Persamaan Regresi Analisis Regresi

Proporsi Dewan Komisaris -.096 -.121 1.000 Covariances Komite Audit .008 .000 -.003 Kepemilikan Manajerial .000 .007 -.003 Proporsi Dewan Komisaris -.003 -.003 .113 a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010. Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel arus kas operasi dan variabel ROA mempunyai korelasi sebesar 0,015 atau sekitar 1,5 . Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 1,0000 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,000. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Persamaan Regresi

Universitas Sumatera Utara Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Analisis Hasil Regresi Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Manajemen Laba = 3,363 - 3,520 KM – 3,670 PDK + 2,355 KA + ε Keterangan : 1 Konstanta sebesar 3,363 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X1 = 0 dan X2 = 0 maka manajemen laba sebesar 3,363, 2 β 1 sebesar -3,520 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -3,520 dengan asumsi variabel lain tetap, Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.363 2.168 1.551 .131 Kepemilikan Manajerial -3.520 1.330 -.424 -2.646 .013 Proporsi Dewan Komisaris -3.670 5.346 -.110 -.686 .498 Komite Audit 2.355 1.386 .272 1.700 .100 a. Dependent Variable: Manajemen Laba Universitas Sumatera Utara 3 β 2 sebesar – 3,670 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada proporsi dewan komisaris akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar – 3,670 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 β 2 sebesar 2,355 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada komite audit akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar 2,355 dengan asumsi variabel lain tetap. Tabel 4.11 Analisis Hasil Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .002 .137 .014 .989 Kepemilikan Manajerial .128 .084 .255 1.529 .137 Proporsi Dewan Komisaris .476 .337 .236 1.414 .168 Komite Audit -.145 .087 -.276 -1.657 .108 a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Kinerja perusahaan = 0,002 - 0,128 KM – 0,476 PDK + 0,146 KA + ε Keterangan : 1 Konstanta sebesar 0,002 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X1 = 0 dan X2 = 0 maka kinerja perusahaan sebesar 0,002, 2 β 1 sebesar -0,0128 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kinerja perusahaan sebesar -0,0128 dengan asumsi variabel lain tetap, Universitas Sumatera Utara 3 β 2 sebesar -0,476 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada proporsi dewan komisaris akan diikuti oleh kenaikan kinerja perusahaan sebesar -0,476 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 β 2 sebesar 0,1466 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada komite audit akan diikuti oleh kenaikan kinerja perusahaan sebesar 0,146 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010

2 60 84

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 53 95

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 71

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 5

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6