35
Antara
agency
dengan pemberian kuasa terdapat persamaaan. Terjandinya, yaitu secara tegas adalah suatu perjajian atau secara diam-diam. Keagenan terdiri dari
yang umum
general
dan yang khusus
special
. Keagenan diam-diam berarti menjalankan kuasa yang telah diberikan atau tidak ada bantahan atau keberatan
terhadap suatu penyerahan kuasa.
39
Adapun bentuk khusus dari perjanjian pemberian kuasa adalah sebagai berikut: agen tunduk pada pengawasan prinsipalnya. Agen melakukan tugasnya
dengan diberi upah atau komisi. Sedangkan dalam pemberian kuasa, penerima kuasa tidak selalu diberi upah walaupun dapat juga dilakukan dengan upah. Tanggung
jawab agen terbatas dari apa yang diberikan oleh prinsipalnya yang dituangkan dalam perjanjian, termasuk pemberian hak substitusi. Dalam pemberian kuasa, dapat
dilakuakn hak substitusi dan tanggung jawabnya tergantung dari ada tidaknya hak itu.
40
Kekhususan pada keagenan tersebut, tidak menghilangkan prinsip dasar dari perjanjian perwakilan ini yaitu hubungan saling berjanji antara kedua belah pihak
yang didasari dengan kesepakatan dan kepercayaan satu sama lain.
2.5. Perjanjian Kerja
Hakikat Perjanjian Kerja dapat ditelusuri dengan melihat definisi Perjanjian Kerja sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003. Menurut UU
39
Pasal 1793 Ayat 2 KUHPerdata.
40
Subekti,S.H., Aneka Perjanjian, Cet. VIII, Bandung: Alumni, 1985, hlm. 159.
36
Ketenagakerjaan itu, Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara PekerjaBuruh dengan Pengusaha atau Pemberi Kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
para pihak. Ada juga kepustakaan yang menyatakan bahwa Perjanjian Kerja adalah
perjanjian antara seorang Pekerja dengan seorang Pemberi Kerja. Perjanjian mana ditandai oleh ciri-ciri: adanya suatu upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan
adanya suatu hubungan diperatas
dienturhouding
yaitu suatu hubungan berdasarkan mana pihak yang satu Pemberi Kerja berhak memberikan perintah-perintah yang
harus ditaati oleh yang lain.
41
Perjanjian Kerja dibuat secara tertulis ataupun lisan. Pada prinsipnya Perjanjian Kerja dibuat secara tertulis. Namun, memerhatikan kondisi masyarakat
yang beragam, dimungkinkan Perjanjian Kerja dibuat secara lisan tetapi sebetulnya di mata yuris adalah tertulis. Perjanjian Kerja yang dibuat secara tertulis dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Antara lain perjanjian yang menjadi fokus kajian dan penulisan ini, yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan kepada Perusahaan Lain. Sedangkan definisi Perjanjian Kerja yang ditentukan oleh Penulis dalam
penelitian yaitu dalam UU Ketenagakerjaan adalah perjanjian antara PekerjaBuruh dengan Pengusaha atau Pemberi Kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak.
41
Abdussalam, Loc. Cit., hlm 46.
37
Sedangkan menurut Pasal 1603 huruf e KUHPerdata, Perjanjian Kerja berakhir demi hukum jika habis waktunya yang ditetapkan dalam perjanjian atau
peraturan-peraturan atau dalam peraturan perundang-undangan atau jika semuanya itu tidak ada, menurut kebiasaan yang berlaku.
Dari pengertian Perjanjian Kerja tersebut, perjanjian kerja dibedakan menjadi tiga, yaitu: Perjanjian Kerja waktu tertentu dimana sistem berlakunya ditentukan
menurut perjanjian, misalnya 1 tahun. Perjanjian ini pada umumnya
42
diberlakukan pada karyawan kontrak, dengan jangka waktu sepanjang kontrak tersebut. Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu dimana sistem berlakunya ditentukan menurut kebiasaan. Kepustakaan pada umumnya memberi ilustrasi, misalnya untuk proyek pembuatan
jalan dan pemetik teh, untuk kedua pekerjaan ini perjanjian dianggap berakhir, ketika pekerjaan dinyatakan selesai. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dimana berlakunya
ditentukan menurut Undang-Undang. Misalnya untuk perusahaan asing, maka jangka waktu perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan tentang penempatan tenaga asing.
2.6. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan