengorganisasian, pengarahan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, penilaian dan pemberhentian. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas. a. Perencanaan Menurut Sondang P. Siagian, bahwa perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan. Berarti bahwa apabila berbicara tentang perencanaan sumber daya manusia, yang menjadi fokus perhatian ialah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat, kesemuanya dalam rangka pencapapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan di tetapkan. 7 Untuk itu perencanaan pegawai juga harus dikelola dengan benar, dalam dunia pendidikan guru juga harus dikelola dan dimanaj dengan benar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau 7 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000, Cet.VIII, h. 41 tugas yang harus dilakukan dalam organisasi ini. Karena itu, sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan job analisys dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Informasi ini sangat membantu dalam menentukan jumlah pegawai yang diperlukan, dan juga untuk menghasilkan spesifikasi pekerjaan job spesification. Spesifikasi jabatan ini memberi gambaran tentang kualitas minimum pegawai yang dapat diterima dan yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya. Dalam perencanaan sumber daya manusia memerlukan sebuah sistem, sistem manajemen sumber daya manusia ini secara terperinci terdiri dari 4 kegiatan yang saling berhubungan dan terpadu, yaitu : 1. Kegiatan inventarisasi persediaan sumber daya manusia. Kegiatan ini berguna untuk menilai sumber daya manusia yang ada sekarang baik ketrampilan, kemampuankecakapan dan potensi. 2. Kegiatan forecast sumber daya manusia. Kegiatan ini berguna untuk memprediksi permintaan dan penawaran karyawan pada waktu yang akan datang baik kuantitas maupun kualitas. 3. Penyusunan rencana-rencana sumber daya manusia. Kegiatan ini memadukan permintaan dan penawaran personalia tenaga kerja yang berkualitas melalui penarikan, seleksi, latihan, penempatan, transfer, promosi dan pengembangan. 4. Pengawasan dan evaluasi. Kegiatan pemberian umpan balik kepada sistem dan memonitor pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran perencanaan sumber daya manusia. b. Pengadaan Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik kuantitas maupun kualitasnya. Adapun menurut Heidjarachman Ranupandojo “fungsi pengadaan tenaga kerjapegawai ini meliputi penentuan kebutuhan tenaga kerja baik mengenai mutu maupun jumlahnya, mencari sumber-sumber tenaga kerja secara efektif dan efisien, mengadakan seleksi para pelamar, menempatkan tenaga kerja pada posisi yang sesuai, dan memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas bagi tenaga kerja baru”. 8 Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan recruitmentpenarikan. Tujuan utama rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat pada penempatan yang tepat pula yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan organisasi. 9 Proses penarikan rekrutmen ini penting, karena kualitas sumber daya manusia organisasi tergantung pada kualitas penarikannya. Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan seleksi melalui ujian lisan, tulisan dan praktek. Berkaitan dengan lembaga pendidikan seleksi guru dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengidentifikasi individu-individu yang berkualitas secara profesional yang memiliki nilai dan unsur-unsur sikap dan kecakapan yang disyaratkan untuk mengembangkan dan tercapainya tujuan organisasi. Mengidentuifikasikan calon guru harus dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah informasi tentang kemampuan calon guru. Mengidentifikasikan calon guru dapat dilakukan oleh kepala sekolahmadrasah dengan melihat transkrip nilai, surat rekomendasi, 8 Heidjarachman Ranupandojo, Manajemen Sumber Daya Manusia 1, Jakarta : Universitas Terbuka, 2000, h. 1.10 9 Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006, Cet. I, h. 47 hal-hal yang berkaitan dengan pengalamannya, analisis hasil wawancara rekrutmen, penilaian selama praktek mengajar, umpan balik hasil pertemuannya terhadap guru atau pimpinan bagian-bagian yang berkaitan dengan pendidikan, dan data-data lain yang bermanfaat. 10 Adakalanya, pada suatu organisasi, pengadaan pegawai dapat didatangkan secara intern atau dari dalam organisasi saja, apakah melalui promosi atau mutasi. Hal tersebut dilakukan apabila formasi yang kosong sedikit, sementara pada bagian lain ada kelebihan pegawai atau memang sudah dipersiapkan. c. Pengorganisasian Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja kedalam tugas- tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. 11 Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan organisasi, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari. Di samping itu, pegawai sendiri sebagai manusia juga membutuhkan peningkatan dan perbaikan pada dirinya termasuk dalam tugasnya. Sehubungan dengan itu, fungsi pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan pembinaan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai. 10 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah….., h. 278 11 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2009, Cet. X, h. 71 d. Pengarahan Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Pengarahan merupakan kegiatan penggerak pengendalian semua sumber dalam usaha pencapaian sasaran. Merupakan penyatuan dari semua usaha dan penciptaan kerjasama, sehingga tujuan dapat dicapai dengan lancar dan lebih efisien. 12 Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Fungsi pengarahan secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Berkaitan dengan lembaga pendidikan yakni mengenai guru, tahap pengarahan berupa pemberitahuan apa yang harus dilakukan, bidang studi apa yang akan dipegang, selain itu juga pengenalan terhadap kurikulum, pengenalan dengan para anggota dewan guru, pengenalan terhadap para siswa dan pengenalan terhadap masyarakat. Tujuan dari pengarahan tersebut agar karayaawan atau guru baru dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan individu, sekolah dan masyarakat. e. Pelatihan dan Pengembangan Pengertian pelatihan dan pengembangan adalah berbeda, latihan training dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. 12 Tarwotjo, Kepemimpinan, Jakarta : Karunika Universitas Terbuka, 1988, Cet. I, h. 4.5 Latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan sekarang. Di lain pihak, bila manajemen ingin menyiapkan para karyawan untuk memegang tanggung jawab di waktu yang akan datang, kegiatan ini disebut pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan development mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian. Pengembangan sumber daya manusia ini perlu dilakukan sampai pada tahap tertentu sesuai dengan pengembangan organisasi tersebut, pengembangan sumber daya ini penting searah pengembangan organisasi. Apabila organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia, pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan pegawai. Pertama, latihan dan pengembangan dilakukan untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karayawan dengan permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan. Meskipun usaha-usaha pelatihan-pelatihan dan pengembangan memakan waktu dan mahal, tetapi akan mengurangi perputaran tenaga kerja dan membuat karyawan menjadi lebih produktif. Lebih lanjut, latihan dan pengembangan membantu mereka dalam menghindari diri dari keusangan dan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. f. Kompensasi Menurut E. Mulyasa, kompensasi adalah “balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap”. 13 Pemberian kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilaitas perumahan, kendaraan dan lain-lain. Fungsi kompensasi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi. 14 Masalah kompensasi merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus dihadapi manajemen. Dikatakan tantangan karena imbalan oleh pekerja tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan materialnya. Akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya, organisasi cenderung melihatnya sebagai beban yang harus dipikul oleh organisasi tersebut dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran. Kompensasi tidak akan menjadi beban yang berat apabila organisasi dapat mengadministrasikan pembayaran kompensasi karyawan dengan tepat. Kompensasi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. 15 g. Penilaian Dalam melakukan tugas-tugas para pegawai, diperlukan sistem penilaian secara objektif dan akurat. Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri. Penilaian itu berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya 13 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung : PT. Rosda Karya, 2004, h. 45 14 Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia…., h. 28 15 Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia…., h. 28 bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir. Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian prestasi kerja tenaga kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses efektif sumber daya manusia. Berkaitan dengan penilaian guru dalam lembaga pendidikan guru harus dinilai, sejak awal guru bersangakutan melaksanakan tugas mengajar sampaai guru tersebut berhenti tidak mengajar. Adapun pokok-pokok sasaran penilaian guru, menurut Wahjosumidjo adalah sebagai berikut : 1. Metodologi mengajar Teaching Metodology 2. Pengelolaan kelas Classroom Management 3. Pengetahuan isi dan kadar isi Knowledge of Content 4. Hubungan pertumbuhan profesional Extent of Profesional Growth. 16 h. Pemberhentian Pemberhentian separation adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya. Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai. Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini menurut E. Mulyasa dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis. 1 pemberhentian atas permohonan sendiri, misalnya pindah lapangan 16 Wahjosumidjo, Kepemimpinan…, h. 278 pekerjaan dengan tujuan memperbaiki nasib 2 pemberhentian oleh dinas atau pemerintah, misalnya pegawai tidak cakap atau tidak melaksanakan tugas dengan baik, dan 3 pemberhentian sebab lain- lain. 17

B. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

1. Persepsi Kata persepsi berasal dari kata “perception“ yang berarti penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan penginderaan kemudian ditransfer ke otak. 18 Menurut Alisuf Sabri persepsi adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya; dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia atau individu mengenali millieu hidupnya. 19 Adapun menurut Nina Mufmainah persepsi adalah cara kita menginterpretasi atau mengerti pesan yang telah diproses oleh sistem inderawi kita. Dengan kata lain, persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Dengan melakukan persepsi, manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. 20 Sedangkan menurut pendapat Lutfi dkk persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 21 17 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis…, h. 44 18 Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia PUSTAKA UTAMA, 1995, hal. 424 19 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangannya, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993, Cet. III, hal. 45 20 Nina Mufmainah, Psikologi Komunikasi, Jakarta : Universitas Terbuka, 1996, Cet. III, h. 71 21 Ikhwan Luthfi, Gazi Saloom, Hamdan Yasun, Psikologi Sosial, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2009, Cet. I, h. 25 Dalam kamus Psikologi kata persepsi juga berasal dari kata “perception” yang berarti proses mengetahui atau mengenali objek dalam kejadian objektif dengan bantuan indera. 22 Dalam interaksi dengan manusia khususnya dengan lingkungan sosialnya, setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi, memahami dan menafsirkan suatu objek yang dirasakan dan dilihatnya. Persepsi pada setiap individu berasal dari stimulus atau rangsangan yang diterimanya. Maka persepsi merupakan keadaan yang terintegrasi dalam diri setiap orang terhadap stimulus yang diterimanya. Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. 23 Sedangkan menurut definisi para ahli banyak mengemukakan pendapat masing-masing berbeda satu sama lain mengenai persepsi. Veithzal Riva’i menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya. 24 Hal ini berarti persepsi itu didahului oleh proses penginderaan. Proses individu mengenali objek-objek dengan alat penginderaannya sehingga individu tersebut menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, kemudian individu tersebut mengalami persepsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemahaman seseorang dari hasil interaksinya dengan orang lain dalam lingkungan yang berupa pendapat dan penelitian dirinya terhadap apa yang diterima dan di tangkapnya selama melakukan kegiatan atau pekerjaan di 22 J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006, Edisi. I, hal. 358 23 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, Edisi. I, hal. 138 24 Veithzal Riva’I, Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006, Edisi. II, h. 359

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK BER-ISO DI KOTA SALATIGA.

0 1 15

Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi, dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMK Seni dan Kerajinan Kota Surakarta.

0 1 24

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 2 JUWIRING TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK SMIP YPPT BANDUNG.

0 3 53

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR GURU SMK NEGERI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI KABUPATEN SLEMAN.

0 2 147

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS SE-KECAMATAN WONOSARI.

0 1 119

PENGARUH KETERAMPILAN MANEJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN SETATUS SOSIAL EKONOMI GURU

0 0 9

KEMAMPUAN MANEJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAYAH ALIYAH NEGERI 1 PONTIANAK

0 0 16

KEMAMPUAN MANEJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAYAH ALIYAH NEGERI 1 PONTIANAK

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI JAKARTA BARAT - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 11