Model Pembelajaran Ekspositori Ceramah

20 Dari bebapa pendapat ahli di atas, apabila disimpulkan, pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning memiliki 5 lima tahapan belajar, meliputi: 1 Orientasi siswa pada masalah 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

4. Model Pembelajaran Ekspositori Ceramah

Paul Eggen dan Don Kauchak 2012: 400 menyatakan bahwa model ceramah adalah sebuah model pengajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami bangunan pengetahuan. Meskipun model pembelajaran ini kerap dikritik, namun pada kenyataannya model pembelajaran Ekspositori atau ceramah ini masih begitu dominan untuk digunakan. Alasan model ini banyak digunakan karena model pembelajaran Ekspositori membantu siswa mendapatkan informasi yang sulit diakses dengan cara lain, ceramah bisa efektif jika tujuannya adalah memberi siswa informasi yang memerlukan waktu berjam-jam untuk memahami suatu materi Ausubel dalam Eggen, 2012: 401. Ceramah memiliki kelebihan lain. Pertama, karena terbatasnya waktu perencanaan untuk mengatur materi, ceramah menjadi efisien. Kedua, ceramah itu fleksibel karena bisa diterapkan pada nyaris semua bidang materi. Ketiga, ceramah itu sederhana, ketimbang merencanakan cara untuk melibatkan siswa atau memikirkan faktor-faktor pembelajaran dan motivasi lain, upaya guru berfokus pada mengatur dan menyajikan materi. Bahkan guru pemula bisa belajar menyampaikan ceramah-ceramah yang memadahi Eggen, 2012:401. 21 Menurut Arends 2008: 262, pembelajaran ceramah dapat digunakan di semua bidang dan di semua tingkat kelas. Dalam pembelajaran ceramah terdapat 4 fase utama, meliputi: a. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa; b. Guru memberi kerangka belajar berkaitan dengan materi sebelumnya sudah dimiliki siswa; c. Guru memresentasikan materi belajar dengan memperhatikan urutan logis dan maknanya bagi siswa; d. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga membangkitkan respon siswa. Pada penilitian ini, pembelajaran dengan model Ekspositori atau ceramah terdiri atas tiga tahap utama, yaitu: a. Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa. Elain itu, guru juga bertugas untuk memotivasi siswa untuk belajar. Agar siswa fokus terhadap pembelajaran, maka juga diperlukan apersepsi dengan menggunakan materi yang sebelumnya telah dikuasai oleh siswa. Smentara itu, pada tahap ini siswa lebih banyak pasif dan hanya bertugas untuk mendengarkan penjelasan dari guru. b. Kegiatan Inti Pada tahap ini, guru bertugas untuk memresentasikan materi pembelajaran seperti yang telah direncanakan. Guru juga memberi contoh soal dan penyelesaiannya. Selanjutnya tugas siswa pada tahap ini adalah menyimak informasi yang diberikan kepada guru dan bertanya apabila belum jelas. Selain itu, siswa juga mengerjakan soal latihan agar memiliki pengalaman menyelesaikan soal menggunakan materi yang dijelaskan oleh guru. Secara garis 22 besar, kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahap yang sistematis, yaitu ekspolari, elaborasi, dan konfrimasi. c. Penutup Pada tahap ini, guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Peran siswa pada tahap ini adalah menyimpulkan apa saja yang dipelajari selama satu kali pelajaran yang telah dialui. Dari uraian di atas, terlihat bahwa model Ekspositori adalah pembelajaran yang menekannkan pada proses deduksi. Pada proses pembelajaran, guru adalah hal yang sangat penting karena pembelajaran lebih cenderung berpusat kepada guru yang memberikan pelayanan yang sama kepada setiap siswa.

5. Kemandirian Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK APROKSIMASI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK TEKNIK SE

0 5 86

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO DITINJAU DARI KEMANDIRIAN Eksperimen Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Penilaian Portofolio Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri

0 2 15

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO DITINJAU DARI KEMANDIRIAN Eksperimen Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Penilaian Portofolio Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas Viii Smp Neg

0 3 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PARTNERS IN LEARNING DAN PROBLEM BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Partners In Learning Dan Problem Based Learning Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas X S

0 3 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PARTNERS IN LEARNING DAN PROBLEM BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Partners In Learning Dan Problem Based Learning Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas X S

0 2 17

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 1 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN.

1 12 176

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP.

1 1 339