Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dan terkait dengan penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

3.5.1. Studi Kepustakaaan library Research

Yaitu dengan cara mengumpulkan semua data yang berasal dari literatur serta bahan bacaan yang relevan dengan penelitian ini. Studi kepustakaan dalam penelitian ini menghasilkan berbagai data yang didapatkan dari buku-buku mengenai analisis wacana, komunikasi massa dan komunikasi politik, metodologi penelitian, dan kontruksi sosial media massa. Selain itu juga beberapa artikel dan jurnal yang diambil dari internet.

3.5.2. Studi Dokumen Document Research

Yaitu mengumpulkan data berupa berita-berita mengenai pengerusakan kawasan Danau Toba oleh PT Aqua Farm, PT Allegrindo Nusantara dan PT Gorga Duma Sari. Studi dokumen menghasilkan data berupa berita-berita mengenai ketiga perusahaan tersebut sejak Januari 2012 hingga Desember 2013. Berita yang dianalisis berjumlah 13 berita. 3.6 Teknik Analisi Data Analisis data merupakan suatu analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodologi tertentu. Dalam penelitian ini datawacana berita yang telah dikumpulkan, diuraikan dan 1. Metaphors 2. Exemplars 3. Catchphrases 4. Depiction 5. Visual Image 1. Roots 2. Appeal to Principle 3. Consequence Universitas Sumatera Utara diidentifikasikan dengan berpedoman pada model analisis framing yang dikembangkan oleh Gamson dan Mondigliani. Dari hasil identifikasi tersebut dianalisis untuk menemukan media package yang digunakan mengkonstruksi fakta menjadi wacana media dengan menggunakan perangkat framing Gamson dan Modigliani. Framing analisi berita mengenai pengerusakan kawasan danau toba yang dilakukan oleh PT Aqua Farm, PT Allegrindo Nusantara dan PT Gorga Duma Sari dilakukan dengan mengidentiifikasi core frame melalui condensying symbols yang digunakan oleh Harian SIB yang menjadi subjek penelitian, condencying symbols diidentifikasikan melalui framing devices metaphors, exemplars, catchprases, depictions, visual images dan reasoning devices roots appeals to principle dan consequences. Perspektif media media package disimpulkan melalui elemen-elemen yang membentuk core frame lewat condensying symbols. Secara literal, metaphors dipahami sebagai cara memindah makna dengan merelasikan dua fakta melalui analogi, atau memakai kiasan dengan menggunakan kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana. Henry Guntur Tarigan menilai metafora sebagai sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek; dan satu lagi merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi terdahulu tadi Tarigan, 1990:15. Exemplars mengemas fakta tertentu secara mendalam agar satu sisi memiliki bobot makna lebih untuk dijadikan rujukanpelajaran. Posisinya menjadi pelengkap bingkai inti dalam kesatuan berita untuk membenarkan perspektif. Catchphrases, istilah, bentukan kata, atau frase khas cerminan fakta yang merujuk pemikiran atau semangat tertentu. Dalam teks berita, catchphrases mewujud dalam bentuk jargon, slogan, atau semboyan. Depictions, penggambaran fakta dengan memakai kata, istilah, kalimat konotatif agar khalayak terarah ke citra tertentu. Asumsinya, pemakaian kata khusus diniatkan untuk membangkitkan prasangka, menyesatkan pikiran dan tindakan, Universitas Sumatera Utara serta efektif sebagai bentuk aksi politik. Depictions dapat berbentuk stigmatisasi, eufemisme, serta akronimisasi. Visual images, pemakaian foto, diagram, grafis, tabel, kartun, dan sejenisnya untuk mengekspresikan kesan, misalnya perhatian atau penolakan, dibesarkan-dikecilkan, ditebalkan atau dimiringkan, serta pemakaian warna. Visual image bersifat sangat natural, sangat mewakili realitas yang membuat erat muatan ideologi pesan dengan khalayak. Roots analisis kausal, pemberatan isu dengan menghubungkan suatu objek atau lebih yang dianggap menjadi sebab timbulnya atau terjadinya hal yang lain. Tujuannya, membenarkan penyimpulan fakta berdasarkan hubungan sebab-akibat yang digambarkan atau dibeberkan. Appeal to Principle, pemikiran, prinsip, klaim moral sebagai argumentasi pembenar membangun berita, berupa pepatah, cerita rakyat, mitos, doktrin, ajaran, dan sejenisnya. Appeal to principle yang apriori, dogmatis, simplistik, dan monokausal nonlogis bertujuan membuat khalayak tak berdaya menyanggah argumentasi. Fokusnya, memanipulasi emosi agar mengarah ke sifat, waktu, tempat, cara tertentu, serta membuatnya tertutupkeras dari bentuk penalaran lain. Dan pada akhirnya akan didapat konsekuensi dari teks berita, yang terangkum dalam consequences. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN