Uji Normalitas Uji Autokorelasi Uji Multikolinieritas

40

2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi- asumsi klasik, seperti normalitas data, heterokedastisitas, autokorelasi, dan asumsi klasik lainnya agar pengujian tidak bersifat bias dan efisien.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian terdistribusi normal atau tidak sehingga mampu menghindari terjadinya bias pada model regresi. Uji normalitas dapat dilakukan dengan mendeteksi titik – titik data pada sumbu diagonal grafik P-Plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah yang memiliki data normal atau mendekati normal Sunyoto 2011 : 89. Untuk mendeteksi data berdistribusi normal, digunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov K-S, yang dijelaskan oleh Ghozali 2005 :115. Bila nilai signifikan 0.05 berarti data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang 41 bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson Sunyoto 2011 : 91. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1 angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi. Masalah multikolinieritas akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh variabel independen dengan variabel dependen. Adanya gejala multikolineritas bisa dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor VIF. Apabila VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas, tetapi apabila VIF lebih dari 10 maka terjadi multikolinieritas Sunyoto 2011 : 79.

d. Uji Heteroskedastisitas