Pendekataan Pembelajaran Strategi Pembelajaran

17

2.3.1 Karakteristik Model Pembelajaran

Penyusunan suatu model pembelajaran didasari oleh asumsi untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan. Susunan model pengajaran tersebut cukup banyak variasinya. Walaupun demikian, model-model pembelajaran tersebut biasanya memiliki karakteristik, yaitu : 15 a. Disusun menurut teori pendidikan dan teori proses belajar dari pendekatan tertentu. Misalnya, model latihan inquiry disusun oleh Richard Suchman yang berguna untuk mengembangkan penalaran menurut pendekatan penelitian ilmiah. b. Mempunyai tujuan atau misi pendidikan tertentu, misalnya model berfikir induktif didesain untuk mengembangkan proses berfikir induktif. Sementara model berfikir deduktif didesain untuk proses berfikir deduktif. c. Dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. d. Memiliki seperangkat elemen model yaitu : 1 urutan tahap – tahap pengajaran, 2 prinsip reaksi, 3 sistem sosial, dan 4 sistem pendukung. e. Memiliki dampak sebagai akibat dari penerapan suatu model pengajaran.

2.3.2 Komponen dan Rumpun Model Pembelajaran

Model pembelajaran seharusnya dilihat sebagai perangsang aktivitas agar naradidik dapat belajar dengan baik. Model pembelajaran merupakan satu kesatuan yang terangkai dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran.

2.3.2.1 Pendekataan Pembelajaran

Menurut Achmad Sudrajad, pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, 15 Ibid, 71-72 18 didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cangkupan tertentu. 16 Roy Killen berpendapat bahwa terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada anak student centered approach dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada pengajar teacher centered approach. 17 Coughlin 2002;6 berpendapat bahwa pendekatan yang berpusat pada pengajar berarti konsep-konsep tidak berasal dari diri anak serta tidak berkembang secara spontan, melainkan harus ditanamkan pada anak dan diserap oleh anak. Berbeda dengan pendekatan yang berpusat pada anak merupakan sebuah program tahap demi tahap yang didasarkan pada keyakinan bahwa anak akan bertumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah. Selain itu ada pula pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini bertujuan mengintegrasi sekolah dan masyarakat. Prosedur yang dilakukan adalah dengan mengundang masyarakat ke sekolah atau pesertadidik berkunjung ke masyarakat. 18

2.3.2.2 Strategi Pembelajaran

Dari pendekatan pembelajaran yang ditetapkan selanjutnya diturunkan kedalam strategi pembelajaran. Wina Senjaya 2008 menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, strategi pada dasarnya mengandung makna perencanaan yang masih bersifat konseptual tentang keputusan- keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. 19 Para tenaga kependidikan terutama pengajar diharapkan mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan paradigma pendidikan. 20 16 http:www.wordpress.com senin 24 Oktober 2011 pukul 15:45 17 Tim Pengembangan Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,Jakarta:Grasindo,2007 ,168. 18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara,2008,27. 19 H. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2010,27. 20 Mohamad Surya, Bunga Rampai Pengajar dan Pendidikan, Jakarta:PT Balai Pustaka, 2004,109-110. 19 Menurut I. H. Enklaar, tiap-tiap rencana memerlukan persiapan yang baik. Pekerjaan menyusun dan mengarang rencana itu tidak gampang, sehingga dibutuhkan kerja sama dari beberapa orang yang ahli dibidangnya, misalnya dalam hal ini pendeta atau majelis. 21 Pada hakekatnya persiapan mengajar merupakan perencanaan jangka pendek dari apa yang akan dikerjakan. Menurut Dien Sumiyatiningsih, strategi pembelajaran berisi perencanaan tentang rangkaian kegiatan yang didesain atau dirancang oleh pengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, setidaknya ada lima tahap dalam rencana strategi pembelajaran yaitu memulai pembelajaran, presentasi materi, pendalaman materi, tanggapan kreatif respon kreatif dan penutup. 22 1. Memulai Pembelajaran Memulai pembelajaran atau pembukaan merupakan aktivitas yang pertama yang sangat penting dilakukan. Pada bagian pembukaan setidaknya dilakukan selama satu sampai sepuluh menit. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah pengajar dapat menyapa para peserta didik, berdoa, bernyanyi atau mengisi lembar aktivitas. 2. Presentasi Materi Presentasi Materi dapat dilakukan dengan menanyakan kembali kepada anakpeserta didik, materi diminggu lalu. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pengajar dalam menyampaikan materi adalah presentasi singkat, memilih bagian-bagian penting, pengajar menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan cerita yang dibawakan. 21 I. H. Enklaar,Pendidikan Agama Kristen,92-93. 22 Dien Sumiyatiningsih, Mengajar dengan Kreatif Menarik,Yogyakarta:ANDI,2006,60-62. 20 3. Pendalaman Materi Anak atau peserta didik akan lebih termotifasi jika mereka bekerja secara mandiri atau membentuk kelompok kecil dalam mendalami materi yang disampaikan. Dalam hal ini pengajar dapat mengaktifkan peran serta anak misalnya dengan anak atau peserta didik dapat mendiskusikan materi, peserta didik dapat membuat pengalaman diluar kelas dan didalam kelas. 4. Tanggapan Kreatif Pada tahap ini, diharapkan anak atau peserta didik dapat benar-benar memahami materi yang disampaikan. Tujuan dari tanggapan kreatif adalah untuk mengetahui sejauh mana anak memahami materi yang disampaikan. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memberikan tanggapan kreatif adalah pengajar memberikan umpan balik bagi perkembangan selanjutnya, pengajar memberikan saran-saran, kritik yang membangun, memberikan pengayaan kepada peserta didik yang kurang memahami materi, ungkapkan respon kreatif dengan suatu cara. 5. Penutup Setiap pertemuan harus dibawa kepada kesimpulan yang tepat. Dalam hal ini pengajar dapat memberikan kesimpulan terhadap sampai pada pemahaman yang utuh dalam melewati tahapan yang dilalui. Selain itu, pengajar juga dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk sharing atau memberikan aktivitas kreatif. Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap pengajar dapat menggambarkan berbagai strategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui sistem perencanaan, pengajar dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan. 21

2.3.2.3 Metode pembelajaran

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan Jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang Pelayanan Diakonia T1 712007077 BAB II

1 5 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Guru B di Salatiga T1 152008006 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Perbandingan Terhadap Model Pembelajaran Sekolah Minggu di GPIB Tamansari dengan GSJA Bukit Horeb Salatiga

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Perbandingan Terhadap Model Pembelajaran Sekolah Minggu di GPIB Tamansari dengan GSJA Bukit Horeb Salatiga T1 712007020 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Perbandingan Terhadap Model Pembelajaran Sekolah Minggu di GPIB Tamansari dengan GSJA Bukit Horeb Salatiga T1 712007020 BAB IV

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Perbandingan Terhadap Model Pembelajaran Sekolah Minggu di GPIB Tamansari dengan GSJA Bukit Horeb Salatiga T1 712007020 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Khotbah Minggu sebagai Pendampingan Pastoral di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketidakaktifan Warga Sidi Baru dalam Pelayanan di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dari Prespektif Sosio-Teologis T1 712011008 BAB I

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketidakaktifan Warga Sidi Baru dalam Pelayanan di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dari Prespektif Sosio-Teologis T1 712011008 BAB II

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketidakaktifan Warga Sidi Baru dalam Pelayanan di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dari Prespektif Sosio-Teologis T1 712011008 BAB IV

0 0 3