Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini antara lain:

2. Implementasi Menurut Wahab 2001:64 Impelentasi berasal dari kata menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu, dan menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu. Browne dan Wildavsky dalam Nurdin dan Usman 2004:70 mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian - pengertian di atas meperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh - sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Hakikatnya memahami apa yang harusnya terjdi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan. Pemahaman tersebut mencakup usaha – usaha untuk mengadministrasikanya dan menimbulkan dampak nyata pada lembaga khususnya dalam hal ini SMK N 2 Depok. Oleh karena itu dalam konteks ini, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum. Dalam kenyataannya implementasi merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan. Program atau harapa – harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain tertulis agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut. 3. Kurikulum a. Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 2 Tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan J. Galen Taylor dan William M. Alexander dalam Loeloek Endah P 2013:3 menjelaskan arti kurikulum adalah “ segala usaha untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, dihalaman sekolah atau diluar sekolah termasuk kurikulum. B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harjan Shores dalam Loeloek Endah P 2013:3 memandang kurikulum sebagai A sequence of potential experience set up in the school for the purpose of diseliping children and youth in group ways of thinking and acting. Mereka melihat kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya. Harold B. Albertycs dalam Loeloek Endah P 2013:3 memandang kurikulum sebagai “all school” yang artinya kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan diluar kelas, yang berada dibawah tanggung jawab sekolah. J. Lloyd Trump dan Dalmes F. Miller dalam dalam Loeloek Endah P 2013:3 menganut definisi kurikulum yang luas, menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara