122
4.3. Pembahasan Hipotesis Pertama
Untuk pengujian hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji F dengan ketentuan jika Fhitung F tabel maka H0 diterima H1. ditolak. Sebaliknya
jika Fhitung Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima . Sedangkan pengujian parsial masing-masing variabel independent dimaksudkan
untuk mengetahui apakah secara individual variabel peran pegawai , peran pimpinan, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang
nyata atau tidak tarhadap variabel penerapan Manajemen Mutu Terpadu . Untuk pengujian secara parsial digunakan uji dengan ketentuan jika t hitung t tabel maka
H0 diterima H1 ditolak, sebaliknya jika t hitung t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
4.3.1. Uji Serempak Uji F
Pengaruh factor peran pimpinan, peran pegawai , hubungan pegawai dan pimpinan,, dan lingkungan kerja terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15. Uji Serempak Uji F
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
21.054 4
5.264 10.705
.000a Residual
440.680 59
7.469
Total 461.734
63
a Predictors: Constant, LK, Ppeg, HubPP, Ppim b Dependent Variable: TQM
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS, 2009.
Universitas Sumatera Utara
123 Berdasarkan hasil pengujian secara serempak pada Tabel 4.15 dapat diketahui
nilai F hitung sebesar 10,705 dan signifikansi 0,000 dengan tingkat kepercayaan 95 atau taraf nyata
α = 5 .: Bila dibandingkan dengan F hitung sebesar 10,705 dan F Tabel 2,52 pada tingkat
kepercayaan 95 atau α = 5. Maka F hitung nilai F Tabel . Dengan demikian
H0 ditolak yang menyatakan tidak terdapat pengaruh secara serempak variable peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja
terhadap manajemen mutu terpadu di rumah tahanan negara klas I medan, yang berarti H1 diterima yang menyatakan terdapat pengaruh secara serempak variabel
peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja terhadap manajemen mutu terpadu di rumah tahanan negara klas I medan.
Hal ini berarti bahwa penerapan Manajemen Mutu Terpadu melalui program bulan tertib pemasyarakatan dengan memberdayakan lebih optimal Peran Pimpinan dan
Peran Pegawai, meningkatkan hubungan pimpinan dengan pegawai serta menciptakan lingkungan kerja yang serasi dan kondusif secara simultan
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di rumah tahanan negara klas I medan.
4.3.2. Uji Parsial Uji t
Uji pengaruh variabel peran pegawai , peran pimpinan, hubungan pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja terhadap Manajemen mutu terpadu di Rutan
Klas I Medan secara parsial didasarkan pada Tabel 4.16 di bawah ini;
Universitas Sumatera Utara
124
Tabel 4.16. Hasil Regresi Unstandardized
Coefficients Standardi
Coefficie t
Sig. Model
B Std.
Error Beta
1 Constant
2,825 1,348
1.163 .000
Peran pimpinan ,019
,043 ,421
9.033 .011
Peran Pegawai ,712
,039 ,364
6.579 .020
Hub.pimpinan dgn pegawai
,005 ,026
,090 1.485
.054 Lingkungan kerja
,026 ,038
,233 4.315
.023 A Dependent Variabel : Y
Sumber : Hasil Penelitian , 2009 Data di olah 4.3.2.1. Pengaruh Peran Pimpinan Terhadap Manajemen Mutu Terpadu
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa pengaruh secara parsial dari variabel peran pimpinan X1 terhadap Manajemen Mutu Terpadu Y
memiliki nilai signifikasi 0,011 . Hal ini berarti lebih kecil dari α = 0,05. Dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel pada α = 0,05 , dimana diperoleh
t hitung 9,033 t tabel sebesar 1,67 dari krateria pengujian dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan sebaliknya H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel
peran pimpinan berpengaruh signifikan terhadap penerapan manajemen mutu terpadu.
Dari hasil Jawaban responden dan hasil pengujian tentang peran Pimpinan dalam penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara klas I medan
mengalami kemajuan yang positif , dimana Respon Pimpinan terhadap pegawai sudah baik dalam memberi penjelasan, informasi , menerima ide gagasan dan
perhatian atas prestasi pegawai.
Universitas Sumatera Utara
125 Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Tery dan Rue 2001 yang
menyatakan bahwa pimpinan memahami persoalan-persoalan yang dihadapi Pegawai dan juga perasaan-perasaannya. Hal ini terlihat dengan jelas pada Rumah Tahanan
Negara klas I Medan, dimana pimpinan memberikan perhatian yang besar terhadap pegawai melalui pemberian informasi yang jelas dalam melaksanakan
pekerjaannya,yang dapat mendukung penerapan manajemen mutu terpadu yang pada giliranya akan mempengaruhi kwalitas sumber daya manusianya.
4.3.2.2. Pengaruh Peran Pegawai Terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Pengaruh secara parsial dari variabel peran pegawai X2 terhadap
penerapan Manajemen Mutu terpadu Y memiliki nilai signifikan 0,020 . Hal ini berarti lebih kecil dari
α = 0,05. Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada
α = 0,05 , dimana diperoleh t hitung 6,579 t tabel sebesar 1,67 dari krateria pengujian dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan sebaliknya H1 diterima.
Dapat disimpulkan bahwa variabel peran pegawai berpengaruh signifikan terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu.
Dari hasil Jawaban responden dan hasil pengujian tentang peran pegawai dalam penerapan manajemen mutu terpadu di rumah tahanan negara klas I medan
mengalami kemajuan yang positif , dimana Respon pegawai terhadap dukungannya dalam program bulan tertib pemasyarakatan sudah baik yang ditunjukanya melalui
meningkatnya semangat kerja, disiplin kerja, dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas.
Universitas Sumatera Utara
126 Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Mangkuprawira 2002 yang
menyatakan Pegawai sangat berperan dalam pengelolaan mutu dan selanjutnya Pegawai harus punya kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan pekerjaanya
dengan baik untuk dapat meningkatkan kualitas kerjanya. Pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I medan sebagai responden dalam peneitian ini punya kemampuan,
kemauan dan semangat kerja yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari seringnya Pegawai memberikan ide-idegagasan untuk kemajuaan Organisasi . Ini menunjukkan bahwa
pegawai rumah tahanan negara klas I medan memiliki sense off belonging yang tinggi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
4.3.2.3. Pengaruh Hubungan Pegawai dan Pimpinan Terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
Pengaruh secara parsial dari variabel hubungan pegawai dan pimpinan X3
terhadap penerapan manajemen mutu terpadu Y memiliki nilai signifikan 0,054. Hal ini berarti lebih besar dari
α = 0,05. Dengan membandingkan t hitung dengan t table pada
α = 0,05 , dimana diperoleh t hitung 1,485 t table sebesar 1,67 dari krateria pengujian dapat diketahui bahwa Ho diterima dan sebaliknya H1 ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa variabel hubungan pegawai dan pimpinan secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu.
Hasil Jawaban responden dan hasil pengujian tentang hubungan pegawai dan Pimpinan dalam penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara
klas I medan mengalami kemajuan yang positif, namun belum signifikan karena
Universitas Sumatera Utara
127 masih ada jarak antar seksi sub seksi akibat egoisme sektoral dan perbedaan latar
belakang pendidikan pegawai. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Sularso dan Murdijianto 2004 yang menyatakan bahwa penciptaan hubungan yang harmonis antara pegawai dan pimpinan berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas sumber daya manusia di Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember. Oleh karena itu Rumah Tahanan Negara klas I di
Medan perlu menciptakan keharmonisan hubungan Pegawai dan pimpinan, sehingga tercipta suasana kerja yang lebih kondusif antara lain meningkatkan hubungan
kekeluargaan, dan pimpinan bersifat partisipatif dalam hal pengambilan keputusan tertentu melibatkan pegawai jika ingin mendukung penerapan Manajemen Mutu
Terpadu. Dan hasil penelitian Sinaga 2006 yang menyatakan bahwa hubungan pegawai dengan pimpinan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai
dengan adanya hubungan yang harmonis antara pimpinan dan pegawai akan tercipta kondisi kerjasama dan koordinasi di dalam organisasi
4.3.2.4. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
Pengaruh secara parsial dari variabel peran lingkungan kerja X4 terhadap
penerapan Manajemen Mutu Terpadu Y memiliki nilai signifikan 0,023. Hal ini berarti lebih kecil dari
α = 0,05. Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada
α = 0,05 , dimana diperoleh t hitung 4,315 t tabel sebesar 1,67 dari krateria pengujian dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan sebaliknya H1 diterima.
Universitas Sumatera Utara
128 Dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan
terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu. Hasil Jawaban responden dan hasil pengujian tentang lingkungan kerja dalam
penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara klas I medan mengalami kemajuan yang positif, karena seiring dengan program bulan tertib
pemasyarakatan tentu harus didukung oleh sarana prasarana dan kondisi ruangan yang baik. Di mana Rumah Tahanan Negara Klas I Medan menjadi percontohan
sistem komputerisasi sistem pelayanan dalam kunjungan bertamu dengan memiliki data base warga binaan Pemasyarakatan dan daftar kunjungan tamu ke dalam Rumah
Tahanan negara Klas I Medan. Program Kumputerisasi ini akan diresmikan oleh Bapak Direktur Jenderal Pemasyarakatan pada tanggal 3 Juli 2009 di Rumah
Tahanan Negara Klas I Medan. Dengan sistem pelayanan ini akan memudahkan dan mempercepat proses waktu kunjungan dan memperpendek birokrasi pelayanan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sularso dan Murdijanto 2004 yang menyatakan penciptaan lingkungan kerja yang
nyaman bagi pegawai , antara lain kondisi ruangan, taman kantor yang rapi , indah, sejuk, dan meja kerja yang baik dapat mendukung penerapan manajemen mutu
terpadu . Dan hasil penelitian Sinaga 2006 yang menyatakan peran lingkungan kerja berpengaru positif dalam penerapan manajemen mutu terpadu dengan dukungan
sarana dan prasarana , suhu udara, ruangan yang memadai, tingkat kebisingan yang kecil dan suasana yang harmonis. Bila lingkungan kerja semakin baik maka akan
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusianya.
Universitas Sumatera Utara
129
4.3.3. Uji Variabel Yang Paling Dominan