Efektivitas Pembelajaran Matematika Deskripsi Teori

14 macam kegiatan yang melibatkan siswa, guru, sumber belajar, lingkungan belajar, model pembelajaran, serta komponen-kompenen terkait lainnya.

2. Efektivitas Pembelajaran Matematika

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektivitas yang berasal dari kata dasar efektif dapat diartikan memiliki efek, akibat, atau pengaruh. Apabila kata efektivitas digunakan dalam konteks pembelajaran, maka kata efektiktivitas memiliki arti ketepatgunaan pembelajaran yang dapat diukur melalui tujuan pembelajaran. Efektivitas menekankan perbandingan antara rencana dan hasil atau realita. Oleh karena itu, efektivitas suatu pembelajaran sering kali diukur menggunakan instrumen untuk mendapatkan data yang diolah guna mengetahui efektif atau tidaknya suatu pembelajaran. Institute of Education University of London 2002: 4 menyatakan Although the term ‘effective’ has been widely used, it only makes sense when context and goals are specified. Dari pernyataan tersebut, dapat diartikan efektif memiliki konteks dan tujuan yang spesifik. Pernyataan di atas menimbulkan suatu pemahaman apabila dikaitkan dengan konteks dan tujuan, pembelajaran dapat dikatakan efektif jika dipandang dari pengaruh atau efek yang terjadi terhadap tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Maka efektif atau tidaknya pembelajaran metematika dapat dilihat dari seberapa besar pengaruh atau efek yang terjadi setelah dilaksanakannya pembelajaran matematika apabila ditinjau dari beberapa hal yang merupakan 15 tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada penelitian ini, hal yang ditinjau ada dua, yaitu kemandirian belajar siswa dan juga prestasi belajar siswa. Pembelajaran matematika yang efektif menurut Nightingale dan O’Neil Killen, 2009: 4 memiliki karakteristik sebagai berikut. a. Students are able to apply knowledge to solve problems. b. Students are able to communicate their knowledge to others. c. Students are able to perceive relationship between their existing knowlegde and the new things they are learning. d. Students retain newly acquired knowledge for a long time. e. Students are able to discover or create new knowlegde for themselves. f. Students want to learn more. Karakteristik di atas dapat diartikan sebagai berikut. a. Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah. b. Siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain. c. Siswa mampu menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang dipelajari. d. Siswa mampu mempertahankan yang dimiliki dalam jangka waktu lama. e. Siswa mampu menemukan atau membuat pengetahuan bagi dirinya masing- masing. f. Siswa memiliki keinginan untuk belajar lebih banyak. Efektivitas pembelajaran merujuk pada berdaya dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan pembelajaran Suwarjono, 2009: 16. Dalam penelitian ini, komponen pembelajaran yang diuji keefektivitasannya adalah model Problem Based Learning. Efektivitas pembelajaran yang dimaksud adalah tingkat keberhasilan pembelajaran 16 matematika dengan model Problem Based Learning tersebut apabila ditinjau dari kemandirian dan juga prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran tersebut akan dilaksanakan tes untuk mengukur kemandirian dan prestasi belajar siswa. Kemandirian belajar siswa diukur menggunakan hasil angket kemandirian siswa, sedangkan untuk keefektifan prestasi belajar dapat diukur dari hasil tes prestasi belajar. Pada penelitian ini, kriteria pembelajaran yang efektif adalah sebagai berikut. a. Pembelajaran dikatakan efektif ditinjau dari kemandirian belajar apabila rata- rata skor kemandirian belajar siswa dapat mencapai klasifikasi baik, cara menentukan klasifikasinya adalah sebagai berikut. Rata-rata ideal: 2 min skor maks skor X i   Satuan lebar wilayah: 6 min skor maks skor Sb i   Tabel 4.Rumus Klasifikasi Kemandirian Belajar Rumus Klasifikasi ̅ Sangat Baik ̅ ̅ Baik ̅ ̅ Cukup ̅ ̅ Kurang ̅ Sangat Kurang Eka Putra Widoyoko, 2009 : 238 b. Pembelajaran dikatakan efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa apabila rata-rata nilai hasil tes prestasi belajar siswa dapat melampaui Kriteria 17 Ketuntasan Minimal KKM. Pada SMK N 1 Saptosari, KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 75, maka pada penelitian ini pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata nilai posttest dapat melampaui 75 . c. Apabila kelas yang diberi perlakuan menggunakan model Problem Based Learning PBL dan model pembelajaran Ekspositori memiliki kemampuan awal yang sama. Pembelajaran menggunakan PBL dikatakan lebih efektif dari pada menggunakan model pembelajaran Ekspositori ditinjau dari kemandirian belajar apabila rata-rata skor kemandirian belajar kelas yang menggunakan PBL lebih tinggi dari pada kelas yang menggunakan model Ekspositori. d. Apabila kelas yang diberi perlakuan menggunakan model Problem Based Learning PBL dan model pembelajaran Ekspositori memiliki kemampuan awal yang sama. Pembelajaran menggunakan PBL dikatakan lebih efektif dari pada menggunakan model pembelajaran Ekspositori ditinjau dari prestasi belajar apabila rata-rata nilai posttest kelas yang menggunakan PBL lebih tinggi dari pada kelas yang menggunakan model Ekspositori.

3. Model Problem Based Learning

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK APROKSIMASI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK TEKNIK SE

0 5 86

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO DITINJAU DARI KEMANDIRIAN Eksperimen Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Penilaian Portofolio Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri

0 2 15

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO DITINJAU DARI KEMANDIRIAN Eksperimen Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Penilaian Portofolio Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas Viii Smp Neg

0 3 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PARTNERS IN LEARNING DAN PROBLEM BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Partners In Learning Dan Problem Based Learning Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas X S

0 3 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PARTNERS IN LEARNING DAN PROBLEM BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Partners In Learning Dan Problem Based Learning Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas X S

0 2 17

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 1 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN.

1 12 176

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP.

1 1 339