Konsepsi Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Van Vollenhoven. 30 Sehingga fungsi ke dalam maupun ke luar dapat disimpulkan sebagai hak pakai oleh setiap warga masyarakat daerah persekutuan dan tanah demi kepentingan bersama dalam masyarakat daerah persekutuan serta persekutuan lainnya. Sementara itu, ada juga Hak Perseorangan atau individu atas tanah.

2. Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan Konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut definisi operasional. 31 Menurut Soerjono Soekanto bahwa ”Kontinuitas Perkembangan ilmu hukum, selain bergantung pada metodologi, aktifitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori.” 32 Menurut Burhan Ashshofa suatu teori merupakan ” serangkaian asumsi, konsep, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan antar konsep”. 33 Menurut Snelbecker yang mendefinisikan teori sebagai ”Seperangkat proposisi yang terintegasi secara sintaksis yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diamati dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang 30 Sajuti Thalib, Hubungan Tanah Adat Dengan Hukum Agraria di Minangkabau, Bina Aksara, Jakarta; 1985, Hal. 22, 23. 31 Samadi Suryabrata, Metodologi Penelitan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, Hal. 3. 32 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia UI Press, Jakarta, 1986, Hal. 6. 33 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, Hal. 19 Aprilliyani : Pelaksanaan Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Adat : Studi Mengenai Konversi Hak Atas…, 2007 USU e-Repository © 2008 diamati.” 34 ”Sedangkan suatu kerangka teori bertujuan menyajikan cara-cara untuk bagaimana mengorganisasikan dan menginterprestasi hasil-hasil penelitian dan menghubungkannya dengan hasil-hasil penelitian yang terdahulu.” 35 Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil dalam penelitian ini yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan yaitu : Menurut Boedi Harsono, mengartikan bahwa Pendaftaran tanah adalah suatu rangkaian kegiatan, yang dilakukan oleh Negarapemerintah secara terus-menerus dan teratur berupa pengumpulan keterangan atau data tertentu mengenai tanah-tanah tertentu yang ada diwilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpanan dan penyajiannya bagi kepentingan rakyat dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan termasuk penerbitan tanda-buktinya dan pemeliharannya. 36 Yang dimaksud dengan ”Konversi hak-hak atas tanah adalah perubahan hak lama atas tanah menjadi hak baru menurut Undang-Undang Pokok Agraria”. 37 Sedangkan menurut A.P. Parlindungan, konversi hak-hak atas tanah adalah ”bagaimana pengaturan dari hak-hak atas tanah yang ada sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria untuk masuk dalam sistem Undang-Undang Pokok Agraria”. 38 Upaya pelaksanaan konversi tanah Grant Sultan adalah dalam rangka pengumpulan dan pengolahan data fisik dalam proses pendaftaran tanah, diantaranya 34 Snelbecker, dikutip dalam Lexy J. Moleong, Metodologi, Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, Hal. 34. 35 Burhan Ashshofa, Op. Cit. Hal. 23. 36 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Hukum Tanah Nasional, Jilid I Djambatan, Revisi 2003, Hal 72. 37 Ali Achmad Chomzah, 2004, Op.Cit, Hal. 80. 38 AP. Parlindungan, Op.Cit, Hal. 245. Aprilliyani : Pelaksanaan Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Adat : Studi Mengenai Konversi Hak Atas…, 2007 USU e-Repository © 2008 berdasarkan kegiatan pembuktian hak “meliputi pembuktian hak baru, pembuktian hak lama, dan pembukuan hak”. 39 Sedangkan untuk konversi tanah Grant Sultan dilakukan berdasarkan pembuktian hak lama. Surat Grant, untuk tanah-tanah di daerah Kesultanan Deli Sumatera Timur misalnya dikenal tanah-tanah yang disebut : a. Grant Sultan Grant S, semacam hak milik adat, diberikan oleh pemerintah swapraja, khusus bagi para kaula swapraja dan didaftarkan di kantor pejabat swapraja. b. Grant Controleur Grant C, diberikan oleh pemerintah swapraja bagi yang bukan golongan kaula swapraja, didaftarkan di kantor Controleur. c. Grant Deli Maatschappij Grant D, terdapat di kota Medan dan diberikan oleh Deli Maatschappij, juga terdapat di kantor perusahaan tersebut. d. Hak konsesi untuk perusahaan kebun besar, diberikan oleh pemerintah swapraja dan didaftarkan di kantor Residen. e. Tanah Garapan, termasuk juga dalam tanah negara yang belum bersertifikat. Tanah garapan dimaksudkan terhadap tanah yang diketahui tidak dimiliki oleh siapapun, maka orang yang hendak menguasainya disebut pihak penggarap. Tanah garapan tidak mempunyai alas hak dan untuk mengetahuinya cukup dengan melihat dan yakin bahwa tanah tersebut telah digarap olehnya. 39 Boedi Harsono, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, Makalah Seminar Nasional, Jakarta, 1997, Hal. 10. Aprilliyani : Pelaksanaan Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Adat : Studi Mengenai Konversi Hak Atas…, 2007 USU e-Repository © 2008 f. Pendaftaran tanah untuk pemeliharaan data adalah dengan cara data yang disimpandisajikan, baik data fisik maupun data yuridis, perlu disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian, agar selalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Perubahan pada data fisik dapat terjadi jika luas tanah berubah, yaitu dengan cara pemisahan atau pemecahan bidang tanah yang bersangkutan, menjadi satuan-satuan baru.

G. Metode Penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian