BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal
Berikut ini penjelasan mengenai pengertian pengendalian internal menurut Sawyers 2000 : 10 memberikan pengertian pengendalian internal sebagai
berikut: Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif
yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut
membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.
Jika dilihat dari defenisi tersebut, maka hakikatnya pengendalian internal
sesungguhnya mencakup seluruh kegiatan operasional perusahaan. selanjutnya setelah diuraikan pengertian sistem pengendalian intern, berikutnya
dikemukakan pengertian sistem pengendalian internal sebagai berikut. Mulyadi 2001 : 163 menjelaskan bahwa “sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Dari defenisi diatas dapat diterapkan baik dalam perusahaan yang mengelola informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan maupun
dengan komputer. Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakan sistem manual lebih menitikberatkan pada orang dalam
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaannya. Sebaliknya pada perusahaan yang telah menggunakan computer sebagai alat bantu pengolahan data menitikberatkan pada sistem yang
berorientasi pada komputer.
2. Tujuan Pengendalian Internal
Sesuai dengan defenisinya maka aktivitas pengendalian internal adalah aktivitas yang memiliki tujuan membantu pihak yang berkepentingan untuk
mendapatkan keandalan informasi yang diperoleh mengenai operasional perusahaan agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Menurut Mulyadi 2001 : 163 menerangkan bahwa tujuan sistem pengendalian internal menurut defenisinya adalah: 1 mejaga kekayaan
organisasi, 2 mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, 3 mendorong efisiensi, dan 4 mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Maka menurut tujuannya pengendalian internal dapat dibagi menjadi pengendalian akuntansi internal accounting control dan pengendalian
administrative internal administrative control dimana tujuan menjaga kekayaan dan mengecek ketelitian dan keandalan data merupakan bagian dari internal
accounting kontrol dan tujuan mendorong efisiensi dan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen merupakan bagian dari internal administrative kontrol.
3. Unsur-unsur Pengendalian Internal
Setiap perusahaan memiliki karakteristik atau sifat-sifat khusus yang berbeda. Karena perbedaan karakteristik tersebut, pengendalian internal yang
baik dalam suatu perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan lainnya. Oleh sebab itu untuk menciptakan pengendalian internal harus memperhatikan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
Unsur-unsur pengendalian internal menurut Mulyadi 2001 : 164 terdiri dari empat unsur yaitu:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas 2.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup tentang kekayaan, utang, pendapatan dan biaya
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi 4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Dalam menunjang pencapaian tujuan pengendalian control internal
memerlukan komponen kontrol internal. Menurut Sawyers 2005 : 58: Statement of Auditing Standards SAS mendefenisikan lima komponen kontrol
internal yang saling berkaitan pada pernyataan COSO: 1.
Lingkungan Kontrol Lingkungan control meliputi sikap manajemen disemua tingkatan operasi
secara umum dan konsep control secara khusus. Hal ini mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan
organisasi. Juga mencakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen.
2. Penentuan Risiko
Penentuan risiko telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua aspek
organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko.
Pertimbangan-pertimbagan untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis juga menjadi tambahan.
3. Aktivitas Kontrol
Aktivitas control mencakup aktivitas-aktivitas yang dahulunya dikaitkan dengan konsep control internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan,
tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, pemeriksaaan internal dan
audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan.
4. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan bagian penting dari proses manajemen. Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi
informasi tentang operasi control internal memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas control dan untuk
mengelola operasinya.
5. Pengawasan
Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen kontrol.
Universitas Sumatera Utara
4. Keterbatasan Pengendalian Internal
Tidak ada satu sistem pun yang dapat mencegah secara sempurna semua pemborosan dan penyelewengan yang terjadi pada suatu perusahaan. karena
pengendalian internal setiap perusahaan memiliki keterbatasan bawaan. Keterbatasan bawaan yang melekat pada pengendalian internal menurut Mulyadi
2002 : 181 sebagai berikut: 1.
Kesalahan dalam pertimbangan Seringkali, manajemen dan personil lain dapat salah dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau
tekanan lain.
2. Gangguan
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personil secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena
kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personil atau dalam system dan prosedur
dapat pula mengakibatkan gangguan.
3. Kolusi
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi collusion. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian
internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh
pengendalian internal yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer,
penyjian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu.
5. Biaya lawan manfaat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut.
Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan
mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian internal.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengertian Persediaan 1. Pengertian Persediaaan