Lambang bunyi ‘Arud atau Penggunaan tabel yang pertama atau

Contoh syair : ﺄ اﺪ تﻮ ه ا ﺪ و ﺰ ا كاذ ءا wa ‘inda allahi f ī zāka al-jazā`u Hajauta muhammadan fa`ajabtu ‘anhu Maka tulisan ‘Arudnya: ﻮﻬ ﺄ اﺪ تﻮ ه ءاﺰ آاذ ﺪ و و wa ‘inda allahi f ī zākal jazā`ū Hajauta muhammadan fa`ajabtu ‘anhū

2. Lambang bunyi ‘Arud atau

ﺮﻌ ا ﻜﺸ ا و ﺿ al-syaklu al-a‘r ūdiy Setelah menentukan tulisan ‘Arud kemudian kita menentukan al-syakal al- `arudiy lambang bunyi ‘Arud. Utbah 1989: 97 dalam Abidin 2006: 32-33 juga menetapkan aturan dalam penulisan asy-syaklu al-`arudiy lambang bunyi ‘Arud sebagai berikut: ﺔ وﺮ ا تﺎآﺮ ا ﻜ ا اﺬه ﺮ ﻜ او ا ا ﺔآﺮ ﺎﻬ ﻜ ﺰ ﺮ و ه ةﺪ او ﺮ ا فﺮ ا ﺎﻬ ﺪ ا فﺮ أ و نﻮﻜ ا و ك ﺔ آﺎ ا واﻮ او ءﺎ ا و ﻷا ﺔ ﺎﻬ ﺰ ﺮ و . fi haz ā al-syakli nastagni ‘an al-harākāti al-ma‘rūfati al-fathu wa al-dammu wa al-kasru wa nurmizu likullin minh ā biharakatin wāhidatin hiya nusbituh ā tahta al-harfi al-mutaharriki wa nastagni ‘an al-sukūni wa ‘an ahrufi al-maddi al-s ākinati al-`alifu wa al-yā`u wa al-wāwu wa nurmizu lahā binuqtatin. ‘ Pada tahapan ini kita tidak membedakan adanya harakah bunyi hidup sebagaimana biasa yang kita kenal seperti fathah, dammah, dan kasrah. Akan tetapi semua harakah di atas kita lambangkan dengan tanda simbol , tanda ini kita tetapkan untuk huruf yang berharkah hidup. Sementara harkah sukun ataupun salah satu dari harf mad yang berbaris sukun seperti alif, waw dan ya, kita lambangkan denagan tanda simbol titik . . Contoh: ﺎ ﺪ نإﺎ ﺎهوﺮ Adimn ā khailanā in lam tarauhā .. . . . . . . Setelah menentukan Tulisan ‘Arud dan lambang bunyi ‘Arud kemudian kita dapat menentukan pola bunyi suatu syair. Dalam menentukan pola bunyi Universitas Sumatera Utara suatu syair maka kita menggunakan dua cara yaitu dengan penggunaan tabel pertama dan penggunaan tabel kedua.

3. Penggunaan tabel yang pertama atau

ﺳا ﺨ ﺠ ا ماﺪ لوﻷا لوﺪ istikhd āmu al- jadwalu al-`awwalu Pada tahapan ini kita menggunakan tabel satu, yang mana isi tabel ini merupakan rangkuman dari potongan-potongan pola bunyi syair yang 16 enam belas dimana hal ini dapat diketahui dari awal bait syair yang ingin dianalisis. ﺎ ﺎ . . . . . . .. ﺎ ﺎ ... ﻮ . . . . . ﺎ . . . Bagan Tabel Pertama Apabila potongan pola bunyi yang pertama taf‘ilah petama dari suatu syair mulai dengan bunyi hidup kemudian sesudahnya ada bunyi mati, yang kita lambangkan dengan . . Maka syair ini biasanya menggunakan pola bunyi yang dimulai dengan potongan pola bunyi mustaf‘ilun . .. atau potongan pola bunyi ﺎ f ā‘ilātun . . . atau potongan pola bunyi ﺎ f ā‘ilun . . . Apabila potongan pola bunyi yang pertama dari suatu syair yang dimulai dengan bunyi hidup dan bunyi hidup, kemudian sesudahnya bunyi Universitas Sumatera Utara mati, yang kita lambangkan dengan . . Maka syair ini biasanya menggunakan pola bunyi yang dimulai dengan potongan pola bunyi ﺎ maf ā‘īlun . . . atau potongan ﺎ muf ā‘alatun . . . Apabila potongan pola bunyi yang pertama dari suatu syair itu dimulai dengan harkat hidup, harkat hidup, harkat hidup, kemudian sesudahnya harkat mati yang kita lambangkan dengan potongan pola bunyi ﺎ mutaf ā‘ilun . . . Tujuan dari pembuatan tabel pertama ini adalah untuk menentukan pola bunyi taf‘ilah awal yang digunakan penganrang syair pada awal baitnya.

4. Penggunaan tabel yang kedua