Profil Program TBM Mata Aksara

diselenggarakannya program pendidikan kecakapan hidup oleh TBM Mata Aksara karena di Desa Umbulmartani yang merupakan wilayah sekitar TBM Mata Aksara masih terdapat perempuan yang belum memiliki pengetahuan yang cukup, ketrampilan, dan kesempatan kerja.Mayoritas perempuan di Desa Umbulmartani merupakan ibu-ibu rumah tangga yang hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurusi anaknya dan tidak memiliki pekerjaan. Ibu-ibu rumah tangga tersebut belum mampu membantu meningkatkan pendapatan keluarga sehingga hanya bergantung terhadap pendapatan suami dalam memenuhi kebutuhannya. Waktu luang yang dimiliki oleh ibu-ibu rumah tangga tersebut hanya digunakan untuk menemani anaknya bermain dan belum melakukan pekerjaan yang produktif. Ibu-ibu rumah tangga tersebut belummampu memahami, memanfaatkan, dan mengakses peluang yang ada di sekitarnya termasuk peluang usaha. Hal ini dikarenakan wilayah Umbulmartani merupakan wilayah perkotaan dan berada di wilayah kampus yang berpotensi dan peluang besar di berbagai bidang usaha baik jual beli barang maupun jasa. Berdasarkan permasalahan tersebut, TBM Mata Aksara sebagai lembaga nonformal yang berada di wilayah tersebut berusaha untuk turut terlibat dalam pemecahannya. Oleh karena itu TBM Mata Aksara menyelenggarakan program pendidikan kecakapan hidup sebagai upaya untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu “HW” selaku penyelenggara program pendidikan kecakapan hidup, bahwa: “Program ini dilakukan karena melihat ibu-ibu rumah tangga di wilayah kami ini mbak, mereka banyak yang hanya mengurus rumah tangga saja. Ibu-ibu biasanya pada pagi hari kan hanya mengantar anak mereka sekolah, setelah itu mereka dirumah hanya mengerjakan pekerjaan 64 rumahan saja mbak. Sehingga kami memiliki gagasan untuk dapat membuat mereka agar produktif dan dapat membantu perekonomian keluarga. Harapannya juga ibu-ibu dapat memanfaatkan peluang yang ada, kan ini wilayah kampus mbak, jadi bisa mereka manfaatkan sebagai lahan usaha”. Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat diketahui latar belakang penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup di TBM Mata Aksara. Tujuan dari program pendidikan kecakapan hidup di TBM Mata Aksara ini yaitu awalnya untuk mendekatkan kaum perempuan dengan bahan bacaan dengan demikian dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan wawaasn perempuan. Selain itu, melalui pendidikan kecakapan hidup ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi perempuan dengan memenuhi hak ekonomi perempuan sehingga kaum perempuan mampu terlibat dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi melalui kemampuan yang dimilikinya. Program pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh TBM Mata Aksara ditujukan bagi ibu-ibu rumah tangga di Desa Umbulmartani yang belum memiliki ketrampilan dan kesempatan kerja. Ibu-ibu tersebut belum memiliki pekerjaan dan hanya mengurusi pekerjaan rumah. Jumlah ibu-ibu yang mengikuti program pendidikan kecakapan hidup yaitu 20 orang pada awalnya, namun karena adanya hambatan tertentu dalam penyelenggaraan program seperti adanya perbedaan waktu luang maka jumlah sasaran program yang aktif yaitu 10 orang. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibu “HW” selaku penyelenggara program bahwa: “ Dulu yang ikut banyak Mbak, sekitar 20 an tapi karena banyaknya ibu- ibu yang ikut maka dari penyelenggara mengalami kesulitan menentukan waktu pelaksanaan. Karena adanya perbedaan waktu luang tersebut maka beberapa dari ibu tersebut gugur, dan yang sekarang benar-benar 65 aktif ada 10 orang. Usia ibu-ibu rumah tangga yang mengikuti program ini 30-40 tahun.” Hal ini juga diperkuat oleh Ibu “SA” selaku sasaran program yang menyatakan bahwa: “ Peserta yang ikut dulu banyak Mbak, pas buat bross sama kaos. Tetapi sekarang cuma beberapa saja yang masih mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Mata Aksara”. Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sasaran program yang aktif dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya perbedaan waktu luang sehingga penyelenggara mengalami kesulitan untuk menentukan waktu pelaksanaan. Jumlah sasaran program yang masih aktif dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup yaitu 10 orang yang berusia 30-40 tahun. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam program pendidikan kecakapan hidup yaitu kegiatan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat sasaran program. Proses pelaksanaan pada masing-masing kegiatan relatif sama yaitu: 1 Memperkenalkan dan memberikan contoh produk yang akan dibuat. 2 Memberikan materi terkait dengan cara membuat produk tersebut beserta alat dan bahan yang digunakan. 3 Mempraktekkan cara membuat produk tersebut. 4 Memberikan materi tentang kewirausahaan berupa analisis peluang usaha, analisis biaya dan usaha. 5 Mendiskusikan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. 66