PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA.

(1)

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT

TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Zaenal Arifin NIM 10102244026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

Buku adalah lebah yang membawakan tepung sari dari satu pikiran kepikiran lain (Russel Lowell)

Tidak ada hal yang indah sebelum dengan adanya perjuangan (Penulis)


(6)

PERSEMBAHAN

Atas Karunia Allah SWT saya persembahkan karya tulis ini kepada:

1. Ayah dan Alm. Ibu tercinta yang telah disisi Allah semoga ibu bahagia disisiNya. Ayah yang selalu mendukung dan mencurahkan segenap kasih sayangnya serta doa-doa yang tak pernah lupa disisipkan dalam setiap sujudnya.

2. Almamaterku Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, Nusa dan Bangsa.


(7)

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT

TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA

Oleh Zaenal Arifin NIM 10102244026

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. (2) Upaya pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian adalah Pengelola Taman Bacaan Masyarakat dan masyarakat. Lokasi penelitian di Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Triangulasi yang digunakan dalam keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian ini adalah: (1) peran Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat dengan program-program yang dilaksanakan TBM Mata Aksara tersebut merupakan peran dari TBM itu sendiri, dapat berperan diantaranya sebagai sebagai sumber belajar, sebagai sumber informasi, sarana rekreasi edukasi, pembinaan karakter dan moral dan sebagai tempat belajar ketrampilan. (2) Upaya Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat meliputi pengelola program, tugas pengelola dan upaya pengelola yaitu pengelola harus pintar membuat merencanakan program, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dimiliki sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat itu sendiri akan merasakan manfaatnya secara langsung.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah dianugrahkan kepada penulis, sehingga penyusunan tugas akhir (skripsi) ini dapat terselesaikan.

Skripsi yang berjudul “Peran Taman Bacaan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta” ini tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta staf, yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga studi saya berjalan dengan benar.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yang telah menyetujui dan memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian sampai penyusunan skripsi.

3. Bapak Dr. Iis Prasetyo, M.M. sebagai dosen pembimbing skripsi dan ibu S.W Septiarti, M. Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang penuh dengan keikhlasan membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu yang selalu diberikan sebagai motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak/ Ibu sebagai penguji utama yang telah berkenan membimbing.

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.


(9)

(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang TBM... 11

1. Pengertian TBM... ... 11

2. Peran TBM ... 13

3. Tujuan TBM... ... 15

4. Fungsi TBM... 17

5. Manfaat TBM ... 18

6. Pengelola TBM... 19


(11)

B. Tinjuan Tentang Minat Baca... ... 21

1. Definisi Minat... 21

2. Definisi Membaca... ... 24

3. Minat baca Masyarakat... 28

C. Program Penumbuhan Minat Baca Masyarakat ... 29

1. Pembinaan Minat Baca... 30

a. Peran Orang Tua Dalam Membina Minat Baca ... 31

b. Pemerintah... ... 32

c. Mendorong Anak Gemar Membaca... ... 32

D. Kerangka Pikir... 33

E. Pertanyaan Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

C. Subyek Penelitian ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 42

G. Keabsahan Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi TBM Mata Aksara... 45

1. Profil TBM Mata Aksara ... 45

2. Letak geografis TBM Mata Aksara ... 46

3. Sejarah TBM Mata Aksara ... 47

4. Visi dan Misi TBM Mata Aksara ... 49

5. Struktur organisasi TBM Mata Aksara ... 50

6. Sarana dan prasarana ... 50


(12)

B. Hasil Penelitian... 55

1. Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta... 55

a. Peran TBM ... 55

b. Program Minat Baca ... 62

c. Pihak Yang Terlibat ... 63

d. Deskripsi Pelaksanaan Program... 65

e. Tingkat Keberhasilan ... 67

f. Faktor Pendorong ... 68

g. Faktor Penghambat... 69

2. Upaya Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta... 74

a. Pengelola Program ... 74

b. Tugas Pengelola ... 81

c. Upaya Pengelola... 83

C. Pembahasan ... 88

1. Peran Taman Bacaan Masyrakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta... 88

a. Peran TBM ... 88

b. Program Minat Baca ... 90

c. Pihak Yang Terlibat ... 91

d. Deskripsi Pelaksanaan Program... 92

e. Faktor Pendukung/Pendorong... 93

f. Faktor Penghambat... 94

2. Upaya Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta... 94


(13)

b. Tugas Pengelola ... 95

c. Upaya Pengelola... 97

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 99

A. Kesimpulan... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA... 101


(14)

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Kerangka Pikir ... 35 Gambar 2. Struktur Organisasi TBM Mata Aksara ... 51 Gambar 3. Lampiran Foto Dokumentasi ... 135


(15)

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Ruangan TBM Mata Aksara... 52 Tabel 2. Fasilitas TBM Mata Aksara... 53


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun nonformal merupakan cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa karena pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Pendidikan nonformal merupakan salah satu cara untuk warga masyarakat yang masih buta aksara, putus sekolah ataupun masih sekolah, masyarakat usia produktif tidak sekolah dan tidak bekerja maupun penduduk miskin serta warga masyarakat lainnya yang membutuhkan pendidikan.

Sesuai dengan undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan informal, formal dan nonformal dimana antara jalur pendidikan tersebut saling melengkapi dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan nonformal yang tercantum dalam pasal 26 diuraikan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim dan satuan pendidikan yang sejenis, serta pendidikan nonformal berfungsi sebagai penggati, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat ( UU Sikdiknas. 2003)

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan, maka instrumen penunjang pemberantasan buta aksara melalui Pendidikan Non Formal (PNF) melalui program budaya baca dan pembinaan


(17)

perpustakaan adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Ditujukan untuk membantu peningkatan minat baca, budaya baca dan cinta buku bagi warga belajar dan masyarakat. Pendidikan non formal diarahkan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, buta aksara, putus sekolah dan warga masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui pendidikan formal.

Hal ini dimaksudkan untuk ketersediaan dan memperluas keterjangkauan akses TBM yang meluas dan merata untuk memberikan layanan yang maksimal kepada masyarakat di bidang bahan bacaan yang mudah, murah, serta sesuai kemampuan baca dan kebutuhan nyata. Yang Implementasinya antara lain dengan menyediakan TBM ditempat-tempat umum yang dapat dengan mudah dikunjungi dan dijangkau oleh masyarakat luas. Penyelenggaraan TBM Ruang Publik dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai upaya pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui kegiatan membaca. Prakarsa pemerintah memfasilitasi penyediaan TBM Ruang Publik merupakan upaya memperluas dan memperkuat kelembagaan TBM Ruang Publik. Bantuan tersebut dapat diakses oleh masyarakat yang terkait yang berprakarsa menyelenggarakan layanan TBM Ruang Publik. Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengelolaan TBM Ruang Publik Tahun 2013 ini disusun dalam upaya memberikan informasi, panduan, serta pencerahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan penyediaan fasilitasi layanan TBM Ruang Publik.


(18)

Minat baca masyarakat Yogyakarta masih rendah. Berdasarkan indeks baca nasional, minat baca di DIY hanya 0,18% dan nasional 0,01%. Angka ini bila dibandingkan dengan negara-negara maju, sangat terpaut jauh. Sebab, rata - rata indeks baca di negara tersebut antara 0,45% - 0,62%. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menduduki peringkat ketiga dari bawah sedunia berdasar indeks baca negara-negara lainnya. Masyarakat Indonesia cenderung lebih suka menonton daripada membaca. Ini menunjukkan minat baca warga sangat memprihatinkan. Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia Sri Sulatsih menambahkan, masih rendahnya minat baca ini selain masih minimnya bahan bacaan dan struktur sistematis membaca belum ada, juga minim dukungan dari institusi pendidikan. Terutama dalam memberikan tugas kepada siswanya, belum ada tugas yang berkaitan dengan membaca (koran-sindo.com: 2013)

Muncul berbagai teknologi dan tempat-tempat hiburan permainan game yang makin canggih serta tayangan televisi yang semakin menarik membuat perhatian anak atau orang tua untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet juga akan membawa dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat, karena internet merupakan sarana visual yang dapat digunakan sebagai sumber informasi yang terbaru, tetapi hal ini masih banyak yang disalahgunakan. Semakin banyaknya mall, tempat karaoke, dan taman rekreasi yang semakin banyak didirikan, membuat mereka lebih banyak meluangkan waktu ke tempat hiburan daripada membaca buku di perpustakaan maupun taman baca. Zaman yang serba


(19)

modern, dengan lingkungan yang modern pula, namun tidak dengan sendirinya kita sebagai manusia dapat dikatakan menjadi modern. Dapat dikatakan modern jika dapat mengubah pola pikir dan perilaku kita membuka diri terhadap pengetahuan, pengalaman baru, dan inovasi.

Membaca merupakan proses belajar dan pertumbuhan intelektual karena dengan membaca kualitas hidup seseorang dapat terilihat dari bagaimana seseorang dapat memaksimalkan potensinya. Membaca merupakan suatu keharusan atau kebutuhan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Kebiasaan membaca seseorang diakui atau tidak sangat berkaitan dengan minat baca yang dimilikinya. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu akan bersungguh-sungguh melakukan sesuatu yang diminatinya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi, atau tujuan lain dari hasil bacaan itu. Tidak diragukan lagi bahwa membaca adalah sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju, karena dengan bacaan membuat mereka lebih cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi.

Minat merupakan aspek yang timbul dari diri seseorang dan unik karena perwujudannya yang menlekat pada perilaku sangat mempengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kemauan. Minat juga mempunyai arti sikap atau jiwa yang tumbuh didalam diri seseorang, termasuk dalam tiga fungsi yaitu kognitif (pengenalan), emosi (perasaan), dan konasi (kemauan) yang tertuju pada sesuatu. Minat membaca itu kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri.


(20)

Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri seseorang sejak dini tetapi merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan. Apakah seseorang menaruh minat atau tidak, ini tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidupnya.

Pengembangan budaya baca dalam masyarakat tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Ketersediaan bahan bacaan berarti tersedianya bahan-bahan bacaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan akses adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat dapat dengan mudah memperoleh bahan bacaan dan informasi tentang bahan bacaan salah satu sarana tempat membaca yang ada di masyarakat adalah melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Dengan terbentuknya Taman Bacaan Masyarakat juga dimaksudkan untuk mendukung gerakan pemberantasan buta aksara, membantu mempercepat tumbuhnya aksarawan baru sekaligus memelihara dan meningkatkan kemampuan baca tulis mereka. Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat juga diharapkan dapat berperan dalam menyiapkan warga masyarakat untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup, karena Taman Bacaan Masyarakat juga menyediakan buku dari mulai anak-anak sampai orang dewasa yang bebas dibaca oleh siapa pun dan juga menyajikan segala sesuatu yang bersifat edukatif.


(21)

Peran sebuah Taman Bacaan Masyarakat adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak dicapai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya, peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Karena Taman Bacaan Masyarakat adalah sumber informasi bagi masyarakat, baik masyarakat menengah keatas maupun masyarakat menengah kebawah.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai salah satu wahana pendidikan non formal, diharapakan mewujudkan masyarakat gemar membaca, indikatornya masyarakat gemar membaca bagi yang baru melek aksara, putus sekolah atau tamat sekolah tidak melanjutkan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan sebagai bekal untuk mengembangkan diri, bekerja atau berusaha secara mandiri di daerah Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara juga dimaksudkan untuk mendukung pembudayaan kegemaran membaca masyarakat, dan sebagai wadah pembinaan aksarawan baru untuk meningkatkan kemampuan keberaksaraannya yang telah diperoleh dari keikutsertaannya sebagai warga belajar pada pendidikan keaksaraan.

Diharapkan dengan adanya Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara selain memberi kemudahan bahan bacaan yang diperlukan masyarakat, juga mampu memotivasi/mendorong masyarakat untuk meningkatkan kegemaran


(22)

membaca. Masyarakat Tegalmanding tetapi masih kurang informasi tentang keberadaan TBM Mata Aksara khususnya remaja dan orang tua. Terlihat dengan kunjungan ke TBM Mata Aksara yang rata-rata anak-anak setiap harinya. Kurangnya minat baca masyarakat Tegalmanding sehingga penggelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara berinisiatif membuat program cocok tanam dan peternakan dengan menggunakan lahan sempit sehingga bisa menarik masyarakat sekitar Tegalmanding khususnya para orang tua. Sarana dan prasarana lain, dari pihak pengelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara juga membuat rumah pohon dimana dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menarik anak-anak datang ke TBM Mata Aksara walaupun hanya sekedar main ataupun melihat gambar-gambar dan membaca.

Menurut ketua TBM Mata Aksara jumlah TBM yang ada di Yogyakarta sekarang ini kurang lebih sekitar 250 TBM yang telah berdiri dan masih aktif. Salah satunya adalah Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara. Diantara banyaknya TBM yang ada di Yogyakarta, peneliti tertarik melalukan penelitian di TBM Mata Aksara. TBM Mata Aksara juga menerima anugrah TBM Kreatif Rekreatif tahun 2012 dari Mendikbud mendapatkan satu stand khusus di arena festival. Selain itu TBM Mata Aksara juga mempunyai berbagai fasilitas dan sarana prasarana yang dapat mendukung dan menumbuhkan minat baca bagi masyarakat disekitar tegalmanding. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran


(23)

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Masih rendahnya minat baca masyarakat Yogyakarta.

2. Minimnya informasi tentang keberadaan TBM Mata Aksara oleh masyarakat Tegalmanding.

3. Kurangnya minat masyarakat Tegalmanding dalam membaca.

4. Membentuk masyarakat untuk gemar membaca memerlukan perhatian serius baik dari pemerintah, pihak swasta, pelaku pendidikan dan pihak lain yang peduli akan pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah, dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini membentuk masyarakat untuk gemar membaca melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara. Diharapkan dengan adanya pembatasan masalah tersebut, peneliti dapat menyusun sebuah penelitian yang sesuai dengan tujuan yang direncanakan.


(24)

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta?

2. Bagaimana upaya pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta ?

E. Tujuan Penilitian

Tujuan yang akan dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1. Mendeskripsikan peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui upaya pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :


(25)

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan tentang program yang ada di lembaga pendidikan non formal mengenai Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara.

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk menentukan langkah yang lebih optimal peran Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

b. Sebagai bahan masukan bagi pengelola Taman Bacaan Masyarakat dalam menumbuhkan minat baca masyarakat agar dapat menambah ilmu pengetahuan dan kualitas sumber daya manusia dalam lingkungan masyarakat.

c. Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui Taman Bacaan Masyarakat. d. Bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dalam mengembangkan program pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) baik di lingkungan masyarakat maupun di jurusan Pendidikan Luar sekolah.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang TBM 1. Pengertian TBM

Menurut Kalida (2012:8) sampai saat ini belum ada yang mendefinisikan secara pasti mengenai istilah Taman Bacaan Masyarakat, karena masih banyak berbagai pendapat. Bahkan, masih banyak para tokoh yang mengartikan sama antara Taman Bacaan Masyarakat dengan makna Perpustakaan. Taman Bacaan Masyarakat atau disingkat sebagai TBM, juga memiliki makna suatu lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai ilmu pengetahuan dalam bentuk bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya. Pengelola TBM adalah masyarakat yang di percaya atau memiliki niat berpartisipasi untuk memberikan layanan kebutuhan masyarakat dan memiliki kemampuan pelayanan dan ketrampilan teknis penyelenggara TBM.

Taman Bacaan Masyarakat berdiri di tengah masyarakat untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi masyarakat umum. Sehingga menjadi sumber informasi yang berguna berbagai keperluan, memberi layanan yang berkaitan dengan informasi tertulis, digital, maupun media lainnya. Semakin banyak berdirinya Taman Bacaan Masyarakat, semakin besar kemungkinan masyarakat pembaca mendapat pelayanan pemenuhan kebutuhan informasi itu lebih merata. Taman Bacaan Masyarakat juga sebagai pengembangan budaya baca merupakan tempat mengakses


(27)

berbagai bahan bacaan: seperti buku pelajaran, buku keterampilan praktis, buku pengetahuan, buku keagamaan, buku hiburan, karya-karya sastra serta bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi obyektif dan kebutuhan masyarakat sekitar dan minat baca yang baik aksaran baru, peserta didik jalur Pendidikan Formal dan Non-Formal (warga belajar), dan masyarakat umum tanpa batas usia.

Taman Bacaan Masyarakat adalah untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal disekitarnya. Mereka terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, adat istiadat, tingkat pendidikan, umur dan lain sebagainya.

Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006:9) Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat / wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM.

Menurut Sutarno NS (2006:19) Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanngung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of belonging), ikut bertanggung jawab (meluhangrukebi).

Menurut Amrin (2011:04) Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau unit layanan yang menyediakan bahan


(28)

bacaan untuk sekelompok masyarakat di suatu wilayah dalam rangka untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi masyarakat, sebagai sumber informasi serta dan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Masyarakat menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat. Minat masyarakat terhadap TBM harus terus dibina dan dikembangkan sehingga masyarakat memperoleh informasi, pengetahuan yang mereka perlukan.

2. Peran TBM

Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam Taman Bacaan Masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak di capai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya.

Menurut Hamid Muhammad (2010: 81) peran Taman Bacaan Bacaan adalah:

a. TBM berperan sebagai tempat informasi.

Agar dapat dikunjungi masyarakat sekitar TBM harus menjadi tempat layanan informasi yang dibtuhkan oleh masyarakat sekitar melalui media bacaan yang tersedia. Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis media seperti buku, audio, audio visual gerak, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya yang dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar TBM. Dengan demikian di TBM perlu memprioritaskan bahan bacaan yang menjanjikan informasi umum yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar TBM.

b. TBM berperan sebagai tempat untuk memperluas wawasan da pengetahuan.


(29)

Sesuai dengan peran tersebut maka TBM harusnya menyediakan pengetahuan yaitu bahan bacaan baik koran, majalah, tabloid, buku otogiografi, kamus, ensiklopedia, buku tentang berbagai nusantara, dan sebagainya. Selain itu TBM juga harusnya memiliki bahan bacaan ilmu pengetahuan praktis ( yang bersifat aplikatif ), serta buku pelajaran untuk membantu anak-anak sekolah tetapi tidak memiliki buku.

c. TBM berperan sebagai tempat hiburan edukatif.

Sesuai dengan peran tersebut maka TBM baiknya dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa senang dan nyaman. Oleh karena itu, TBM juga menyediakan bahan bacaan yang humoris atau bahan bacaan yang bersifat cerita, novel, komik, dan sebagainya.

d. TBM berperan sebagai pembinaan watak dan moral.

TBM dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila berisi bahan bacaan yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan tentang psikologis, agama, sejarah, otobiografi tokoh/artis dan pengalaman hidup seseorang.

e. Berperan sebagai tempat belajar ketrampilan

Untuk memfasilitasi masyarakat yang akan belajar keterampilan TBM perlu menyediakan bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis baik pertukangan, pertanian, peternakan, elektronika dan sebagainya.

Menurut Sutarno NS (2006: 68) peranan yang dapat dijalankan Taman Bacaan Masyarakat antara lain: secara umum Taman Bacaan Masyarakat merupakan sebagai sumber informasi, pendidikan, penelitian, pelestarian budaya serta tempat hiburan edukatif yang sangat bermanfaat.

a. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi yang dimiliki.

b. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan masyarakat dengan masyarakat yang di layani.

c. Dapat berperan sebagai lembaga untuk mngembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.


(30)

d. Berperan aktif sebagi fasilitator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari, mamanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

e. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia.

f. Berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung taman bacaan masyarakat. Meraka dapat belajar mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

g. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak.

h. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua karya manusia yang tak ternilai harganya.

Dari uraian di atas dapat digambarkan bahwa peran taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi bagi masyarakat luas untuk menambah pengetahuan, wawasan, ketrampilan serta sebagai tempat hiburan edukatif melalui berbagai bahan bacaan yang ada dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat dapat juga berperan sebagai sarana untuk membangun atau mengembangkan komunikasi antara sesama pengguna taman bacaan masyarakat. Sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pengguna dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak.

3. Tujuan TBM

Dalam pengelompokan perpustakaan, Taman Bacaan Masyarakat tergolong dalam Perpustakaan Umum. Perpustakaan Umum (public library) menurut Reitz (2004: 121) adalah ”A library or library system


(31)

that provides unrestricted acces and services free of change to all the resident of a given community, distric, or goegraphic region, supported wholly or in part by publics funds”. Dalam pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebahagian dari dana masyarakat (pajak). Menyimak definisi di atas, perpustakaan umum atau Taman Bacaan Masyarakat memiliki tugas yang sangat luas dalam hal untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi masyarakat umum, dan juga penyedia akses informasi kepada masyarakat.

Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006:1) tujuan Taman Bacaan Masyarakat adalah :

a. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat.

c. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam. d. Pemberantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara

kembali.

Dari uraian di atas, terlihat keberadaan TBM sebagai sumber pembelajaran yang sangat penting, karena TBM tidak hanya sebagai tempat membaca, namun juga untuk tempat mencari informasi.

4. Fungsi TBM

Taman Bacaan Masyarakat ini juga memiliki fungsi, diantaranya yaitu sebagai sumber belajar bagi masyarakat melalui program pendidikan


(32)

nonformal dan informal, tempat yang memiliki sifat rekreatif melalui bahan bacaan, memperkaya pengalaman belajar masyararakat, penumbuhan kegiatan belajar masyarakat, latihan tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang diterapkan, tempat pengembangan life skill, dan lain sebagainya. Sebagai sumber belajar masyarakat yang memiliki kedudukan strategis dalam mengembangkan potensi para pengunjungnya. Masyarakat dapat melakukan proses pendidikan nonformal sepanjang hayat melalui fasilitas yang disediakan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Taman Bacaan Masyarakat. Keberadaan sumber belajar di tengah-tengah masyarakat ini diharapkan mampu mendorong dan mempercepat terwujudnya masyarakat belajar (learning society). Yakni masyarakat yang gemar membaca, melek informasi, dan mampu meningkatkan daya saing di era kompetitif ini.

Taman Bacaan Masyarakat mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan.

Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006:2) fungsi Taman Bacaan Masyarakat adalah :

a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.

b. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.

c. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan.


(33)

d. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya.

e. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermamfaat.

Dari uraian diatas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan kegiatan pelayanannya bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya Rumah baca, pondok baca, perahu baca, Warung baca, namun pada hakikatnya kesemua lembaga atau organisasi tersebut , melakukan fungsi yang sama dengan TBM.

5. Manfaat TBM

Sesuai dengan manfaat taman bacaan masyarakat itu sendiri dimana Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2009:2), Taman Bacaan Masyarakat dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dalam hal:

a. Menumbuhkan minat baca, kecintaan dan kegemaran membaca. b. Memperkaya pengalaman belajar dan memperoleh berbagai

informasi dan ketrampilan bagi masyarakat melalui ketersediaan bahan bacaan.

c. Memperoleh berbagai kegiatan untuk mendorong peningkatan minat baca.

d. Menumbuhkan atau membiasakan belajar mandiri.

e. Membantu mengembangkan kecakapan atau ketrampilan membaca.

f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Berbagai manfaat dapat diambil oleh masyarakat dengan datang ke Taman Bacaan Masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan manfaat Taman Bacaan Masyarakat yang telah dijabarkan oleh Pedoman Penyelenggaraan


(34)

Taman Bacaan Masyarakat. Aktivitas pengunjung TBM pada umumnya lebih suka membaca buku ketika berada di taman bacaan. TBM memiliki berbagai aktivitas pendukung yang mendorong pengunjung untuk lebih percaya diri dan memiliki banyak pengalaman.

6. Pengelola TBM

Pendidikan Keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat. Sedangkan program Taman Bacaan Masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya.

Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 23) Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki :

a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah.

b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat.

c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll.


(35)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat serta memiliki usaha ekonomi ditempat dimana TBM tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM.

7. Tugas-Tugas Pengelola TBM

Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas untuk tercapainya masyarakat yang akan belajar keterampilan dan menumbuhkan minat baca terhadap masyarakat.

Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 24) tugas-tugas pengelola TBM adalah :

a. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.

b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan.

c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain.

d. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet,booklet,dll) dari para donator bahan bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan masyarakat setempat.

e. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari.


(36)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pengelola TBM adalah mempromosikan bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. Selain mempromosikan bahan bacaan , pengelola juga dapat mengumpulkan bahan bacaan yang bervariasi dari para donator agar pengguna TBM tidak merasa bosan tetapi bahan bacaan tersebut berbasis kebutuhan masyarakat.

B. Tinjuan Tentang Minat Baca 1. Definisi Minat

Aktivitas membaca akan dilakukan oleh individu atau tidak sangat ditentukan oleh minat individu terhadap aktivitas tersebut. Disini tampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga dapat diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada pula yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Minat juga harus butuh perhatian yang kuat, intensif, dan menguasai individu secara mendalam untuk melakukan sesuatu aktivitas yang disukai. Minat mengandung arti keinginan memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat juga berarti sesuatu yang disenangi tanpa terkait atau terpaksa. Menurut Pawit M. Yusuf (1990:56) minat adalah kesenangan


(37)

atau perhatian yang terus-menerus terhadap suatu objek karena adanya pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya. Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu objek dan berpusat pada manfaat dari objek tersebut. Aspek afektif nampak dalam rasa suka, tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap objek tersebut.

Minat ditandai dengan rasa suka dan terkait pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Artinya, harus ada kerelaan dari seseorang untuk melakukan sesuatu yang disukai. Dengan demikian, timbulnya minat terjadi karena adanya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar dirinya. Semakin kuat atau semakin besar hubungan tersebut maka semakin dekat minat seseorang. Adanya minat dalam diri seseorang juga dapat diungkapkan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang cenderung lebih menyukai sesuatu hal dari pada yang lain. Minat dapat pula diungkapkan dalam suatu aktivitas tertentu. Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan memberikan perhatian lebih besar terhadap benda tersebut. Misalnya mengoleksi beberapa benda yang memiliki arti tertentu bagi dirinya seperti perangko, boneka, poster dan lain sebagainya.

Seseorang yang menyukai suatu aktivitas, biasanya akan termotivasi dan mau melakukan aktivitas tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat menjadi kekuatan tersendiri untuk melakukan suatu hal. Menurut Noeng Muhajir (Dwi Sunar Prasetyono, 2008:54),


(38)

minat adalah kecenderungan afektif (perasaan, emosi) seseorang untuk membentuk aktifitas. Dari sini dapat dilihat bahwa minat itu melibatkan kondisi psikis (kejiwaan) seseorang. Senada dengan hal ini, Crow dan Crow (Dwi Sunar Prasetyono, 2008:54), menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain atau objek lain. Sementara itu Hurlock (Dwi Sunar Prasetyono, 2008:54), mengutarakan pendapat yang sama yaitu bahwa minat merupakan sumber motivasi sama, yaitu bahwa minat merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

Mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti atau manafaat bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan atau menambah pengetahuan, wawasan, bagi dirinya.

Sedangkan interest atau minat dapat diartikan sebagai suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi dirinya. Satu keadaan atau motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu.


(39)

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa ada seorangpun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dan diikuti dengan perasaan yang senang. Minat merupakan sumber motivasi seseorang, sehingga minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang. Bahkan kegiatan yang menarik minat seseorang akan dilakukannya dengan senang hati.

2. Definisi Membaca

Dalam mencari informasi dan memperoleh cakrawala pengetahuan, membaca memperoleh arti penting. Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Juel (Sandjaja 2000:6) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bahaan bacaan. Sedangkan menurut Ase S. Muchyidin (2004:12) membaca adalah proses penafsiran lambang dan pemberian makna terhadapnya. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca bukanlah semata-mata proses visual saja, akan tetapi melibatkan dua macam informasi, yaitu pertama yang datangnya dari apa yang ada di depan mata kita, dan yang kedua datangnya dari belakang mata kita. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.


(40)

Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Yang dimaksud dengan kepandaian membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja, tetapi yang lebih luas daripada itu adalah kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Dalam proses membaca terlihat aspek-aspek berpikir seperti, mengingat, memahami, membeda-bedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasikan dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Jadi, dalam membaca diperlukan intelektual yang tinggi.

Membaca merupakan suatu bentuk komunikasi antara pembaca dan media cetak yang dibacanya sebagai wakil dari penulisnya. Suatu komunikasi yang baik menuntut suatu pengalaman linguistik yang erat hubungannya dengan segi-segi ekspresi. Karena itulah membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Oleh karena itu membaca sangat bermanfaat karena:

1. Dapat mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna.

2. Dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang berhubungan dengan hobi, olahraga, dan seni yang sesuai dengan keperluannya.


(41)

4. Dapat memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang ada di dalam masyarakat.

Membaca adalah aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Membaca dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan dari kemampuan yang bersifat instingrif atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh orang yang dapat membaca merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan membaca. a. Tujuan Membaca

Membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami suatu informasi melalui indra penglihatan dalam bentuk simbol-simbol yang rumit, yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti dan makna. Membaca merupakan proses komunikasi. Dalam membaca terdapat aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan atau informasi dalam bentuk tulisan. Jadi, membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memakanai simbol-simbol. Aktivitas membaca telah merangsang otak untuk melakukan olah pikir untuk memahami maknya yang terkandung dalam rangkaian simbol-simbol (tulisan). Semakin sering seseorang membaca maka semakin tertantang seseorang untuk terus berpikir terhadap apa yang mereka baca.


(42)

Aktivitas membaca sering dikaitkan dengan aktivitas berbicara, tetapi tidak semua orang yang melakukan proses berbicara mempunyai kesempatan untuk membaca. Oleh karena itu, orang lebih senang berbicara dari pada membaca karena membaca merupakan aktivitas yang kompleks. Ketika sebuah proses membaca sedang berlangsung, seluruh aspek kejiwaan dapat dikatakan ikut terlibat. Dalam aktivitas membaca, terjadi kemampuan berpikit dan proses mengolah rasa. Seorang anak yang sedang membaca berarti seorang anak tersebut sedang membangun kepribadian dan sedang membangun kemampuannya dalam membaca. Tetapi dalam setiap aktivitas membaca ini mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan sejumlah informasi baru. Dibalik aktivitas membaca yang dilakukan oleh seseorang, terdapat tujuan yang lebih spesifik yaitu sebagai kesenangan, untuk meningkatkan pengetahuan dan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan.

3. Minat Baca Masyarakat

Peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan kerap disandingkan dengan hobby seseorang terhadap membaca apapun, di manapun dan kapanpun. Pada dasarnya hobby membaca berkaitan erat dengan budaya membaca suatu keluarga, masyarakat, daerah, bahkan budaya suatu bangsa. Sebuah keluarga yang menerapkan budaya membaca, akan lebih mudah mengkondisikan anggota keluarganya untuk mempunyai minat dalam membaca. Hal ini diantaranya bisa ditandai misalnya dengan adanya


(43)

ruang baca dengan sejumlah koleksi buku dalam sebuah keluarga, menjadi anggota perpustakaan yang secara rutin meminjam koleksi perpustakaan, mempunyai agenda untuk membeli buku setiap bulan, atau 3 bulan sekali, mempunyai jadwal tersendiri untuk membaca, Serta menggunakan sebagian waktu luangnya untuk membaca.

Ketika budaya membaca ini telah terbentuk di dalam setiap keluarga, maka daerah dimana keluarga-keluarga tersebut menetap akan terlokalisasi sebagai daerah yang mempunyai budaya membaca. Demikian seterusnya. Bila daerah-daerah yang telah membudaya dengan membaca tersebut bertambah banyak maka akan terbentuklah bangsa yang mempunyai budaya membaca. Kegiatan membaca yang dilakukan secara benar dan efektif telah terbukti mampu meningkatkan kuwalitas hidup seseorang yang pada gilirannya akan menjadi suatu budaya atau kebiasaan bagi dirinya. Budaya membaca tersebut diawali dari tumbuhnya minat baca, kemudian menjadi gemar dan cinta membaca. Selanjutnya memelihara dan mengembangkan minat baca tersebut menjadi suatu yang bermanfaat.

Membentuk masyarakat yang cinta terhadap membaca, memang bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan bila kondisi tersebut berhasil kita lakukan di negeri kita ini, maka dapat dipastikan wajah negeri ini akan berubah dengan nuansa yang lebih cemerlang dan berwawasan. Merubah suatu karakter dan kepribadian masyarakat merupakan permasalahan besar yang tidak pernah selesai. Sedangkan masyarakat pada umumnya karakter


(44)

dan kepribadian masyarakat akan bacaan dan literasi ini sangatlah menentukan. Minat serta membaca itu sendiri dapat disimpulkan bahwa minat membaca masyarakat berarti kekuatan yang mendorong dari seorang individu untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga meraka mau melakukan membaca dengan kemauan sendiri. Sehubungan dengan ini pemupukan minat membaca haruslah dilakukan sejak dini agar lebih akrab dengan bahan bacaan. Jika tidak dibiasakan bersahabat dengan bahan bacaan sejak dini akan sulit memupuknya pada masa dewasa sehingga dapat menjadikan peningkatan minat membaca masyarakat.

C. Program Penumbuhan Minat Baca Masyarakat

Menurut Buku Materi Pokok Pembinaan Minat Baca program penumbuhan minat baca masyarakat terdiri dari :

1. Pembinaan Minat Baca

Pembinaan minat baca telah dicanangkan oleh rakyat Indonesia sejak tahun 1974 melalui Instruksi Presiden no. 15 tahun 1974, tanggal 13 september 1974, pasal 4, yaitu bahwa yang dimaksud dengan pembinaan secara menyeluruh mencangkup perencaan, pengaturan, pengendalian, dan penilaian kegiatan yang berhubungan dengan suatu sistem tertentu. Pembinaan minat baca ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan selera dalam membaca, terampil dan menyeleksi, dan menggunakan buku, mampu mengevaluasi materi


(45)

bacaan dan memiliki kebiasaan efektif dalam membaca informasi, serta memiliki kesenangan membaca.

Pembinaan minat baca meliputi empat macam kegiatan, yaitu merencanakan progam penumbuhan dan pengembangan minat baca, mengatur pelaksanaan progam, mengendalikan pelaksanaan progam serta menilai pelaksanaan progam penumbuhan dan pengembangan minat baca, baik di lingkungan keluarga serta peran orang tua, sekolah maupun masyarakat.

Pembinaan minat baca merupakan proses yang berkelanjutan untuk membantu individu agar minat bacanya tumbuh dan berkembang. Dengan demikian, tujuan umum pembinaan minat baca adalah mengembangkan minat baca masyarakat dan beberapa tujuan khusus yang dalam pencapaianya perlu kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait.

a. Peran Orang tua dalam membina minat baca

Dalam era pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, peran perpustakaan umum atau taman bacaan masyarakat dan pusat informasi semakin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat sebagai sumber informasi pembangunan maupun sarana belajar dan mengajar untuk meningkatkan kecerdasan serta ketrampilan. Selain itu, taman bacaan masyarakat berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal yang dapat memberi kesempatan kelangsungan pendidikan sepanjang hayat. Dengan kehadiran media


(46)

elektronik semacam TV, handphone dan lain-lain, budaya monitor inilah yang sering menghambat tujuan memacu minat baca.

Menumbuhkan minat dan kegemaran membaca memang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, baik di rumah, di tempat kerja, atau di sekolah, bahkan dalam perajalanan pun dapat juga melakukan membaca untuk itu, dimulai di lingkungan keluarga sendiri. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat terkait dengan minat baca yang membudaya, sebab usaha tersebut berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar. Dalam hal ini peranan orang tua sangat menentukan bagi pertumbuhan minat baca anak sejak dini dalam meningkatkan disiplin belajar dirumah. Buday baca dapat membentuk kepribadian individual dalam menghayati kehidupan. Dengan membaca, minimal ada waktu merenung untuk aktif berfikir. Dampak orang tua yang suka membaca akan memacu putra-putrinya untuk mengikuti jejaknya, karena berbagai jenis bacaan mengandung ilmu pengetahuan dari yang dasar hingga yang canggih.

b. Pemerintah

Peran Pemerintah daerah dibantu oleh kalangan dunia pendidikan, media masa, gerakan masyarakat cinta buku untuk bersama-sama merangkul pihak-pihak swasta yang mempunyai kepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mensponsori pendirian perpustakaan umum dilingkungan


(47)

masyarakat seperti desa/kampung dengan bantuan berupa sarana dan prasarana dan koleksi perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan kepada pengelola yang sudah ditentukan.

c. Mendorong anak gemar membaca

Kebiasaan membaca sejak dini ternyata dapat menggali bakat dan potensi anak. Membaca juga memacu daya nalar dan melatih konsentrasi. Tidak sedikit orang yang sukses berasal dari keluarga yang cinta membaca. Memperkenalkan bacaan pada anak sejak kecil dapat meningkatkan prestasi anak di sekolah. Pentingnya orang tua mengapresiasikan budaya baca pada anak dengan rajin mendongeng dan memperkenalkan buku-buku cerita. Agar anak tidak bosan membaca, sebaiknya anak-anak diberi buku lucu dan berwarna-warni, serta bacaan sesuai usianya.

Pada usia 0-2 tahun, anak-anak sedang taraf melatih motorik sehingga cara yang paling baik adalah orang tua aktif mendongeng untuk anak dan memberi contoh. Pada usia 0-5 tahun, anak-anak bisa diberi buku-buku plastik sehingga bisa dibawa ke mana-mana. Buku itu juga bisa yang berbahan kain, dengan menampilkan gambar hewan dan buah-buahan. Memperkenalkan budaya membaca pada usia sedini mungkin akan membetri hasil yang lebih optimal daripada menunggu sampai anak sudah lebih besar dan lebih menyukai budaya menonton acara televisi.


(48)

Selain orang tua, media massa, Pemerintah dan lembaga pendidikan juga memegang peranan penting dalam menmbuhkan kebiasaan membaca sejak kecil. Media massa saat ini masih berfokus pada buku-buku dewasa, terutama pada rubrik resensi. Resensi buku anak juga harus di kedepankan agar orang tua terpacu untuk menumbuhkan budaya membaca pada anak-anaknya. Sementara dari Pemerintah minimal adanya satu perpustakaan umum atau Taman Bacaan Masyarakat di setiap Desa sehingga anak-anak bisa berkunjung setiap hari setelah pulang sekolah dan masyarakat umum lainya.

D. Kerangka Pikir

Membentuk masyarakat untuk gemar membaca memerlukan perhatian serius baik dari pemerintah, pihak swasta, pelaku pendidikan dan pihak lain yang peduli akan pendidikan. Pada zaman modern sekarang ini masyarakat Indonesia cenderung lebih suka bermain game dan menonton tayangan televisi memberikan dampak yang negatif terhadap peningkatan minat baca masyarakat.

Terbentuknya Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara untuk memberi kemudahan bahan bacaan bagi masyarakat untuk mendorong/meningkatkan kegemaran membaca. Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara juga diharapkan masyarakat sekitar dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menambah wawasan, pengetahuan, ketrampilan yang sesuai yang dibutuhkan. Penggelola Taman Bacaan


(49)

Masyarakat Mata Aksara memiliki peran penting dalam mengelola TBM, dengan pengelolaan yang baik seperti program-program yang diselenggarakan TBM Mata aksara diharapkan dapat meningkatkan masyarakat dalam membaca buku.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dibuat bagan untuk mempermudah pemahaman. Bagan kerangka pikir untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:


(50)

Gambar 1. Kerangka Pikir Taman Bacaan Masyarakat

Pengelola Program

 Personil pengelola  Tugas dan Fungsi

Pengelola TBM

 Kegiatan Motor Keliling

 Pengenalan dan Pelestarian Budaya  Praktek buku  Pelatihan Menulis

Masyarakat Gemar Membaca


(51)

E. Pertanyaan Penelitian

Sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini, maka peneliti membuat rumusan pertanyaan umum yang nantinya akan mengisi pembahasan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta?

a. Program apa yang dilakukan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding?

b. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding?

c. Bagaimana tingkat keberhasilan dari program menumbuhkan minat baca Tegalmanding?

d. Apa faktor-faktor yang mendorong dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding?

e. Bagaimana implementasi program-program tersebut?

f. Faktor apa yang menghambat dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding?

2. Bagaimana upaya pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta ?

a. Siapa saja yang mengelola TBM Mata Aksara?


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Suharsimi Sukmadinata (2001: 72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Dalam pendekatan deskriptif kualitatif informasi atau data yang terkumpul, terbentuk dari kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Kalau ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang. Menurut Arikunto (2005: 234) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Menurut Sugiyono (2011: 2) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah agar nantinya penelitian yang diambil tidak hanya sekedar uraian yang tidak jelas arahnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk memperoleh pemecahan terhadap masalah yang sedang dihadapi. Metode penelitian mencakup alat dan prosedur penelitian. Metode penelitian memandu si peneliti sesuai urutan kerja penelitian dari awal sampai akhir penelitian.


(53)

Peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan, menguraikan, dan menggambarkan peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat di daerah Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Baca Masyarakat Mata Aksara Jalan Kaliurang Km 14 no.15 A Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

1. Lokasi Taman bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara mudah dijangkau peneliti sehingga memudahkan pnelitian.

2. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara merupakan TBM yang masih aktif dalam membuat kegiatan atau program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

C. Subjek Penelitian

Pemilihan subjek penelitian ini dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan subyek penelitian yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. Pertimbangan lain dalam pemilihan subjek adalah subjek memiliki waktu apabila peneliti membutuhkan informasi untuk pengumpulan data dan dapat menjawab berbagai pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Menurut Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2011: 219) ciri-ciri khusus sampel purposive, yaitu emergent sampling design/sementara, serial selection op sample units/menggelinding seperti bola salju (snow ball), continuous adjustment or focusing of the


(54)

sample/disesuaikan dengan kebutuhan, selection to the point of redundancy/dipilih samapai jenuh.

Upaya menjaring informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka dilakukan pemilihan informan. Pemilihan informan didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain: informan tersebut memahami tentang permasalahan dan mampu memberikan penjelasan yang diperlukan peneliti sesuai dengan fungsi informan tersebut. Selain itu informan tersebut juga terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam berbagai kegiatan Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara.

Subjek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengunjung atau anggota Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara, pengelola atau penyelenggara Taman Bacaan Masyarakat. Maksud dari pemilihan subjek ini adalah untuk menggali informasi mengenai peran Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Yogyakarta khususnya yang ada disekitar Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dan masyarakat Tegalmanding.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya tentang metode pengumpulan data akan dijelaskan sebagai berikut :


(55)

1. Metode Observasi

Menurut Sugiyono (2011:145) observasi partisipatif adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2001: 220) pengamata atau observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Teknik ini menuntut adanya penagamatan dari peneliti baik seacar langsung maupun tidak langsung.

Dalam penelitian ini metode observasi dilakukan untuk mengamati mengenai program yang dilakukan oleh Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

2. Wawancara

Menurut J Lexy Moleong (2011: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang memberi pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang program yang dilakukan oleh pengelola dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait peran Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara


(56)

dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011: 240) dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk gambar, tulisan maupun karya tulis yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Dokumen merupakan pelengkap dari teknik wawancara dan observasi yang digunakan dalam sebuah penelitian. Hasil penelitian akan lebih dipercaya apabila didukung dengan dokumen-dokumen yang mendukung informasi melalui teknik wawancara dan observasi yang telah dilakukan.

dokumentasi digunakan untuk menggali informasi dalam kaitannay dengan arsip atau kejadian-kejadian yang ada dilapangan berupa dokumen pribadi, dokumen resmi kelembagaan. Dalam penelitian ini dokumentasi dilaksanakan untuk memperoleh data tambahan untuk mendukung hasil penelitian. Informasi yang bersifat dokumentatif sangat bermanfaat guna pemberian gambaran secara keseluruhan dalam mendapatkan informasi yang lebih mendalam yang ada pada lembaga.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini instrumen utamanya adalah penulis sendiri. Oleh karena itu peneliti mengadakan pengamatan/observasi sendiri dan wawancara mendalam untuk mendapatkan data-data dan informasi di lapangan.


(57)

Wawancara dan observasi merupakan kelengkapan penunjang dan kedudukannya sebagai alat pendukung yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan yang dihadapi di lapangan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian.

Guna memudahkan penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama selanjutnya dibantu oleh alat-alat pengumpulan data yang lain seperti pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada saat semua data telah selesai dikumpulkan melalui pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dari berbagai sumber, dari wawancara dengan responden, dokumentasi, dan observasi kemudian akan diintepretasikan secara deskriptif kualitatif. Teknik penanalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Reduksi Data, 2) Display Data dan , 3) Penarikan Kesimpulan. Berikut ini penjelasan secara rinci mengenai teknik penganalisisan data yang digunakan.

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2012: 92) reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Agar data yang disajikan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.


(58)

2. Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012: 95), yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012: 95), adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. G. Keabsahan Data

Menurut William dalam Sugiyono (2011: 273), triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection prosedure. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai


(59)

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Setelah data terkumpul tahapan selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap keabsahan data dengan menggunakan teknik trianggulasi data. Tujuan dari trianggulasi data ini adalah untuk mengetahui sejauh mana temuan-temuan lapangan benar-benar representatif. Teknik triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Trianggulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dalam peneitian kualitatif dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber yang ada. Dasar pertimbangannya adalah bahwa untuk memperoleh satu informasi dari satu responden perlu diadakan membercheck antara informasi yang satu dengan informasi yang lain sehingga akan diperoleh informasi yang benar-benar valid. Informasi yang diperoleh diusahakan dari nara sumber yang betul-betul mengetahui permasalahan dalam penelitian.


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi TBM Mata Aksara 1. Profil TBM Mata Aksara

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dalam kegiatan wawancara,observasi serta dokumentasi diperoleh data terkait tentang TBM Mata Aksara. Dalam perjalanannya Taman Bacaan masyarakat Mata Aksara semakin menunjukkan eksistensinya sebagai alternatif tempat belajat masyarakat. Maka pada tanggal 28 April 2011 Kepala Desa Umbulmartani mengukuhkan kelembagaan Mata Aksara melalui SK Kepala Desa Nomor 05/ Kep. KD/ 2011. Kelembagaan secara resmi disahkan, sebagai berikut:

Nama Lembaga : Taman Baca Mata Aksara

Alamat : Jl. Kaliurang km 14 No. 15A,

Tegalmanding, Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, 55584

Akta Notaris : Nomor 19 tanggal 16 Maret 2012

NPWP : 31.386.228.6.542.000

Tahun Berdiri : 2012

Dengan nomor rekening bank sebagai berikut:

Nama Bank : BRI Yogyakarta Besi Sleman No. Rekening : 3079-01-007843-53-4


(61)

2. Letak Geografis TBM Mata Aksara

Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara yang berada di jalan Kaliurang km. 14 No. 15 A Tegalmanding, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Telp- Fax 0274-898334. Wilayahnya dibatasi dengan:

Sebelah Timur : Rumah Warga

Sebelah Utara : Universitas Islam Indonesia

Sebelah Barat :Jalan Kaliurang, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, BRI

Sebelah Selatan :Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta

Akses untuk menuju lokasi cukup mudah, mengingat letaknya tepat dipinggir jalan raya arah menuju kaliurang, sebelah kanan jalan, kurang lebih 500 meter sebelum Universitas Islam Indonesia. Letak yang strategis ini memudahkan orang datang dalam rangka melihat dan belajar secara langsung tentang pengelolaan dan kegiatan di Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara. Salah satu sudut menarik di Mata Aksara adalah Rumah Pohon, Rumah pohon Mata Aksara berdiri anggun pada ketinggian 3 meter di pohon mangga yang sudah dirancang sedemikan rupa sehingga sangat aman untuk dinaiki. Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara melaksanakan kegiatan di dalam empat ruang, yaitu ruang buku dan sekretariat, aula sekaligus ruang belajar, dan garasi praktek, dan kebun praktek.


(62)

3. Sejarah TBM Mata Aksara

Mata Aksara berawal dari perpustakaan pribadi keluarga Nuradi Indrawijaya. Buku-buku tersebut telah dikoleksi sejak tahun 2002 yang sebagian besar berupa buku anak-anak dan novel. Sudah menjadi kebiasaan sejak awal bahwa jadwal jalan-jalan keluarga Nuradi selalu menjadikan toko buku sebagai tujuan utama. Buku yang telah banyak mulai ditata dan dihitung buku pada tahun 2009. Barulah kemudiaan tersadar bahwa koleksi sudah mencapai 600 (enam ratus) eksemplar buku.

Melalui pertimbangan keluarga kecil dan atas persetujuan putri sulung keluarga Nuradi sebagai pemilik sebagian besar buku, keluarga kecil tersebut meniatkan koleksi yang dimiliki bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam survey di beberapa Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman, ketersediaan buku yang bermutu untuk anak-anak sangatlah terbatas. Keberadaan perpustakaan di sekolah juga tidak maksimal,karena sebagian besar hanya rutin di kegiatan sirkulasi buku. Koleksi perpusatakaan sekolah juga sebagaian besar merupakan buku teks pendukung pelajaran. Standar yang di tetapkan Mendiknas mengenai ketentuan jumlah dan variasi buku, masih jauh dari tercukupi. Jika sekolah yang selama ini dijadikan sumber pendidikan memiliki citra buku yang memprihatinkan, bagaimana pula dengan kondisi bahan bacaan di keluarga dan masyarakat?

Kritik terhadap kekurangan yang ada tidak akan menyelesaikan masalah. Tindakan nyata perlu dilakukan jika berharap perbaikan terhadap


(63)

kondisi minat baca dan buku di masyarakat. Diawali dari keprihatinan terhadap materi bacaan anak-anak, di iringi keinginan untuk berbagi bacaan bermutu, serta mengoptimalkan fungsi perpustakaan, maka pada tanggal 9 juli 2010 Mata Aksara resmi didirikan. Diawali dengan satu langkah kecil, Mata Aksara bertujuan untuk memberikan kontribusi yang besar untuk masyarakat.

Dengan keyakinan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa terbaik untuk pembentukan kebiasaan membaca, Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara ingin menjadi mitra bagi anak-anak dan sekolah untk mewujudkannya. Dengan keyakinan bahwa setiap orang selalu punya kesadaran berbagi, Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara ingin menjadi mitra bagi masyarakat untuk bersama-sama menebar kebaikan bersama buku.

a. Sejarah Nama “Mata Aksara”

Mata Aksara mempunyai dua unsur kata yaitu Mata dan Aksara. Masing-masing kata mempunyai makna yang berbeda. Mata adalah alat untuk melihat. Melihat yang dimaksud disini adalah dengan indra mata maupun dengan mata hati. Aksara adalah unsur penyusun kata. Rangkaian aksara yang membentuk makna. Tidak sekedar aksara alphabeth pembentuk kata, aksara yang dimaksud termasuk segala ciptaan Tuhan yang harus dicari maknanya. Keberadaan Mata Aksara dimaksudkan untuk membantu setiap orang untuk memahami segala


(64)

ciptaan Tuhan sebagai aksara yang tersirat, dan memahami buku dan ilmu sebagai aksara yang tersurat melalui mata hati dan indra mata. 4. Visi dan Misi TBM Mata Aksara

a. Visi:

Mewujudkan masyarakat yang gemar membaca, kreatif, cinta ilmu dan melestariak budaya.

b. Misi:

1) Memberikan kemudahan bagi masyarakat khususnya anak-anak untuk mendapatkan bacaan yang bermutu.

2) Menumbuhkembangkan kegiatan menulis sebagai pengembangan kegiatan membaca.

3) Menyelenggarakan kegiatan kretif yang memupuk kegemaranmembaca dan cinta ilmu.

4) Merevitalisasi permainan tradisional sebagai sarana pendidikan karakter.

5) Menghimpun peran serta semua pihak dalm mencerdaskan masyarakat melalui buku dan minat baca.


(65)

5. Struktur Organisasi TBM Mata Aksara

Gambar 2. Struktur Organisasi TBM Mata Aksara (Sumber : Buku Profil TBM Mata Aksara 2014) Keterangan:

Ketua : Heni Wardatur Rohmah, S.Pd Sekretaris : Kiat Dadik Prakoso

Bendahara : Nuradi Indrawijaya

Bidang-Bidang : Pendidikan : Drs. H.R. Pratista Kegiatan Rekreatif : Badrudin

Riset dan Publikasi : Fakhrudin Al Rozi, STP Kerjasama : Ihwan Susanto, ST 6. Sarana Dan Prasarana

a. Rumah Pohon Mata Aksara

Salah satu sudut menarik di Mata Aksara adalah Rumah Pohon Mata Aksara. Berdiri anggun pada ketinggian 3 meter di pohon mangga, rumah pohon di rancang sedemikian rumah sehingga aman

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA BIDANG-BIDANG

●PENDIDIKAN

●KEGIATAN KREATIF

●RISET & PUBLIKASI


(66)

sehingga bisa dipakai sebagai transit tempat istirahat/ transit ketik naik. Rumah Pohon Mata Aksara awalnya adalah tempat santai, tempat janjian dan berkumpulnya anak-anak. Agar keberadaan Rumah Pohon Mata Aksara lebih bermakna, beberapa kegiatan dilaksanakan di Mata Aksara seperti: membaca buku, membuat aneka kreasi dari kertas, kain flanel, serta duduk-duduk ngobrol. Dalam upaya memberikan nuansa edukatif di Rumah Pohon Mata Aksara, di sekeliling rumah pohon diberi tulisan motivasi aneka macam sehingga ketika pengunjung sekedar duduk di rumah pohon pun tetap memiliki makna.

1) Ruangan

Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara melaksanakan kegiatan dalam lima ruangan yaitu:

Tabel 1. Ruangan TBM Mata Aksara

No Nama Ruangan Luas

a. Ruang Buku & Sekretariat 40݉2

b. Aula 40݉2

c. Garasi Kreatif 30݉2

d. Rumah Pohon 1,5݉2

(Sumber : Profil TBM Mata Aksara 2014)

Mata Aksara memakai sejumlah ruangan yang berada di tanah milik Bapak Nuradi Indrawijaya. Dengan memakai sistem pinjam pakai selama 5 (lima) tahun dan bisa diperpanjang sesuai kebutuhan, kegiatan Mata Aksara terwadahi dengan fasilitas ruangan yang relatif lengkap.


(67)

2) Fasilitas

Fasilitas yang saat ini dimiliki oleh Taman Bacaan Masyarakat Mata aksara adalah:

Tabel 2. Fasilitas TBM Mata Aksara

No Fasilitas Jumlah Keterangan

1. Buku 3025 judul Berbagai subjek, Baik

2. Motor roda tiga 1 unit Baik

3. CD & DVD 175 pcs Baik

4. Perlengkapan Gambar 15 set Baik

5. Karpet 4 bh Baik

6. Meja Administrasi 1 bh Baik

7. Meja tulis 1 bh Baik

8. Meja baca (lesehan) 5 bh Baik

9. Meja & kursi belajar 10 set Baik

10. Kursi 3 bh Baik

11. Papan tulis 1 bh Baik

12. Papan pajang kreasi 1 bh Baik

13. Rak buku 13 bh Baik

14. Rak alat permainan 1 bh Baik

15. Almari 1 bh Baik

16. Komputer, tersambung internet

2 set Baik

17. Scanner 1 unit Baik

18. Printer 1 unit Baik

19. TV LCD 1 unit Baik

20. Kamera digital 1 unit Baik

21. DVD Player 1 unit Baik


(68)

7. Pijakan filosofis dan sosiologis program kegiatan a. Berbasis Pada Partisipasi

Dalam upaya membangun karakter posotif seperti berani menyampaikan pendapat, jujur dan sifat-sifat positif lainnya, Mata Aksara dalam menyelenggarakan program kegiatan selalu mendasarkan pada dua aspek penting. Yakni pertama harus berbasis pada partisipasi. Mata Aksara sepenuhnya menghargai partisipasi dari pengunjung dan anggota. Keinginan melibatkan anggota untuk menentukan arah dan kegiatan Mata Aksara dimaksudkan agar anggota memiliki kedekatan emosional sekaligus memunculkan rasa memiliki (sense of belonging) kepada Mata Aksara.

Program kegiatan yang melibatkan partisipasi warga Mata Aksara beberapa di antaranya adalah:

1) Membentuk peraturan/tata tertib TBM dengan sepenuhnya mendengarkan keinginan anggota serta usulan-usulan yang diberikan. Hasil diskusi yang telah disepakati selanjutnya ditetapkan sebagai Tata Tertib di Mata Aksara.

2) Menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu bulan kedepan melalui diskusi warga Mata Aksara.

3) Menetapkan peraturan permainan yang akan dilaksanakan. Diskusi ini dilaksanakan jika belum ada aturan permainan baku, misalnya aturan bermain dakon, egrang dan lain sebagainya.


(69)

4) Melibatakan warga lokal sebagai relawan untuk pelaksanaan kegiatan perpustakaan keliling Mata Aksara.

b. Memupuk Karakter Kepemimpinan

Aspek penting kedua yang menjadi dasar bagi pembuatan program kegiatan di TBM Mata Aksara adalah dengan menempatkan tiap program kegiatan sebagai bagian dari proses memupuk karakter kepemimpinan. Salah satunya adalah berupa keberanian berbicara di depan umum. Sikap berani berpendapat dan menyampaikan pendapat di muka umum dilatih di Mata Aksara bisa mengekspresikan ide dan gagasan secara baik dalam tiap kesempatan. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan anatara lain:

1) Menunjuk acak slah satu anak untuk menseritakan kembali buku atau bacaan yang baru saja dibaca.

2) Memberikan kesempatan bagi anak yang ingin menceritakan pengalamannya kepada teman-temannya.


(70)

B. Hasil Penelitian

1. Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta

a. Peran TBM

Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dengan menyediakan buku-buku yang ada merupakan sumber belajar bagi masyarakat karena dengan adanya buku yang ada di TBM Mata Aksara dapat mendukung masyarakat belajar anak kecil hingga lansia, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca, misal kalau anak-anak mengerjakan PR di TBM, praktek memasak, membuat kue, budidaya ikan, membuat pupuk organik, menanam berbagai jenis sayuran dan lainnya. Masyarakat mengunakan TBM untuk tempat belajar dan mencari ilmu tentang apa yang dibutuhkan. Dalam hal ini TBM memfasilitasi dengan menyediakan buku yang beragam sehingga kebutuhan masyarakat akan ilmu sedikit bisa dibantu.

Peran dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara secara umum adalah sebagai pusat informasi masyarakat misalnya pengunjung yang datang di TBM Mata Aksara selalu diberi arahan buku ini bagus untuk dibaca selanjutnya bisa dipraktekan secara langsung dan didukung dengan akses internet dapat digunakan


(71)

masyarakat untuk mencari berbagai informasi. Sebagai sumber belajar dan informasi yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca dan juga minat berwirausaha dan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan HWR selaku Ketua TBM Mata Aksara sebagai berikut:

“Dalam hal pendidikan, siaga bencana, sebagai pusat informasi masyarakat dengan dunia luar. Jelas, sebagai sumber belajar masyarakat, misalnya ada yang pinjam buku tentang wirausaha, pada waktu itu kan usahanya berhenti kemudian mulai baca-baca buku di sini, akhirnya dengan membaca buku-buku tadi dia mulai usaha lagi. Sebagai sumber belajar, TBM Mata Aksara dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca, misal praktek memasak, budidaya ikan, menanam sayur-sayuran, pembuatan kue, merajut dan lainnya.”

Hal senada diungkapkan oleh NI Selaku sekretaris TBM Mata Aksara:

“Dengan keberadaan TBM Mata Aksara sangat membantu bagi masyarakat sekitar dimana mereka dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah pengetahuan dan ilmu yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran pertama dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara adalah sebagai sumber belajar masyarakat, dimana dengan keberadaanya dapat membantu masyarakat dalam memperoleh


(72)

memperoleh informasi yang banyak dan dapat dipraktekkan secara langsung dalam kehidupan sehingga peran yang kedua dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara adalah sebagi sumber informasi.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan akses internet dapat digunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi. Dengan Adanya TBM Mata Aksara masyarakat disekitar semakin terbantu dalam memperoleh informasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan HWR selaku Ketua sekaligus pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara sebagai berikut:

“Sebagai sumber informasi TBM Mata Aksara dengan menyediakan bahan-bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan akses internet yang disediakan dapat digunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.” Hal yang sama juga diungkapkan oleh NI selaku Sekretaris Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara:

“Taman bacaan masyarakat Mata Aksara sebagai salah satu tempat sumber informasi masyarakat dimana Taman Bacaan masyarakat Mata Aksara menyediakan fasilitas dan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan masyarkakat. Anak-anak datang ke Mata Aksara tidak hanya membaca buku saja tetapi juga memanfaatkan fasilitas internet yang digunakan sebagai mencari informasi yang mereka butuhkan” Selain dari buku, internet, informasi juga bisa didapat dari koran. Seperti yang dilakukan dari salah satu pengunjung TBM beliau lebih dulu mencari buku sesuai keinginan sebelum meminjam buku. Untuk buku yang akan dipraktekan, biasanya buku tersebut dibaca dan dipahami terlebih dahulu dan setelah itu mempraktekan sesuai petunjuk buku, dengan demikian


(73)

koleksi yang dimiliki TBM bisa dikatakan sebagai sumber informasi karena bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran kedua dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara adalah sebagai sumber informasi masyarakat yang menyediakan banyak sumber informasi yang dapat diperoleh masyarakat baik bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat. Sumber informasi dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara selain sebagai sumber belajar dan memperoleh informasi juga diharapkan sebagai sumber sarana rekreasi edukasi (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat bagi keluarga. Peran yang ketiga Taman Bacaan Masyarakat sebagai sarana rekreasi dan edukasi adalah sebagai wahana atau sumber belajar yang menyenangkan bagi masyarakat dan keluarga pada saat ada waktu senggang. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara


(74)

“Sebagai tempat rekreasi edukasi dengan buku-buku nonfiksi yang disediakan memberikan hiburan yang mendidik dan bermanfaat serta menyenangkan bagi keluarga. Lebih jauh dari itu, TBM dengan bahan bacaan yang disediakan mampu membawa masyarakat lebih banyak pengetahuan dengan membaca sambil bermain, dan juga bergaul lingkungan masyarakat. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri. Sifatnya rekreasi untuk memanfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat.”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh SA selaku pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara:

“Salah satu tujuan kami dengan adanya TBM Mata aksara adalah sebagai wisata yang bersifat edukasi yang bermanfaat dimana masyarakat baik anak-anak atau orang tua bisa memanfaatkanya untuk rekreasi dan memperoleh informasi. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan pendidikan rekreasi adalah suatu program pendidikan non-formal yang menyediakan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan keterampilan jasmani, sikap sosial, mental kebiasaan dan penghayatan dan keterampilan yang pada nantinya akan membentuk kepribadian serta tingkah laku seseorang. Dalam pelaksanaannya, kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana atau pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar inilah, masyarakat akan tumbuh dan berkembang guna mencapai tujuan kebutuhan pendidikannya. Lebih lanjut, program ini pada dasarnya menganut prinsip belajar sambil bermain dan berusaha untuk memperbanyak ilmu pengetahuan serta belajar sepanjang hayat.


(1)

134

anak-anak sendiri, ketika mereka ditanya hari apa yang longgar hampir setiap hari sudah terisi jadwal jadi kalau ukuran minat baca dengan datang kesini tidak bisa menentukan jumlah pasti yang berapa datang.

NI: “Faktor penghambat dalam menumbuhkan minat baca itu keberadaan adanya teknologi misalnya teknologi media elektronik televisi itu misalnya sangat merusak kegiatan literasi ataupun minat baca mereka anak-anak sudah tertarik ke Mata Aksara udah membaca dan pinjem buku sampai dirumah tidak dibaca melihat televisi lagi hilang semuanya. Butuh suatu dukungan dari masyarakat atau dari Pemerintah atau dari mana saja lembaga yang terkait bagaimana untuk membuat kesadaran bersama untuk sadar membaca buku dan kita mulai sadar untuk selektif dalam menonton televisi karena televisi itu sangat mempengaruhi perilaku ataupun budaya kita sehingga tadinya suka membaca akhirnya suka menonton akan sangat berpengaruh takkala orang tuanya tidak memberi tauladan dimana anak-anaknya suka membaca orang tuanya nonton televisi.

SA: “Saat mau mengadakan pelatihan dan mengundang tutor dari luar itu mendadak, kita menginformasikan kepada masyarakatnya terlalu mepet sehingga masyarakat sebagian belum tau dan biasanya kalau ada pelatihan di Mata Aksara ini masyarakat meluangkan waktunya berhubung mepet itu masyarakat ke acara yang lain, tapi juga masyarakat yang tau kalau ada acara di Mata Aksara pasti mereka datang.

Kesimpulan: “Faktor penghambat dalam menumbuhkan minat baca yang pertama yaitu keberadaan adanya teknologi misalnya teknologi media elektronik televisi itu misalnya sangat merusak kegiatan literasi ataupun minat baca mereka, karena televisi itu sangat


(2)

mempengaruhi perilaku ataupun budaya kita sehingga tadinya suka membaca akhirnya suka menonton, yang kedua anak-anak sukanya buku maunya baru trus kita tidak bisa memenuhi kemauan mereka karena juga keterbatasan dana, yang ketiga saat mau mengadakan pelatihan dan mengundang tutor dari luar itu mendadak, kita menginformasikan kepada masyarakatnya terlalu mepet sehingga masyarakat sebagian belum pada tau.


(3)

136 Lampiran 6. Foto Dokumentasi

Hasil Foto Dokumentasi

Kegiatan Praktek Pembuatan Kue (Sumber: Dokumen pribadi tahun 2015)

Kegiatan Mengambar


(4)

Rumah Pohon Mata Aksara

(Sumber: Dokumen TBM Mata Aksara tahun 2014)

Sekolah Menulis Mata Aksara


(5)

138

Hasil Pembuatan Pupuk Dekomposer

(Sumber: Dokumen TBM Mata Aksara tahun 2014)

Kegiatan Motor Keliling


(6)

Kegiatan Anak-Anak Bermain Permainan Tradisional (Sumber: Dokumen TBM Mata Aksara tahun 2014)

Kebun Praktek TBM Mata Aksara