Nilai Analisis Korelasi Pearson Metode Komputerisasi SPSS Ver 15.00

sebagai berikut, jika 1 sangat rendah; 1 - 2 rendah; 2,01 - 3 sedang; 3,01 - 5 tinggi; 5,01 sangat tinggi. Secara umum seluruh nilai parameter abiotik baik fisik maupun kimia yang terdapat di seluruh kedalaman dan stasiun di perairan Danau Lut Tawar masih cukup baik untuk kelangsungan hidup biota air yang terdapat di dalamnya termasuk organisme makrozoobentos. Menurut Wardhana 2004, hlm: 195 Baku mutu air golongan D merupakan golongan air yang tidak di pergunakan untuk keperluan air minum, perikanan, pertanian tetapi masih memenuhi syarat untuk kehidupan biota air memiliki batasan nilai parameter fisik dan kimia yang di ijinkan sebagai berikut : Suhu normal, pH 6 - 8,5, BOD 5 30 mgl, dan DO minimal 3 mgl.

3.3 Nilai Analisis Korelasi Pearson Metode Komputerisasi SPSS Ver 15.00

Berdasarkan pengukuran faktor fisik kimia perairan yang telah dilakukan pada setiap stasiun penelitian yang dikorelasikan dengan Indeks Diversitas Shannon-Wienner maka diperoleh indeks korelasi seperti pada Tabel 3.6 berikut : Tabel 3.6 Nilai Korelasi Keanekaragaman Makrozoobentos dengan Faktor Fisik Kimia Perairan Temperetur Intensitas Penetrasi pH DO BOD 5 K.Oksigen K.Substrat H’ -0,680 +0,871 -0,109 +0,915 +0,903 -0,255 +0,939 +0,607 Keterangan: Nilai + = Arah Korelasi Searah Nilai - = Arah Korelasi Berlawanan Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa hasil uji analisis korelasi Pearson pada beberapa faktor fisik kimia perairan berbeda tingkat korelasi dan arah korelasinya terhadap indeks keanekaragaman H’. Nilai positif + menunjukkan hubungan yang searah antara nilai faktor fisik kimia perairan dengan nilai indeks keanekaragaman H’, artinya semakin besar nilai faktor fisik kimianya maka nilai indeks keanekaragaman akan semakin besar pula. Sedangkan nilai negatif - menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik antara nilai faktor fisik kimia perairan dengan nilai indeks keanekaragaman, artinya semakin besar nilai faktor fisik dan kimia maka nilai H’ akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya, jika semakin kecil nilai faktor fisik kimia maka nilai H’ akan semakin besar. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa faktor fisik kimia yang berkorelasi searah adalah kejenuhan oksigen, DO, intensitas, pH dan kandungan substrat, sedangkan yang berkorelasi berlawanan arah adalah temperatur, penetrasi dan BOD 5 . Korelasi antara faktor fisik kimia dengan indeks keanekaragaman H’ memiliki hubungan yang sangat rendah, rendah, kuat dan sangat kuat. Hubungan yang sangat kuat terdiri dari oksigen terlarut dan kejenuhan Oksigen sedangkan hubungan yang rendah pada BOD 5 . Oksigen terlarut dan kejenuhan Oksigen memiliki hubungan yang sangat kuat dan berkorelasi searah terhadap keanekaragaman makrozoobentos. Semakin tinggi nilai DO dan nilai kejenuhan Oksigen, tingkat keanekaragaman bentos juga tinggi. Kejenuhan oksigen berpengaruh terhadap kelangsungan hidup biota air termasuk makrozoobentos, sebab semakin tinggi nilai kejenuhan oksigen mendekati nilai 100 pada kisaran suhu tertentu berarti kandungan oksigen terlarut mendekati maksimum dengan demikian makrozoobentos dapat melakukan fungsi fisiologis dan biologisnya dengan baik. Fluktuasi kadar oksigen terlarut dalam air sangat menentukan kehidupan hewan air Suin, 2002, hlm: 58-59. Hewan maupun tumbuhan air memerlukan oksigen untuk proses respirasi untuk kelangsungan hidupnya Soegianto, 2005, hlm: 95. BOD 5 memiliki hubungan yang lemah dan berkorelasi berlawanan arah terhadap keanekaragaman makrozoobentos. Semakin rendah nilai BOD 5, tingkat keanekaragaman bentos semakin tinggi. BOD 5 sangat berkaitan dengan tingkat pencemaran. Rendahnya nilai BOD 5 menunjukkan tingkat pencemaran di daerah perairan tersebut rendah sehingga dapat mendukung kehidupan makrozoobentos. Rendahnya tingkat pencemaran di daerah perairan menyebabkan konsumsi oksigen untuk menguraikan senyawa organik rendah sehingga kandungan oksigen di daerah perairan tersebut tinggi. Nilai BOD Biochemical Oxygen Demand menyatakan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerobi dalam proses penguraian senyawa organik, yang diukur pada suhu 20 o C. Dalam proses oksidasi secara biologis ini tentu saja dibutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan proses oksidasi secara Universitas Sumatera Utara kimiawi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran BOD adalah jumlah senyawa organik yang diuraikan, tersedianya organisme aerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian itu Barus, 2004, hlm : 65. Bahan-bahan organik akan diuraikan oleh organisme-organisme pengurai, yang spesial menguraikan bahan-bahan organik yang telah mati, terutama bakteri dan jamur mikrofungi. Karena mikroorganisme ini membutuhkan oksigen untuk proses respirasi, maka jumlah oksigen dalam air akan menurun. Jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh mikroba semacam ini biasa dikenal dengan istilah ”Biological Biochemical Oxygen Demand” Supriharyono, 2000, hlm: 97. Universitas Sumatera Utara BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan