Pengertian Pembelajaran Anak Usia Dini Prinsip-Prinsip Belajar Anak Usia Dini

48

E. Pembelajaran Menggambar dengan Teknik Spuit

1. Pengertian Pembelajaran Anak Usia Dini

Menurut Martini Jamaris 2005: 125 yang dimaksud dengan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mencakup kegiatan belajar dan mengajar. Kegiatan pembelajaran akan dilakukan berdasarkan rencana yang terorganisir secara sistematis yang mencakup tujuan pembelajaran, metode dan media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan umpan balik dari evaluasi pembelajaran. Pembelajaran pada anak usia dini merupakan sebuah proses interaksi antara anak, orang tua, dan orang dewasa lainnya guru, fasilitator, dan lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangannya. Interaksi yang telah terbangun tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada saat pembelajaran, interaksi akan mencerminkan hubungan dimana anak akan memperoleh pengalaman yang bermakna, sehingga dalam proses pembelajaran akan berlangsung dengan lancar Sofia Hartati, 2005: 28-29. Pada hakekatnya, anak usia dini akan belajar sambil bermain. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak yang bersifat aktif dalam melakukan berbagai eksplorasi terhadap lingkungannya, maka aktivitas bermain anak merupakan bagian dari proses pembelajaran. Menurut Sofia Hartati 2005: 29 pembelajaran pada anak usia dini harus dirancang agar anak tidak merasa terbebani dalam mencapai tugas perkembangan yang harus dicapainya. Oleh karena itu, suasana belajar perlu dibuat secara alami, 49 hangat, dan menyenangkan. Aktivitas bermain akan memberikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan teman dan lingkungannya. Karena anak merupakan individu yang sangat variatif yang mana hal ini perlu diperhatikan.

2. Prinsip-Prinsip Belajar Anak Usia Dini

Sofia Hartati 2005: 30 mengatakan bahwa agar anak dapat mencapai perkembangan yang optimal, maka diperlukan proses pembelajaran yang dilakukan harus memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut : 1. Berangkat dari yang dimiliki anak Pada dasarnya setiap anak membawa pengetahuannya masing-masing terhadap pengalaman-pengalaman barunya. Pengalaman yang diberikan kepada anak haruslah memberikan kesempatan untuk menciptakan pengetahuan baru dan dekat dengan anak. Jika pengalaman tidak memberikan kesempatan kepada anak, hal ini akan membuat anak merasa bosan. Sebaliknya, jika pengalaman yang diberikan terlalu asing, maka akan membuat anak merasa cemas. 2. Belajar harus menantang pemahaman anak Pembelajaran pada anak usia dini dilakukan dengan dua arah, yaitu dari umum ke khusus dan dari sederhana ke kompleks. Untuk memastikan terjadinya perkembangan pada anak, kegiatan pembelajaran yang dirancang harus menantang anak utuk mengembangkan pemahaman sesuai dengan apa yang dimilikinya. Ketika anak dapat mengerjakan sebuah tantangan yang diberikan, maka akan diberikan tantangan yang lebih sulit dari tantangan sebelumnya. Pada 50 anak, jika tidak distimulasi dengan tantangan berikutnya, anak akan merasa bosan serta pemahaman anak tidak akan berkembang. 3. Belajar dilakukan sambil bermain Melalui bermain, anak akan diberi kesempatan untuk berekplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Agar dalam bermain dapat diperoleh hasil belajar yang optimal maka pemberian makna dapat dilakukan oleh orang tua, guru dan orang dewasa lainnya. Sebaiknya anak tidak diminta untuk bermain sendiri, karena hal itu kan mengurangi makna pembelajaran yang terkandung dalam bermain anak. 4. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran Alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya. Dalam pembelajaran ini anak diajarkan untuk dapat membangun ikatan emosional diantara teman- temannya. 5. Belajar dilakukan melalui sensorinya Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorinya, seperti indera peraba, pencium, pendengar, penglihat, dan perasa. Setiap sensori anak akan merespon rangsangan yang ia terima. Oleh karena itu, dalam pembelajaran hendaknya memberikan stimulasi yang dapat merangsang setiap sensori yang dimiliki anak. 6. Belajar membekali keterampilan hidup Pembelajaran pada hakekatnya membekali anak untuk memiliki keterampilan hidup. Demikian juga dengan anak usia dini bahwa pembelajaran 51 yang diberikan kepada mereka harus dapat membekali anak untuk memiliki keterampilan hidup. 7. Belajar sambil melakukan active learning Pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi pembelajar yang aktif. Pendidikan yang dirancang secara kreatif akan mendorong anak untuk menjadi pebelajar aktif. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa agar anak dapat mencapai perkembangan yang optimal, maka pada proses pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak lebih termotivasi ketika mempelajari sesuatu.

3. Pembelajaran dengan Teknik Spuit