Mikroba pada Telur Sosialisasi kepada Calon Kalayak Sasaran

4 menurunkan kelarutan oksigen dalam telur sehingga aktifitas mikroba proteolitik maupun patogen dapat ditekan, 5 pengasinan telur yang dilakukan secara tradisional menghasilkan cita rasa yang khas dan banyak disukai oleh pembeli Sutrisno, 2009: 20.

2. Telur asin aneka rasa

Pembuatan telur asin dalam kegiatan pengabdian kali ini dibuat dalam tiga varian rasa yakni rasa pedas, rasa bawang, dan rasa bawang pedas. Bahan baku yang digunakan adalah telur itik, garam dapur krosok garam dapur tanpa Iodium, cabai rawit merah, bawang putih, dan air sumur yang sudah didihkan. Pembuatan telur asin aneka rasa ini tidak direndam menggunakan pasta dari campuran serbuk batu bata dan abu gosok, tetapi telur cukup direndam dengan air masak yang sudah didinginkan dan yang sudah diberi garam dan aneka perasa yang dikehendaki. Perasa yang dimaksudkan dalam pembuatan telur aneka rasa ini adalah rasa bawang dari bawang putih dan rasa pedas dari cabe riwit merah. Berdasarkan praksis dan pengalaman dalam memproduksi telur asin aneka rasa, untuk telur asin rasa pedas setiap 100 butir telur itik diperlukan satu kilogram cabe rawit merah, satu kilogram garam krosok, dan tiga liter air, lama perendaman 12 hari. Untuk telur asin rasa bawang, setiap 100 butir telur bebek diperlukan 0,5 kilogram bawang putih, satu kilogram garam krosok, dan tiga liter air, lama perendaman 12 hari. Proses telur menjadi asin beraneka rasa ini oleh karena terjadi pertukaran ion secara stokiometri yaitu ion H + dari air dalam telur digantikan oleh ion Na + dari garam dapur, rasa pedas dari cabai dan rasa bawang dari bawang putih. Ion Cl - dari garam dapur berperan sebagai pengawet karena menghambat pertumbuhan mikroba.

D. Mikroba pada Telur

Telur itik memiliki kandungan gizi yang lengkap, sehingga merupakan medium pertumbuhan yang sempurna untuk mikroorganisme dengan cara membusukkan protein, memfermentasi karbohidrat, atau menyebabkan minyak atau lemak menjadi tengik. Penguraian protein, karbohidrat, maupun lemak oleh mikroorganisme melalui proses enzimatik dengan bantuan oksigen bebas, maupun tanpa bantuan oksigen bebas Sukamto, 1999: 2. Persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba dalam telur asin berdasarkan SNI No. 01-6366-2000, dan SNI No. 7388: 2009, disajikan pada Tabel 1 berikut ini. 8 Tabel 1. Baku Mutu Cemaran Mikroba pada Telur Berdasar SNI No. 01-6366-2000, dan SNI No. 7388: 2009 CFUgram Jenis cemaran mikroba Batas maksimum cemaran mikroba BMCM SNI No. 01-6366-2000 Batas maks.cemaran mikroba BMCM khusus untuk telur asin SNI No. 01-7388-2009 Telur segar Telur tepungkering Telur beku Telur asin Total kuman 1 x 10 5 2,5 x 10 3 2,5 x 10 3 2,5 x 10 3 Coliform 1 x 10 2 1 x 10 1 1 x 10 1 1 x 10 1 Exericia coli 1 x 10 1 1 x 10 1 1 x 10 1 1 x 10 1 Enterococci 1 x 10 2 1 x 10 1 1 x 10 1 1 x 10 1 Staphylococci 1 x 10 5 1 x 10 5 1 x 10 5 1 x 10 1 Clostridium sp. Salmonella sp. negatif Negatif negatif negatif25 gr Camphylobacter sp. Listeria sp. ----- o ----- 9 BAB III METODE KEGIATAN PPM Ada tiga jenis kegiatan utama dalam PPM ini, antara lain sosialisasi kepada calon kalayak sasaran, proses produksi telur asin aneka rasa telur asin rasa pedas, rasa bawang, dan rasa bawang pedas, serta uji mikrobiologik produk telur asin aneka rasa setelah masa simpan 15 hari pada suhu kamar.

A. Sosialisasi kepada Calon Kalayak Sasaran

Sebelum kegiatan PPM dilaksanakan, dilakukan sosialisasi kepada ibu-ibu anggota Kelompok Dasa Wisma Mawar, Dasa Wisma Melati, dan Dasa Wisma Nusa Indah di wilayah RT.01, RW.01 Dusun Denokan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Masing-masing kelompok dasa wisma terdiri atas empat orang, sehingga total peserta sebanyak 12 orang.

B. Proses Produksi Telur Asin Aneka Rasa