2.
مﻼﻜ ا
Al-Kal āmu
’Bahasa’
Kal ām atau bahasa yang menggambarkan perasaan dan ide penyair kepada
pembaca terdapat pada bait syair ke-4 keempat baris pertama:
ا ﻮ ﻬ
و ﻜ
ﺆ
Atahj ūhu wa lasta lahu bikuf`in ‘Mengapa kau hina Rasul sedangkan kau tak
sepadan dengannya’. Pada bait syair diatas, penyair telah memilih kata-kata yang tepat dan
mempertimbangkan urutan kata yang sesuai dengan isi syairnya. Maka kata-kata yang telah dipilih penyair tidak dapat diganti dengan kata-kata yang lainnya.
Seperti : Kata
ﻮ ﻬ
tahj ūhu yang bermakna “menghinanya” tidak dapat diganti
dengan padanan kata
ﺮ
tahq īruhu yang bermakna “menghinanya” juga.
Kemudian pada kata
آ ﺆ
kuf`in yang bermakna “sepadan” tidak dapat diganti dengan padanan kata
وﺎ
tas āwin
yang bermakna “sepadan” juga. Karena susunan kata pada syair tersebut mencermin ciri khas bahasa syair yang bermakna
khusus.
3.
نزﻮ ا
Al-Waznu ’Irama’
Untuk menentukan wazan sebuah syair maka ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebagaimana barikut ini:
1. Tulisan ‘Arud atau
ﺔ ﺿوﺮﻌ ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا
kit ābatu al ‘arudiyatu pada syair
نﺎ ﺳ ﺑا ءﺎﺠه
Hij ā`un Abī Sufyānu ’Sindiran Untuk Abu Sofyan’
Tulisan ‘Arud atau
ﺔ ﺿوﺮﻌ ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا
al-kit ābatu al-‘arūdiyatu dari bait
pertama:
a. Bait pertama:
ﺄ ءاﻮه
فﻮ نﺎ ﺎ ا ا ا
fa`anta mujawwafun nakhibun haw ā`u
al ā ablig abā sufyāna ‘annī
Universitas Sumatera Utara
Tulisan ‘Arud:
وءاﻮه وﻮ ﺄ
نﺎ ﺎ ا ا ا
fa`anta mujawwafun nakhibun haw ā`ū
al
ā ablig abā sufyāna ‘annī
Pada baris pertama dari bait syair diatas ditemukan hurufun tantuqu wa la tuktabu yaitu sebuah huruf
ن
n ūn yang ada pada kata
‘ann ī ketika
diucapkan maka ada dua huruf
ن
n ūn yang diucapkan, akan tetapi ia tidak
dituliskan dengan dua huruf
ن
n ūn dalam tulisan kata tersebut. Maka tulisan
‘Arud atau al-kit ābah al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
‘ann ī .
Pada baris kedua dari bait syair di atas ditemukan kata
فﻮ
mujawwafun ketika diucapkan ia memiliki dua huruf
و
w āw akan tetapi ia
tidak kita jumpai dalam tulisan kata tersebut. Maka tulisan ‘Arud atau al-kit ābah
al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
وﻮ
mujawwafun , hal ini disebabkan karena didalamnya ada
ﻜ و فوﺮ
hurufun tuntaqu wa l
ā tuktabu yaitu bunyi huruf yang dilafalkan sewaktu kita membacanya akan tetapi
tidak dituliskan, kemudian kata
فﻮ
pada huruf akhirnya ketika diucapkan ada bunyi
ن
n ūn , tetapi huruf
ن
n ūn itu tidak ada dalam tulisan kata
فﻮ
mujawwafun sehingga tulisan ini ditulis dalam tulisan ‘Arud menjadi
وﻮ
mujawwafun hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hurufun tuntaqu wa
l ā tuktabu.
Pada baris kedua dari bait syair di atas juga ditemukan kata nakhibun, ketika bunyi huruf ba itu diucapkan maka di akhir bunyinya
mengandung bunyi huruf
ن
n ūn . Tetapi lambang huruf
ن
n ūn itu tidak ada
tertulis dalam kata nakhibun tersebut, maka hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu huruf yang
diucapkan tetapi tidak dituliskan. Maka tulisan ‘Arud atau al-kit ābah al-‘arudiyah
dari kata tersebut menjadi nakhibun .
Pada baris kedua dari akhir bait syair di atas juga ditemukan kata
ءاﻮه
haw ā`u yang diakhiri dengan bunyi huruf hamzah yang berharkat dammah
Universitas Sumatera Utara
ء
. Karena huruf hamzah itu terletak pada akhir ‘Ajzun, maka bunyi tersebut harus dipanjangkan sesuai dengan bunyi harkat tersebut. Hal yang seperti ini
disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi
huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
diberi tambahan huruf
و
waw sebagai huruf
ﺪ
mad bagi huruf hamzah tersebut. Sehingga tulisan ‘Arud atau al-
kit ābah al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
وءاﻮه
haw ā` ū .
Tulisan ‘Arud atau
ﺔ ﺿوﺮﻌ ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا
al-kit ābatu al-‘arūdiyatu dari bait
kedua : b. Bait kedua:
اﺪ ﻚ آﺮ ﺎ ﻮ نﺎ ءﺎ ا ﺎﻬ دﺎ راﺪ ا ﺪ و
wa ‘abda ad-d āri sādatuhā al-imā`u Bi`anna suyūfunā tarakatka ‘abdan
Tulisan ‘Arud:
ﺎ ﻚ آﺮ ﺎ ﻮ
نﺪ رادد ﺪ و
ءﺎ ا ﻬ دﺎ و
wa ‘abda d-d āri sādatuhāl imā`u Bi`anna suyūfunā tarakatka ‘abdan
Pada baris pertama dari bait syair diatas ditemukan susunan kata
نﺎ
bi‘anna , ketika diucapkan ia memiliki dua huruf
ن
n ūn akan tetapi ia tidak
kita jumpai dalam tulisan kata tersebut. Maka tulisan ‘Arud atau al-kit ābatu al-
‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
ﺎ
bi‘anna , hal ini disebabkan karena di dalamnya ada
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi
huruf
ن
n ūn yang dilafalkan sewaktu kita membacanya ada dua akan tetapi
yang dituliskan hanya satu yaitu huruf
ن
n ūn yang bertanda tasydid.
Pada akhir baris pertama dari bait syair di atas juga ditemukan kata
ﺪا
‘abdan , ketika bunyi huruf
د
d āl yang bertanwin
اد
tersebut diucapkan ia mengandung bunyi huruf
ن
n ūn . Maka tulisan ‘Arud atau al-kitābah
al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
نﺪ
‘abdan hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu adanya pengucapan
huruf
ن
n ūn pada kata
ﺪا
‘abdan , tetapi tidak ada dalam tulisan. Dan kata ini terletak pada akhir al-sadru.
Universitas Sumatera Utara
Pada baris kedua dari bait syair diatas ditemukan kata
راﺪ ا
al-d āri ,
dimana pada awal kata tersebut terdapat alif dan lam
ل ا
yang dituliskan tetapi tidak diucapkan
و ﻜ فوﺮ
hur ūfun tuktabu wa lā tuntaqu. Hal ini
disebabkan karena huruf
ل ا
al bergabung dengan kata yang dimulai dengan
huruf
د
d āl pada kata
راد
d ārun , maka bunyi huruf lām
ل
tersebut dihilangkan. Sehingga diucapkan menjadi
راﺪ ا
al-d āru. Kemudian kata
راﺪ ا
ad- d
āru kita ucapkan dua huruf
د
d āl karena adanya tanda tasydid, tetapi dalam
tulisannya huruf
د
d āl itu hanya satu. Keadaan ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi huruf yang
dilafalkan sewaktu kita membacanya akan tetapi tidak dituliskan yaitu berupa huruf
د
d āl . Maka tulisan ‘Arud atau al-kitābah al-‘arudiyah dari kata tersebut
menjadi
رادد
d-d āru .
Kemudian pada akhir baris bait kedua dari syair di atas ditemukan susunan kata
ءﺎ ا ﺎﻬ دﺎ
s ādatuhā al-imā`u pada kata
ﺎه
h ā
yang berfungsi sebagai dam
īr jika digabungkan dengan kata
ءﺎ ا
al-im ā`u maka huruf alif sebagai
huruf
ﺪ
mad pada kata
ﺎه
h ā
dan huruf alif pada
ل ا
al dihilangkan sehingga diucapkan menjadi
ءﺎ ا ﻬ دﺎ
s ādatuhal imā`u, hal ini disebut dengan
فوﺮ ﻜ
و
hur ūfun tuktabu
wa l ā tuntaqu yaitu huruf yang dituliskan
tetapi tidak diucapkan. Kemudian pada baris kedua dari akhir bait syair di atas juga ditemukan kata
ءﺎ ا
al-im ā`u yang diakhiri dengan bunyi huruf hamzah
yang berharkat dammah
ء
`u . Karena huruf hamzah terletak pada akhir ‘Ajzun baris kedua, maka bunyi tersebut harus dipanjangkan sesuai dengan bunyi
harkat tersebut. Sehingga tulisan ‘Arud atau al-kit ābah al-‘arudiyah dari kata
tersebut menjadi
وءﺎ ا
im ā`u , hal yang seperti ini disebut dengan
ﻜ و
فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi huruf hamzah
yang berharkat dammah
ء
diberi tambahan huruf
و
w āw sebagai huruf
ﺪ
mad bagi huruf hamzah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tulisan ‘Arud atau
ﺔ ﺿوﺮﻌ ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا
al-kit ābatu al-‘arūdiyatu dari bait
ketiga : c. Bait ketiga:
ﺄ اﺪ تﻮ ه
ءاﺰ ا كاذ ا ﺪ و
Hajauta muhammadan fa`ajabtu ‘anhu wa ‘inda allahi f
ī zāka al-jazā`u
Tulisan ‘Arud:
تﻮ ه نﺪ
ﺄ ﻮﻬ
ﺪ و آاذ
ءاﺰ و
wa ‘inda allahi f ī zākal jazā`ū Hajauta muhammadan fa`ajabtu ‘anhū
Pada baris pertama dari bait syair di atas ditemukan kata
ﺪ
ا
muhammadan , ketika diucapkan huruf
م
m īm yang bertasydid diucapkan
menjadi dua huruf
م
m īm . Maka tulisan ‘Arud atau al-kitābah al-‘arudiyah
dari kata tersebut menjadi muhamma , hal ini disebut dengan
ﻜ فوﺮ
و
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu huruf yang dilafalkan
sewaktu kita membacanya akan tetapi tidak dituliskan yaitu huruf
م
m īm .
Pada kata
ﺪ
ا
muhammadan di atas juga ditemukan huruf
د
d āl
yang bertanwin
اد
, ketika huruf
د
d āl yang bertanda tanwin diucapkan maka
ada huruf
ن
n ūn yang diucapkan, tetapi tidak ada dalam tulisan. Hal ini
disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu
huruf yang diucapkan tetapi tidak dituliskan. Maka tulisan ‘Arud atau al-kit ābah
al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
نﺪ
muhammadan . Kemudian pada akhir baris pertama dari bait syair ketiga di atas juga
ditemukan kata ‘anhu yang berakhiran dengan kata hu sebagai kata
ganti karena itu dalam tulisan ‘Arudnya dam īr hu tersebut ditambah dengan
menambahkan huruf waw
و
sebagai penanda
ﺪ
mad bagi harkat dammah --- u, sehingga tulisan ‘arudnya menjadi
ﻮﻬ
‘anh ū .
Pada potongan pertama dari bait syair di atas ditemukan susunan kata
ﺪ ﷲا
‘indallahi dan ketika kata
ﺪ
‘inda diucapkan langsung dihubungkan
Universitas Sumatera Utara
dengan kata
ﷲا
all āhu, maka pada kata
ﷲا
all āhi terdapat huruf alif yang
berharkat fathah a yang dituliskan tetapi tidak diucapkan
فوﺮ ﻜ
و
hur ūfun tuktabu wa lā tuntaqu yaitu huruf yang dituliskan tidak diucapkan,
sehingga tulisan ‘arudnya menjadi
ﺪ
‘indallahi . Kemudian pada akhir baris bait kedua dari syair di atas ditemukan kata
ا كاذ ءاﺰ
z āka al-jazā`u , pada kata
كاذ
z āka yang berjumpa dengan alif
lam
لا
maka pengucapannya dibaca langsung kepada bunyi huruf l ām yang
berharkat sukun
ل
tetapi huruf alifnya dibuang. Maka tulisan ‘Arud atau al- kit
ābatu al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
ءاﺰ آاذ
z ākal jazā`u
hal ini disebut dengan
فوﺮ و ﻜ
hur ūfun tuktabu wa lā tuntaqu yaitu bunyi
huruf alif yang dituliskan tetapi tidak diucapkan. Kemudian pada baris kedua dari akhir bait syair ketiga di atas juga ditemukan kata
ءاﺰ
jaz ā`u
yang diakhiri dengan huruf hamzah
ء
yang berharkat dammah
ء
u . Karena huruf ini terletak pada akhir ‘Ajzun, maka bunyi tersebut harus dipanjangkan sesuai dengan
bunyi harkat tersebut yaitu dengan menambah huruf w āw
و
sebagai penanda harkat dammah yang panjang atau mad. Sehingga tulisan ‘Arud atau al-kit
ābah al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
وءاﺰ
jaz ā`u , hal yang seperti ini
disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu huruf
و
w āw sebagai penanda harkat dammah
ء
yang panjang.
Tulisan ‘Arud atau
ﺔ ﺿوﺮﻌ ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا
al-kit ābatu al-‘arūdiyatu dari bait
keempat : d. Bait keempat:
ﺎ آ ﺮ ﺎ آ ﺮ ا
ءاﺪ ﻬ ا
و ﻮ ﻜ
ﺆ
fasyarru kum ā likhairi kumā al- fidā`u Atahjūhu wa lasta lahu bikuf`in
Tulisan ‘Arud:
وءاﺪ آ ﺮ ﺎ آ رﺮ نﺆ ﻜ ﻮﻬ
و ﻮهﻮ ﻬ ا
fasyarru kum ā likhairi kumal fidā`ū Atahjūhu wa lasta lahū bikuf`in
Universitas Sumatera Utara
Pada baris pertama dari bait syair di atas juga ditemukan kata
ﻮ ﻬ ا
Atahj ūhu dan kata
lahu, kedua
kata di
atas memi
liki kata hu yang menunjukkan kata ganti orang ketiga yang berharkat dammah yang disebut dengan istilah
ﺔ ا ﺮ ﺔآﺮ
harakatun dam īri
al-g ībati oleh karena itu bunyi harkat dammah ini dalam tulisan ‘Arudnya harus
ditambah dengan
و
w āw sebagai penanda harkat panjang mad bagi harkat
dammah, sehingga tulisan ‘arudnya menjadi
ﻬ ا ﻮهﻮ
Atahj ūhū dan
ﻮﻬ
lah ū .
Kemudian di akhir baris pertama terdapat kata
ﻜ ﺆ
bikuf`in , pada kata tersebut diakhiri huruf
و
w āw yang dituliskan tetapi tidak diucapkan, hal disebut
dengan
فوﺮ و ﻜ
hur ūfun tuktabu wa lā tuntaqu. Kemudian pada
huruf
و
w āw tersebut kita jumpai huruf hamzah
ء
dengan bunyi tanwin pada huruf hamzah
ء
, ketika huruf hamzah yang bertanwin tersebut diucapkan ia mengandung bunyi huruf
ن
n ūn . Maka tulisan ‘Arud atau al-kitābah al-
‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
نﺆ ﻜ
bikuf`in hal ini disebut dengan
و فوﺮ
ﻜ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi huruf
ن
n ūn
yang diucapkan pada harkat tanwin. Pada baris kedua dari bait syair diatas ditemukan kata
ﺮ
fasyarru terlihat adanya satu huruf
ر
ra
`
yang bertanda tasydid, ketika diucapkan ia menjadi dua huruf
ر
ra
`
akan tetapi ia tidak kita jumpai dalam tulisan kata tersebut. Maka tulisan ‘Arud atau al-kit
ābatu al- ‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
رﺮ
fasyarru , hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu satu huruf
ر
ra
`
yang dilafalkan menjadi dua
ر
r ā
`
akan tetapi tidak dituliskan dalam bait tersebut. Kemudian pada baris kedua dari akhir bait syair di atas juga ditemukan
susunan kata
ﺎ آ ا
ءاﺪ
kum ā al-fidā`u pada kata
ﺎ آ
kum ā
yang berfungsi sebagai dam
īr jika digabungkan dengan kata
ا ءاﺪ
al-fid ā`u maka huruf alif
Universitas Sumatera Utara
sebagai huruf
ﺪ
mad pada kata
ﺎ آ
kum ā
dan huruf alif pada
ل ا
al dihilangkan sehingga diucapkan menjadi
ءاﺪ آ
kumal fid ā`ū hal ini disebut
dengan
فوﺮ ﻜ
و
hur ūfun tuktabu wa lā tuntaqu yaitu huruf yang
dituliskan tetapi tidak diucapkan. Kemudian pada baris kedua dari akhir bait syair di atas juga ditemukan
kata
ا ءاﺪ
al-fid ā`u yang diakhiri dengan bunyi huruf hamzah yang berharkat
dammah
ء
`u. Karena huruf hamzah terletak pada akhir ‘Ajzun baris kedua, maka bunyi tersebut harus dipanjangkan sesuai dengan bunyi harkat tersebut
dengan menambahkan huruf
و
w āw sebagai penanda harkat panjang dammah.
Sehingga tulisan ‘Arud atau al-kit ābah al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
ا ءاﺪ
و
al-fid ā`ū hal yang seperti ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu huruf
و
w āw yang melekat pada hamzah
yang berharkat dammah
ء
sebagai penanda
ﺪ
mad.
Tulisan ‘Arud atau
ﺔ ﺿوﺮﻌ ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا
al-kit ābatu al-‘arūdiyatu dari bait
kelima : e. Bait kelima:
ﺎ اﺮ ﺎآرﺎ تﻮ ه ا أ
ءﺎ ﻮ ا
`am īnallāhi syīmatuhu al-wafā`u Hajauta mubārakan barrān hanīfan
Tulisan ‘Arud:
تﻮ ه ﺎ
آر نرﺮ
أ ﻬ
وءﺎ و
`am īnallāhi syīmatuhul wafā`ū Hajauta mubārakan barrān hanīfan
Pada baris pertama dari bait kelima syair di atas ditemukan kata
ﺎآرﺎ
mubarakan,
اﺮ
barran
ﺎ
han īfan, dalam ketiga kata ini ada huruf kaf, ra
dan fa yang berharkat tanwin
ﺎآ, ار
dan
ﺎ
yang masing-masing berada diakhir kata tersebut dan ketika diucapkan ia mengandung bunyi huruf
ن
n ūn . Maka
tulisan ‘Arud atau al-kit ābah al-‘arudiyah dari ketiga kata tersebut menjadi kata
آرﺎ
mub ārakan,
نﺮ
barran, han
īfanyakni menambahkan huruf
ن
n ūn pada akhir kata tersebut. Hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
Universitas Sumatera Utara
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi nūn. Sedangkan pada kata
اﺮ
barran dari bait syair diatas ketika diucapkan ia memiliki dua huruf
ر
ra` akan tetapi ia tidak kita jumpai dalam tulisan kata tersebut. Maka tulisan ‘Arud
atau al-kit ābah al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
نرﺮ
barran hal ini
disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu
bunyi huruf yang dilafalkan sewaktu kita membacanya akan tetapi tidak dituliskan yaitu huruf
ر
ra
`
. Pada penggalan pertama dari bait syair di atas ditemukan kata
ﷲا أ
am īnullahu dan ketika kata
ا
aminu diucapkan langsung dihubungkan dengan kata
ﷲا
all āhu, maka pada kata
ﷲا
all āhu terdapat huruf yang dituliskan
tetapi tidak diucapkan
فوﺮ و ﻜ
hur ūfun tuktabu wa lā tuntaqu
yaitu adanya huruf alif yang berharkat fathah dihilangkan pengucapannya
أ ﺎﻬ
ﻜ و ﺔ ﺎ آ ﺔ وﺬ
alifun mahz ūfatun wa lākinna tantiquhā sehingga
tulisan ‘arudnya menjadi
أ
`aminullahi. Kemudian sebelum akhir baris kedua dari bait syair di atas juga
ditemukan susunan kata
ا ءﺎ ﻮ
sy īmatuhu al-wafā`u . Pada susunan kata
sy īmatuhu kita dapati kata
hu yang berfungsi sebagai dam
īr, maka di dalam tulisan ‘Arud ditambah huruf w
āw
و
setelah huruf h ā` yang
berharkat dammah sebagai penanda harkat dammah yang panjang. Sehingga tulisan ‘arudnya menjadi
ﻮﻬ
sy īmatuhū. Jika kata
ﻮﻬ
sy īmatuhū
tersebut digabungkan dengan kata
ا ءﺎ ﻮ
al-waf ā`u menjadi
ا ءﺎ ﻮ
ﻬ ﻮ
sy īmatuhul al-wafā`u . maka dalam tulisan ‘Arudnya huruf wāw
و
pada kata
ﻮﻬ
sy īmatuhū dihilangkan demikian juga huruf
ا
alif pada kata
ا ءﺎ ﻮ
al- waf
ā`u sehingga tulisan ‘Arudnya menjadi
ﻬ ءﺎ و
sy īmatuhul wafā`ū hal
ini disebut dengan
فوﺮ ﻜ
و
hur ūfun tuktabu
wa l ā tuntaqu yaitu
huruf yang dituliskan tetapi tidak diucapkan, yaitu huruf w āw
و
sebagai mad dammah dan huruf
ا
alif pada
ل ا
al .
Universitas Sumatera Utara
Di akhir baris kedua dari syair diatas juga ditemukan kata
ا ءﺎ ﻮ
al-waf ā`u yang diakhiri dengan bunyi huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
u . Karena huruf hamzah
ء
terletak pada akhir baris kedua Ajun, maka bunyi tersebut harus dipanjangkan sesuai dengan bunyi harkat tersebut dengan
menambahkan huruf w āw
و
. Sehingga tulisan ‘Arud atau al-kit ābah al-
‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
و ا
ءﺎ ﻮ
al-waf ā`ū, hal yang seperti ini
disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu
huruf w āw
و
sebagai penanda harkat dammah yang panjang.
Tulisan ‘Arud atau
ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا ﺔ ﺿوﺮﻌ
al-kit ābatu al-‘arūdiyatu dari bait
keenam : f. Bait keenam:
ﻜ ا لﻮ ر ﻮ ﻬ ءاﻮ ﺮ
و ﺪ و
wa yamdahuhu wa yansuruhu saw ā`u Faman yahjū rasūlallāhi minkum
Tulisan ‘Arud:
ﻮ ﻬ لﻮ ر
ﻜ و
ﻮﻬ ﺪ و
ﻮهﺮ و ءاﻮ
wa yamdahuh ū wa yansuruhū sawā`ū Faman yahjū rasūlallāhi minkum
Pada baris pertama dari bait keenam syair di atas ditemukan kata
ﷲا لﻮ ر
Rasulullahi dan ketika kata
لﻮ ر
Rasulu diucapkan langsung dihubungkan dengan kata
ﷲا
all āhu, maka pada kata
ﷲا
all āhu terdapat huruf alif yang
berharkat fathah yang dituliskan tetapi tidak diucapkan
فوﺮ و ﻜ
hur ūfun tuktabu wa lā tuntaqu. Huruf alif
ا
ini disebut dengan
أ ﺔ ﺎ آ ﺔ وﺬ
ﻜ و ﺎﻬ
alifun mahz ūfatun wa lākinna lā tantiquhā yang dibuang dalam
penulisan tetapi disebutkan dalam pengucapan. Sehingga tulisan ‘arudnya menjadi
لﻮ ر
ras ūlullahi
. Pada baris kedua ditemukan kata
ﺪ و
wa yamdahuhu
و ﺮ
wa yansuruhu yang berakhiran dengan kata
hu sebagai kata ganti orang ketiga
ﺔ ا ﺮ ﺔآﺮ
harakatun dam īri al-gībati . Dalam tulisan ‘Arudnya harkat
Universitas Sumatera Utara
dammah pada damir hu
itu harus dipanjangkan dengan menambahkan huruf w
āw
و
sebagai penanda dammah yang panjang. Sehingga tulisan ‘arudnya menjadi
ﻮﻬ ﺪ و
wa yamdahuh ū
ﻮهﺮ و
wa yansuruh ū.
Di akhir baris kedua dari bait keenam syair diatas juga ditemukan kata
ءاﻮ
saw ā`u yang diakhiri dengan bunyi huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
u . Karena huruf hamzah itu terletak pada akhir baris kedua ‘Ajzun, maka harkat --- u harus dipanjangkan dengan menambah huruf w
āw
و
sebagai penanda harkat yang panjang. Sehingga tulisan ‘Arud atau al-kit
ābah al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
و ءاﻮ
saw ā`ū, hal yang seperti ini disebut
dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu huruf wāw
و
sebagai penanda harakat panjang dammah --- u bagi huruf hamzah.
Tulisan ‘Arud atau
ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا ﺔ ﺿوﺮﻌ
al-kit ābatu al-‘arūdiyatu dari bait
ketujuh : g. Bait ketujuh:
ء ﺎ و ﻜ ﺪ ضﺮ
ﺮ و ﺪ اوو ا نﺎ
li‘ardi muhammadin minkum waq ā`u Fa`inna `abī wawālidahu wa ‘ardī
Tulisan ‘Arud:
ﺎ و ا
هﺪ او ﻮ
ﺮ و ضﺮ
ﺪ ن
ﻜ و
ءﺎ و
li‘ardi muhammadin minkum waq ā`ū Fa`inna `abī wawālidahū wa ‘ardī
Pada baris pertama dari bait ketujuh syair di atas ditemukan kata
نﺎ
fa`inna, ketika diucapkan ia memilki dua huruf
ن
n ūn akan tetapi tidak kita
jumpai dalam tulisan kata tersebut. Maka tulisan ‘Arud atau al-kit ābatu al-
‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
ﺎ
fa`inna , hal ini disebabkan karena di dalamnya ada
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi
huruf yang dilafalkan tetapi tidak dituliskan yaitu huruf
ن
n ūn . Kemudian pada
baris pertama bait ketujuh syair ditemukan juga kata
ﺪ اوو
waw ālidahu yang
berakhiran dengan kata hu
sebagai kata ganti orang ketiga
ﺔ ا ﺮ ﺔآﺮ
Universitas Sumatera Utara
harakatun dam īri al-gībati maka dalam tulisan ‘Arudnya, damir
hu yang
berharkat dammah itu ditambah dengan huruf w āw
و
sebagai penanda harakat panjang dammah. Sehingga tulisan ‘arudnya menjadi
ﻮهﺪ اوو
waw ālidahū.
Pada baris kedua dari bait syair di atas ditemukan kata
ﺪ
muhammadin , ketika diucapkan huruf
م
m īm yang bertasydid itu menjadi
dua huruf yang sama, akan tetapi ia tidak kita jumpai dalam tulisan kata tersebut. Maka tulisan ‘Arud atau al-kit
ābah al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
ﺪ
muhammadin , hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l
ā tuktabu yaitu bunyi huruf yang dilafalkan sewaktu kita membacanya akan tetapi tidak dituliskan yaitu
م
m īm . Dan pada kata
ﺪ
muhammadin ini, ketika diucapkan huruf
د
d āl yang bertanwin mengandung bunyi huruf
ن
n ūn . Maka tulisan ‘Arud atau al-kitābah al-‘arudiyah dari kata tersebut
menjadi
نﺪ
muhammadin hal ini disebut dengan
فوﺮ ﻜ و
hurufun tuntaqu wa l
ā tuktabu yaitu bunyi huruf
ن
n ūn pada tanwin.
Di akhir baris kedua dari bait syair diatas ditemukan kata
و ءﺎ
waq ā`u ini
diakhiri dengan bunyi huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
u . Karena huruf hamzah
ء
ini terletak pada akhir baris kedua ‘Ajzun, maka bunyi tersebut harus dipanjangkan sesuai dengan bunyi harkat tersebut dengan menambah huruf
و
w āw sebagai penanda harkat panjang dammah. Sehingga tulisan ‘Arud atau al-
kit ābah al-‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
و و
ءﺎ
waq ā`ū, hal yang seperti
ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hurufun tuntaqu wa l
ā tuktabu yaitu harkat dammah panjang yang dilambangkan dengan huruf
و
w āw .
Tulisan ‘Arud atau
ﺔ ﺿوﺮﻌ ا ﺔﺑﺎ ﻜ ا
al-kit ābatu al-‘arūdiyatu dari bait
kedelapan : h. Bait kedelapan:
ا ﺪ
ء رﺪﻜ يﺮ و
مرﺎ ﺎ
wa bahri l ā tukaddiruhu al-dilā`u
Lis ānī sārimun lā ‘aiba fīhi
Universitas Sumatera Utara
Tulisan ‘Arud:
وء د د ردﺪﻜ يﺮ و ﻬ رﺎ ﺎ
wa bahri l ā tukaddiruhud dilā`ū
Lis ānī sārimun lā ‘aiba fīhi
Pada baris pertama dari bait kedelapan syair di atas ditemukan kata
مرﺎ
s ārimun , ketika bunyi huruf mīm yang bertanwin
م
tersebut diucapkan ia mengandung bunyi huruf
ن
n ūn . Maka tulisan ‘Arud atau al-kitābah al-
‘arudiyah dari kata tersebut menjadi
رﺎ
s ārimun hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi
ن
n ūn pada
harkat tanwin. Pada akhir baris pertama ditemukan kata
f īhi yakni gabungan huruf
jar f
ī dengan damir muttasil yaitu huruf h
ā` yang berharkat kasrah. Oleh karena itu maka dalam tulisan ‘Arudnya harkat kasrah itu harus ditambah dengan
dengan huruf mad ya`
ي
sebagai penanda harkat kasrah yang panjang, sehingga tulisan ‘arudnya menjadi
ﻬ
f īhī.
Pada baris kedua dari bait syair di atas ditemukan susunan kata
رﺪﻜ ا
ﺪ ء
tukaddiruhu al-dil ā`u pada kata kata
رﺪﻜ
tukaddiru ketika diucapkan
ia memiliki dua huruf
د
d āl akan tetapi ia tidak kita jumpai dalam tulisan kata
tersebut, hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā
tuktabu yaitu bunyi huruf
د
d āl yang dilafalkan sewaktu kita membacanya ada
dua akan tetapi yang dituliskan hanya satu dengan penanda tasydid. Kemudian pada kata
hu yang berharkat dammah, berfungsi sebagai dam
īr jika digabungkan dengan kata
ا ﺪ
ء
al-dil ā`u maka huruf alif dan lam pada
لا
al dihilangkan dan langsung diucapkan pada huruf
د
d āl tersebut, yang ketika
diucapkan ia memiliki dua huruf
د
d āl akan tetapi ia tidak kita jumpai dalam
tulisan kata tersebut, hal ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi huruf
د
d āl yang dilafalkan sewaktu kita
membacanya ada dua akan tetapi yang dituliskan hanya satu dengan penanda
Universitas Sumatera Utara
tasydid. Sehingga diucapkan menjadi
ردﺪﻜ د
ء د
tukaddiruhu d-dil ā`u, hal
ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu
huruf yang dituliskan tetapi tidak diucapkan. Kemudian pada akhir baris kedua dari syair diatas juga ditemukan kata
ا ﺪ
ء
al-dil ā`u yang diakhiri dengan bunyi huruf hamzah
ء
yang berharkat dammah yaitu
ء
u . Karena huruf hamzah itu terletak pada akhir baris kedua ‘Ajzun, maka bunyi tersebut harus dipanjangkan sesuai dengan bunyi harkat
dammah yaitu dengan menambah huruf mad
و
w āw sebagai penanda harkat
dammah yang panjang. Sehingga tulisan ‘Arud atau al-kit ābah al-‘arudiyah dari
kata tersebut menjadi
وء د
dil ā`ū, hal yang seperti ini disebut dengan
ﻜ و فوﺮ
hur ūfun
tuntaqu wa l ā tuktabu yaitu bunyi harkat
dammah panjang yang ditandai dengan huruf mad
و
w āw .
2. Lambang bunyi ‘Arud dan pola bunyi syair
نﺎ ﺳ ﺑا ءﺎﺠه
Hij ā`un Abī
Sufy ānu ’Sindiran Untuk Abu Sofyan’
Setelah diperoleh tulisan ’Arud pada syair ’Hij āun Abī Sufyanu’ di atas
maka untuk menemukan lambang bunyi ’Arud serta pola bunyi syair adalah dengan berpedoman kepada tulisan ’Arud yang sudah ada pada pembahasan
di atas.
Baris pertama dari bait pertama syair
:
Tulisan ‘Arud :
ن ﺎ ﺎ ا ا ا
Lambang bunyi ‘Arud :
ن ﺎ ﺎ ا ا ا . . . . . . . .
ﺎ ﺎ
ﻮ
: Pola bunyi syair
muf ā‘altun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun
Pada baris pertama sadrun dari bait pertama syair di atas, potongan lambang bunyi yang pertama dimulai dengan huruf alif yang berharkat fathah
ا
Universitas Sumatera Utara
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf l
ām yang berharkat fathah
ل
yang dilambangkan dengan lambang , kemudian disambungkan dengan alif
yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf alif yang berharkat fathah
ا
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf b
ā` yang berharkat suk
ūn
ب
dilambangkan dengan
.
. Huruf l ām yang berharkat kasrah
ل
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf gain yang berharkat suk
ūn
غ
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ا ا
al ā ablig adalah
...
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf alif yang berharkat
fathah
ا
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf b
ā` yang berharkat fathah
ب
yang dilambangkan dengan lambang , yang kemudian
bersambung dengan huruf alif yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf sin yang berharkat dammah
س
yang dilambangkan dengan
lambang . Huruf f
ā` yang berharkat sukūn
ف
dilambangkan dengan
.
. Huruf y
ā` yang berharkat fathah
ي
yang dilambangkan dengan lambang ,
kemudian sambungkan dengan alif yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
ﺎ ﺎ ا
ab ā sufyā adalah
...
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf n
ūn yang berharkat fathah
ن
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf ‘ain yang
berharkat fathah
ع
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf n ūn yang berharkat kasrah
ن
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat sukūn
ي
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
ن
na‘ann ī adalah
..
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris pertama sadrun dari
bait syair pertama adalah
ﺎ ﺎ ا ا ن
ا
Al ā ablig abā sufyāna ‘annī
Universitas Sumatera Utara
adalah
. . . . . . . .
. Lambang bunyi ‘Arud ini sesuai dengan
pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut
dengan bahrun al-w āfir, dalam pembentukan pola bunyi pada baris pertama dari
bait syair pertama ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima yaitu huruf
ل
l ām dari pola
ﺎ
muf ā‘alatun
menjadi berharkat suk ūn
ل
yaitu
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini disebut dengan
ا
al-‘asabu ‘ al-‘asabu ’ yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup pada potongan
kata bait syair. Adapun potongan kata dari bait syair tersebut adalah :
ا ا
ﺎ ﺎ ا . ..
. .. ﺎ
ﺎ
mufa‘altun mufa‘altun
Baris kedua dari bait pertama syair : Tulisan ‘Arud :
ﺄ ﻮ
و ﻮه
وءا
Lambang bunyi ‘Arud :
وءاﻮه و
ﺄ ﻮ
.. . . . . ﺎ
ﺎ ﻮ
Pola bunyi syair:
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris pertama sadrun dari syair di atas, lambang bunyi dimulai dengan huruf f
ā` yang berharkat fathah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat fathah
ا
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat sukūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf t ā`
yang berharkat fathah
ت
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat dammah
م
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf j
īm yang berharkat fathah
ج
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw
Universitas Sumatera Utara
yang berharkat suk ūn
و
dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ﺄ ﻮ
fa`anta mujaw adalah
..
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . huruf f
ā` yang berharkat dammah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf n ūn yang berharkat
fathah
ن
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf kh
ā` yang berharkat kasrah
خ
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf b
ā` yang berharkat dammah
ب
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
و
wafun nakhibun adalah
..
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf h
ā` yang berharkat
fathah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat
suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf w
āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
و ءاﻮه
haw ā’ū adalah
..
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris kedua dari bait
pertama syair adalah
وءاﻮه و
ﻮ ﺄ
adalah
.. .. . .
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud ini maka pola bunyi syair pada baris kedua dari
bait pertama adalah
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun.
Dengan demikian pola bunyi syair ini sesuai dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun al-
w āfir.
Universitas Sumatera Utara
Baris pertama dari bait kedua syair : Tulisan ‘Arud :
نﺪ آﺮ
ﻚ ﺎ
ﻮ ﺎ
lambang bunyi ‘Arud :
ﺎ ﻮ
آﺮ ﺎ ك
نﺪ . . . . . .
ﺎ ﺎ
ﻮ
Pola bunyi syair :
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris pertama sadrun dari bait kedua syair di atas, potongan
lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf b
ā` yang berharkat kasrah
ب
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat fathah
ا
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat sukūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf n ūn yang berharkat fathah
ن
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf s
īn yang berharkat dammah
س
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat dammah
ي
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat sukun
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ﺎ ﻮ
bi`anna suy ū adalah
..
. Pada potongan po;a bunyi kedua dimulai dengan huruf f
ā` yang berharkat fathah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat fathah
ن
dilambangkan dengan , kemudian disambungkan huruf alif yang
berharkat suk ūn
ا
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf t ā` yang
berharkat fathah
ت
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf ra` yang
berharkat fathah
ر
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf k
āf yang berharkat fathah
ك
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf t
ā` yang berharkat suk
ūn
ت
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
آﺮ ﺎ
fan ā tarkat adalah
..
.
Universitas Sumatera Utara
Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf k āf yang berharkat
fathah
ك
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf ‘ain yang berharkat
fathah
ع
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf b
ā` yang berharkat suk
ūn
ب
dilambangkan dengan
.
. Huruf d āl yang berharkat fathah
د
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat sukūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
ك نﺪ
ka ‘abdan adalah
. .
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris pertama sadrun dari
bait kedua syair adalah
نﺪ ﺎ
ﻮ آﺮ ﺎ
ك
Bi`anna suy ūfunā tarakatka
‘abdan adalah
. . .. ..
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud ini maka pola bunyi syair pada baris pertama dari bait kedua adalah
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun.
Dengan demikian pola bunyi syair ini sesuai dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun al-
w āfir.
Baris kedua dari bait syair kedua :
ادد ﺪ و ﻬ دﺎ ر
وءﺎ ا
Tulisan ‘Arud : Lambang bunyi ‘Arud :
ادد ﺪ و ﻬ دﺎ ر
وءﺎ ا . . . . .
. . ﺎ
ﺎ ﻮ
Pola bunyi syair :
muf ā‘altun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris kedua ‘Ajun dari bait kedua syair di atas, potongan lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf ‘ain yang berharkat fathah
ع
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf b
ā` yang berharkat sukūn
ب
dilambangkan dengan
.
. Huruf d āl yang berharkat fathah
د
yang
Universitas Sumatera Utara
dilambangkan dengan lambang . Huruf d
āl yang berharkat sukūn
د
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf d āl yang berharkat fathah
د
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat suk
ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ادد ﺪ و
wa ‘abda d-d ā adalah
.. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf ra` yang berharkat
kasrah
ر
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf s
īn yang berharkat fathah
س
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat
suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf d āl yang berharkat fathah
د
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf ta` yang berharkat dammah
ت
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā` yang berharkat fathah yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf l
ām yang berharkat sukun
ل
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
ﻬ دﺎ ر
ri s ādatuhal adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf alif yang berharkat
kasrah
ا
dilambangkan dengan . Huruf m
īm yang berharkat fathah
م
yang
dilambangkan dengan lambang kemudian disambungkan dengan huruf alif
yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf w
āw yang berharkat suk
ūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
وءﺎ ا
im ā`ū adalah
..
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris kedua ‘ajun dari
bait syair kedua adalah
ﻬ دﺎ وءﺎ ا
ر ادد ﺪ و
wa ‘abda ad-d āri sādatuhāl
im ā`ū adalah
.. . . ...
. Lambang bunyi ‘Arud ini sesuai dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan
bahrun al-w āfir, dalam pembentukan pola bunyi pada baris kedua dari bait kedua
syair ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima yaitu huruf
ل
l ām
Universitas Sumatera Utara
dari pola
ﺎ
muf ā‘alatun
menjadi berharkat suk ūn
ل
yaitu
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini disebut dengan
ا
al-‘asabu ‘ al-asabu ’ yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup pada potongan kata bait
syair. Adapun potongan kata dari bait syair tersebut adalah :
ادد ﺪ و . ..
ﺎ
mufa‘altun
Baris pertama dari bait ketiga syair: Tulisan ‘Arud :
ﺄ نﺪ تﻮ ه
ﻮﻬ
Lambang bunyi ‘Arud :
تﻮ ه ﺄ نﺪ
ت ﻮﻬ
. .
. . . .
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris pertama sadrun dari syair di atas, lambang bunyi dimulai
dengan huruf h
ā` yang berharkat fathah yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf ji īm yang berharkat fathah
ج
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf t
ā` yang berharkat fathah
ت
yang dilambangkan dengan lambang .
Huruf m īm yang berharkat dammah
م
yang dilambangkan dengan lambang .
Huruf h ā` yang berharkat fathah
ح
yang dilambangkan dengan lambang .
Huruf m īm yang berharkat sukūn
م
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
تﻮ ه
hajauta muham adalah
. .
.
Universitas Sumatera Utara
Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf m īm yang
berharkat fathah
م
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf d
āl yang berharkat fathah
د
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf f ā` yang berharkat fathah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf hamzah yang berharkat
fathah
أ
dilambangkan dengan . Huruf j
īm yang berharkat fathah
ج
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf b ā` yang berharkat sukun
ب
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
ﺄ نﺪ
madan fa`ajab adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf t
ā` yang berharkat dammah
ت
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf ‘ain yang
berharkat fathah
ع
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf h ā` yang berharkat
dammah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat suk
ūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
ت ﻮﻬ
tu ‘anh ū adalah
..
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris pertama sadrun dari
bait ketiga syair adalah
ﻮﻬ ﺄ
ت تﻮ ه
نﺪ
hajauta muhammadan fa`anta ‘anh
ū adalah
.. . . . .
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud
ini maka pola bunyi syair pada baris pertama dari bait ketiga adalah
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun.
Dengan demikian pola bunyi syair ini sesuai dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun al-
w āfir.
Baris kedua dari bait ketiga: Tulisan ‘Arud :
ﺪ و آاذ
وءاﺰ
Universitas Sumatera Utara
Lambang bunyi ‘Arud :
ﺪ و آاذ
وءاﺰ . .
. . . . . .
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun
Pada baris kedua ‘Ajun dari bait ketiga syair di atas, lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf ‘ain yang berharkat kasrah
ع
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat sukūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf d āl yang berharkat fathah
د
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf l
ām yang berharkat sukūn
ل
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf l ām yang berharkat fathah
ل
yang
dilambangkan dengan lambang , kemudian disambungkan dengan huruf alif
yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama pada bait syair adalah
ﺪ و
wa ‘indall
ā adalah
.. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf h
ā` yang berharkat
kasrah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf f
ā` yang berharkat kasrah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat suk
ūn
ي
dilambangkan dengan
.
. Huruf z āl yang berharkat fathah
ذ
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat sukun
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf k āf yang berharkat fathah
ك
yang
dilambangkan dengan lambang , yang disambung dengan huruf l
ām sukūn
ل
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
آاذ
hi f ī zākal adalah
...
.
Universitas Sumatera Utara
Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf j īm yang berharkat
fathah
ج
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf zai yang berharkat
fathah
ز
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat
suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf w
āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
وءاﺰ
jaz ā`ū adalah
..
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris kedua ‘ajun dari bait
ketiga syair adalah
آاذ ءاﺰ
و ﺪ و
wa ‘indall ā hi fī zākal jazā`ū
adalah
.. ... ...
. Lambang bunyi ‘Arud ini sesuai dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun
al-w āfir, dalam pembentukan pola bunyi pada baris kedua dari bait ketiga syair ini
terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima yaitu huruf
ل
l ām dari
pola
ﺎ
muf ā‘alatun
menjadi berharkat suk ūn
ل
yaitu
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini disebut dengan
ا
al-‘asabu ‘ al-‘asabu ’ yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup pada potongan kata bait
syair. Adapun potongan kata dari bait syair tersebut adalah :
ﺪ و آاذ
. .. . .. ﺎ
ﺎ
mufa‘altun mufa‘altun
Baris pertama dari bait keempat syair: Tulisan ‘Arud :
ﻮهﻮ ﻬ ا ﻮﻬ
و نﺆ ﻜ
Lambang bunyi ‘Arud:
ﻮهﻮ ﻬ ا و
ﻮﻬ نﺆ ﻜ
. . . . . . .
Universitas Sumatera Utara
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris pertama sadrun dari syair di atas, lambang bunyi yang pertama dimulai dengan huruf alif yang berharkat fathah
ا
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf t ā` yang berharkat fathah
ت
yang dilambangkan
dengan lambang , kemudian huruf h
ā` yang berharkat sukūn dilambangkan dengan
.
. Huruf j īm yang berharkat dammah
ج
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf w āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf h ā` yang berharkat dammah yang dilambangkan dengan
lambang . Huruf w
āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ﻮهﻮ ﻬ ا
atahj ūhū adalah
.. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf l
ām yang berharkat fathah
ل
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf s
īm yang berharkat suk
ūn
س
dilambangkan dengan
.
. Huruf t ā` yang berharkat fathah
ت
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf l
ām yang berharkat fathah
ل
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā` yang berharkat
dammah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat suk
ūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
ﻮﻬ و
wa lasta lahu adalah
. .
.
Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf b ā` yang berharkat
kasrah
ب
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf k
āf yang berharkat dammah
ك
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf f
ā` yang berharkat suk
ūn
ف
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat
Universitas Sumatera Utara
kasrah
ؤ
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
ﻜ ﺆ
ن
bikuf`in adalah
. .
.
Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris pertama sadrun dari
bait keempat syair adalah
نﺆ ﻜ ﻮهﻮ ﻬ ا
ﻮﻬ و
Atahj ūhu wa lasta lahu
bikuf`in adalah
.. .. ...
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas, maka pola bunyi baris pertama dari bait syair keempat adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan
bahrun al-w āfir. Di dalam pembentukan pola bunyi pada baris pertama dari bait
keempat syair ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima huruf l
ām dari pola
ﺎ
muf ā‘alatun
yaitu huruf l
ām
ل
menjadi huruf l ām yang
berharkat suk ūn
ل
sehingga pola itu menjadi
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini
disebut dengan
ا
al-‘asabu yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup potongan kata bait syair. Adapun potongan kata dari bait syair
tersebut adalah :
ﻮهﻮ ﻬ ا . ..
ﺎ
mufa‘altun
Baris kedua dari bait keempat syair: Tulisan ‘Arud:
رﺮ ﺎ آ
ﺮ آ
وءاﺪ
Lambang bunyi ‘Arud :
ﺎ آرﺮ آﺮ
وءاﺪ . . . . . .
Universitas Sumatera Utara
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun
Pada baris kedua ‘Ajun dari bait keempat syair di atas, potongan lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf fa` yang berharkat fathah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf sy
īm yang berharkat fathah
ش
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf r
ā` yang berharkat sukūn
ر
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf r ā` yang berharkat dammah
ر
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf k
āf yang berharkat dammah
ك
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat fathah
م
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat suk
ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ﺎ آرﺮ
fasyarru kum ā adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf l
ām yang berharkat kasrah
ل
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf kha` yang
berharkat fathah
خ
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat suk
ūn
ي
dilambangkan dengan
.
. Huruf ra` yang berharkat kasrah
ر
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf k
āf yang berharkat dammah
ك
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat fathah
م
yang dilambangkan dengan lambang kemudian disambungkan dengan
huruf l ām yang berharkat sukūn
ل
dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
آﺮ
likhairi kumal adalah
..
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf f
ā` yang berharkat kasrah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf d
āl yang berharkat fathah
د
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat
suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
Universitas Sumatera Utara
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf w
āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
وءاﺪ
fid ā`ū adalah
. .
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris kedua dari bait
keempat syair adalah
آﺮ وءاﺪ
ﺎ آرﺮ
fasyarru kum ā likhairi kumal
fid ā`ū adalah
. . . . ..
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud ini maka pola bunyi syair pada baris kedua dari bait keempat adalah
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun.
Dengan demikian pola bunyi syair ini sesuai dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun
al-w āfir.
Baris pertama dari bait kelima syair: Tulisan ‘Arud :
تﻮ ه ﺎ
نرﺮ آر
Lambang bunyi ‘Arud :
ﺎ تﻮ ه نرﺮ آر
. . . . . . .
Pola bunyi syair:
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris pertama sadrun dari bait kelima syair di atas, potongan
lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf h
ā` yang berharkat fathah yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf j
īm yang berharkat fathah
ج
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf w āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf t ā` yang berharkat fathah
ت
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf m īm yang berharkat dammah
م
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf b ā` yang berharkat fathah
ب
yang
Universitas Sumatera Utara
dilambangkan dengan lambang kemudian disambungkan huruf alif yang
berharkat suk ūn
ا
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ﺎ تﻮ ه
hajauta mub ā
adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf r
ā` yang berharkat fathah
ر
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf k
āf yang berharkat fathah
ك
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf b ā` yang berharkat fathah
ب
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf r ā` yang berharkat sukūn
ر
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf r ā` yang berharkat fathah
ر
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf n ūn yang berharkat sukūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
نرﺮ آر
rakan barr ān adalah
.. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf h
ā yang berharkat fathah
ح
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat kasrah
ن
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat suk
ūn
ي
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf f ā` yang berharkat
fathah
ف
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf n
ūn yang berharkat sukun
ن
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
han īfan adalah
. .
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris pertama sadrun
dari bait kelima syair adalah
نرﺮ آر ﺎ تﻮ ه
hajauta mub ārakan
barr ān hanīfan adalah
.. . .. . .
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas, maka pola bunyi baris pertama dari bait syair kelima adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun mufā‘altun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan
bahrun al-w āfir. Di dalam pembentukan pola bunyi pada baris pertama bait
kelima syair ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima huruf l ām
Universitas Sumatera Utara
dari pola
ﺎ
muf ā‘alatun
yaitu huruf l
ām
ل
menjadi huruf l ām yang
berharkat suk ūn
ل
sehingga pola itu menjadi
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini
disebut dengan
ا
al-‘asabu yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup potongan kata bait syair. Adapun potongan kata dari bait syair
tersebut adalah :
نرﺮ آر . ..
ﺎ
mufa‘altun
Baris kedua dari bait kelima syair: Tulisan
‘
Arud :
أ ﻬ
وءﺎ و
Lambang bunyi ‘Arud:
أ ﻬ
وءﺎ و . . . . . . .
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris kedua ‘Ajun dari bait kelima syair potongan lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf alif yang berharkat fathah
ا
yang dilambangkan
dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat kasrah
م
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf y ā` yang berharkat sukūn
ي
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf n ūn yang berharkat dammah
ن
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf l ām yang berharkat sukūn
ل
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf l ām yang berharkat fathah
ل
yang dilambangkan
dengan lambang , kemudian disambungkan dengan huruf alif yang berharkat
Universitas Sumatera Utara
sukun
ا
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
أ
am īnu llā adalah
.. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf h
ā` yang berharkat
kasrah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf sy
īm yang berharkat kasrah
ش
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat suk
ūn
ي
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf m īm yang berharkat
fathah
م
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf t
ā` yang berharkat dammah
ت
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā` yang berharkat
dammah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf l
ām yang berharkat suk
ūn
ل
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
ﻬ
hi sy īmatuhul adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf f
ā` yang berharkat fathah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang
berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat suk
ūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
وءﺎ و
waf ā`u adalah
. .
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris kedua ‘ajun dari bait
kelima syair adalah
ﻬ وءﺎ و
أ
`am īnullā hi syīmatuhul wafā`ū
adalah
.. .. ...
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas, maka pola bunyi baris kedua dari bait syair kelima adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun al-wāfir. Di
dalam pembentukan pola bunyi pada baris kedua bait kelima syair ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima huruf l
ām dari pola
ﺎ
muf ā‘alatun
yaitu huruf l
ām
ل
menjadi huruf l ām yang berharkat
suk ūn
ل
sehingga pola itu menjadi
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini disebut
Universitas Sumatera Utara
dengan
ا
al-‘asabu yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup potongan kata bait syair. Adapun potongan kata dari bait syair tersebut
adalah :
أ . ..
ﺎ
mufa‘altun
Baris pertama dari bait keenam syair: Tulisan ‘Arud :
لﻮ ر ﻮ ﻬ ﻜ
Lambang bunyi ‘Arud :
ﻮ ﻬ لﻮ ر
ﻜ . . . . . . . .
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun
Pada baris pertama sadrun dari bait keenam syair di atas, potongan
lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf f
ā` yang berharkat fathah
ف
yang dilambangkan dengan lambang
.Huruf m īm yang berharkat fathah
م
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf n ūn yang berharkat sukūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf y ā` yang berharkat fathah
ي
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf ha yang berharkat suk ūn
dilambangkan dengan
.
. Huruf j īm yang berharkat dammah
ج
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf w āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ﻮ ﻬ
faman yahj ū adalah
.. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf r
ā` yang berharkat fathah
ر
dilambangkan dengan . Huruf s
īn yang berharkat dammah
س
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat sukūn
و
Universitas Sumatera Utara
yang dilambangkan dengan lambang
.
Huruf l ām yang berharkat dammah
ل
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf l
ām yang berharkat sukūn
ل
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf l ām yang berharkat fathah
ل
yang dilambangkan dengan lambang , kemudian disambungkan dengan huruf
alif yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan bunyi kedua
لﻮ ر
ras ūlullā adalah
.. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf h
ā` yang berharkat
kasrah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat kasrah
م
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat sukun
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf k āf yang berharkat dammah
ك
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat sukūn
م
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
ﻜ
hi minkum adalah
. .
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris pertama sadrun
dari bait keenam syair adalah
ﻜ ﻮ ﻬ
لﻮ ر
faman yahj ū rasūlullāhi
minkum adalah
.. ... ...
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas, maka pola bunyi baris pertama dari bait syair keenam adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan
bahrun al-w āfir. Di dalam pembentukan pola bunyi pada baris pertama bait
keenam syair ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima huruf l ām
dari pola
ﺎ
muf ā‘alatun
yaitu huruf l
ām
ل
menjadi huruf l ām yang
berharkat suk ūn
ل
sehingga pola itu menjadi
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini
disebut dengan
ا
al-‘asabu yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup potongan kata bait syair. Adapun potongan kata dari bait syair
tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
ﻮ ﻬ لﻮ ر
. .. . .. ﺎ
ﺎ
mufa‘altun mufa‘altun
Baris kedua dari bait keenam syair: Tulisan ‘Arud :
ﻮﻬ ﺪ و ﻮهﺮ
و و ءاﻮ
Lambang bunyi ‘Arud :
ﻮﻬ ﺪ و ﻮهﺮ
و و ءاﻮ
. . . . . .
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris kedua ‘Ajun dari bait keenam syair di atas, potongan lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang
dilambangkan dengan lambang . huruf y
ā` yang berharkat fathah
ي
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat sukūn
م
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf d āl yang berharkat fathah
د
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf h ā` yang berharkat dammah
ح
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā` yang berharkat dammah yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ﻮﻬ ﺪ و
wayamdahuh ū adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat fathah
ي
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf s ād yang
Universitas Sumatera Utara
berharkat dammah
ص
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf r
ā` yang berharkat dammah
ر
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā`
yang berharkat dammah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat suk
ūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
ﻮهﺮ و
wayansuruh ū adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf s
īn yang berharkat fathah
س
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat
sukun
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf w
āw yang berharkat sukūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
و ءاﻮ
saw ā` ū adalah
. .
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris kedua ‘ajun
dari bait keenam syair adalah
هﺮ و ﻮﻬ ﺪ و
ﻮ و ءاﻮ
wayamdahuh ū wa yansuruhū
saw ā`ū adalah
.. .. ..
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas,
maka pola bunyi baris kedua dari bait syair keenam adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun.
Dengan demikian pola bunyi syair ini sesuai dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun
al-w āfir.
Baris pertama dari bait ketujuh syair : Tulisan ‘Arud :
ﻮهﺪ اوو ا ﺎ ﺮ و
Lambang bunyi ‘Arud :
ﺎ ا
ﻮهﺪ اوو و
ﺮ . . . . . .
Universitas Sumatera Utara
Pola bunyi syair
: ﺎ
ﺎ ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun fa‘ūlun
Pada baris pertama sadrun dari bait ketujuh syair di atas, potongan
lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf f
ā` yang berharkat fathah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf hamzah yang berharkat kasrah
إ
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat sukūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf n ūn yang berharkat fathah
ن
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang berharkat
ا
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf b
ā` yang berharkat kasrah
ب
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf y ā` yang berharkat sukūn
ي
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ﺎ ا
fa`inna ab ī adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang
berharkat sukun
ا
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf l ām yang
berharkat kasrah
ل
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf d
āl yang berharkat fathah
د
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā` yang
berharkat dammah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat suk
ūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
ﻮهﺪ اوو
waw ālidahū adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf ain yang
berharkat fathah
ع
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf r
ā` yang berharkat suk
ūn
ر
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf d
ā` yang
Universitas Sumatera Utara
berharkat kasrah
ض
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y ā` yang
berharkat suk ūn
ي
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
ﺮ و
wa ‘ard ī adalah
..
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris pertama sadrun dari
bait ketujuh syair adalah
ا ﺎ ﻮهﺪ اوو
ﺮ و
a`inna `ab ī wawālidahu
wa‘ard ī adalah
.. . . . .
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas, maka pola bunyi baris pertama dari bait syair ketujuh adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun.
Dengan demikian pola bunyi syair ini sesuai dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun
al-w āfir.
Baris kedua dari bait ketujuh syair : Tulisan ‘Arud :
ضﺮ ﻜ نﺪ
و وءﺎ
Lambang bunyi ‘Arud :
ضﺮ ﻜ نﺪ
و وءﺎ
. . . . . . .
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun fa‘ūlun
Pada baris kedua ‘Ajun dari bait ketujuh syair di atas potongan lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf l
ām yang berharkat kasrah
ل
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf ‘ain yang berharkat fathah
ع
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf r ā` yang berharkat sukūn
ر
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf d ā` yang berharkat kasrah
ض
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf m īm yang berharkat dammah
م
yang
Universitas Sumatera Utara
dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā` yang berharkat fathah
ح
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf m īm yang berharkat sukūn
م
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
ضﺮ
li ‘ardi muham adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf m
īm yang berharkat fathah
م
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf d
āl yang berharkat kasrah
د
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf m īm yang berharkat kasrah
م
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat sukūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf k āf yang berharkat dammah
ك
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat sukūn
م
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
ﻜ نﺪ
madin minkum adalah
.. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf waw yang
berharkat fathah
و
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf q
āf yang berharkat fathah
ق
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf alif yang
berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf w
āw yang berharkat suk
ūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
.Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
وءﺎ و
waq ā`ū adalah
..
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris kedua ‘ajun dari bait
ketujuh syair adalah
نﺪ ﻜ
ءﺎ و و
ضﺮ
li‘ardi muhammadin minkum waq
ā`ū adalah
.. ... ..
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas, maka pola bunyi baris kedua dari bait syair ketujuh adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan
bahrun al-w āfir. Di dalam pembentukan pola bunyi pada baris kedua bait ketujuh
syair ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima huruf l ām dari
Universitas Sumatera Utara
pola
ﺎ
muf ā‘alatun
yaitu huruf l
ām
ل
menjadi huruf l ām yang
berharkat suk ūn
ل
sehingga pola itu menjadi
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini
disebut dengan
ا
al-‘asabu yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup potongan kata bait syair. Adapun potongan kata dari bait syair
tersebut adalah :
نﺪ ﻜ
. .. ﺎ
mufa‘altun
Baris pertama dari bait kedelapan syair: Tulisan ‘Arud :
رﺎ ﺎ ﻬ
Lambang bunyi ‘Arud :
ﺎ ﺎ ر
ﻬ ب . . . . . . . .
Pola bunyi syair :
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘alatun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris pertama sadrun dari bait kedelapan syair di atas, potongan lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf l
ām yang berharkat kasrah
ل
yang dilambangkan dengan lambang
. Huruf s īn yang berharkat fathah
س
yang dilambangkan dengan lambang
, kemudian disambungkan dengan huruf alif yang berharkat suk
ūn
ا
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf n ūn
yang berharkat kasrah
ن
yang dilambangkan dengan lambang , kemudian
disambung dengan huruf y ā` yang berharkat sukūn
ي
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf s ād yang berharkat fathah
ص
yang dilambangkan
dengan lambang , kemudian disambungkan dengan alif yang berharkat suk
ūn
Universitas Sumatera Utara
ا
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama bait kedelapan syair
ﺎ ﺎ
lis ānī sā adalah
. . .
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf r
ā` yang berharkat kasrah
ر
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf m
īm yang berharkat dammah
م
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf n
ūn yang berharkat suk
ūn
ن
dilambangkan dengan
.
. Huruf l ām yang berharkat fathah
ل
yang dilambangkan dengan lambang , kemudian disambungkan dengan
alif yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf ‘ain yang berharkat fathah
ع
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat suk
ūn
ي
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua baris pertama bait syair
ر
rimun l
ā‘ay adalah
...
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf b
ā` yang berharkat fathah
ب
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf f
ā` yang berharkat kasrah
ف
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat suk
ūn
ي
dilambangkan dengan
.
. Huruf h ā` yang berharkat kasrah yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat sukūn
ي
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga baris pertama bait syair
ﻬ ب
ba f īhī adalah
. .
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris pertama sadrun
dari bait kedelapan syair adalah
ر ﺎ ﺎ ﻬ ب
lis ānī sā rimunlā ‘ay
ba f īhī adalah
.. ... ...
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas, maka pola bunyi baris pertama dari bait syair kedelapan adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘altun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan
bahrun al-w āfir. Di dalam pembentukan pola bunyi pada baris pertama bait
kedelapan syair ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima huruf l
ām dari pola
ﺎ
muf ā‘alatun
yaitu huruf l
ām
ل
menjadi huruf l ām yang
Universitas Sumatera Utara
berharkat suk ūn
ل
sehingga pola itu menjadi
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini
disebut dengan
ا
al-‘asabu yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup potongan kata bait syair. Adapun potongan kata dari bait syair
tersebut adalah :
ﺎ ﺎ ر
. .. . .. ﺎ
ﺎ
mufa‘altun mufa‘altun
Baris kedua dari bait kedelapan syair : Tulisan ‘Arud :
يﺮ و ردﺪﻜ
وء دد
Lambang bunyi ‘Arud dan pola bunyi syair :
يﺮ و هردﺪﻜ
ﺪ وء د
. . . . . . . ﺎ
ﺎ ﻮ
muf āa‘ltun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun
Pada baris kedua ‘Ajun dari bait kedelapan syair di atas, potongan lambang bunyi pertama dimulai dengan huruf w
āw yang berharkat fathah
و
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf b
ā` yang berharkat fathah
ب
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā` yang berharkat sukūn
ح
dilambangkan dengan
.
. Huruf r ā` yang berharkat kasrah
ر
yang
dilambangkan dengan lambang . Huruf y
ā` yang berharkat sukūn
ي
dilambangkan dengan
.
. Huruf l ām yang berharkat fathah
ل
yang
dilambangkan dengan lambang , kemudian disambungkan dengan huruf alif
yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi pertama
يﺮ و
wabahr ī lā adalah
...
. Pada potongan pola bunyi kedua dimulai dengan huruf t
ā` yang berharkat dammah
ت
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf k
āf yang berharkat
Universitas Sumatera Utara
fathah
ك
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf d
āl yang berharkat suk
ūn
د
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Huruf d āl yang berharkat
kasrah
د
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf r
ā` yang berharkat dammah
ر
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf h
ā` yang berharkat
dammah yang dilambangkan dengan lambang . Huruf d
āl yang berharkat sukun
د
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga lambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi kedua
هردﺪﻜ ﺪ
tukaddir ūd adalah
. .
. Pada potongan pola bunyi ketiga dimulai dengan huruf d
āl yang berharkat kasrah
د
yang dilambangkan dengan lambang . Huruf l
ām yang berharkat fathah
ل
yang dilambangkan dengan lambang , kemudian disambungkan
dengan alif yang berharkat suk ūn
ا
dilambangkan dengan
.
. Huruf hamzah yang berharkat dammah
ء
yang dilambangkan dengan lambang .Huruf w
āw yang berharkat suk
ūn
و
yang dilambangkan dengan lambang
.
. Sehingga ambang bunyi ‘Arud untuk potongan pola bunyi ketiga
ء د و
dil ā`ū adalah
..
. Dengan demikian lambang bunyi ‘Arud pada baris kedua ‘ajun dari bait
kedelapan syair adalah
هردﺪﻜ يﺮ و ﺪ
ء د و
wa bahri l ā tukaddiruhud
dil ā`ū adalah
.. .. ...
. Berdasarkan lambang bunyi ‘Arud di atas, maka pola bunyi baris kedua dari bait syair kedelapan adalah dengan pola
ﺎ ﺎ
ﻮ
muf ā‘altun
muf ā‘alatun
fa‘ ūlun. Pola ini disebut dengan bahrun
al-w āfir. Di dalam pembentukan pola bunyi pada baris kedua bait kedelapan syair
ini terjadi penghilangan harkat fathah pada huruf kelima huruf l ām dari pola
ﺎ
muf ā‘alatun
yaitu huruf l
ām
ل
menjadi huruf l ām yang berharkat
suk ūn
ل
sehingga pola itu menjadi
ﺎ
muf ā‘altun. Hal ini disebut
dengan
ا
al-‘asabu yaitu mensukunkan bunyi huruf kelima yang berharkat hidup potongan kata bait syair. Adapun potongan kata dari bait syair tersebut
adalah :
Universitas Sumatera Utara
يﺮ و . ..
ﺎ
mufa‘altun
4. ﺔ ﺎﻘ ا
Al-Q āfiyatu
’Sajak’
Berikut ini akan dapat dilihat al-qafiah atau kata yang terletak di akhir bait syair ’Hij
ā`un Abi Sufyanu’ dari bait pertama syair sampai bait yang kedelapan
seperti yang berikut ini:
. نﺎ ﺎ ا ا ا
Al ā ablig abā safyāna ‘annī
ﺄ فﻮ
ءاﻮه
u `
haw ā
awwafun nakhibun j
anta mu `
fa Pada bait pertama syair ini dapat dilihat bahwa kata
ءاﻮه
haw ā`u adalah
merupakan qafiah atau sajak, karena dia terletak di akhir bait pertama syair.
.
اﺪ ﻚ آﺮ ﺎ ﻮ نﺎ
Bi`anna suy ūfunā tarakatka ‘abdān
ﺎﻬ دﺎ راﺪ ا ﺪ و ءﺎ ا
u `
im ā
- al
d āri sādatuhā
- al
wa ‘abda Pada bait kedua syair ini dapat ditemukan kata yang terletak di akhir bait
syair yaitu kata
ا ءﺎ
al-im ā`u yang merupakan qafiah atau sajak dari bait kedua
syair.
.
ﺄ اﺪ تﻮ ه
Hajauta muhammadan fa`ajabtu ‘anhu
و كاذ ا ﺪ
ءاﺰ ا
u `
jaz ā
- al
llahi f ī zāka
a a
wa ‘ind
Universitas Sumatera Utara
Pada bait ketiga syair ini dapat ditemukan kata yang terletak di akhir bait syair yaitu kata
ءاﺰ ا
al-jaz ā`u yang merupakan qafiah atau sajak dari bait
ketiga syair.
.
ﺆ ﻜ و ﻮ ﻬ ا
Atahj ūhu wa lasta lahu bikuf`in
ءاﺪ ا ﺎ آ ﺮ ﺎ آ ﺮ
fasyarru kum ā likhairi kumā al-fidā`u
Pada bait keempat syair ini dapat ditemukan kata yang terletak di akhir bait syair yaitu kata
ءاﺪ ا
al-fid ā`u yang merupakan qafiah atau sajak dari bait
keempat syair.
.
ﺎ اﺮ ﺎآرﺎ تﻮ ه
Hajauta mub ārakān barrān hanīfān
ا أ ءﺎ ﻮ ا
`am īnullāhi syīmatuhu al- wafā`u
Pada bait kelima syair ini dapat ditemukan kata yang terletak di akhir bait syair yaitu kata
ءﺎ ﻮ ا
al- waf ā`u yang merupakan qafiah atau sajak dari bait
kelima syair.
.
ﻜ ا لﻮ ر ﻮ ﻬ
Faman yahj ū rasūlallāhi minkum
ﺮ و ﺪ و
ءاﻮ
wayamdahuhu wa yansuruhu saw ā`u
Pada bait keenam syair ini dapat ditemukan kata yang terletak di akhir bait syairyaitu kata
ءاﻮ
saw ā`u yang merupakan qafiah atau sajak dari bait keenam
syair.
. ﺮ و ﺪ اوو ا نﺎ
Fa`inna `ab ī wa wālidahu wa ‘ardī
ﻜ ﺪ ضﺮ
ءﺎ و
li‘ard ī muhammadin minkum waqā`u
Universitas Sumatera Utara
Pada bait ketujuh syair ini dapat ditemukan kata yang terletak di akhir bait syair yaitu kata
ءﺎ و
waq ā`u yang merupakan qafiah atau sajak dari bait ketujuh
syair.
.
مرﺎ ﺎ
Lis ānī sārimun lā ‘aiba fīhi
رﺪﻜ يﺮ و ء ﺪ ا
wa bahr ī lā tukaddiruhu al-dilā`u
Pada bait kedelapan syair ini dapat ditemukan kata yang terletak di akhir bait syair yaitu kata
ء ﺪ ا
al-dil ā`u yang merupakan qafiah atau sajak dari bait
kedelapan syair.
3.2 Struktur Batin Dalam Syair