Kinerja Usaha Terkini Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

31

BAB III PEMBAHASAN

A. Pajak

Pengertian menurut Soemitro dalam Resmi, 2011:1 adalah iuran rakyat pada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dan dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Kemudian defenisi tersebut disempurnakan menjadi “pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.” Sedangkan defenisi pajak menurut Djadjadiningrat adalah “ Pajak sebagai suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada negara disebabkan oleh suatu kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.” Menurut Muda, 2005:1 pajak merupakan sebagian harta kekayaan rakyat swasta yang berdasarkan undang-undang wajib diberikan oleh rakyat kepada negara tanpa mendapatkan kontraprestasi secara individual dan langsung dari negara, serta bukan merupakan penalti, yang berfungsi: 1. Sebagai dana untuk penyelenggaraan negara, dan sisanya jika ada akan digunakan untuk pembangunan; 2. Sebagai instrumenalat untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Pajak berdasarkan Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Pasal 1 Angka 10 adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

B. Fungsi Pajak

Pajak memegang peranan yang sangat penting bagi suatu negara, karena pajak merupakan sumber pendapatan negara yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengatur kegiatan ekonomi dan sebagai pemerataan kegiatan masyarakat. Menurut Sudirman dan Antong, 2012:3 pajak memiliki fungsi utama diantaranya adalah sebagai berikut: a. Fungsi Pendapatan Pendapatan negara melalui pajak cukup besar jumlahnya. Pajak merupakan suatu sumber atau alat untuk memasukkan uang ke kas negara sesuai dengan peraturan. Menurut fungsi ini, pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan. Jika masih ada sisa, maka dapat digunakan untuk membiayai investasi pemerintah. b. Fungsi Stabilitas Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan keadaan ekonomi, misalnya dengan menetapkan pajak yang tinggi, pemerintah dapat mengatasi inflasi, karena jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. c. Fungsi Pemerataan Peranan pemerintah diantaranya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Untuk mewujudkannya pemerintah membutuhkan dana membiayai pembangunan. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Pembangunan sarana dan prasrana dilakukan dengan tujuan agar dapat mendorong meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

C. Jenis-Jenis Pajak

Menurut Resmi, 2011:7 terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1. Menurut Golongan Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan PPh. b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai PPN. 2. Menurut Sifat Pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. Contoh: Pajak Penghasilan PPh. b. Pajak objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa