Prioritas pembangunan pertanian ke arah peningkatan kesejahteraan petani terutama di provinsi Jawa Timur sangat relevan untuk dikaji ulang kesesuaian alat
ukurnya dalam menggambarkan perkembangan kesejahteraan petani yang sesuai dengan dinamika pembangunan yang terjadi karena provinsi Jawa Timur termasuk
penyangga pangan nasional yang artinya Jawa Timur berperan dalam memproduksi produk pertanian untuk penyediaan pangan, pakan, serta bahan baku industri dalam
negeri maupun ekspor. Alat ukur tersebut merupakan sarana terpenting untuk mengetahui dan menetukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesejahteraan
petani serta sebagai acuan pemerintah dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang mengarah pada pembangunan pertanian dengan tujuan mensejahterakan petani di
Indonesia. Pengkajian ulang konsep perhitungan nilai tukar petani bertujuan untuk
menelaah secara kritis apakah nilai tukar petani relevan digunakan sebagai indikator kesejahteraan petani. Dalam penelitian ini, selain menggunakan cara perhitungan
BPS juga terdapat dua alternatif pengukuran nilai tukar petani sebagai pembanding relevansinya terhadap kesejahteraan petani yang dijadikan sebagai dasar pemerintah
dalam mengambil kebijakan untuk mencapai pembangunan pertanian yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia terumata petani di Jawa Timur
dikarenakan mengalami keterpurukan yang disebabkan dari berbagai faktor. Kedua alat ukur alternatif tersebut adalah Nilai Tukar Konsumsi Petani NTKP dan Nilai
Tukar Faktor Produksi Usahatani NTFP yang dinilai lebih memiliki hubungan langsung terhadap pengukuran kesejahteraan petani. Dengan penyertaan kedua alat
ukur tersebut diharapkan memperoleh hasil perhitungan nilai tukar petani yang lebih relevan dan valid untuk dijadikan sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani.
1.2. Rumusan Masalah
Ketersediaan alat ukur yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan petani sangat penting untuk dapat menelusuri faktor-faktor apa saja
yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur sebagai daerah
penyangga pangan nasional. Salah satu indikator yang digunakan selama ini dalam menghitung seberapa besar tingkat kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani
NTP yang ditentukan oleh BPS. Namun kesesuaian NTP-BPS dalam menggambarkan perkembangan kesejahteraan petani dengan dinamika pembangunan
yang terjadi masih belum sepenuhnya sesuai dan sempurna. Sesuai dengan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut: 1. Berapa nilai tukar petani di provinsi Jawa Timur pada tahun 2012-2014 jika
dihitung menggunakan nilai tukar petani komplemen? 2. Bagaimana relevansi perhitungan Nilai Tukar Petani NTP-BPS dibandingkan
dengan Nilai Tukar Petani Komplemen sebagai indikator kesejahteraan petani di provinsi Jawa Timur pada tahun 2012-2014?
3. Bagaimana rumusan kebijakan peningkatan kesejahteraan petani di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012-2014?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasar dari rumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berapa nilai tukar petani di provinsi Jawa Timur pada tahun 2012-2014 jika dihitung menggunakan nilai tukar petani komplemen.
2. Untuk mengetahui relevansi perhitungan Nilai Tukar Petani NTP-BPS dibandingkan dengan Nilai Tukar Petani Komplemen sebagai indikator
kesejahteraan petani di provinsi Jawa Timur pada tahun 2012-2014. 3. Untuk merumusan kebijakan peningkatan kesejahteraan petani di Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2012-2014.
1.4. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka diharapkan penelitian tentang Analisis Nilai Tukar Petani sebagai Indikator Kesejahteraan Petani di Provinsi Jawa
Timur periode Tahun 2012-2014 dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, antara
lain:
1. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dalam ranga meningkatkan kesejahteraan petani.
2. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi penelitian selanjutnya dan pihak- pihak terkait.
3. Bahan masukan bagi penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 4. Bahan pertimbangan serta evaluasi dalam meningkatkan pembangunan dan
kebijakan yang akan diterapkan pada daerah penelitian lainnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA