3 β
2
sebesar -0,476 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada proporsi dewan komisaris akan diikuti oleh kenaikan kinerja
perusahaan sebesar -0,476 dengan asumsi variabel lain tetap. 4
β
2
sebesar 0,1466 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada komite audit akan diikuti oleh kenaikan kinerja perusahaan sebesar
0,146 dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.
Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol
sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R
square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen
meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Universitas Sumatera Utara
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .498
a
.248 .173
2.141996 1.500
a. Predictors: Constant, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.
Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,498 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara manajemen laba dengan variabel
independennya good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak
begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,173. Hal ini berarti 17,3 variasi atau
perubahan dalam manajemen laba dapat dijelaskan oleh variasi dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris dan komite audit, sedangkan sisanya 82,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah
2,141996, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .430
a
.185 .103
.134951 1.286
a. Predictors: Constant, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,430 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara kinerja perusahaan dengan
variabel independennya good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit
tidak begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,103. Hal ini berarti 10,3 variasi atau
perubahan dalam manajemen laba dapat dijelaskan oleh variasi dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris dan komite audit, sedangkan sisanya 89,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah
0,134951, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis