Nilai Tukar Petani NTP

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Nilai Tukar Petani NTP

Secara makro nilai tukar petani farmers term of trade berkembang melalui konsepsi dari Nilai Tukar Sarana Produksi NTS dimana petani sebagai produsen dan juga konsumen Tambunan, 2003 dalam Purba, 2014. Nilai Tukar Petani adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Indeks harga yang diterima petani adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Indeks harga yang dibayar petani adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk proses produksi pertanian BPS, 2014. Secara konsepsional nilai tukar petani adalah mengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga petani dan keperluan dalam memproduksi barang- barang pertanian dengan posisi petani dalam kapasitas sebagai produsen dan konsumen Hendayana, 2001. Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani. Indeks harga yang diterima petani IT merupakan indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Dari nilai indeks harga yang diterima petani, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian BPS, 2015. Harga yang diterima petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan biaya transportasipengangkutan dan biaya pengepakan ke dalam harga penjualannya atau disebut Farm Gate harga di sawahladang setelah pemetikan. Pengertian rata-rata harga adalah harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang yang diterima petani tersebut. Data harga tersebut dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petani produsen BPS, 2014. Indeks harga yang dibayar petani IB merupakan indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian. Dari indeks harga yang dibayar petani, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan indeks tersebut juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan BPS, 2015. Harga yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran barangjasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data harga barangjasa untuk keperluan produksi pertanian dan untuk keperluan konsumsi rumah tangga dicatat dari hasil wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa di pasar terpilih. Data upah buruh tani dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petaniburuh tani BPS, 2014. Nilai Tukar Petani menghasilkan 3 macam pengertian , yaitu: 1. NTP 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik dan menjadi lebih besar dari pengeluarannya. 2. NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami impas. Kenaikanpenurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikanpenurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya. 3. NTP 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.

2.1.2 Konsepsi Nilai Tukar Petani sebagai indikator kesejahteraan petani