45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Tahanan Negara Klas I Medan
4.1.1.1. Sejarah Rumah Tahanan Negara Klas I Medan Rumah Tahanan Negara klas I Medan dulu bernama penjara berada dijalan
Suka Mulia nomor 1 yang berdiri pada masa penjajahan belanda, dan pindah pada tahun 1994 dijalan lembaga pemasyarakatan kelurahan tanjung gusta kecamatan
helvetia kota medan dan secara resmi ditempati pada 14 November 1994 setelah diresmikan oleh Bapak Menteri Kehakiman RI Oetomo Usman ,SH .
Rumah Tahanan Negara didirikan dengan dasar hukum: a.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Tahun 1981 b.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP. c.
Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M.04.PR.07.03-tahun 1985 tanggal 20 september 1985, tentang Organisasi dan tata kerja Lembaga
pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara, dan Rumah penyimpanan barang sitaan Negara .
d. Undang-Undang N0. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Universitas Sumatera Utara
91 4.1.1.2. Visi dan Misi Rumah Tahanan Negara Klas I Medan
a. Visi
Visi Rumah Tahanan Negara Klas I medan Terciptanya pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan
penghidupan warga binaan pemasyarakatan sebagai individu, masyakat dan makluk Tuhan Yang Maha Esa .
b. Misi
Misi Yang di emban rumah tahanan negara klas I medan adalah melaksanakan perawatan, pembimbingan serta pembinaan warga binaan pemasyarakatan dalam
kerangka hokum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta perlindungan hak asasi manusia.
4.1.2. Bulan Tertib Pemasyarakatan Buterpas a. Pengertian
Program bulan tertib pemasyarakatan merupakan kegiatan yang terencana
dan berkesinambungan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas, dan dilakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program tersebut.
b. Maksud Dengan pencanangan Bulan Tertib Pemasyarakatan dimaksud untuk
membangun Komitmen dan peran aktif yang tinggi dan integritas moral yang kuat bagi petugas pemasyarakatan, agar dalam menjalankan tugasnya tetap berlandaskan
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dilaksanakan sesuai prosedur
Universitas Sumatera Utara
92 yang ditetapkan, dan mampu menghindarkan diri dari berbagai bentuk
penyimpangan, penyelewengan dan penyalagunaan wewenang.
c. Tujuan
Melalui pelaksanaan bulan tertib pemasyarakatan terwujudnya rumah tahanan negara klas I medan dalam kondisi tertib pengamanan, tertib pelayanan, tertib
perawatan dan pengelolaan, tertib pembinaan dan pembimbingan, serta tertib peri kehidupan penghuni.
d. Sasaran Program
a. Pemberantasan peredaran narkoba b. Pemberantasan pungutan liar
c. Penertiban warung-warung liar d. Peningkatan pelayanan, perawatan dan pengelolaan.
e. Pemberantasan penggunaan HP oleh penghuni f. Peningkatan kegiatan kerja.
Bulan tertib pemasyarakatan merupakan program kerja strategis sebagai upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Program kerja
strategis tersebut tidak akan mencapai hasil yang optimal apabila tidak didukung oleh motivasi, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi dari seluruh jajaran Rumah Tahanan
Negara klas I Medan pada semua tingkatan . untuk itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, terencana, terkoordinir, terpadu dan terkendali serta penuh
tanggung jawab dari segenap pegawai di Rumah Tahanan Negara klas I Medan.
Universitas Sumatera Utara
93 Rumah Tahanan Negara klas I Medan yang berlokasi di jalan Lembaga
Pemasyarakatan kota madya Medan memiliki luas areal 3000 M2, untuk bangunan 1600 M, untuk perumahan 780 M yang terdiri dari 13 unit masing-masing unit
sebesar 60 M2. Adapun Rumah Tahanan Negara klas I Medan terdiri dari:
1. Bangunan kantor bertingkat II 2. Bangunan mesjid.
3. Bangunan aula 4. Bangunan untuk penghuni terdiri dari 9 blok dengan 100 selkamar hunian.
5. Bangunan penjagaan, terdiri Portir I dan II serta 4 buah pos jaga pada masing- masing pada sudut bangunan.
6. Bagunan poliklinik 7. Bangunan dapur
8. Bangunan garasi 9. Bangunan bimbingan kegiatan
10. Bangunan bantuan hukum dan penyuluhan 11. Bangunan menara pengawas
12. Bangunan gardu 13. Bangunan genset
14. Bangunan inventaris barang-barang penghuni 15. Bangunan gereja
16. Bangunan vihara.
Universitas Sumatera Utara
94 Sumber : Data kepegawaian Rutan Klas I Medan 2009.
Gambar 4.1. Jabatan Struktural Rutan Klas I Medan Kepala
Rumah Tahanan Negara klas I
Medan Kaur Tata
Usaha
Kepala Kesatuan Pengamanan
Kasi Pelayanan Tahanan
Kasi Pengelolaan
Petugas Keamanan Ka sub seksi
Administrasi dan Perawatan
Kasubsi Perlengkapan dan
Keuangan
Kasubsi Penyuluhan dan
Bantuan Hukum Kasubsi Umum
Kasubsi Bimbingan Kerja
Universitas Sumatera Utara
95 Rumah Tahanan Negara klas I Medan memiliki seksi – seksi dan sub seksi
yang masing-masing memiliki tugas dalam mendukung tugas Rutan klas I Medan. Adapun tugas jabatan struktural seksi-seksi dan sub seksi seperti Gambar 4.1. diatas
sebagai berikut : a.Seksi Pengelolaan
1. Sub seksi keuanganperlengkapan a.
Mengelola administrasi keuangan b.
Perlengkapan kantor , Beras Bahan Makanan bagi TahananNarapidana. c.
Dan lainya yang berhubungan dengan keuangan perlengkapan. 2. Sub Seksi Umum
a. Urusan kepegawaian
b. Urusan kerumahtanggaan Rutan
b. Seksi Pelayanan Tahanan 1. Sub seksi administrasi dan perawatan
a. Penerimaan , administrasi ,dokumentasi ,dan pengeluaran tahanan
narapidana b.
Perawatan tahanan dan pembinaan narapidana c.
dan lainya yang berhubungan dengan administrasi dan perawatan tahanan 2. Sub seksi bantuan dan penyuluhan hukum
a. Menyiapkan bantuan hukum oleh pengacara kepada para tahanan yang
memerlukan.
Universitas Sumatera Utara
96 b.
Menyiapkan penyuluhan hukum dan kegiatan rohani bagi tahanan narapidana.
c. Menyiapkan kegiatan olah raga dan kesegaran jasmanai.
d. dan lain yang menyangkut kegiatan bantuan hokum dan penyuluhan.
3. Sub seksi bimbingan kerja a.
Melaksanakan kegiatan bimbingan pemanduan bakat, ketrampilan para tahanan narapidana.
b. Mengelola dan menyalurkan hasil kerja warga binaan pemasyarakatan
dan lain-lain yang menyangkut bimbingan kerja. c. Kesatuan pengamanan Rumah Tahanan Negara.
a. Pengawasan dan pengendalian keamanan dan ketertiban.
b. Administrasi pengamanan dan penggeledahan .
c. Mengatur tata kehidupan penghuni.
d. dan lain-lain yang menyangkut keamanan dan ketertiban rutan.
d. Kaur tata usaha a.
Menyelenggarakan surat-menyurat b.
urusan perjalan dinas c.
dan lain-lain yang menyangkut ketatausahaan. Keadaan pegawai di Rutan klas I Medan dilihat dari jumlah pegawai sebanyak
177 orang, yang terdiri dari berbagai latar belakang dengan krateristik yang berbeda seperti pendidikan, budaya dan suku bangsa, usia, masa kerja. Dalam Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, pada Pasal 8 ayat 2 petugas
Universitas Sumatera Utara
97 pemasyarakatan adalah pejabat fungsional penegak hukum .Yang dimaksud dengan “
Pejabat Fungsional “ adalah Petugas pemasyarakatan yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia RI dan telah memenuhi
persyaratan antara lain: 1. Mempunyai latar belakang pendidikan teknis pemasyarakatan
2. Melakukan tugas yang bersifat khusus dilingkungan unit pelaksanaan teknis pemasyrakatan
3. Memenuhi persyaratan lain bagi jabatan fungsional dengan perundang- undangan yang berlaku.
Tabel 4.1. Jumlah Pegawai Rutan Klas I Medan No
Jabatan Struktural Jumlah Orang
01. 02.
03. 04.
05. 06.
07. 08.
09 10.
Kepala Rutan Kasie pengelolaan
Kasubsi keuangan dan perlengkapan Kasubsi umum
Ka. tata usaha Kasie pelayanan tahanan
Kasubsi administrasi dan perawatan Kasubsi bimbingan kegiatan kerja
Kasubsi bantuan hukum dan penyuluhan Ka. KPR dan petugas keamanan
1 1
10 5
5 1
10 5
10 129
0,6 0,6
6,0 3,0
3,0 0,6
6,0 3,0
6,0
71,2
Jumlah 177 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 data diolah
Universitas Sumatera Utara
98
4.1.3. Karakteristik Responden
4.1.3.1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Responden yang penulis jadikan sampel memiliki karateristik berdasarkan
jenis kelamin yang terlihat pada Tabel 4.2, sebagai berikut:
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah orang
Laki-laki 58
91 Perempuan
6 9
Jumlah 64
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 data diolah Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap 64 Pegawai yang
dijadikan responden dalam penelitian ini, jenis kelamin laki- laki sebanyak 58 orang 91, sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang 9. Hal ini
menunjukkan bahwa Pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I Medan sebagian besar laki- laki. Hal ini dapat diketahui dari tugas dan fungsi Rumah Tahanan Negara klas I
Medan sebagai tempat penahanan orang – orang yang melakukan pelanggaran hokum dan semua jenis kelamin warga binaan pemasyarakatan tahanan narapidana
adalah laki-laki ; tentu organisasi lebih mengutamakan pegawai laki-laki dalam melaksanakan tugas hal ini tidak terlepas dari beban dan krateristrik pekerjaan yang
bersifat tegas dan sering menghadapi kekerasan dalam melaksanakan tugas yang barang tentu lebih dibutuhkan tenaga laki-laki dari pada perempuan.
Universitas Sumatera Utara
99 4.1.3.2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Responden yang penulis jadikan sampel memiliki karateristik berdasarkan usia yang terlihat pada Tabel 4.3, sebagai berikut :
Tabel 4.3. Karakteristik Responden berdasarkan Usia No Usia Tahun
Jumlah orang
1 20
0,00 2
21 - 30 20
31,25 3
31 - 40 22
34,37 4
41 - 50 20
31,25 5
51 - 55 2
3,12
Jumlah 64
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2009 data diolah Dari Tabel karateristik responden berdasarkan usia menunjukkan bahwa
pegawai yang berusia 21 – 30 tahun sebanyak 20 orang 31,25.Selanjutnya usia 31 – 40 tahun sebanyak 22 orang 34,37 ,usia 41 – 50 tahun sebanyak 20 orang
31,25 , usia dibawah 20 tahun sebanyak 0 orang 0,00 dan usia 51 – 55 tahun sebanyak 2 orang 3,12 . Berdasarkan usia mayoritas responden Pegawai Rumah
Tahanan Negara Klas I Medan berada pada usia 21 – 40 tahun sebanyak 42 orang 65,62 , usia adalah usia produktif. Peneliti menentukan usia sampel pada usia
produktif karena tenaga potensial pelaksanaan tugas di Rumah Tahanan Negara klas I Medan akan memberikan dampak positif terhadap kinerja petugas Rumah Tahanan
Negara klas I Medan.
Universitas Sumatera Utara
100 4.1.3.3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Responden yang penulis jadikan sempel memiliki karateristik berdasarkan tingkat pendidikan yang terlihat pada Tabel 4.4, sebagai berikut :
Tabel 4.4. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Pendidikan Terakhir Jumlah orang
1 SD
0,00 2
SLTP Sederajat 0,00
3 SLTA Sederajat
47 73,43
4 D1 – D3
3 4,68
5 S1
11 17,18
6
S2 3
4,68 Jumlah
64 100,00
Sumber : Hasil Penelitian,2009 data diolah Dari Tabel 4.4 karateristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
menunjukkan bahwa pegawai yang berpendidikan SLTA sederajat sebanyak 49 orang 73,43 . pendidikan D1 – D3 sebanyak 3 orang 4,68 , pendidikan S1
sebanyak 11 orang 17,18 , pendidikan SD sebanyak 0 orang 0,00 dan S2 sebanyak 1 orang 4,68 . Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden
pegawai rumah tahanan negara klas I medan berpendidikan SLTA sederajat 73,43 . Hal ini menunjukkan bahwa Rumah Tahanan Negara klas I Medan tidak
begitu mementingkan tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi disiplin kerja dan kemampuan fisik pegawai.
Universitas Sumatera Utara
101 4.1.3.4. Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
Responden yang penulis jadikan sampel memiliki karateristik berdasarkan masa kerja yang terlihat pada Tabel 4.5, sebagai berikut :
Tabel 4.5. Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja No
Masa Kerja Tahun Jumlah orang
1 5
19 29,68
2 5 – 10
28 43,75
3 11 – 20
8 12,50
4 21 – 30
9 14,06
Jumlah 64
100,00
Sunber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah Dari Tabel 4.5 kareteristik responden berdasarkan masa kerja menunjukan
bahwa pegawai yang masa kerja di bawah 5 tahun sebanyak 19 orang 29,68 masa kerja 5 – 10 tahun sebanyak 28 orang 43,75 , berdasarkan masa kerja ,
mayolitas responden Rumah Tahanan Negara klas I medan masa kerjanya di bawah 10 tahun . Peneliti merasa membutuhkan pemikiran yang segar dan ambisius dari
petugas Rumah Tahanan Negara klas I Medan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
4.1.4. Analisis Diskriptif Variabel 4.1.4.1. Penjelasan Responden atas Peran Pimpinan
Peran pimpinan adalah kemampun dan keaktifan pimpinan dalam memperjelas dan mempercepat proses pekerjaan . Indikatornya adalah : Kejelasan
memberikan intruksi pekerjaan, pemberian informasi, pengevaluasi hasil kerja, penghargaan terhadap prestasi kerja , dan kebebasan dalam mengemukakan pendapat
Universitas Sumatera Utara
102 Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai variabel peran pimpinan
dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6. Penjelasan Responden atas Peran Pimpinan
Skor Nilai 5 4 3 2 1
Total Item
No. F
F F F F
1 9 14,06 49 76,56 6 9,37 0 0,0 0 0,00 64 100
2 9 14,06 33 51,56 16 25,00
6 9,3 0 0,00 64 100 3 6 9,37 32 50,00
22 34,37 4 6,2
0 0,00 64 100 4 4 6,25 18 28,12
20 31,25 14 21, 8 12,50 64 100
5 9 14,06 41 64,06 12 18,75
1 1,5 1 1,56 64 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
Dari Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa penjelasan responden tentang mengenai kejelasan memberikan instruksi pekerjaan adalah sebagai berikut :
Mayoritas responden menjawab sangat jelas dan jelas Hal ini karena pemimpin menguasai pekerjaan yang diberikannya dan mampu berkomunikasi dengan efektif.
Selebihnya responden menjawab kurang jelas 9,37 . Hal ini karena responden kurang mengerti atas instruksi yang diberikan pimpinan.
Penjelasan responden mengenai pemberian informasi adalah sebagai berikut : Mayoritas responden menjawab sangat sering dan sering Ini berarti adanya
keterbukaan komunikasi dan pemberian informasi sangat dibutuhkan responden dalam melaksanakan pejerjaannya. Selebihnya responden menjawab kadang – kadang
25,00 , dan jarang 9,37 . Hal ini karena pekerjaan yang dilakukan responden kurang memperhatikan informasi dari pimpinan.
Universitas Sumatera Utara
103 Penjelasan responden mengenai pengevaluasian hasil kerja pegawai adalah
sebagai berikut : responden menjawab sangat sering 9,37 , dan sering 50,00 . Hal ini dilakukan agar Pegawai mengetahui sampai sejauh mana mereka mampu
melaksanakan pekerjaannya dan menghindari terjadinya kesalahan yang sama dalam melaksanakan pekerjaan pada masa yang akan datang. Selebihnya menjawab kadang
– kadang 34,37 , dan jarang 6,25 . Ini berarti pimpinan memberikan kebebasan kepada Pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya sesuai tugas dan fungsi pekerjaan
masing-masing. Penjelasan responden mengenai pemberitahuan prestasi kerja adalah sebagai
berikut : responden menjawab sangat sering 6,25 , dan sering 28,12 . Hal ini dilakukan untuk menimbulkan semangat kerja Pegawai. Selebihnya menjawab
kadang – kadang 31,25 , jarang 21,87 dan sangat jarang 12,50 Hal ini karena pimpinan menganggap pekerjaan yang dilakukan Pegawai sudah baik.
Penjelasan responden mengenai penghargaan atas ide- ide gagasan adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat menghargai 14,06 , dan menghargai
64,06 . Hal ini berarti Pegawai diberikan kebebasan dalam mengemukakam ide- ide gagasan setiap saat dengan tetap berpedoman kepada aturan yang berlaku demi
kemajuan Organisasi Selebihnya responden menjawab kurang menghargai 18,75 , tidak menghargai 1,56 . Ini berarti ide- ide gagasan yang diberikan Pegawai tidak
masuk akal atau tak ada respon positif dari Pimpinan.
Universitas Sumatera Utara
104 4.1.4.2. Penjelasan Responden atas Peran Pegawai
Peran pegawai adalah kemampuan pegawai dalam melaksanakan Pekerjaan nya adalah : waktu yang dibutuhkan daam melaksanakan pekerjaan, pemberian ide –
ide, semagat bekerja, kepuasan kerja, peningkatan keterampilan . Hasil penelitian tentang penjelasan responden mengenai variabel peran Pegawai dapat diihat pada
Tabel 4.7 Berikut :
Tabel 4.7. Penjelasan Responden atas Peran Pegawai
Skor Nilai 5
4 3
2 1
Total Item
No. F F F F
F
1 3 4,68 34 53,12
24 37,50 3 4,68 -
0,00 64 100 2 22 34,37 26 40,62
14 21,87 2 3,12 -
0,00 64 100 3 15 23,43 36 56,25
13 20,31 - 0,00 -
0,00 64 100 4 14 21,87 44 68,75
6 9,37 - 0,00 - 0,00 64 100
5 15 23,87 33 51,56 13 20,31
3 4,68 - 0,00 64 100
Sumber : Hasil Penelitian , 2009 data diolah Dari Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden mengenai lamanya
menyelesaikan suatu pekerjan adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat singkat 4,68 singkat 53,12 , dan cukup singkat 37,50 . Hal ini karena
responden mengerti dan mampu atas pekerjan yang dilakukannya selebihnya responden Menjawab lambat 4,68 Hal ini karena pekerjaan yang diberikan tidak
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki responden . Penjelasan responden mengenai pemberian ide gagasan adalah sebagai
berikut : responden menjawab sangat sering 34,37 . Dan sering 40,62 , hal ini karena responden meemiliki sense of belonging. Selebihnya responden menjawab
Universitas Sumatera Utara
105 kadang – kadang 21,87 , jarang 3,12 hal ini karena Petugas belum
berpengalaman.. Penjelasan responden mengenai semangat pegawai menjalankan pekerjaan
adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat antusias 23,43 , dan antusias 56,25, Hal ini karena adanya pengawasan dari atasan . selebihnya responden
menjawab kurang antusias 20,31 . hal ini karena pekerjaan yang dilakukannya tidak sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki responden.
Penjelasan responden mengenai kepuasan dalam menyelesaikan tugasnya adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat puas 21,87 . Dan puas 68,75
. Hal ini karena hasil pekerjaan Prestasinya dihargai . selebihnya responden menjawab kurang puas 9,37 . Hal ini karena hasil kerjanya tidak diberi bonus
sebab yang berprestasi dan yang tidak berprestasi diperlakukan sama baik dalam penggajian maupun naik pangkat.
Penjelasan responden mengenai pemberian kesempatan pelatihan kerja adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat diberi kesempatan 23,87 , dan diberi
kesempatan 51,56 . Hal ini karena Rumah Tahanan Negara Klas I Medan menganggap Petugas adalah asset Organisasi yang sangat penting . selebihnya
responden menjawab jarang diberi kesempatan 9,37 . Hal ini karena kesempatan yang terbatas karena pendidikan dan pelatihan ditentukan secara terpusat oleh
Departemen Hukum dan Ham RI di Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
106 4.1.4.3. Penjelasan Responden atas Hubungan Pegawai dan Pimpinan
Hubungan antara pegawai dan pimpinan adalah kebersamaan pegawai dan pimpian dalam menghadapi masalah organisasi . Indikatornya adalah kebebasan
Pegawai dalam pengambilan keputusan, mendengarkan masalah – masalah Pegawai, perhatian terhadap pekerjaan pegawai, perhatian terhadap perkembangan prestasi
kerja, pengembangan karier pengawai, dan pengarhagaan terhadap prestasi kerja Pegawai. Hasil penelitian tentang tanggapnan responden mengenai variabel hubungan
Pegawai dan pimpinan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8. Penjelasan Responden atas Hubungan Pegawai dan Pimpinan
Skor Nilai 5 4 3 2
1 Total
Item No.
F F F F F
1 13 20,31 23 35,93 24 37,50
3 4,68 1 1,56 64 100 2 9 14,06 27 42,18
17 26,56 8 12,5 3 4,68 64 100
3 14 21,87 39 60,93 12 18,75
0 0,00 0 0,00 64 100 4 14 21,87 35 54,68
14 21,87 2 3,12 1 1,56 64 100
5 16 25,00 35 54,68 8 12,50
4 6,25 1 1,56 64 100 6 7 10,93 23 35,93
15 23,43 13 20,3 0 0,00 64 100
Sumber : Hasil Penilitian,2009 data diolah Dari Tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden mengenai
keikutsertaan Pegawai dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat sering 20,31 , dan sering 35,93 . Ini berarti hanya
sebagian Pegawai yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Selebihnya responden menjawab kadang- kadang 37,50 , jarang 4,68 , dan sangat jarang
4, 68 . Hal ini menunjukkan bahwa Pegawai tidak perlu terlibat dalam
Universitas Sumatera Utara
107 pengambilan keputusan karena dianggap Unsur Pimpinan yang memegang peran
lebih penting. Penjelasan responden mengenai pimpinan mendengarkan masalah – masalah
Pegawai adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat sering 14,06 , dan sering 42,18 . Ini berarti masalah – masalah yang didengarkan oleh pimpinan
hanya masalah- masalah tertentu saja. Selebihnya responden menjawab kadang – kadang 26,56 ,jarang 26,56 , dan sangat jarang 12,50 . Hal ini berarti
pimpinan kurang mau mendengarkan masalah- masalah yang dihadap Pegawai. Penjelasan responden mengenai perhatian terhadap pekerjaan Pegawai
adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat perhatian 21,87 , dan perhatian 60,93 . Selebihnya responden menjawab kurang perhatian 18,75 . Hal ini berarti
perhatian yang diberikan pimpinan kepada Pegawai sangat kurang, karena pimpinan menganggap Pegawainya sudah mampu melaksanakan pekerjaannya dan waktu yang
dimilikinya sangat terbatas Penjelasan responden mengenai kepedulian terhadap perkembangan prestasi
kerja Pegawai adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat peduli 21,87 dan peduli 54,68 . Selebihnya responden menjawab kurang peduli 21,87 tidak
peduli 3,12 , dan sangat tidak peduli 1,56 . Ini berarti bahwa kepedulian pimpinan terhadap perkembangan prestasi kerja Pegawai kurang karena pimpinan
menganggap prestasi kerja Pegawai ditentukan oleh kemampuan Pegawai itu sendiri bukan ditentukan oleh pimpinan.
Universitas Sumatera Utara
108 Penjelasan responden mengenai dukungan terhadap pengembangan karier
Pegawai adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat mendukung 25,00 , dan mendukung 54,68 . Selebihnya responden menjawab kurang mendukung
12,50 , tidak mendukung 6,25 , dan sangat tidak mendukung 1,56 . Hal ini berarti jenjang karier Pegawai ditentukan oleh prestasi pegawai itu sendiri.
Penjelasan responden mengenai penghargaan terhadap prestasi kerja pegawai adalah sebagai berikut : responden menjawab selalu memberikan
penghargaan 10,93 , dan memberikan penghargaan 35,93 . Selebihnya responden menjawab kadang – kadang memberikan penghargaan 23,43 , dan tidak
memberikan penghargaan 20,31 . Hal ini berarti prestasi kerja Pegawai kurang dihargai oleh pimpinan, karena pimpinan menganggap pencapaian prestasi kerja yang
baik adalah kewajiban pegawai terhadap organisasi .
4.1.4.4. Penjelasan Responden atas Lingkungan Kerja
Peran lingkungan kerja adalah kondisi kerja yang baik yang dapat mendukung keberhasilan Pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Indikatornya
adalah : pengatur waktu kerja, tata letak peralatan kerja, ukuran ruangan kerja, perlengkapan kerja, suhu udara ditempat kerja, sarana kerja. Hasil penelitian tentang
tanggapan responden mengenai variabel lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
Universitas Sumatera Utara
109
Tabel 4.9. Penjelasan Responden atas Lingkungan Kerja
Skor Nilai 5 4 3
2 1
Total Item
No. F F F F
F
1 10 15,62 40 62,50 14 21,87
0 0,00 0 0,00 64 100 2
1 1,56 41 64,06 22 34,37
0 0,00 0 0,00 64 100 3
3 4,68 40 62,50 21 32,81
0 0,00 0 0,00 64 100 4
8 12,50 43 67,18 13 20,31
0 0,00 0 0,00 64 100 5
0 0,00 41 64,06 19 29,68
2 3,12 2 3,12 64 100 6 13 20,31 25 39,06
26 40,62 0 0,00
0 0,00 64 100 7 29 45,31 28 43,75
7 10,93 0 0,00 0 0,00 64 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah Dari Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden mengenai
pengaturan waktu kerja adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat sesuai 15,62 , dan sesuai 62,50 . Hal ini berarti disiplin waktu sangat diperhatian oleh
Organisasi , baik jam masuk kerja maupun jam keluar atau pulang. Selebihnya responden menjawab kurang sesuai 21,87 . Hal ini dirasakan oleh pegawai di
Rutan klas I Medan khususnya pegawai bidang penjagaan waktu jam kerjanya melebihi rata-rata waktu kerja pegawai negeri sipil yang lain .
Penjelasan responden mengenai tata letak peralatan kerja adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat baik 1,56 dan baik 64,06 . Ini berarti
pengaturan tata letak peralatan kerja di rumah tahanan negara klas I medan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai sehingga proses kerja dapat
berjalan lancar. Selebihnya responden menjawab kurang baik 34,37 . Hal ini disebabkan sarana gedung tempat penjagaan dan tembok pengamanan bagi tahanan
dan narapidana belum memadai .
Universitas Sumatera Utara
110 Penjelasan responden mengenai ukuran ruangan kerja adalah sebagai berikut :
responden menjawab sangat baik 4,68 , dan baik 62,50 . Ini berarti ruangan kerja yang ditempati pegawai sesuai dengan kebutuhan sehingga gerak pegawai pada
saat melakukan pekerjaan terasa bebas. Selebihnya responden menjawab kurang baik 32,81 .dan tidak baik 3,1 karena ruang masih sempit dibandingkan beban
tugas dan banyaknya warga pelanggan yang dilayani. Penjelasan responden mengenai perlengkapan kerja adalah sebagai berikut :
responden menjawab sangat mendukung 12,50 dan mendukung 67,18 . Ini perlengkapan kerja, missal alat- alat tulis yang disediakan Rutan Klas I Medan sudah
baik dan dapat mendukung kelancaran kerja Pegawai . Selebihnya kurang mendukung 20,31 . Hal ini Karena petugas menyediakan fasilitas kerja sendiri untuk
kelancaran kerjanya. Penjelasan responden mengenai suhu udara adalah sebagai berikut : responden
menjawab Sangat nyaman 0,00 . Dan Nyaman 64,06 Ini berarti suhu udara yang nyaman ditempat kerja pegawai dapat mendukung kelancaran kerja pegawai.
Selebihnya responden menjawab kurang nyaman 29,68 tidak nyaman 3,12 , dan tidak nyaman sama sekali 3,12 Ini biasanya dirasakan oleh pegawai pada saat
listrik padam.dan penuh sesak karena banyaknya orang yang dilayani dalam ruangan yang sempit.
Penjelasan responden mengenai gangguan kesehatan dalam bekerja adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat mengganggu 20,31 , dan
mengganggu 39,06 . Hal ini berarti pengatur waktu kerja dan waktu istirahat
Universitas Sumatera Utara
111 belum seimbang dan banyaknya warga binaan pemasyarakatan yang terjangkit
penyakit menular seperti HIV, AIDS, TBC dan lain-lain sehingga pegawai tidak dapat bekerja secara optimal karena takut terlular penyakit., responden menjawab
tidak menggangu 40,62 karena responden ini tidak berhubungan langsung dengan tahanan narapidana.
Penjelasan responden mengenai frekuensi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat jarang 45,31 dan jarang 43,75 .
Selebihnya responden menjawab kadang- kadang 10,93 . Ini berarti organisasi menerapkan pendekatan secara kekeluargaan dalam pengamanan dan pembinaan
narapidana serta menyediakan alat pelindung kerja yang dibutuhkan pegawai pada saat bekerja. Dan juga pegawai sudah terlatih dalam bekerja misalnya dalam
pengetahuan Bela diri dan penggunaan tameng pengaman . 4.1.4.5. Penjelasan Responden atas Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen mutu terpadu yakni sistem manajemen yang berfokus pada perbaikan terus menerus . Indikatornya : kualitas, kerjasama, evaluasi, perbaikan,
pelatihan, penghargaan dan kepuasan. Hasil penelitian tentang penjelasan responden mengenai variabel penerapan manajemen mutu terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut
Universitas Sumatera Utara
112
Tabel 4.10. Penjelasan Responden atas Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Skor Nilai
5 4 3 2 1
Total Item
No. F F F F
F 1 10 15,62 40 62,50
14 21,87 0 0,00 0 0,00 64 100 2 1
1,56 41
64,06 22
34,37 0,00
0,00 64
100 3 3
4,68 40
62,50 21
32,81 0,00
0,00 64
100 4
8 12,50 43 67,18 13 20,31 0 0,00 0 0,00 64 100
5 0 0,00
41 64,06
19 29,68
2 3,12
2 3,12
64 100
6 13 20,31 25 39,06 26 40,62 0 0,00 0 0,00 64 100
7 29 45,31 28 43,75 7 10,93 0 0,00 0 0,00 64 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data dioleh Dari Table 4.10 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden kualiatas
pelayanan dibanding standard kerja adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat Baik 14,06 , dan baik 51,56 . Selebihnya responden menjawab
kurangbaik 25,00 , dan tidak baik 9,37 . Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan ditempat kerja telah memenuhi standar pelayanan minimum yang di buat
di rutan klas I medan.. Penjelasan responden mengenai kerjasama petugas adalah sebagi berikut :
responden menjawab sangat baik 9,37 , dan baik 50,00 . Hal ini berarti petugas telah memahami tugas dan fungsi serta uraian tugas masing-masing dan mampu
bekerja sama dengan baik . Selebihnya responden menjawab kurang baik 34,37 , dan tidak baik 6,25 karena masih ditemukan ego sektoral antar seksi sub seksi
dan adanya perbedaan latar pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
113 Penjelasan responden mengenai kepuasan pegawai dalam melaksanakan
pekerjaanya adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat puas 6,25 dan puas 56,2 . Selebihnya menjawab kurang puas 23,43 . Ini berarti mayoritas
pegawai pilihan pekerjaan sebagai petugas pemasyarakatan adalah pilihan terbaik bagi petugas dan sesuai dengan bakat serta minat dari pada petugas rumah tahanan
negara klas I medan. Penjelasan responden mengenai perbaikan pola kerja adalah sebagai berikut
: responden menjawab sangat mendukung 12,50 dan mendukung 67,18 .Hal ini berarti pegawai responden proaktif dalam pembenahan sisitem pola kerja yang
lebih efektif dan efisien. Selebihnya kurang mendukung 20,31 . Hal ini karena petugas sudah terbiasa dengan kebiasaan lama dan tidak mau susah – susah
memikirkan yang baru yang tentu harus mempelajari systempola baru tersebut. Penjelasan responden mengenai pelatihan adalah sebagai berikut : responden
menjawab Sangat sering 0,00 . Dan sering 64,06 Ini berarti kesempatan yang diberikan kepada Pegawai dapat mendukung kelancaran kerja Pegawai. Selebihnya
responden menjawab kurang sering 29,68 tidak sering 3,12 , dan tidak sering sama sekali 3,12 . Hal ini karena kesempatan yang sangat terbatas .
Penjelasan responden mengenai penghargaan dalam bekerja adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat dihargai 20,31 , dan dihargai 39,06 .
Hal ini berarti pegawai dapat perhatian atas prestasi kerjanya yang dapat memotivasi pegawai lebih giat dan bersemangat melaksanakan tugas, dan responden menjawab
Universitas Sumatera Utara
114 tidak dihargai 40,62 karena dianggap bahwa tugas pekerjaan merupakan suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pegawai. Penjelasan responden mengenai evaluasi tugas adalah sebagai berikut :
responden menjawab sangat sering 45,31 dan sering 43,75 . Selebihnya responden menjawab kadang- kadang 10,93 . Ini berarti Organisasi tetap
memonitor dan mengevaluasi kinerja dan hasil pekerjaan pegawai . 4.1.4.6. Penjelasan Responden atas Kualitas Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia adalah pekerjaan yang diakukan pegawai mempunyai kualitas yang baik dan dapat meningkatkan prodiktivitas organisasi .
Indikatornya adalah : kecakapan, keterampilan, perilaku Pegawai, pengalaman, pendidikan, disiplin, dan motivasi. Hasil penelitian tentang tanggapan responden
mengenai variable kualitas sumber daya manusia dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut
Tabel 4.11. Penjelasan Responden atas Kualitas Sumber Daya Manusia Skor Nilai
5 4 3 2 1
Total Item
No F F F F F
1 6 9,37 37 57,81 20 31,25
0 0,00 1 1,6 64 100
2 9 14,06 40 62,50 12 18,75
3 4,68 0 0,0 64 100 3 4 6,25 37 57,81
21 32,81 2 3,02 0 0,0 64 100
4 2 3,12 51 79,68 10 15,62
1 1,56 0 0,0 64 100 5 0 0,00 41 64,06
19 29,68 2 3,12 2 3,12 64 100
6 13 20,31 25 39,06 26 40,62
0 0,00 0 0,00 64 100 7 29
45,31 28 43,75 7 10,93
0 0,00 0 0,00 64 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data dioah
Universitas Sumatera Utara
115 Dari Tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden mengenai
kesesuaian pekerjaan dengan kecakapan adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat sesuai 9,37 , dan sesuai 57,81 . Ini berarti kecakapan dan keahlian yang
dimiliki Pegawai sesuai dengan pekerjaan dan jabatan yang didudukinya. Selebih nya responden menjawab kurang sesuai 31,25 , dan sangat tidak sesuai 1,60 . Hal ini
biasanya dijumpai pada Pegawai yang belum berpengalaman. Penjelasan responden mengenai ketrampilan adalah sebagai berikut :
responden menjawab sangat setuju 14,06 , dan setuju 62,50 . Ini berarti pekerjaan sebagai petugas Pemasyarakatan menjadi pilihan terbaik bagi Pegawai
dengan semangat tersebut pegawai mencari tambahan ilmu mengenai tugas dan fungsi petugas pemasyarakatan . Selebihnya responden menjawab kurang setuju
18,75 , dan tidak setuju 4,68 . Hal ini karena jabatan pekerjaan yang didudukinya tidak sesuai dengan minat dan bakatnya.
Penjelasan responden mengenai prilaku pegawai dalam melakukan pekerjaan adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat baik 6,25 , dan baik 57,81
. Hal ini pegawai teleh memahami tugas dan fungsinya dalam menghadapi tugas yang melayani dan membina manusia sebagai objek tugasnya. Selebihnya responden
menjawab kurang baik 32,81 , dan tidak baik 3,02 . Hal ini berarti Pegawai selalu kesal dan jengkel menghadapi Warga binaan pemasyarakatan yang sulit diatur
dan kerap melawan petugas.
Universitas Sumatera Utara
116 Penjelasan responden mengenai pengalaman petugas adalah sebagi berikut :
responden menjawab sangat baik 9,37 , dan baik 50,00 . Hal ini berarti petugas telah memahami tugas dan fungsi serta uraian tugas masing-masing dan mampu
bekerja sama dengan baik . Selebihnya responden menjawab kurang baik 34,37 , dan tidak baik 6,25 karena masih ditemukan ego sektoral antar seksi sub seksi
dan adanya perbedaan latar pendidikan. Penjelasan responden mengenai pendidikan pegawai dalam melaksanakan
pekerjaanya adalah sebagai berikut : responden menjawab sangat baik 6,25 dan baik 56,2 . Selebihnya menjawab kurang baik 23,43 . Ini berarti pendidikan
pegawai di rumah tahanan negara klas I medan sudah baik. Penjelasan responden mengenai disiplin kerja adalah sebagai berikut :
responden menjawab sangat baik 12,50 dan baik 67,18 .Hal ini berarti pegawai responden disiplin kerjanya sudah . Selebihnya kurang baik 20,31 . Hal
ini karena petugas kurang bertanggung jawab sebagai petugas pemasyarakatan yang membutuhkan disiplin tinggi mengingat tugasnya sebagai penjaga manusia yang
sewaktu-waktu dapat melarikan diri bila lalai atau tidak datang melaksanakan tugas. Penjelasan responden mengenai motivasi kerja adalah sebagai berikut :
responden menjawab sangat baik 12,50 dan baik 67,18 .Hal ini berarti pegawai responden mendapat dorongan dari dirinya untuk melaksanakan tugas
dengan baik. Selebihnya kurang baik 20,31 . Hal ini karena pegawai merasa pekerjaanya kurang cocok baginya karena menghadapi orang – orang yang jahat dan
cendrung kasar.
Universitas Sumatera Utara
117
4.2. Evaluasi Model Analisis Hipotesa Pertama
Anaslisis inferensi menggunakan mode regresi linier berganda untuk memprediksi kemampuan variabel bebas yang terdiri dari peran pimpinan, peran
pegawai, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja, untuk menjelaskan variabel terikat yaitu penerapan manajemen mutu terpadu . Dari hasil
pengolahan data diperoleh hasil regresi pada Tabel 4.12 sebagai berikut :
Tabel 4.12. Hasil Regresi Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients Model
B Std. Error
Beta
1 Constant
2,825 1,348
X1 ,019
,043 ,421
X2 ,712
,039 ,364
X3 ,005
,026 ,090
X4 ,026
,038 ,233
A Dependent Variabel : Y Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SPSS, 2009
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.12 diatas, maka diperoleh persamaan
regresi linier berganda dalam penelitian ini sebagai berikut : Y : 2,825 + 0,019 X1 + 0,712 X2 + 0, 005 X3 + 0,026X4
Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa koefisien regresi variabel bebas berpengaruh positive terhadap penerapan manajemen mutu terpadu.
Universitas Sumatera Utara
118
4.2.1. Uji Determinasi
Hasil uji determinasi terdapat Nilai R Square seperti terlihat pada Tabel 4.13 dibawah ini adalah 0,575 artinya 57,5 Variasi manajemen mutu terpadu dapat
dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independent peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dengan pegawai dan lingkungan kerja . sedangkan
sisanya sebesar 42,5 dijelaskan oleh variabel bebas lainya yang tidak diteliti seperti perbaikan proses system kerja, pengawasan , penilaian, sikap, prilaku dan
lain-lain.
Tabel 4.13. Hasil Uji Determinasi Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .681a
.575 .560
.789 a Predictors: Constant, LK, KPEG, HUBPP, KPIM
b Dependent Variable: TQM Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS, 2009.
4.2.2. Uji normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak .
Ghozali 2001 menyatakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bias, bisa dilakukan dengan analisis grafik .
Melihat hasil analisis grafik pada gambar 4.2 dibawah ini menunjukan bahwa titik – titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal , artinya
model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
119
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Expected Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: TQM
Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas 4.2.3. Uji Multikolinieritas
Santoso 2001 menyatakan bahwa terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas antara lain :
a. Dengan melakukan analisis korelasi diantara variabel bebasnya apakah
terdapat multikolinieritas diantara variabel bebas. b.
Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor VIF dengan pedoman sebagai berikut :
1. VIF 5 Maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas 2. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas .
Universitas Sumatera Utara
120 Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi
ditemukan korelasi yang tinggi antara variabel bebas . Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas.
Hasil pengujian multikolinearitas data, dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14. Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics
Model Tolerance
VIF
1 Constant
X1 .906
1.104 X2
.918 1.089
X3 .965
1.037 X4
.992 1.008
a.Dependent Variabel :Y TQM Sumber : Hasil pengolahan Data SPSS, 2009
Dari Tabel 4.14 terlihat untuk keempat faktor- faktor variabel independent yaitu : Variabel peran pimpinan X1 , peran pegawai X2 , hubungan pimpinan
dengan pegawai X3 dan lingkungan kerja X4 ternyata VIF kurang dari 5 , sedangkan nilai tolerance nya mendekati 1 . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi penerapan manajeman mutu
terpadu
Universitas Sumatera Utara
121
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2 -3
TQM
32.5 30
27.5 25
22.5 20
Scatterplot
Dependent Variable: TQM
4.2.4. Uji Heterokedastisitas Ghozali 2005 menyatakan untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat Grafik plot
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2009.
Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 3.2. diatas menunjukan bahwa titik –titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas ,serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi , sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi pelaksanaan Manajemen mutu terpadu berdasarkan masukan variable independent.
Universitas Sumatera Utara
122
4.3. Pembahasan Hipotesis Pertama
Untuk pengujian hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji F dengan ketentuan jika Fhitung F tabel maka H0 diterima H1. ditolak. Sebaliknya
jika Fhitung Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima . Sedangkan pengujian parsial masing-masing variabel independent dimaksudkan
untuk mengetahui apakah secara individual variabel peran pegawai , peran pimpinan, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang
nyata atau tidak tarhadap variabel penerapan Manajemen Mutu Terpadu . Untuk pengujian secara parsial digunakan uji dengan ketentuan jika t hitung t tabel maka
H0 diterima H1 ditolak, sebaliknya jika t hitung t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
4.3.1. Uji Serempak Uji F
Pengaruh factor peran pimpinan, peran pegawai , hubungan pegawai dan pimpinan,, dan lingkungan kerja terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15. Uji Serempak Uji F
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
21.054 4
5.264 10.705
.000a Residual
440.680 59
7.469
Total 461.734
63
a Predictors: Constant, LK, Ppeg, HubPP, Ppim b Dependent Variable: TQM
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS, 2009.
Universitas Sumatera Utara
123 Berdasarkan hasil pengujian secara serempak pada Tabel 4.15 dapat diketahui
nilai F hitung sebesar 10,705 dan signifikansi 0,000 dengan tingkat kepercayaan 95 atau taraf nyata
α = 5 .: Bila dibandingkan dengan F hitung sebesar 10,705 dan F Tabel 2,52 pada tingkat
kepercayaan 95 atau α = 5. Maka F hitung nilai F Tabel . Dengan demikian
H0 ditolak yang menyatakan tidak terdapat pengaruh secara serempak variable peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja
terhadap manajemen mutu terpadu di rumah tahanan negara klas I medan, yang berarti H1 diterima yang menyatakan terdapat pengaruh secara serempak variabel
peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja terhadap manajemen mutu terpadu di rumah tahanan negara klas I medan.
Hal ini berarti bahwa penerapan Manajemen Mutu Terpadu melalui program bulan tertib pemasyarakatan dengan memberdayakan lebih optimal Peran Pimpinan dan
Peran Pegawai, meningkatkan hubungan pimpinan dengan pegawai serta menciptakan lingkungan kerja yang serasi dan kondusif secara simultan
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di rumah tahanan negara klas I medan.
4.3.2. Uji Parsial Uji t
Uji pengaruh variabel peran pegawai , peran pimpinan, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja terhadap Manajemen mutu terpadu di Rutan
Klas I Medan secara parsial didasarkan pada Tabel 4.16 di bawah ini;
Universitas Sumatera Utara
124
Tabel 4.16. Hasil Regresi Unstandardized
Coefficients Standardi
Coefficie t
Sig. Model
B Std.
Error Beta
1 Constant
2,825 1,348
1.163 .000
Peran pimpinan ,019
,043 ,421
9.033 .011
Peran Pegawai ,712
,039 ,364
6.579 .020
Hub.pimpinan dgn pegawai
,005 ,026
,090 1.485
.054 Lingkungan kerja
,026 ,038
,233 4.315
.023 A Dependent Variabel : Y
Sumber : Hasil Penelitian , 2009 Data di olah 4.3.2.1. Pengaruh Peran Pimpinan Terhadap Manajemen Mutu Terpadu
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa pengaruh secara parsial dari variabel peran pimpinan X1 terhadap Manajemen Mutu Terpadu Y
memiliki nilai signifikasi 0,011 . Hal ini berarti lebih kecil dari α = 0,05. Dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel pada α = 0,05 , dimana diperoleh
t hitung 9,033 t tabel sebesar 1,67 dari krateria pengujian dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan sebaliknya H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel
peran pimpinan berpengaruh signifikan terhadap penerapan manajemen mutu terpadu.
Dari hasil Jawaban responden dan hasil pengujian tentang peran Pimpinan dalam penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara klas I medan
mengalami kemajuan yang positif , dimana Respon Pimpinan terhadap pegawai sudah baik dalam memberi penjelasan, informasi , menerima ide gagasan dan
perhatian atas prestasi pegawai.
Universitas Sumatera Utara
125 Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Tery dan Rue 2001 yang
menyatakan bahwa pimpinan memahami persoalan-persoalan yang dihadapi Pegawai dan juga perasaan-perasaannya. Hal ini terlihat dengan jelas pada Rumah Tahanan
Negara klas I Medan, dimana pimpinan memberikan perhatian yang besar terhadap pegawai melalui pemberian informasi yang jelas dalam melaksanakan
pekerjaannya,yang dapat mendukung penerapan manajemen mutu terpadu yang pada giliranya akan mempengaruhi kwalitas sumber daya manusianya.
4.3.2.2. Pengaruh Peran Pegawai Terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Pengaruh secara parsial dari variabel peran pegawai X2 terhadap
penerapan Manajemen Mutu terpadu Y memiliki nilai signifikan 0,020 . Hal ini berarti lebih kecil dari
α = 0,05. Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada
α = 0,05 , dimana diperoleh t hitung 6,579 t tabel sebesar 1,67 dari krateria pengujian dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan sebaliknya H1 diterima.
Dapat disimpulkan bahwa variabel peran pegawai berpengaruh signifikan terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu.
Dari hasil Jawaban responden dan hasil pengujian tentang peran pegawai dalam penerapan manajemen mutu terpadu di rumah tahanan negara klas I medan
mengalami kemajuan yang positif , dimana Respon pegawai terhadap dukungannya dalam program bulan tertib pemasyarakatan sudah baik yang ditunjukanya melalui
meningkatnya semangat kerja, disiplin kerja, dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas.
Universitas Sumatera Utara
126 Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Mangkuprawira 2002 yang
menyatakan Pegawai sangat berperan dalam pengelolaan mutu dan selanjutnya Pegawai harus punya kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan pekerjaanya
dengan baik untuk dapat meningkatkan kualitas kerjanya. Pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I medan sebagai responden dalam peneitian ini punya kemampuan,
kemauan dan semangat kerja yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari seringnya Pegawai memberikan ide-idegagasan untuk kemajuaan Organisasi . Ini menunjukkan bahwa
pegawai rumah tahanan negara klas I medan memiliki sense off belonging yang tinggi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
4.3.2.3. Pengaruh Hubungan Pegawai dan Pimpinan Terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
Pengaruh secara parsial dari variabel hubungan pegawai dan pimpinan X3
terhadap penerapan manajemen mutu terpadu Y memiliki nilai signifikan 0,054. Hal ini berarti lebih besar dari
α = 0,05. Dengan membandingkan t hitung dengan t table pada
α = 0,05 , dimana diperoleh t hitung 1,485 t table sebesar 1,67 dari krateria pengujian dapat diketahui bahwa Ho diterima dan sebaliknya H1 ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa variabel hubungan pegawai dan pimpinan secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu.
Hasil Jawaban responden dan hasil pengujian tentang hubungan pegawai dan Pimpinan dalam penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara
klas I medan mengalami kemajuan yang positif, namun belum signifikan karena
Universitas Sumatera Utara
127 masih ada jarak antar seksi sub seksi akibat egoisme sektoral dan perbedaan latar
belakang pendidikan pegawai. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Sularso dan Murdijianto 2004 yang menyatakan bahwa penciptaan hubungan yang harmonis antara pegawai dan pimpinan berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas sumber daya manusia di Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember. Oleh karena itu Rumah Tahanan Negara klas I di
Medan perlu menciptakan keharmonisan hubungan Pegawai dan pimpinan, sehingga tercipta suasana kerja yang lebih kondusif antara lain meningkatkan hubungan
kekeluargaan, dan pimpinan bersifat partisipatif dalam hal pengambilan keputusan tertentu melibatkan pegawai jika ingin mendukung penerapan Manajemen Mutu
Terpadu. Dan hasil penelitian Sinaga 2006 yang menyatakan bahwa hubungan pegawai dengan pimpinan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai
dengan adanya hubungan yang harmonis antara pimpinan dan pegawai akan tercipta kondisi kerjasama dan koordinasi di dalam organisasi
4.3.2.4. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
Pengaruh secara parsial dari variabel peran lingkungan kerja X4 terhadap
penerapan Manajemen Mutu Terpadu Y memiliki nilai signifikan 0,023. Hal ini berarti lebih kecil dari
α = 0,05. Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada
α = 0,05 , dimana diperoleh t hitung 4,315 t tabel sebesar 1,67 dari krateria pengujian dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan sebaliknya H1 diterima.
Universitas Sumatera Utara
128 Dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan
terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu. Hasil Jawaban responden dan hasil pengujian tentang lingkungan kerja dalam
penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara klas I medan mengalami kemajuan yang positif, karena seiring dengan program bulan tertib
pemasyarakatan tentu harus didukung oleh sarana prasarana dan kondisi ruangan yang baik. Di mana Rumah Tahanan Negara Klas I Medan menjadi percontohan
sistem komputerisasi sistem pelayanan dalam kunjungan bertamu dengan memiliki data base warga binaan Pemasyarakatan dan daftar kunjungan tamu ke dalam Rumah
Tahanan negara Klas I Medan. Program Kumputerisasi ini akan diresmikan oleh Bapak Direktur Jenderal Pemasyarakatan pada tanggal 3 Juli 2009 di Rumah
Tahanan Negara Klas I Medan. Dengan sistem pelayanan ini akan memudahkan dan mempercepat proses waktu kunjungan dan memperpendek birokrasi pelayanan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sularso dan Murdijanto 2004 yang menyatakan penciptaan lingkungan kerja yang
nyaman bagi pegawai , antara lain kondisi ruangan, taman kantor yang rapi , indah, sejuk, dan meja kerja yang baik dapat mendukung penerapan manajemen mutu
terpadu . Dan hasil penelitian Sinaga 2006 yang menyatakan peran lingkungan kerja berpengaru positif dalam penerapan manajemen mutu terpadu dengan dukungan
sarana dan prasarana , suhu udara, ruangan yang memadai, tingkat kebisingan yang kecil dan suasana yang harmonis. Bila lingkungan kerja semakin baik maka akan
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusianya.
Universitas Sumatera Utara
129
4.3.3. Uji Variabel Yang Paling Dominan
Faktor – faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penerapan Manajemen Mutu terpadu yaitu : peran pimpinan, peran pegawai , dan Lingkungan
Kerja , Maka variabel yang paling dominan mempengaruhi penerapan Manajemen Mutu Terpadu adalah peran Pimpinan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.18,
dikolom Standardized coefficients besarnya nilai koeffisien peran Pimpinan 0,421 lebih besar dari nilai koeffisien peran pegawai 0,364 dan nilai koeffisien lingkungan
kerja 0,233. Hal ini menunjukan bahwa pimpinan sangat besar peranya dalam penerapan
Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara klas I Medan. Pimpinan yang menguasai tugas dan pandai menggerakkan bawahnya melalui penghargaan,
kejelasan memberi perintah, informasi yang cepat dan akurat dan adil terhadap bawahan akan mendorong semangat dan partisipasi pegawai sebagai pelaku
pelaksana tugas- tugas dalam organisasi . Peran pegawai semakin baik dengan diterapkannya program bulan tertib
pemasyarakatan hal ini semakin baiknya disiplin, semangat , dan tanggung jawab petugas dalam mensukseskan program bulan tertib pemasyarakatan yang menjadi
kebijakan organisasi meningkatkan kinerja organisasi yang lebih baik. Lingkungan kerja semakin dibenahi dengan membenahi sarana dan prasarana
kerja dan kondisi lingkungan kantor yang lebih segar dan asri untuk mendukung pelaksanaan tugas di Rumah Tahanan Negara klas I Medan.
Universitas Sumatera Utara
130
4.4. Pembahasan model Analisis Hipotesa Kedua
Analisis inferensial menggunakan model regresi sederhana untuk memprediksi kemampuan variabel bebas Penerapan Manajemen Mutu Terpadu X
, untuk menjelaskan variabel terikat kualitas Sumber Daya Manusia Y . Dari hasil pengolahan data SPSS diperoleh hasil regresi sebagai berikut
Tabel 4.17. Hasil Regresi Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta
1 Constant
6.615 1.832
X .042
.039 .239
a. Dependent Variable : Y Kualitas Sumber Daya Manusia .
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS, 2009 Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.17 diatas , maka diperoleh persamaan
regresi linier dalam penelitian ini sebagai berikut : Y = 6,615 + 0,042
Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa koefisien regresi variabel bebas bertanda positif . Hal ini menunjukan bahwa variabel bebas
mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas sumber daya Manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.
Universitas Sumatera Utara
131
4.4.1. Uji Determinasi
Koefisien determinasi hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini
Tabel 4.18. Hasil Uji Determinasi
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Change Statistics
1 739a
.570 .542
2.551 570
3.749 1
aPredictors : Constant X b.Dependent Variable : Y
Sumber : Hasil pengolahan Data dengan SPSS, 2009 Nilai R Square yang terlihat pada Tabel 4.18 adalah 0,57 artinya 57
Variasi Kualitas Sumber Daya Manusia dapat dijelaskan oleh Variabel Penerapan Manajemen Mutu Terpadu, sedangkan 43 sisanya dijelaskan oleh Variabel bebas
lainya yang tidak diteliti seperti Pendidikan dan latihan, kompensasi, system karier dan lain-lain.
4.4.2. Uji Normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak .
. Ghozali 2001 menyatakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bias , bisa dilakukan dengan analisis grafik.
Melihat hasil analisis grafik gambar 4.4 dibawah ini menunjukan bahwa titik –titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal , artinya
model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
132
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E x
pected Cum P
rob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Normal P-P Plot of KPEG
Transforms: natural log, difference1
Gambar 4.4. Hasil Uji Normalitas 4.4.3. Uji Multikolinieritas
Santoso 2001 menyatakan bahwa terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas antara lain :
a. Dengan melakukan analisis korelasi diantara variabel bebasnya apakah terdapat multikolinieritas diantara variabel bebas.
b. Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor VIF dengan pedoman sebagai berikut :
1. VIF 5 Maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas 2. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas .
Universitas Sumatera Utara
133 Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi
ditemukan korelasi yang tinggi antara variabel bebas . Jika terjadi korelasi , maka terdapat probem multikolinearitas.
Hasil pengujian multikolinearitas data, dalam penelitian ini menggunakan alat Bantu SPSS, hasilnya dapat dilihat pada Table 4.19 berikut :
Tabel 4.19. Uji Multikolinieritas Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
1 Constant
TQM .659
1.159 a Dependent Variable: KSDM
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2009 Dari Tabel 4.19 terlihat untuk variable Independen yaitu :Penerapan
manajemen mutu terpadu X ternyata VIF kurang dari nilai 5, sedangkan nilai tolerance nya mendekati 1 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kualitas sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
134
Regression Studentized Residual
3 2
1 -1
-2 -3
R egression
St andard
ized Predi
cted
Val u
e
3 2
1
-1 -2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: TQM
4.4.4. Uji Heterokedastisitas Ghozali 2005 menyatakan untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat Grafik plot dibawah ini
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2009
Gambar 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.5 diatas menunjukan bahwa titik –titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas ,serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi , sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi kualiats sumber daya manusia berdasarkan masukan variable independent.
Universitas Sumatera Utara
135
4.5. Pembahasan Hipotesis Kedua 4.5.1. Pengaruh Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
Pengaruh sebelum dan sesudah Penerapan manajemen mutu terpadu di rumah
Tahanan Negara klas I medan berdasarkan penilaian reponden yang disusun berdasarkan skor nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.20. Sebelum Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Res. Variabel
Indikator Total
Skor Mean
64 peran
Pimpinan a.
Kejelasan memberikan Instruksi pekerjaan
b. Pemberian Informasi
c. Pengevaluasian hasil kerja
d. Penghargaan terhadap Prestasi
Kerja. e.
Kebebasan dalam mengemukakan Pendapat
1088 17
64 peran
Pegawai a.
aktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan
b. Pemberian Ide-ide
c. Semangat Bekerja
d. Kepuasan Kerja Peningkatan
Ketrampilan 1152
18
64 Hubungan
Pimpinan dan Pegawai
a. Kebebasan dalam pengambilan
keputusan b.
Mendengar masalah-masalah Petugas
c. Perhatian terhadap pekerjaan
Petugas d.
Penghargaan terhadap prestasi kerja petugas.
1164,8 18,2
64 Lingkungan
Kerja a.
Pengaturan Waktu Kerja b.
Tata letak peralatan kerja c.
ukuran ruangan kerja d.
Perengkapan kerja e.
Suhu Udara 1536
24
Universitas Sumatera Utara
136
Tabel 4.21. Sesudah penerapan manajemen mutu terpadu Res Variabel
Indikator Skor
nilai Mean
64 peran
Pimpinan a.
Kejelasan memberikan Instruksi
pekerjaan b.
Pemberian Informasi c.
Pengevaluasian hasil kerja d.
Penghargaan terhadap Prestasi Kerja.
e. Kebebasan dalam mengemukakan Pendapat
1280 20
64 peran
Pegawai a.
Waktu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan
b. Pemberian Ide-ide
c. Semangat Bekerja
d. Kepuasan Kerja
e. Peningkatan Ketrampilan
1280 20
64 Hubungan
Pimpinan dan
Pegawai a.
Kebebasan dalam pengambilan keputusan
b. Mendengar masalah-masalah
Petugas c.
Perhatian terhadap pekerjaan Petugas
d. Penghargaan terhadap prestasi kerja
petugas. 1171
18,3
64 Lingkungan
Kerja a.
Pengaturan Waktu Kerja b.
Tata letak peralatan kerja c.
ukuran ruangan kerja d.
Perengkapan kerja e.
Suhu Udara 1664
26
Universitas Sumatera Utara
137 4.5.1.1. Peran Pimpinan
Tabel 4.22. Descriptive Statistics Variabel
Mean Std. Deviation
N
Peran Pimpian sebelum 17.000
0.940 64
Peran Pimpinan sesudah 20,000
0.494 64
Hasil : Data diolah SPSS 2009 Dari Tabel 4.23 diatas diperoleh nilai standard deviasi untuk peran pimpinan
sebelum penerapan manajemen mutu terpadu = 0,940 dan nilai standar deviasi untuk peran pimpinan sesudah penerapan manajemen mutu terpadu = 0,494, sehingga
diperoleh F sebesar : F = Varians terbesar Varians terkecil
F = S2 Peran pimpianan sebelum TQM S2 Peran pimpinan setelah TQM F = 0.940 2 0.494 2
F = 3,6207 Diperoleh F hitung sebesar 3,6207 pada tingkat kepercayaan 95
signifikansi α = 0,05, dan F tabel = 2,52 . Oleh karena itu F hitung F tabel
yaitu 3,6207 2,52, maka Ho di tolak dan H1 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran pimpinan sebelum dan
sesudah penerapan manajemen mutu terpadu di rumah tahanan Negara klas I medan tidak sama yang artinya adanya pengaruh perubahan yang positif.
Universitas Sumatera Utara
138 4.5.1.2. Peran Pegawai
Tabel 4.23. Descriptive Statistics Variabel
Mean Std. Deviation
N
Peran Pegawai sebelum 18.000
0.606 64
Peran Pegawai sesudah 20.000
0.194 64
Hasil : Data diolah SPSS 2009 Dari Tabel 4.24 diatas diperoleh nilai standard deviasi untuk peran pegawai
sebelum penerapan manajemen mutu terpadu = 0,306 dan nilai standar deviasi untuk peran pegawai sesudah penerapan manajemen mutu terpadu = 0,194 sehingga
diperoleh F sebesar : F = Varians terbesar Varians terkecil
F = S2 Peran pimpianan sebelum TQM S2 Peran pimpinan setelah TQM F = 0.606 2 0.194 2
F = 9.757 Diperoleh F hitung sebesar 9,757 pada tingkat kepercayaan 95
signifikansi α = 0,05, dan F tabel = 2,52 . Oleh karena itu F hitung F tabel
yaitu 9,757 2,52, maka Ho di tolak dan H1 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran pegawai sebelum dan
sesudah penerapan manajemen mutu terpadu di rumah tahanan Negara klas I medan tidak sama yang artinya adanya pengaruh perubahan yang positif.
Universitas Sumatera Utara
139 4.5.1.3. Hubungan Pimpinan dan Pegawai
Tabel 4.24. Descriptive Statistics Variabel
Mean Std. Deviation
N
Hub Pim dan Peg sebelum 18.200
0.356 64
Hub Pim dan Peg sesudah 18.300
0.306 64
Hasil : Data diolah SPSS 2009 Dari Tabel 4.25 diatas diperoleh nilai standard deviasi untuk hubungan
pimpinan dan pegawi sebelum penerapan manajemen mutu terpadu = 0,356 dan nilai standar deviasi untuk hubungan pimpinan dan pegawai sesudah penerapan
manajemen mutu terpadu = 0,306 sehingga diperoleh F sebesar : F = Varians terbesar Varians terkecil
F = S2 Peran pimpianan sebelum TQM S2 Peran pimpinan setelah TQM F = 0.356 2 0.306 2
F = 1.353 Diperoleh F hitung sebesar 1,353 pada tingkat kepercayaan 95
signifikansi α = 0,05, dan F tabel = 2,52 . Oleh karena itu F hitung F tabel
yaitu 1,353 2,52, maka Ho di terima dan H1 di tolak.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan pimpinan dan pegawai
sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu terpadu di rumah tahanan Negara klas I medan tidak berpengaruh positif.
Universitas Sumatera Utara
140 4.5.1.4. Lingkungan Kerja
Tabel 4.25. Descriptive Statistics Variabel
Mean Std. Deviation
N
Link. Kerja sebelum 24.000
0.780 64
Link.Kerja sesudah 26.000
0.390 64
Hasil : Data diolah SPSS 2009 Dari Tabel 4.26 diatas diperoleh nilai standard deviasi untuk lingkungan kerja
sebelum penerapan manajemen mutu terpadu = 0,780 dan nilai standar deviasi untuk lingkungan kerja sesudah penerapan manajemen mutu terpadu = 0,390 sehingga
diperoleh F sebesar : F = Varians terbesar Varians terkecil
F = S2 Peran pimpianan sebelum TQM S2 Peran pimpinan setelah TQM F = 0.780 2 0.390 2
F = 4,000 Diperoleh F hitung sebesar 4,000 pada tingkat kepercayaan 95
signifikansi α = 0,05, dan F tabel = 2,52 . Oleh karena itu F hitung F tabel
yaitu 4,000 2,52, maka Ho di tolak dan H1 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja sebelum dan
sesudah penerapan manajemen mutu terpadu di rumah tahanan Negara klas I medan tidak sama yang artinya adanya pengaruh perubahan yang positif.
Universitas Sumatera Utara
141
4.6. Gambaran Hasil Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan
Pengaruh penerapan manajemen mutu terpadu melalui program bulan tertib
pemasyarakatan terhadap kualitas sumber daya manusia di rumah tahanan Negara klas I medan telah mengalami perubahan berupa peningkatan kinerja pegawai yang
lebih baik dengan peningkatan disiplin, tanggung jawab, motivasi, ketrampilan,sarana dan prasarana kantor dan perbaikan system kerja yam lebih
sederhana hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.27 berikut ini .
Tabel 4.26. Kondisi Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
No. Krateria Sebelum
Sesudah
1. Disiplin
rendah Baik karena makin baiknya
penilaian dan pengawasan dari pimpinan
2 Ketrampilan
rendah Baik seiring dengan adanya
pendidikan dan pelatihan 3
Motivasi rendah
Lebih baik seiring dengan adanya perhatian dan penghargaan dari
pimpinan
4 Tanggung Jawab
Baik Lebih baik dengan jelasnya tugas
dan tanggung jawab kepada setiap pegawai dari pimpinan.
5 Sistem pola kerja
Kaku dan birokratis
Lebih sederhana dan transparan 6 Sarana
prasarana System
manual Sistem komputerisasi dengan adanya
data base dan lingkungan kerja yang lebih baik
Sumber : Hasil penelitian, 2009 data diolah.
Universitas Sumatera Utara
142 Melihat Tabel. 4.27 di atas berarti Penerapan manajemen mutu terpadu
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dengan dengan adanya peningkatan disiplin, motivasi, tanggung jawab, dan ketrampilan pegawai. Hal ini
juga dapat dilihat dari hasil penilaian dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan atas prestasi kinerja petugas terhadap seluruh unit pelaksana teknis pemasyarakatan
secara nasional tentang penilaian indeks prestasi kumulatif unit pelaksana teknis pemasyarakatan seluruh Indonesia.
Adapun nilai indeks prestasi kumulatif pada rumah tahanan negara klas I medan berdasarkan penilaian dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 2007
dan 2008 yang diukur dari keberhasilan Rumah Tahanan Negara klas I Medan melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagaimana pada Tabel 4.28 berikut:
Tabel 4.27. Nilai Indek Prestasi Kumulatif Tahun
No Krateria Penilaian
2007 2008 Ket
1. Bidang Registrasi dan statistic
86 81
2 Bidang Perawatan
83 86
3 Bidang BimbinganPelatihan
71 75
4 Bidang Keamanan dan Ketertiban
78 99
5 Bidang BimbinganKemasyarakatan
72 82
Rata-rata 78
84,6
Sumber : Data Rutan klas I Medan, 2009. Ket : Nilai 71-80 = Baik, 81- 90 = Sangat Baik, 90 – 100 = Memuaskan.
Berdasarkan Tabel 4.28 diatas bahwa nilai Indeks Prestasi kumulatif mengalami kenaikan. Dibandingkan hasil nilai indek prestasi kumulatif sebelum
penerapan Manajemen mutu terpadu tahun 2007 dan sesudah penerapan Manajemen
Universitas Sumatera Utara
143 Mutu Terpadu melalui program bulan tertib pemasyarakatan pada tanggal 15
pebruari 2008 telah terjadi peningkatan prestasi dan kinerja pegawai di rumah tahanan negara klas I medan . Hal ini berarti bahwa Penerapan Manajemen Mutu
Terpadu berpengaruh positif terhadap kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Mangkuprawira 2002 yang menyatakan Penerapan manjemen mutu terpadu berperan dalam pengelolaan mutu
dan selanjutnya Pegawai harus punya kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan pekerjaanya dengan baik untuk dapat meningkatkan kualitas kerjanya.
Pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I medan sebagai responden dalam penelitian ini punya kemampuan, kemauan dan semangat kerja yang tinggi, hal ini dapat dilihat
dari seringnya Pegawai memberikan ide-idegagasan untuk kemajuaan Organisasi . Ini menunjukkan bahwa Pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I Medan memiliki
sense off belonging yang tinggi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya
. Hal ini menunjukan pengaruh Manajemen Mutu Terpadu searah dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia . semakin baik penerapan manajemen
mutu terpadu dengan peningkatan peran pegawai, pimpinan, hubungan pegawai dengan pimpinan , lingkungan kerja serta faktor lain seperti adanya pelatihan ,
reward ,funisment ,pengendalian dan penataan system kerja yang baik akan meningkatkan kualitas Sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I
Medan.
Universitas Sumatera Utara
144
4.7. Uji Parsial Uji t