penelitian 0,05 0,168 0,05 , maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel komite audit sebesar -1,657 sedangkan t tabel adalah 2,032244, sehingga t
tabel t hitung 2,032244 -1,657, maka komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara individual. Signifikansi 0,108
menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian 0,05 0,108 0,05 , maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya komite audit tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,013 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini dikarenakan krisis moneter
yang terjadi di Indonesia yang berdampak pada kondisi operasional perusahaan real estate dan property. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Astuti 2005 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007 dan Maruf 2006. Hal ini
mungkin dikarenakan berbedanya perusahaan yang diteliti dalam penelitian. Perusahaan yang diteliti oleh Isnanta adalah perusahaan manufaktur yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan real estate dan property seperti adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu yang
memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara pemilik, pengawas, dan
Universitas Sumatera Utara
direktur perusahaan. Sedangkan karakteristik perusahaan real estate dan property adalah mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
telah mengembangkan peraturan internal untuk melindungi hak-hak pemegang saham: perlakuan yang setara terhadap semua pemegang saham dan
stakeholders, pemisahaan tugas, tanggung jawab dan wewenang antara pemegang saham, Direksi, Komisaris. Sedangkan karakteristik perusahaan go
public yang diteliti oleh Maruf 2006 adalah para pemilik saham harus memperhatikan kepentingan bersama para pemegang saham dan tidak bisa
lagi melakukan praktik nepotisme, kecurangan dalam pengambilan keputusan dan lainnya karena perusahaan tersebut milik publik.
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,498 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini di karenakan
krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 2007-2008 sehingga menyebabkan para anggota dewan komisaris tidak memberikan informasi dan
perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta
2007 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maruf 2006 dan Astuti 2005. Perbedaan hasil tersebut mungkin dikarenakan oleh
perbedaan periode yang digunakan dalam penelitian. Maruf 2006 dan Astuti 2005 melakukan penelitian pada periode 2005-2001 dimana pada tahun
tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh perusahaan real estate pada tahun 2007-2008
Universitas Sumatera Utara
sehingga para anggota dewan komisaris memberikan isu-isu dan perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan.
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial juga, didapati bahwa variabel independen yaitu proporsi komite audit tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,100 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini di karenakan
krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 2007-2008 sehingga menyebabkan para anggota komite audit tidak dapat memastikan identifikasi
resiko bisnis, pengawasan operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap
ketentuan. . Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Isnanta 2007 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maruf 2006 dan Astuti 2005. Perbedaan hasil tersebut mungkin
dikarenakan oleh perbedaan periode yang digunakan dalam penelitian. Maruf dan Astuti melakukan penelitian pada periode 2005-2001 dimana pada tahun
tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh perusahaan real estate pada tahun 2007-2008
sehingga para anggota komite audit dapat memastikan identifikasi resiko bisnis, pengawasan operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi
manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa
variabel independen yaitu kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan signifikansi
t sebesar 0,137 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini dikarenakan kondisi
Universitas Sumatera Utara
operasional yang menurun pada perusahaan real estate dan property yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 2007-
2008 sehingga membuat kinerja peusahaan merosot dan mengakibatkan kepercayaan para pemegang saham berkurang. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007 yang mengatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Perbedaan penelitian ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Isnanta melakukan penelitian pada periode 2006-
2005 dimana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh perusahaan real estate
pada tahun 2007-2008 sehingga para manajemen dapat memastikan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan para investor dalam penanaman modalnya pada perusahaan manufaktur.
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,168 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini dikarenakan
kondisi operasional yang menurun pada perusahaan real estate dan property yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun
2007-2008 sehingga sehingga menyebabkan para anggota dewan komisaris tidak dapat memberikan informasi dan perkembangan penting perusahaan
secara cepat dan transparan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan yang buruk. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007 yang mengatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
proporsi dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perbedaan penelitian ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang
digunakan dalam penelitian. Isnanta 2007 melakukan penelitian pada periode 2006-2005 dimana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak
berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh perusahaan real estate pada tahun 2007-2008 sehingga para anggota dewan komisaris dapat
memberikan informasi yang pasti dan perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja
perusahaan yang baik. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa
variabel independen yaitu komite audit tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar
0,108 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini dikarenakan kondisi operasional yang menurun pada perusahaan real estate dan property yang diakibatkan oleh krisis
ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 2007-2008 sehingga para anggota komite audit tidak dapat memastikan identifikasi resiko bisnis,
pengawasan operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan.yang
pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan yang buruk. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta
2007 yang mengatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perbedaan penelitian ini mungkin disebabkan oleh periode
penelitian yang digunakan dalam penelitian. Isnanta 2007 melakukan penelitian pada periode 2006-2005 dimana pada tahun tersebut kondisi
perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang
Universitas Sumatera Utara
dialami oleh perusahaan real estate pada tahun 2007-2008 sehingga para anggota komite audit dapat memastikan identifikasi resiko bisnis, pengawasan
operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan yang pada akhirnya berdampak
pada kinerja perusahaan yang baik. Nilai Adjusted R Square terhadap manajemen laba sebesar 0,173 yang
berarti bahwa 17,3 variasi good corporate governance dapat dijelaskan oleh variasi kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit
sedangkan sisanya sebesar 82,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui
bahwa secara parsial good corporate governance yang berasal dari kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Isnanta 2007 dan Maruf 2006 yang menyatakan bahwa good corporate governance tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba
tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti 2005 yang menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen laba. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh perusahaan yang digunakan dalam penelitian. Astuti menggunakan perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang memiliki banyak peraturan yang terkait langsung dengan upaya penerapan Good Corporate
Governance yang salah satunya adalah dengan mengeluarkan peraturan No. 84PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi bank umum yang selanjutnya diubah dengan Peraturan No.
Universitas Sumatera Utara
814PBI2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum FCGI, 2008. Sedangkan untuk perusahaan real estate dan property
FCGI tidak megeluarkan peraturan yang terkait langsung dengan upaya penerapan Good Corporate Governance.
Nilai Adjusted R Square terhadap kinerja perusahaan sebesar 0,185 yang berarti bahwa 18,5 variasi good corporate governance dapat
dijelaskan oleh variasi kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sedangkan sisanya sebesar 81,5 dijelaskan oleh sebab-sebab
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial good corporate governance yang
diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007 yang menyatakan bahwa good corporate governance
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya karakteristik perusahaan yang digunakan
dalam penelitian. Perusahaan yang diteliti oleh Isnanta 2007 adalah perusahaan manufaktur yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan
perusahaan real estate dan property seperti adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara
pemilik, pengawas, dan direktur perusahaan. Sedangkan karakteristik perusahaan real estate dan property adalah mengikuti peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan telah mengembangkan peraturan internal untuk melindungi hak-hak pemegang saham: perlakuan yang setara terhadap semua
Universitas Sumatera Utara
pemegang saham dan stakeholders, pemisahaan tugas, tanggung jawab dan wewenang antara pemegang saham, Direksi, Komisaris.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan