Tahap implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut ini: 1. Menerapkan rencana implementasi
Rencana implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama implementasi. Dalam rencana implementasi ini, semua biaya yang akan
dikeluarkan untuk kegiatan implemntasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap biaya-biaya
yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skedul waktu berfungsi
sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi. 2. Melakukan kegiatan implementasi
1 Pemilihan dan pelatihan personil 2 Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
3 Pemrograman dan pengetesan program 4 Pengetesan sistem
5 Konversi sistem 3. Tindak lanjut implementasi
Analis sistem masih perlu melakukan tindak lanjut berikutnya seteleh sistem baru diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan sistem.
Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Jika pada pengetesan sebelumnya digunakan data testsemu, tapi pada pengetesan ini dilakukan
dengan menggunakan data sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan user.
2.1.6 Pertimbangan-pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem
Manajemen, pemakai, dan personal sistem diperlukan dalam perancangan dan pengoperasian selanjutnya dari sistem informasi. Umumnya kelompok perancangan atau
tim proyek meliputi para pemakai, para analis, dan wakil-wakil manajemen untuk mengidentifikasi
kebutuhan, mengembangkan
spesifikasi-spesifikasi teknis
dan mengimplementasikan sistem baru Burch dan Garry 1991, dalam Afriyani, 2008.
Masalah-masalah teknis, organisasi, dan manajemen proyek akan muncul dalam mengimplementasikan sistem informasi. Sistem informasi yang baru menimbulkan
hubungan-hubungan kerja baru diantara personel yang ada, perubahan beban pekerjaan, dan barangkali perubahan dalam struktur organisasi formal. Faktor-faktor teknis, perilaku,
situasi dan personel yang berkaitan harus dipertimbangkan. Lebih jauh kerjasama pemakai secara terus-menerus diperlukan untuk mengoperasikan sistem, menyediakan masukan,
verifikasi keluaran setelah sistem itu diimplementasikan.
2.1.7 Hubungan Partisipasi-Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem
Informasi
Dalam pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai
terlibat secara langsung yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi apabila keinginan-keinginan pemakai tersebut dapat menjadi masukan dan dilaksanakan dalam
proses pengembangan sistem informasi, maka hal ini dapat memberikan pengaruh yang cukup baik Indriantoro, 2000.
Menurut Bodnar dan Hopwood 2002:22 Filosofi dari perancangan berorientasi pemakai membantu membentuk perilaku dan pendekatan kepada pengembangan sistem
yang mempertimbangkan konteks organisasional. Para pemakai harus telibat dalam perancanagan aplikasi-aplikasi.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan sistem sangat melibatkan interaksi pemakai dengan pemakai. Interaksi ini merupakan tujuan
sistem dan akan lebih bermafaat jika melibatkan pemakai dalam pengembangan sistem dan pemakai harus terlibat aktif dalam perancangan dan pengujian sistem. Sehingga partisipasi
tersebut dapat menyebabkan tingginya tingkat kepuasan pemakai sistem maupun meningkatnya kualitas sistem. Yang pada pada akhirnya dapat menyebabkan keberhasilan
dalam penerapan sistem informasi dan keberhasilan pengembangkan sistem ini akan mendorong pencapaian tujuan ataupun sasaran yang ada dalam organisasi.
2.1.8 Peran Kompleksitas dalam Pengembangan Sistem Informasi