keberadaannya muncul setelah penulis sastrawan memberikan penilaian terhadap karya sastra kreatif. Misalnya, seseorang memberikan penilaian,
penjelasan, atau penafsiran terhadap karya orang lain sehingga muncul karya baru. Berdasarkan cara pemerolehannya sastrawan Arab membagi sastra kreatif
menjadi dua bagian yaitu: puisisyair
ﺮ ا
al-syi‘ru dan prosa
ﺮ ا
al- nasru Muzakki 2006: 40
.
2.2 Pengertian Syair
Secara etimologis, kata syair berakar dari kata
ﺮ -
ﺮ -
اﺮ -
ارﻮ
Sya‘ara – yasy‘uru – sya‘ran – syu‘ ūran yang berarti mengetahui, merasakan
sadar, mengomposisi, atau mengubah suatu syair Al-Fadh, 1990: 109 dalam Muzakki, 2006: 41.
Kata
ﺮ ا
al-syi‘ru secara etimologi mempunyai arti
ﻰ ا م ﻜ ا
al- kal
āmu al-muqaffā yaitu kalimat yang bersajak Bisri, 1999: 378. Secara terminologi yang dikemukakan oleh Al-Hamid, dkk 1994: 15
dikatakan bahwa:
ﺔ ﺎ و نزو يﺬ ا ا م ﻜ ا ﻮه ﺮ ا
Al-syi‘ru huwa al-kal āmu al-jamīlu al-lazī lahu waznun wa qāfiatun ‘Syair
adalah kalimat yang bagus dan mempunyai pola serta ada qafiah’. Menurut Al-iskandari 1992: 42 dalam Muzakki 2006: 42 syair secara
terminologi adalah:
ا نوزﻮ ا ا م ﻜ ا ﻮه ﺮ اا
ﻰ ﺪ ا لﺎ ا رﻮ ﺎ ﺎ ﺮ ﺎ
.
Al-syi‘ru huwa al-kal āmu al-fasīhu al-mauzūnu al-muqafa al-mu`bira gāliban
‘an s ūrin al-khayāli al-badī‘i. ‘Syair adalah kata-kata yang berirama dan ber-
qafiah yang mengekspresikan bentuk-bentuk imajinasi yang indah’. Qafiah adalah kata akhir dari sebuah bait syair Muzakki, 2006: 46.
Menurut As-Sayib 1964: 295 mengatakan bahwa unsur-unsur syair Arab adalah:
أ ﺔ را ﺮ ا ﺮ ﺎ ﺎ ا ﺎ
ا هو ء ﺔ ﺎ او ﻰ او نزﻮ او ﻆ
Universitas Sumatera Utara
amm ā ‘anāsiru al-syi‘ru arba‘atun `asyā`un wa hiyā al-lafzu wa al-waznu wa
al-ma‘n ā wa al-qāfiyatu. ‘Adapun unsur-unsur syair ada 4 empat yaitu lafaz,
wazan, makna tema dan qafiah’. Menurut Zaenuddin 2007: 17 bahwa syair Arab memiliki 4 empat
unsur yaitu: 1. Lafaz 2. Wazan 3. Makna 4. Qafiyah. Dalam sastra Arab, sebuah genre syair harus memenuhi 6 enam unsur
yaitu: 1. Kh āyal imajinasi 2. Wazan irama 3. Kalām bahasa 4. Qāfiah sajak
5. Ma‘n ā tema 6. Qasdan rasa, Muzakki 2006: 42.
Husein dan Al-Syayib dalam Muzakki 2006: 50-51 membagi syair dari segi isinya menjadi tiga macam: 1. Syair cerita
ﺮ ا ا
al-syi‘ru al- qisasiyyu
2. Syair lirik
ﺮ ا ﺎ ا
al-syi‘ru al-gin ā`iyyu
3. Syair drama
ﺮ ا ا
al-syi‘ru al-tams īliyyu
. 1. Syair Cerita
ﺮ ا ا
al-syi‘ru al- qisasiyyu Syair cerita adalah syair yang berupa kasidah kumpulan bait syair
panjang yang menceritakan peristiwa – peristiwa sejarah, kemudian disusun dalam bentuk cerita kepahlawanan untuk dinyanyikan.
2. Syair Lirik
ﺮ ا ﺎ ا
al-syi‘ru al-gin ā`iyyu
Syair lirik adalah syair secara langsung mengungkapkan perasaan, baik perasaan sedih maupun perasaan harapan. Jenis syair ini sangat terkenal atau
sering kali diupergunakan oleh sastrawan Arab. Syair ini biasanya bertujuan mengejek, meratap, memuji, merayu dan sebagainya.
ﺮ ا ا
al-syi‘ru al-tams īliyyu
3. Syair Drama Syair drama adalah syair yang dibuat untuk sisaksikan di atas panggung
dan bersifat objektif, karena terbatas dengan waktu dan tempat jumlah bait tidak sepanjang syair yang lain-lainnya.
Husein tt: 311 dalam Muzakki 2006: 52-53 mengatakan bahwa syair Arab dilihat dari segi lahirnya dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1. Syi‘ir
multazam
اﺮ ا ﺰ
al-syi‘ru al-multazamiyyu 2. Syi‘ir mursal
ا ﺮ
ﺮ ا
al-syi‘ru al-mursaliyyu 3. Syi‘ir hurr
اﺮ ا ﺮ
ي
al-syi‘ru al-hurriyyu.
Universitas Sumatera Utara
1. Syi‘ ir Multazam
اﺮ ا ﺰ
al-syi‘ru al-multazamiyyu Syi‘ir multazam adalah syair yang tidak terikat dengan aturan wazan dan
qafiah. Syair ini dikenal dengan sebutan syair tradisional. 2. Syi‘ir mursal
ا ﺮ ﺮ ا
al-syi‘ru al-mursaliyyu Syi‘ir mursal adalah syair yang terikat dengan irama taf‘ilat tetapi tidak
terikat dengan wazan dan qafiah. 3. Syi‘ir hurr
اﺮ ا ﺮ
ي
al-syi‘ru al-hurriyyu Syi‘ir hurr adalah syair yang tidak terikat sama sekali dengan wazan,
qafiah dan taf’ilat, tetapi masih terikat pada irama khusus yang menjadi karisteristik sastra bernilai tinggi.
2.3 Analisis Struktural