Syarat-Syarat dalam Perjanjian Pada Umumnya

28 terdesak, harus adanya keseimbangan. Keadilan artinya bahwa kepastian untuk mendapatkan apa yang telah diperjanjikan dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku. Asas Kepribadian personality berhubungan dengan subyek yang terikat dalam suatu perjanjian. Asas kepribadian dalam KUHPerdata diatur dalam Pasal 1340 Ayat 1 yang menyatakan bahwa suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Ketentuan mengenai hal ini ada pengecualiannya, sebagaimana tuntutan hukum kepada Pasal 1337 KUHPerdata yaitu, dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu perjanjian dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu syarat semacam itu. Pasal ini memberi pengertian bahwa seseorang dapat terikat dalam perikatan untuk kepentingan pihak ketiga dengan suatu syarat yang telah ditentukan. Sedangkan dalam Pasal 1338 KUHPerdata, tidak hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang memperoleh hak dari padanya.

2.2.3. Syarat-Syarat dalam Perjanjian Pada Umumnya

Pasal 1320 KUHPerdata telah diatur tentang syarat sahnya suatu perjanjian. Syarat yang pertama, yaitu adanya kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan yang dimaksud dengan kata sepakat adalah, kedua belah pihak yang membuat perjanjian setuju mengenai hal-hal yang pokok dalam jenis perjanjian tertentu. 29 Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Hal yang demikian itu adalah perikatan atau suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak. Pihak yang satu berhak menuntut suatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Sifat perjanjian seperti itu adalah para pihak saling berjanji exchange of promises. Hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu perikatan. Perjanjian adalah perikatan. Dalam perjanjian tidak boleh ada pihak yang dipaksa oleh satu pihak untuk membuat perjanjian, disamping perjanjian itu juga tidak boleh dibuat karena paksaan. Sedangkan syarat kedua adalah kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum, atau asas cakap melakukan perbuatan hukum. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan kecakapan adalah bahwa setiap orang yang hendak mengikatkan diri ke dalam perjanjian itu adalah orang yang sudah dewasa dan sehat pikirannya dan tidak berada di bawah pengampuan. Sementara itu syarat ketiga adalah suatu hal tertentu. Sesuatu yang diperjanjikan dalam suatu perjanjian haruslah suatu hal atau barang yang sudah cukup jelas atau sudah tertentu. Misalnya saja, bahwa bagi pihak Pekerja, ia harus melakukan pekerjaan yang bukan merupakan suatu pekerjaan utama core business dari perusahaan si Pemberi Kerja. Lebih jauh, sudah ditentukan pula berapa harga yang harus dibayar oleh si Pemberi Kerja atas upah yang harus diterima oleh si Pekerja. 30 Sedangkan syarat yang keempat adalah; adanya sebab yang halal. Suatu perjanjian yang tidak memakai suatu sebab atau kausa yang halal, atau dibuat dengan sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan hukum. Misalnya perjanjian jual beli narkoba atau jual beli senjata gelap. 35 Dalam penelitian, Penulis menemukan, apabila keempat syarat dalam perjanjian pada umumnya sebagaimana telah Penulis kemukakan di atas itu diperbandingkan dengan pengertian kerja, maka sebetulnya tidak ada perbedaan yang mendasar; baik syarat dalam perjanjian pada umumnya maupun syarat dalam Perjanjian Kerja. UU Ketenagakerjaan memuat pernyataan bahwa Perjanjian Kerja dibuat atas dasar kesepakatan kedua belah pihak, kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang diperjanjikan, dan pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 36

2.3. Perikatan yang Timbul Karena Undang-Undang dan Perbuatan Manusia

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) DI CV. SHOFA MARWAH

0 4 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain T1 312008001 BAB I

0 1 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain T1 312008001 Bab IV

0 0 2

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dalam Putusan Tingkat Pertama No 75PDT. SUSPHI2015PN.BDG dan Kasasi No. : Pdt.SusPHI2015 T1 BAB III

0 0 2

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dalam Putusan Tingkat Pertama No 75PDT. SUSPHI2015PN.BDG dan Kasasi No. : Pdt.SusPHI2015 T1 BAB II

0 1 40

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT KOM

0 0 7

BEBERAPA MASALAH PADA PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DAN SOLUSINYA

0 0 14

PENYALAHGUNAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) OLEH PERUSAHAAN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 11

Keabsahan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Terkait Masa Tenggang Pembaruan Perjanjian Kerja Di PT. X Sidoarjo - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 1 13