membagi informasi yang penting untuk menyelesaikan tugas agar efektif Schonberger, 1980 dalam Imbiri, 2006.
Hubungan antara pemakai dan pengembang selalu simbiotik. “Pemakai memiliki informasi dan pengetahuan mengenai dinamik lingkungan, dan analisis waktu dan
cenderung melakukan analisis sistematik yang diperlukan untuk membuat keputusan- keputusan strategis yang kompleks” Mintzberg, 1973 dalam Diyah, 2002. Fasilitas yang
produktif serta usaha kolaborasi merupakan komunikasi yang efektif. Hal ini dilakukan karena keharusan pemakai untuk menyampaikan pemahaman, pengetahuan serta wawasan
mereka tentang praktek bisnis yang akurat dan lengkap kepada pengembang yang juga membutuhkan informasi ini dan menterjemahkan ke dalam suatu sistem komputer yang
berjalan. Jadi disini akan menimbulkan suatu komunikasi yang efektif dan dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Komunikasi yang efektif ini sangat menunjang partisipasi pemakai dengan menjadi sarana untuk mengidentifikasi konflik dan mencari pekerjaannya. Komunikasi ini
diharapkan pemakai dapat meyediakan input dan proses pengambilan keputusan-keputusan pengembangan sistem yang akan didengar dan dimengerti oleh pengembang. Komunikasi
efektif ini dijadikan sebagai ajang untuk pertukaran informasi yang sangat menunjang kebutuhan-kebutuhan sistem dan dapat dijadikan sebagai faktor penentu dalam
pengembangan sistem tersebut.
2.2 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandrairin dan Indriantoro 1997 dalam Restuningdiah dan Indriantoro 2000 memasukkan dua faktor kontijensi, yaitu
kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem sebagai moderating variable dalam hubungan antara partisipasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya hubungan posistif antara partisipasi dengan kepuasan pemakai, kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini menyatakan bahwa kompleksitas tugas tidak
berpengaruh sebagai moderating variable pada hubungan partisipasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi sedangkan kompleksitas sistem berpengaruh kecil sekali quasi
moderator terhadap hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Setianingsih 1998 dalam Restuningdiah dan Indriantoro 2000 memasukkan dua faktor kontijensi, yaitu dukungan manajemen
puncak dan komunikasi pemakai-pengembang dalam hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai sistem informasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan posistif
antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai. Sementara untuk dua faktor kontijensi menyimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh positif
terhadap kepuasan pemakai sistem informasi, namun komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh secara signifikan pada hubungan partisipasi dengan kepuasan pemakai.
Penelitian yang dilakukan oleh Restuningdiah dan Indriantoro 2000 memasukkan tiga faktor kontijensi kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pengaruh pemakai
sebagai moderating variable dalam hubungan antara partisipasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa antara partisipasi dengan
kepuasan pemakai berpengaruh positif. Sementara untuk kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh pemakai hanya sebagai quasi moderating.
Rata 2007 juga melakukan penelitian mengenai beberapa faktor kontijensi yang dianggap berpengaruh mengenai hubungan antara partisipasi dengan kepuasan pemakai.
Dan menyimpulkan bahwa ada hubungan positif antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dan kelima faktor
kontijensi adalah merupakan quasi moderator yaitu dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai-pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh
pemakai user influence.
2.3 Rerangka Konseptual