Jenis-jenis Rasio Keuangan Return on Asset ROA

18 kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston 2006 adalah sebagai berikut: a. manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan, b. analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, c. analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan. Analisis rasio keuangan menurut Martono dan Harjito 2005: 52 antara lain berguna dalam: a. pengambilan keputusan investasi, b. keputusan pemberian kredit, c. penilaian arus kas, d. penilaian sumber – sumber ekonomi, e. menganalisis perubahan – perubahan yang terjadi terhadap sumber – sumber dana, f. menganalisis penggunaan dana.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Ada beberapa jenis rasio keuangan yang sering dipakai, menurut Bambang 2001: 330 apabila dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat, maka rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu: a. rasio-rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid-test ratio, dan lain sebagainya, b. rasio-rasio laporan laba-rugi, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit margin, net operating margin, dan lain sebagainya, c. rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio-rasio yan disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, dan lain sebagainya. 19 Bambang 2001 : 331 juga mengelompokan rasio kedalam rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio leverage, rasio-rasio aktivitas, dan rasio-rasio profitabilitas sebagai berikut: a. rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan current ratio, acid test ratio, b. rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebagainya, c. rasio-rasio aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumbersumber dayanya inventory turnover, average collection period, dan lain sebagainya, d. rasio-rasio profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan profit margin on sales, return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya. Rasio keuangan yang utama menurut Kieso et al 2002: 222 diklasifikasikan dalam 4 rasio.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan yang jatuh tempo, misalnya membayar gaji, membayar biaya operasional, membayar utang jangka pendek dan pembayaran lain yang perlu segera dilakukan. Rasio likuiditas antara lain terdiri atas rasio cakupan utang tunai lancar, rasio cepat quick ratio, dan rasio lancar current ratio.

a. Rasio cakupan utang tunai lancar

Rasio cakupan utang tunai lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya dalam suatu tahun dari operasinya. Untuk menghitung rasio cakupan utang tunai lancar digunakan rumus berikut. 20

b. Rasio cepat acid – test ratio

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio cepat mengukur likuiditas jangka sangat pendek. Untuk menghitung rasio cepat digunakan rumus berikut.

c. Rasio lancar current ratio

Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan utang jangka pendek. Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan membayar utang jangka pendek. Untuk menghitung rasio lancar digunakan rumus berikut.

2. Rasio Solvabilitas leverage ratio

Rasio solvabilitas mengukur sejauh mana perusahaan didanai oleh utang. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas rendah mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil pada saat perekonomian sedang turun, tetapi memiliki tingkat Rasio Cakupan Utang Tunai Lancar = Kas Bersih yang Disediakan oleh Aktivitas Operasi Kewajiban Lancar Rata − rata Rasio Cepat = Kas, Sekuritas, dan Piutang bersih Kewajiban lancar Rasio Lancar = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar 21 return yang rendah saat perekonomian tinggi. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang antara lain.

a. Total utang terhadap total aset

Rasio total utang terhadap total aset digunakan untuk mengukur persentase total aktiva yang diberikan oleh kreditor. Rumus menghitung rasio utang terhadap total aset adalah.

b. TIE Time Interest Earned

Rasio TIE digunakan untuk mengukur kemampuan memenuhi pembayaran bunga pada saat jatuh tempo. Rumus untuk menghitung TIE adalah.

3. Rasio AktivitasPerputaran

Rasio aktivitasperputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset – asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Secara ringkas, rasio aktivitas mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan atau penggunaan sumber daya perusahaan. Rumus yang digunakan antara lain. Total Utang terhadap Total Aset = Total Utang Total Aset ���� �������� ������ = EBIT Beban Bunga 22

a. Perputaran persediaan inventory turn over

b. Periode pengumpulan piutang receivable collection period

c. Perputaran total aset Total assets turn over

d. Perputaran aset tetap Fixed assets turn over

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atau tingkat efektivitas pengelolaan manajemen dalam menghasilkan keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Menurut Kieso et al 2002 : 223 terdapat beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas. Perputaran Persediaan = Penjualan Persediaan ���������� ���������� ������ = Piutang Penjualan per hari ����� ����� ���� ���� = Penjualan Total Aktiva ����� ������ ���� ���� = Penjualan Aktiva Tetap 23

a. Marjin laba terhadap penjualan

Rasio marjin laba terhadap penjualan digunakan untuk mengukur laba bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumus untuk menghitung rasio marjin laba terhadap penjualan adalah.

b. Tingkat pengembalian atas aktiva Return on Asset

Rasio tingkat pengembalian atas aktiva digunakan untuk mengukur profitabilitas aktiva secara keseluruhan. Rumus yang digunakan adalah.

c. Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa Return on Equity

Rasio tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan untuk mengukur profitabilitas dari investasi pemilik. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah. Margin Laba Terhadap Penjualan = Laba bersih Penjualan Bersih ������ �� ����� = Laba bersih Total aktiva rata − rata ������ �� ������ = Laba bersih Total ekuitas pemegang saham 24

d. Laba per saham

Rasio laba per saham digunakan untuk mengukur laba bersih yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa. Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio laba per saham adalah.

3. Return on Asset ROA

Return On Asset ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset Kasmir, 2003. Gibson 1992 : 329, menyatakan bahwa: “Return on Assets measures the firm’s ability to utilize its assets to create profits. This ratio compares profits with the assets that generate the profits.” Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar Brigham, 2006: 90. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Rumus yang umum digunakan untuk menghitung ROA adalah dengan membagi laba tahunan perusahaan laba sebelum bunga dengan total aset, yang akan ditampilkan dalam bentuk persentase. Rumus untuk menghitung ROA pada umumnya adalah. Preferen laba per saham = Laba bersih dikurangi dividen saham Ekuitas pemegang saham biasa rata − rata 25 ROA menggambarkan kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba, setelah disesuaikan dengan biaya – biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA yang positif semakin besar menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya, ROA yang negatif semakin kecil menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan tidak mampu memberikan laba sehingga mendapatkan kerugian. ROA menyampaikan apa yang dihasilkan laba dari modal yang ditanamkan dalam aset. ROA untuk perusahaan publik dapat berbeda secara substansial dan akan sangat bergantung pada industri tersebut. Itulah sebabnya ketika menggunakan ROA sebagai ukuran perbandingan, yang terbaik adalah membandingkannya dengan ROA pada perusahaan yang sama selama beberapa kurun waktu atau dengan ROA perusahaan lain dalam industri yang sejenis.

4. Tobin’s Q Ratio