Seksi Pengembangan Pendapatan dan Lain-lain

E. Kinerja Usaha Terkini Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Setiap perusahaan atau instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan atau instansi tersebut. Butuh waktu untuk mencapai semua itu, begitu juga dengan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dapat terwujud. Tidak mudah mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Untuk mendorong tercapainya tujuan perusahaan atau instansi diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan mempunyai kinerja usaha terkini yang dijalankan yaitu: 1. program pelayanan administrasi kantor; 2. program peningkatan sarana dan prasarana aparatur; 3. program peningkatan sumber daya aparatur dan disiplin aparatur; 4. program peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian kinerja dan keuangan; 5. program peningkatan dan pengembangan Pendapatan Asli Daerah PAD; 6. program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga; 7. program Ruang Terbuka Hijau RTH; 8. program penataan peraturan perundang-undangan; 9. program pelaksanaan kegiatan keagamaan dan hari-hari besar; 10. sesuai dengan Surat keputusan Walikota Medan No 973015.K Tanggal 05 januari 2015 tentang Pembentukan Tim Fasilitasi Dan Koordinasi Pajak Reklame Tahun Anggaran 2015 dengan ini mempunyai tugas sebagai berikut: a melakukan pengawasan terhadap wajib pajak reklame di seluruh kota medan; b melakukan penindakan terhadap Wajib Pajak reklame yang melakukan pelanggaran; c melakukan pembongkaran terhadap Objek Pajak reklame yang melakukan pelanggaran; d melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam membantu kelancaran tugas tim; e melaporkan hasil kegiatan dan bertanggung jawab kepada Walikota 31

BAB III PEMBAHASAN

A. Pajak

Pengertian menurut Soemitro dalam Resmi, 2011:1 adalah iuran rakyat pada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dan dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Kemudian defenisi tersebut disempurnakan menjadi “pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.” Sedangkan defenisi pajak menurut Djadjadiningrat adalah “ Pajak sebagai suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada negara disebabkan oleh suatu kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.” Menurut Muda, 2005:1 pajak merupakan sebagian harta kekayaan rakyat swasta yang berdasarkan undang-undang wajib diberikan oleh rakyat kepada negara tanpa mendapatkan kontraprestasi secara individual dan langsung dari negara, serta bukan merupakan penalti, yang berfungsi: 1. Sebagai dana untuk penyelenggaraan negara, dan sisanya jika ada akan digunakan untuk pembangunan; 2. Sebagai instrumenalat untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi masyarakat.