3. Pasar keuangan yang efisien
4. Kerangka pengawasan prudensial yang sehat
5. Sistem pembayaran yang amal dan handal. MacFarlane, 1999
2.7 Sistim Keuangan Konvensional dan Inflasi
Inti dari permasalahan yang menyebabkan turunnya nilai mata uang terhadap barang adalah inflasi. Karena itu, permasalahan pokok dari kekhawatiran
Bank Indonesia terhadap nilai uang rupiah kedepan adalah menyangkut penyebab tingginya nilai rupiah yaitu inflasi. Menurut Budiono 1995 inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Secara teoritis, ada 2 dua penyebab utama inflasi itu yaitu :
1.
Demand Full Inflation,
inflasi bermula dari adanya kenaikan permintaan total aggregate demand, sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hamper mendekati kesempatan kerja penuh. Apabila kesempatan kerja penuh
full employement
telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah menaikkan harga saja.
2.
Cost Push Inflation,
inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Inflasi dibarengi dengan resesi. Keadaan seperti ini
timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total
agregate supply
sebagai akibat kenaikan produksi. Kenaikan produksi akan menaikkan harga dan turunnya produksi.
Terjadinya inflasi di Indonesia saat ini bukan karena tarikan permintaan tetapi lebih banyak karena desakan biaya dan sistim keuangan serta sistem
ekonomi yang berlaku saat ini yaitu sistim kapitalis.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan utama dari sistim kapitalis saat ini adalah menjadikan uang sebagai komoditi dan alat spekulasi dalam perekonomian. Karena uang sebagai
komoditi maka, nilai uang tidak lagi sesuai dengan nilai riilnya. Inilah penyebab mengapa nilai uang selalu merosot terhadap barang. Selain itu uang mempunyai
fungsi sebagai alat produksi uang dapat menghasilkan uang melalui bunga
interest
yang dilakukan oleh bank. Bank merupakan mesin utama dalam sistim ekonomi kapitalis Dwi Condro Triono. 2008. Mesin kedua dari sistim ekonomi
kapitalis adalah pasar modal yang notabene lebih bersifat spekulatif judi, dan nilai saham lebih banyak ditentukan oleh opini pemilik modal. Pasar bursa selama
ini tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap sektor riil, bahkan cenderung bersifat semu sehingga pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh pasar bursa
menjadikan pertumbuhan ekonomi seperti balon
bubble economic
yang setiap saat mudah pecah Amir, 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis persepsi masyarakat di Kota Medan terhadap rencana redonominasi.
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Ridwan Kuncoro, 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha terutama pengusaha UMKM di
Kota Medan yang berjumlah 242.890. sampel adalah sebagian himpunan bagian
dari unit populasi yang mewakili seluruh objek penelitian. Dalam menentukan sampel menggunakan metode pengambilan sampel dengan
Simple Random Sampling
yaitu proses pemilihan beberapa objek atau unsur dalam populasi untuk digunakan sebagai sampel yang akan diteliti sifat-sifatnya. Sampel yang diambil
merupakan bagian dari populasi dan harus dapat mewakili populasinya sehingga dapat menggambarkan karakteristik atau sifat-sifat populasi yang bersangkutan
Suparmoko, 1999:33. Dimana dalam menentukan ukuran sampel minimum, penulis menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :
N
1 +
Ne
2
n
=
Universitas Sumatera Utara