16
besar untuk melihat validitas dan reliabilitas- nya.
Model kesesuaian yang dikembangkan oleh Tyler, Carrol dan Cronbach mempunyai ciri-ciri seba-
gai berikut:
a. Pendidikan adalah proses yang memuat tiga hal,
yaitu tujuan pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian hasil belajar. Kegiatan evaluasi
dilakukan untuk melihat sejauh mana tujuan pendidikan yang diberikan dalam pengalaman
belajar telah dapat dicapai siswa dalam bentuk hasil belajar. Dengan kata lain, evaluasi dilaku-
kan untuk melihat kesesuaian antara tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil belajar
yang dicapai;
b. Objek evaluasi adalah tingkah laku siswa dan
penilaian dilakukan atas perubahan dalam tingkah laku pada akhir kegiatan pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah mencerminkan peru- bahan-perubahan perilaku yang diinginkan
pada anak. Evaluasi dilakukan untuk memerik- sa sejauh mana perubahan itu telah terjadi
dalam hasil belajar. Oleh karena itu, penilaian dilakukan atas perubahan perilaku sebelum dan
sesudah kegiatan pendidikan, maka evaluasi menilai perubahan gains yang dicapai kegiatan
pendidikan;
c. Perubahan perilaku hasil belajar terjadi dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena hasil belajar bukan hanya aspek kognitif,
maka alat evaluasi bukan hanya berupa tes tertulis, tetapi semua kemungkinan alat evaluasi
dapat digunakan sesuai dengan hakikat tujuan yang ingin dicapai.
b. Prinsip Evaluasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, kegiatan evaluasi harus bertitik tolak dari prinsip
17 evaluasi yaitu valid, kontinuitas, komprehensif, adil
dan objektif, kooperatif, dan praktis Zainal, 2011: 31. Valid, yaitu dapat mengukur apa yang seharus-
nya diukur. Validitas dalam evaluasi hasil belajar terdiri dari: a validitas intern yaitu ketepatan suatu
alat evaluasi hasil belajar yang berhubungan dengan isi dan konstruksinya. Contoh: untuk mengetahui
kemampuan peserta didik terhadap materi tertentu, alat evaluasi yang berbentuk isian objektif, setelah
dianalisis dan dibandingkan ternyata lebih baik dari pada yang berbentuk uraian subjektif; b validitas
ekstern atau biasa disebut dengan validitas empiris yaitu ketepatan yang berhubungan dengan korelasi
suatu alat evaluasi hasil belajar. Contoh: hasil nilai tes isian objektif setelah diadakan evaluasi di lapangan
ternyata telah memberikan tolok ukur yang lebih tepat tentang kemampuan peserta didik dibandingkan yang
uraian subjektif. Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental
karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu berkesinambungan secara terus mene-
rus. Hasil evaluasi selalu berhubungan secara terus menerus sejak awal sampai berakhirnya program pem-
belajaran, sehingga dapat terlihat secara jelas tentang perkembangan peserta didik dari berbagai dimensi
baik input, proses maupun out put. Selain kontinuitas, prinsip evaluasi selanjutnya
adalah komprehensif, dimana dalam melakukan evalu-
18 asi, pendidik harus mengambil secara keseluruhan
objek sebagai bahan evaluasi. Contoh jika objek terse- but adalah peserta didik, maka kemampuan secara
menyeluruh dari peserta didik tersebut baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik harus dievalu-
asi. Komprehensif di sini dimaksudkan dalam hal teknis yang digambarkan dalam bentuk soal, sampel
materi, dan aspek yang diukur. Prinsip dalam mengevaluasi berikutnya adalah
adil dan objektif. Adil dalam evaluasi berarti setiap peserta didik tanpa pilih kasih berhak untuk meng-
ikuti evaluasi hasil pembelajaran. Selain harus adil, pendidik harus objektif dalam menganalisis hasil
evaluasi. Analisis evaluasi harus didasarkan atas kenyataan data dan fakta yang sebenarnya, bukan
hasil manipulasi atau rekayasa. Dalam mengevaluasi, pendidik hendaknya
mampu bekerjasama kooperatif secara baik dengan semua pihak, baik orang tua peserta didik, antar pen-
didik, kepala lembaga pendidikan, maupun dengan peserta didik itu sendiri. Bila jalinan kerjasama ini
dapat dilaksanakan dengan baik maka diharapkan semua pihak dapat merasa puas dengan hasil evaluasi
yang telah dilaksanakan. Contoh peserta didik ada yang tidak puas dengan nilai hasil evaluasinya, maka
pendidik dapat menjelaskan dimana letak kekurang- annya.
19 Praktis dalam prinsip evaluasi dapat berarti bagi
pendidik mudah dalam mengkoreksi lembar hasil evaluasinya, tidak membutuhkan waktu yang lama.
Sedangkan bagi peserta didik evaluasi tersebut mudah dipahami kalimatnya, tidak menggunakan bahasa
yang berbelit-belit, petunjuk mengerjakan soal mudah dipahami.
c. Alat Evaluasi