Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Pertumbuhan Organisasi Perbankan Asing Di Indonesia Periode 2008-2012

(1)

SKRIPSI

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN ASING DI INDONESIA

OLEH

FEBRIZKA ARIFANY 100521157

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Pertumbuhan Organisasi Perbankan Asing Di Indonesia Periode 2008-2012.Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi S-1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga tercinta, Papa (Armanda), Mama(Marhaini) dan adik (Hardi dan Gina) yang tidak pernah berhenti untuk selalu memberikan kasih sayangnya, doa, dan dukungan untuk terus maju serta tidak pernah menyerah. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si., dan Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE, ME., dan Ibu Marhayanie, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(3)

4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE, ME selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan berupa saran kritik dan evaluasi yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi yang diajukan.

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, MSi., selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang memberikan banyak sekali ilmu yang telah diberikan serta karyawan yang telah membantu selama proses perkuliahan.

7. Sahabat-sahabatku Manajemen 2010 : Amel, Nisa dan Isma. Terima kasih telah mengisi hari-hariku selama di bangku kuliah serta dukungan dan doanya. 8. Perpustakaan USU dan Perpustakaan FE USU yang telah menyediakan semua

materi dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis sebagai manusia, sehingga penulis menerima masukan dan saran dari semua pihak yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, Oktober 2013


(4)

ABSTRAK

Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan Asing Di Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual (Value Added Capital Employed atau VACA, Value Added Human Capital atau VAHU, Structural Capital Value Added atau STVA) terhadap pertumbuhan laba (Equity Growth) pada Bank Asing di Indonesia.

Populasi dalam penelitian adalah perbankan asing selama 5 tahun periode 2008-2012 sebanyak 11 bank, dengan jumlah sampel sebanyak 10 bank. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji secara parsial (Uji-t), dengan tingkat siginfikan (α) = 5%.

Hasil pengujian hipotesis secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel VACA berpengaruh negatif dan tidak signifikan, VAHU berpengaruh positif dan signifikan dan variabel STVA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba (EG). Hasil pengujian hipotesis secara serempak (Uji-F) menunjukkan bahwa VACA, VAHU, STVA secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (EG). Koefisien determinasi (R2) dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 22.7 persen variasi dari EG dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas. Sedangkan 77.3 persen varasi dari EG dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model ini.

Kata Kunci : Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM),pertumbuhan laba (Equity Growth).


(5)

ABSTRACT

Influence Of Intellectual Capital Equity Growth Foreign Banks in Indonesia

This study aimed to determine the effect of intellectual capital (Value Added Capital Employed or VACA, Value Added or VAHU Human Capital, Structural Capital Value Added or STVA) on the growth of the organization by using variable earnings growth (EG) in the Bank foreigners in Indonesia.

The population is of foreign banks during the 5 year period 2008-2012 as many as 11 banks, with a total sample of 10 banks. The method of analysis used in this study is descriptive and analytical method is simple linear regression and multiple linear regression. Hypothesis testing is done using partial test (t-test), with siginfikan level (α) = 5 %.

Partial results of hypothesis testing (t-test) showed that the variable VACA negatif and no significant, VAHU variable positive and significant and STVA variable positive and no significant impact on EG. Simultaneous hypothesis testing results (Test - F) showed that the VACA , VAHU and STVA to show affect the EG. The coefficient of determination (R2) of the results showed that 22.7 percent of the variation of the EG is affected by the three independent variables. While 77.3 percent varasi of EG explained by other factors outside the model.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Intellectual Capital ... 8

2.1.1 Pengertian Intellectual Capital ... 8

2.1.2 Komponen Intellectual Capital ... 9

2.1.3 Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) ... 11

2.2 Teori Stakeholder ... 14

2.3 Resource Based Theory (RBT) ... 16

2.4 Pertumbuhan Laba (Equity Growth) ... 18

2.5 Penelitian Terdahulu ... 19

2.6 Kerangka Konseptual ... 21

2.7 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Batasan Operasional ... 25

3.4 Defenisi Operasional ... 26

3.4.1 Variabel Bebas(Independent Variabel) ... 26

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel) ... 28

3.5 Populasi dan Sampel ... 29

3.5.1 Populasi ... 29

3.5.2 Sampel ... 29

3.6 Jenis Data ... 31

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.8 Teknik Analisis Data ... 31

3.8.1 Analisis Deskriptif ... 31

3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... ...32

3.8.3 Pengujian Asumsi Klasik... 32

3.8.3.1 Uji Normalitas ... 33

3.8.3.2 Uji Heterokedastisitas ... 34


(7)

3.8.3.4 Uji Multikolineritas ... 35

3.8.4 Pengujian Hipotesis ... 36

3.8.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 36

3.8.4.2 Uji Parsial (Uji-t) ... 37

3.8.4.3 Uji DerterminasiR2 ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Gambaran Umum ... 39

4.1.1 Profil Bank Asing ... 39

4.1.2 Gambaran Umun Bank Asing di Indonesia ... 40

4.1.2.1 Bank Of America, N.A... 40

4.1.2.2 Bank Of China Limited ... 41

4.1.2.3 Citibank, N.A ... 42

4.1.2.4 Deutshe Bank A.G ... 43

4.1.2.5 J.P Morgan Chase Bank ... 44

4.1.2.6 Standard Cartered Bank ... 45

4.1.2.7 The Bangkok Bank Comp. Ltd ... 46

4.1.2.8 The Bank Of Tokyo Mitsubishi Ufj. Ltd ... 47

4.1.2.9 The Hongkong & Shanghai Banking Corp ... 48

4.1.2.10 The Royal Bank Of Scotland N.V ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 49

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 49

4.2.1.1 Value Added Capital Emloyed (VACA) ... 49

4.2.1.2 Value Added Human Capital (VAHU) ... 50

4.2.1.3 Structural Capital Value Added (STVA) ... 51

4.2.1.4 Value Added Intellectual Capital (VAICTM) ... 52

4.2.1.5 Pertumbuhan Laba / Equity Growth (EG) ... 54

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 55

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 55

4.2.2.2 Uji Heterodastisitas ... 58

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 60

4.2.2.4 Uji Mulkolineritas ... 61

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 61

4.2.3.1 Analisis Linier Berganda ... 61

4.3 Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Komponen Intellectual Capital (Employee Competence) Biaya Pelatihan dan Pendidikan Tertinggi pada 10 Bank Asing periode 2008-2012...

5

2.1 Penelitian Terdahulu tentang Hubungan Intellectual Capital terhadap Pertumbuhan Perusahaan...

19

3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel... 30

3.2 Daftar Nama Bank Asing di Indonesia... 30

3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi... 35

4.1 Hasil Perhitungan VACA periode 2008-2012... 50

4.2 Hasil Perhitungan VAHU periode 2008-2012... 51

4.3 Hasil Perhitungan STVA periode 2008-2012... 52

4.4 Kategori Kinerja IC (VAICTM) Industri Perbankan... 53

4.5 Hasil Perhitungan VAICTM periode 2008-2012... 53

4.6 Hasil Perhitungan Equity Growth (EG) periode 2008-2012... 54

4.7 One – Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Sebelum Transformasi) 57 4.8 One – Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Setelah Transformasi).. 58

4.9 Hasil Analisis Uji Glejser... 59

4.10 Hasil Analisis Uji Autokorelasi... 60

4.11 Hasil Analisis Uji Multikolenaritas... 61

4.12 Hasil Analisis Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Hipotesis I... 62

4.13 Hasil Analisis Uji Parsial (Uji-t) Hipotesis I... 63


(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

1.1 Grafik Pertumbuhan Laba Bank Asing di

Indonesia...

2

2.1 Model Kerangka Konseptual... 23

4.1 Histogram Dependent Variabel (EG)... 55

4.2 Normal P-Plot EG... 56


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 VAICTM Bank Asing ... 71

2 Perhitungan EG periode 2008-2012 ... 76

3 Hasil Uji Normalitas... 77

4 Hasil Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser)... 78

5 Hasil Uji Autokorelasi... 79

6 Hasil Uji Multikolineritas... 80


(11)

ABSTRAK

Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan Asing Di Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual (Value Added Capital Employed atau VACA, Value Added Human Capital atau VAHU, Structural Capital Value Added atau STVA) terhadap pertumbuhan laba (Equity Growth) pada Bank Asing di Indonesia.

Populasi dalam penelitian adalah perbankan asing selama 5 tahun periode 2008-2012 sebanyak 11 bank, dengan jumlah sampel sebanyak 10 bank. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji secara parsial (Uji-t), dengan tingkat siginfikan (α) = 5%.

Hasil pengujian hipotesis secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel VACA berpengaruh negatif dan tidak signifikan, VAHU berpengaruh positif dan signifikan dan variabel STVA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba (EG). Hasil pengujian hipotesis secara serempak (Uji-F) menunjukkan bahwa VACA, VAHU, STVA secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (EG). Koefisien determinasi (R2) dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 22.7 persen variasi dari EG dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas. Sedangkan 77.3 persen varasi dari EG dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model ini.

Kata Kunci : Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM),pertumbuhan laba (Equity Growth).


(12)

ABSTRACT

Influence Of Intellectual Capital Equity Growth Foreign Banks in Indonesia

This study aimed to determine the effect of intellectual capital (Value Added Capital Employed or VACA, Value Added or VAHU Human Capital, Structural Capital Value Added or STVA) on the growth of the organization by using variable earnings growth (EG) in the Bank foreigners in Indonesia.

The population is of foreign banks during the 5 year period 2008-2012 as many as 11 banks, with a total sample of 10 banks. The method of analysis used in this study is descriptive and analytical method is simple linear regression and multiple linear regression. Hypothesis testing is done using partial test (t-test), with siginfikan level (α) = 5 %.

Partial results of hypothesis testing (t-test) showed that the variable VACA negatif and no significant, VAHU variable positive and significant and STVA variable positive and no significant impact on EG. Simultaneous hypothesis testing results (Test - F) showed that the VACA , VAHU and STVA to show affect the EG. The coefficient of determination (R2) of the results showed that 22.7 percent of the variation of the EG is affected by the three independent variables. While 77.3 percent varasi of EG explained by other factors outside the model.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perusahaan yang ideal adalah perusahaan yang terus menerus tumbuh, tanpa mengalami penurunan satu tahun bahkan triwulan. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan peningkatan ukuran dan aktivitas perusahaan dalam jangka panjang. Pertumbuhan perusahaan merupakan harapan penting karena dapat memberikan aspek positif bagi perusahaan yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aspek permodalan dan asetnya dalam menciptakan laba untuk meningkatkan size perusahaan. Dunia usaha dan perbankan merupakan dua unsur kekuatan ekonomi yang saling tergantung dalam pengembangan usaha maupun pengembangan potensi perekonomian.

Fenomena yang terjadi adalah pertumbuhan bank di Indonesia selalu mengalami gelombang pasang surut yang dilihat dari perkembangan tingkat laba dan aktiva. Gelombang naik turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan rentang waktu yang bervariasi. Ketidakstabilan ini karena adanya ancaman globalisasi dan pasar bebas di dunia perekonomian internasional. Hal ini terlihat pada tahun 2009 yaitu pangsa kredit perbankan dalam pembiayaan perekonomian mencapai sekitar 48 persen. Oleh karena itu, penting peranan perbankan yang kuat dan sehat bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia, salah satunya peranan perbankan asing yang ada di Indonesia.

Bank Asing adalah bank umum swasta yang merupakan perwakilan (kantor cabang) dari bank induk (kantor pusat) di negara asalnya. Bank Asing


(14)

didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.13 tahun 1968. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank asing di Indonesia.Sampai saat ini, perkembangan bank asing di Indonesia berjumlah 10 bank dengan 181 kantor.

Bank memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian. Perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80% dari keseluruhan sistem keuangan yang ada. Mengingat begitu besarnya peranan perbankan dalam pembiayaan perekonomian sangat dominan di Indonesia. Maka pengambil keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja yang memadai. Rasio pertumbuhan merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur peningkatan aktivitas perusahaan dalam jangka panjang.

Ukuran pertumbuhan pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya adalah pertumbuhan laba (equity growth) yang memfokuskan kemampuan perusahaan dalam mengelola aspek permodalan dan asetnya dalam menciptakan laba untuk meningkatkan size perusahaan. Berikut akan ditampilkan grafik pertumbuhan laba (equity growth) bank asing di Indonesia dari tahun 2008-2012.

Sumber

Gambar 1.1


(15)

Dari Gambar 1.1 dapat dilihat grafik pertumbuhan laba menunjukan perkembangan yang negatif hal ini berarti laba bersih yang dimiliki oleh Bank Asing di Indonesia tidak selalu meningkat dari kenaikan rata-rata modal bank. Dari grafik tersebut dapat dilihat pada tahun 2008 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bangkok Bank, pada tahun 2009 pertumbuhan laba tertinggi tetap dimiliki oleh Bangkok Bank, sedangkan pada tahun 2010 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Standard Cartered Bank, kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bank Of China dan pada tahun 2012 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bank Of America.

Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi dunia yang begitu pesat antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa yang menyebabkan banyak perusahaan juga mengubah cara mereka menjalankan bisnis. Hal ini membuat para pelaku bisnis khususnya organisasi perbankan semakin menyadari pentingnya aset tidak berwujud berbasis pengetahuan (knowledge asset) dalam meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Bisnis berbasis pengetahuan merupakan bisnis yang dijalankan dengan lebih banyak memanfaatkan intellectual capital (IC). Dengan kata lain, pelaku bisnis harus cepat merubah strategi bisnisnya yang pada awalnya berdasarkan labor based business (bisnis berbasis tenaga kerja) ke arah knowledge based business (bisnis berbasis pengetahuan) dengan karakteristik ilmu pengetahuan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003:35).


(16)

pengetahuan. Semakin banyaknya perusahaan berbasis pengetahuan ditandai dengan adanya Indonesia MAKE Study pada tahun 2005. Indonesia MAKE Study merupakan suatu penghargaan terhadap perusahaan-perusahaan berbasis pengetahuan yang paling dikagumi di Indonesia. Pada tahun tahun 2005 yang masuk dalam nominasi hanya berjumlah 49, sekarang ini pada tahun 2011 jumlah nominator meningkat menjadi 96. Hal ini dapat menunjukkan modal intelektual sudah berkembang di Indonesia.

Menurut Pulic (1998), modal intelektual (IC) merupakan komponen penting perusahaan dalam penciptaan value added perusahaan. Value added merupakan suatu indikator pertumbuhan keberhasilan bisnis (dalam Bambang, 2012). Penciptaan nilai adalah ketika perusahaan yang berbasis pengetahuan memiliki karyawan yang mempunyai keterampilan, keahlian serta daya inovasi yang tinggi.

Sveiby (1997 dalam Suhendah, 2005) mengklasifikasikan intangibles ke dalam tiga kategori, yaitu internal structure, external structure, dan employee competence. Internal structure meliputi the organisational structure, legal parameters, sistem-sistem manual, penelitian dan pengembangan, dan perangkat lunak. External structure mencakup merk dagang dan hubungan antara pelanggan dan pemasok. Employee competence meliputi pendidikan dan pelatihan bagi staf professional yang merupakan penghasil utama pendapatan (revenues). Berikut ini akan ditampilkan komponen intellectual capital (employee competence) Biaya pelatihan dan pendidikan tertinggi pada 10 bank asing di Indonesia periode 2008-2012.


(17)

Tabel 1.1

Komponen Intellectual Capital (Employee Competence) Biaya Pelatihan dan Pendidikan Tertinggi

pada 10 Bank Asing Periode 2008-2012 (dalam Rupiah)

No Nama Bank 2009 2012

1 Bank Of America, N.A 17.405.000.000 126.126.000.000 2 Bank Of China Limited 128.221.000.000 386.246.000.000

3 Citibank, N.A 8.296.683.000.000 9.365.284.000.000

4 Deutshe Bank, A.G 2.448.033.000.000 2.463.926.000.000 5 J.P Morgan Chase Bank, N.A 423.517.000.000 37.329.000.000 6 Standard Cartered Bank 1.020.208.000.000 1.359.176.000.000 7 The Bangkok Bank Comp. Ltd 1.169.131.000.000 2.019.266.000.000 8 The Bank Of Tokyo Mitsubishi Ufj 5.452.673.000.000 8.408.478.000.000 9 The Hongk & Shangh Banking Corp. 1.360.618,000.000 4.072.049.000.000 10 The Royal Bank Of Scotland N.V. 1.231.970.000.000 1.173.124.000.000

Sumber :

Tabel 1.1 pendidikan dan pelatihan merupakan employee competence salah satu komponen dari intellectual capital. Bank Asing mengeluarkan biaya pendidikan dan pelatihan untuk mendidik dan melatih para karyawan bank agar dapat menggunakan kemampuan dan keahliannya untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan serta menjaga kualitas sumber daya manusia yang tinggi serta mampu mengantisipasi perubahan yang ada dengan cepat untuk dapat memenuhi tantangan dari kondisi perekonomian saat ini. Pengeluaran biaya pendidikan dan pelatihan tertinggi dimiliki oleh Citibank. Berdasarkan laporan tahunan 2010 Citibank memberikan pendidikan dan pelatihan berupa pelatihan internal dan eksternal. Pelatihan internal meliputi keterampilan teknis perbankan, dan pelatihan penjejangan karyawan, dan pelatihan eksternal yang meliputi seminar, workshop, dan pelatihan sejenis lainnya yang bersifat menambah wawasan serta kompetensi.


(18)

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel yaitu, variabel independen ialah komponen VAICTM yaitu value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU) dan structural capital value added (STVA). Variabel dependen yang digunakan ialah pertumbuhan perusahaan yaitu rasio pertumbuhan laba(EG) yang merujuk pada penelitian Solikhah et al. (2010) penelitian Adityas Wicaksana (2011), dan Bambang Parto Kusumo (2012).

Berdasarkan fenomena gap yang terjadi, maka menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Modal Intelektual terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan Asing di Indonesia”. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkofirmasikan dan menguatkan hasil penelitian serta memberikan bukti empiris yang lebih kuat dalam teori IC dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba perbankan asing di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena gap yang telah diuraikan pada latar belakang sebelumnya, maka perumusan masalah penelitian ini adalah apakah komponen VAICTM yaitu value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added (STVA) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (EG) perbankan asing di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh komponen VAICTM yaitu value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural


(19)

capital value added (STVA) terhadap pertumbuhan laba (EG) perbankan asing di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang intellectual capital terhadap pertumbuhan organisasi perbankan asing di Indonesia.

2. Bagi Manajer Perusahaan

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan informasi dan pedoman untuk mengembangkan value creation bagi perusahaan dengan menggunakan intellectual capital.

3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan memberikan kejelasan dari teori-teori mengenai kinerja intellectual capital dan seberapa besar pengaruhnya dalam meningkatkan nilai perusahaan (value added).

4. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan memberi informasi dan referensi bagi peneliti di masa yang akan datang.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital

2.1.1 Pengertian Intellectual Capital

Modal intelektual (IC) merupakan salah satu sumber daya yang di miliki oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Modal intelektual (IC) seringkali menjadi faktor penentu utama perolehan laba suatu perusahaan. Sebuah perusahaan dapat mengetahui penilaian pasar dengan menggunakan metode pengukuran Value Added Intellectual Capital (VAIC™), yaitu dengan melihat kemampuan intelektual yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan nilai yang dimiliki perusahaan tersebut.

Menurut Stewart (1997) adalah sebuah konsep modal yang merujuk pada modal tidak berwujud yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan. Namun, menurut Bontis et. al. (2000) dalam Ulum (2008) menyatakan bahwa pada umumnya para peneliti membagi IC menjadi tiga komponen, yaitu : Human Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Capital Employed (CE). Selanjutnya menurut (Bontis et al. 2000), secara sederhana HC mencerminkan individual knowledge stock suatu organisasi yang dipresentasikan oleh karyawannya. HC ini termasuk kompetensi, komitmen dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Lebih lanjut (Bontis et al, 2000) menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge


(21)

dalam organisasi. Termasuk dalam SC adalah database, organizational chart, process manual, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya. Sedangkan CE adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customerrelationship.

Dapat disimpulkan bahwa modal intelektual (IC) merupakan suatu konsep penting yang dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan dan mendeskripsikan aset tak berwujud yang jika digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien. Dengan demikian modal intelektual merupakan pengetahuan yang memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan memberikan kontribusi pada keunggulan kompetitif perusahaan.

2.1.2 Komponen Intellectual Capital 1. Human Capital

Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah tercipta sumber inovasi dan kemajuan suatu perusahaan, tetapi modal manusia merupakan komponen intellectual capital yang sulit diukur. Human Capital merupakan tempat sumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi, dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human Capital merupakan kemampuan perusahaan secara kolektif untuk menghasilkan solusi yang terbaik berdasarkan penguasaan pengetahuan dan teknologi dari sumber daya manusia yang dimilikinya.


(22)

Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Menurut Bontis, et.al, (2000), HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. Human capital ini yang nantinya akan mendukung structural capital dan capital employed ( dalam Ulum, 2008).

2. Structural Capital / Organizational Capital

Structural Capital merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang berkaitan dengan usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual perusahaan yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang individu memiliki intelektualitas yang tinggi, tetapi jika perusahaan memiliki sistem operasi dan prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Menurut Bontis, et.al., (2000), Structural Capital meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Dalam hal ini termasuk adalah database, organisational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya dalam (dalam Ulum, 2008).


(23)

3. Relational Capital / Costumer Capital

Elemen ini merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai nyata bagi perusahaan. Relational capital merupakan hubungan harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan pihak di luar perusahaan. Baik yang berasal dari para pemasok yang berkualitas, pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan, hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun kerjasama rekan bisnis. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan dalam meningkatkan kerjasama bisnis yang dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan.

2.1.3 Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)

Sama halnya seperti definisi intellectual capital, sampai dengan saat ini belum terdapat kesamaan pendapat diantara para peneliti mengenai komponen modal intelektual (intellectual capital). Banyak peneliti luar negeri yang telah melakukan penelitian dalam pengukuran komponen modal intelektual, baik secara literatur maupun penerapan langsung pada perusahaan.

VAICTM merupakan metode yang dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi mengenai value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Menurut Pulic (1998), VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan


(24)

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation) (dalam Ulum, 2008).

Selain itu, VAIC™ juga merupakan alat manajemen pengendalian yang memungkinkan organisasi untuk memonitor dan mengukur kinerja intellectual capital dari suatu perusahaan. VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Nilai output (OUT) mempresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk dijua di pasar, sedangkan input (IN) meliputi seluruh beban yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam rangka menghasilkan revenue. Menurut (Tan et al, 2007), hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan tidak termasuk dalam IN. Beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN karena karyawan berperan penting dalam proses penciptaan nilai (value creation) yang tidak dihitung sebagai biaya (cost) (dalam Ulum, 2008).

Komponen utama dari VAICTM yang dikembangkan Pulic tersebut dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA – Value Added Capital Employed), human capital (VAHU – Value Added Human Capital), dan structural capital (STVA – Structural Capital Value Added).

1. Value Added Capital Employed (VACA)

VACA adalah indikator untuk value added yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital terhadap value added perusahaan. VACA adalah perbandingan antara value added (VA) dengan model fisik yang bekerja (CA). Dalam proses penciptaan nilai, intelektual potensial yang direpresentasikan dalam biaya karyawan tidak dihitung sebagai biaya (input). Pulic mengasumsikan bahwa


(25)

jika satu unit dari CA menghasilkan return yang lebih besar pada sebuah perusahaan, berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CA (dana yang tersedia) (Tan et al., 2007:79 dalam Ulum 2008).

2. Value Added Human Capital (VAHU)

VAHU mengindikasikan berapa banyak Value Added (VA) dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja pegawai (Tan et al., 2007:79 dalam Ulum 2008). Human capital merepresentasikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal pengetahuan individu organisasi yang dipresentasikan oleh karyawannya sebagai aset strategic perusahaan karena pengetahuan yang mereka miliki. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan.

Berdasarkan konsep RBT, agar dapat bersaing perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Selain itu, perusahaan harus dapat mengelola sumber daya yang berkualitas tersebut dengan maksimal sehingga dapat menciptakan value added dan keunggulan kompetitif perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

3. Structural Capital Value Added (STVA)

Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi modal struktural yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari value added perusahaan. Dalam model yang dikembangkan Pulic ini, STVA dihitung dengan membagi structural capital (SC) dengan value added (VA). Dalam model Pulic, SC diperoleh dari VA dikurangi dengan HC. STVA menunjukkan kontribusi modal struktural dalam penciptaan nilai semakin kecil kontribusi HC dalam


(26)

penciptaan nilai maka akan semakin besar kontribusi SC (Tan et al., 2007:80 dalam Ulum, 2008).

2.2Teori Stakeholder

Menurut Fontaine et al, (2006), teori stakeholder merupakan manajemen organisasi yang diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka (sebagai contoh, melalui polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan, dan lain-lain) bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi (dalam Adityas, 2011).

Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-aktifitas mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder. Pada kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan hubungan mereka (Fontaine et al, 2006 dalam Adityas, 2011).


(27)

Menurut Guthrie et al. (2006) dalam Ulum (2009:5), laporan keuangan merupakan cara yang paling efisien bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan kelompok stakeholder yang dianggap memiliki ketertarikan dalam pengendalian aspek-aspek strategis tertentu dari organisasi. Content analysis atas pengungkapan intellectual capital dapat digunakan untuk menentukan apakah benar-benar terjadi komunikasi tersebut.

Dalam konteks untuk menjelaskan hubungan VAIC™ dengan kinerja keuangan perusahaan, teori stakeholder harus dipandang dari kedua bidangnya, baik bidang etika (moral) maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumen bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder.

Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka itu artinya manajer telah memenuhi aspek etika dari teori ini. Penciptaan nilai (value cretion) dalam konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value added bagi perusahaan (dalam hal ini disebut dengan VAIC™) yang kemudian dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder.

Bidang manajerial dari teori stakeholder berpendapat bahwa kekuatan stakeholder untuk mempengaruhi manajemen korporasi harus dipandang sebagai


(28)

fungsi dari tingkat pengendalian stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Ulum, 2009:6). Ketika para stakeholder berupaya untuk mengendalikan sumber daya organisasi, maka orientasinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Kesejahteraan tersebut diwujudkan dengan semakin tingginya return yang dihasilkan oleh organisasi.

Dalam konteks ini, para stakeholder berkepentingan untuk mempengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi. Karena hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi akan dapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam mengintervensi manajemen.

2.3Resourse Based Theory (RBT)

Resources Based Theory (RBT) dipelopori oleh Penrose (1959), mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan bersifat heterogen, tidak homogen, dan jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Asumsi RBT yaitu bagaimana sumber daya dapat secara umum didefinisikan untuk memasukkan aset, proses organisasi, atribut perusahaan, informasi, atau pengetahuan yang dikendalikan oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk memahami dan menerapkan strategi mereka (dalam Fahmi, 2010). Sumber daya diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:


(29)

1. Modal sumber daya fisik (teknologi, pabrik, dan peralatan),

2. Modal sumber daya manusia (pelatihan, pengalaman, wawasan), dan 3. Modal sumber daya organisasi (struktur formal).

Selain itu, sumber daya harus memenuhi kriteria-kriteria tersebut di bawah ini agar dapat memberikan keunggulan kompetitif dan kinerja yang berkelanjutan. Kriterianya sebagai berikut:

1. Sumber daya yang unik secara fisik.

2. Sumber daya yang memerlukan waktu lama dan biaya yang besar untuk memperolehnya.

3. Sumber daya unik yang sulit dimiliki dan dimanfaatkan oleh pesaing.

4. Sumber daya yang memerluhkan investasi modal yang besar untuk mendapatkan serta membangun kapasitas produksi dalam skala ekonomis.

Melalui penjelasan tersebut menurut resources-based theory, intellectual capital memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat menciptakan value added bagi perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa penting untuk mengelola intellectual capital yang dimiliki. Apabila perusahaan dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, maka perusahaan tersebut akan memiliki suatu value added yang dapat memberikan suatu karateristik tersendiri.

Oleh karena itu, dengan adanya karateristik yang dimiliki, perusahaan mampu mencapai keunggulan kompetitif yang nantinya hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Dan perusahaan pastinya akan mendapatkan nilai tambah yang berupa peningkatan kinerja perusahaan.


(30)

2.4 Pertumbuhan Laba (Equity Growth)

Menurut Chen et al., (2000) menyatakan tingkat pertumbuhan dapat dinilai dari beberapa segi, diantaranya adalah peningkatan aktiva maupun peningkatan laba. Peningkatan pendapatan biasanya merupakan sinyal bagi perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang (dalam Adityas, 2011).

Laba bersih merupakan pendapatan perusahaan setelah dikurangi bunga dan pajak. Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka profitabilitas perusahaan akan meningkat. Pertumbuhan laba menunjukkan pertumbuhan per tahun terhadap pengembalian investasi. Semakin tinggi tingkat pengembalian investasi maka semakin rendah kebutuhan dana eksternal (hutang), sehingga semakin rendah pula struktur modalnya. Tingkat pengembalian yang tinggi digunakan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal, sehingga menggunakan hutang yang relatif kecil.

Peningkatan laba yang diikuti peningkatan aktivitas berarti perusahaan telah bekerja secara efisien untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dari operasionalnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik bagi keberhasilan manajemen dan operasionalnya.

Suatu perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dari operasional perusahaannya, karena laba merupakan salah satu indikator utama bagi keberhasilan manajemen dan operasional suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik dan menambah kepercayaan investor pada perusahaan.


(31)

2.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti menggunakan VAICTM, pertumbuhan perusahaan dan faktor – faktor yang mempengaruhinya telah dilakukan para peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian tersebut sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu tentang Hubungan Intellectual Capital terhadap Pertumbuhan Perusahaan

No Peneliti (Tahun)

Variabel Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian 1. Ulum et al.

(2008)

Variabel terikat:

• Kinerja keuangan

(ROE, ROA, ATO, GR ) Variabel bebas:

• IC (VAIC™)

• Sampel: Bank di Indonesia tahun 2004-2006.

• Alat analisis: Partial Least

Square (PLS)

• VAIC™ secara agregrat berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan masa depan • Rata-rata pertumbuhan IC tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. 2. Solikhah et

al. (2010)

Variabel terikat: • Kinerja keuangan (PERF, CAR, DER, ATO, ROI, ROE). • Pertumbuhan perusahaan (AG,EG).

• Nilai pasar (PBV, PER). Variabel bebas:

• IC (VAIC™)

dan jenis perusahaan.

• Sampel: Perusahaan manufaktur di BEI yang terdaftar dari 2006-2008.

• Alat analisis: Partial Least Square (PLS)

• VAIC™ secara agregrat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan, namun tidak mempengaruhi harga pasar perusahaan. • Kinerja Intellectual Capital berbeda dilihat dari jenis industri.


(32)

No Peneliti (Tahun)

Variabel Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian 3. Diez etal.

(2010)

Variabel terikat:

Value creation (proksi dengan sales growth). Variabel bebas:

• IC (VAIC™).

• Sampel: Perusahaan industri, jasa, kontruksi

dengan staf 25 orang atau lebih

• Alat analisis: Regresi.

• Ada korelasi

positif antara human capital dan structural capital dengan value creation (diproksi

dengan sales growth).

4. Wahdikorin (2010)

Variabel terikat:

Value creation (proksi dengan sales growth). Variabel bebas:

• IC (VAIC™).

• Sampel: Perusahaan perbankan di BEI dari 2007-2009

• Alat analisis: Regresi

• VAIC™ secara agregrat

berpengaruh signifikan

negatif terhadap CTA dan tidak berpengaruh terhadap ROA.

• Jenis bank tidak berpengaruh terhadap ROA dan CTA

5. Maditinos et al (2011)

Variabel terikat:

• Kinerja keuangan

(ROA, ROE, Growth).

• Nilai pasar

perusahaan

(market to

book value ratio).

Variabel bebas:

• IC (VAIC™).

• Sampel: 46 perusahaan dari empat sektor industri di Bursa Efek Yunani yang terdaftar dari 2006-2008.

• Alat analisis: Regresi.

• Hampir tidak

ada bukti statistik relevan yang menunjukkan pengaruh VAIC™ atas kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan, kecuali terdapat hubungan signifikan antara efisiensi human capital dengan kinerja keuangan.

6. Adityas Wicaksana (2011) Variabel terikat: • Pertumbuhan perusahaan (AG,EG). • Sampel: Perusahaan perbankan di BEI yang terdaftar pada

• VAIC™ secara agregrat

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan


(33)

No Peneliti (Tahun)

Variabel Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

• Nilai pasar (PBV, PER). Variabel bebas: IC (VAIC™).

tahun 2009 dan 2010

• Alat analisis: Partial Least

Square (PLS)

perusahaan, dan nilai pasar perusahaan.

7. Bambang Parto Kusumo (2012) Variabel terikat: • Kinerja keuangan (PERF, CAR, DER, ATO, ROI, ROE). • Pertumbuhan perusahaan (AG,EG).

• Nilai pasar (PBV, PER). Variabel bebas:

• IC (VAIC™), ROGIC.

• Sampel : Perusahaan manufaktur, jasa, dagang dan property listed dan go public di BEI serta ICMD 2006-2009.

• Alat analisis: Partial Least Square (PLS)

• VAIC™ secara agregrat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar perusahaan.

• ROGIC secara agregrat positif terhadap kinerja keuangan pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar perusahaan.

Sumber: Data sekunder yang telah diolah, (2013) Keterangan:

ATO : Asset Turn Over CAR : Capital Adequacy Ratio CTA : Cost to Asset

DER : Debt EquityRatio ROA : Return onAsset ROE : Return on Earning ROI : Return on Investment PERF : Company’s Performance PBV : Price to Book Value PER : Price to EquityRatio AG : Asset Growth


(34)

2.6 Kerangka Konseptual

Menurut Kor dan Mahoney, (2004), Resource Based Theory (RBT) merupakan perbedaan sumber daya dan kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan memberikan keuntungan kompetitif (dalam Adityas, 2011). Resource Based Theory (RBT) mengasumsikan bagaimana perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan perusahaan. Pengelolaan intellectual capital (IC) sangat berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sehingga perusahaan dapat tetap bertumbuh dan meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga intellectual capital (IC) dapat dikatakan sebagai aset tak berwujud yang mempunyai dampak signifikan pada kinerja dan semua keberhasilan dalam bisnis. Penelitian tentang hubungan antara intellectual capital (IC) dengan pertumbuhan perusahahaan pernah dilakukan oleh Solikhah (2010). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa modal intelektual memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual penelitian ini menegaskan pengaruh komponen intellectual capital (VAIC™) yaitu value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added (STVA) terhadap pertumbuhan laba (EG) adalah sebagai berikut:


(35)

Variabel independen (X)

Variabel dependen (Y)

Sumber: Solikhah et,. al 2010 (Data diolah) Gambar 2.1

Model Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini mencoba mencari hubungan antara komponen intellectual capital (VAIC™) yaitu value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added (STVA) terhadap pertumbuhan laba (EG). Dalam pengembangan hipotesis yang akan dikemukakan pada bagian selanjutnya, dikemukakan suatu hipotesis yang mengandaikan bahwa terdapat hubungan positif antara komponen intellectual capital (VAIC™) yaitu value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added (STVA) terhadap pertumbuhan laba (EG). Intellectual capital akan diukur dengan menggunakan metode VAIC™ dengan tiga indikator yaitu Value Added Human Capital (VAHU), Value Added Capital Employed (VACA), dan Structural Capital Value Added (STVA). Pertumbuhan laba akan diukur dengan menggunakan indikator Equity Growth (EG).

Intellectual Capital (IC)

Value Added Capital Employed (VACA) (X1)

Value Added Human Capital (VAHU) (X2)

Structural Capital Value Added (STVA) (X3)

Pertumbuhan Laba Equity Growth


(36)

2.7 Hipotesis

Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Uma Sekaran, 2007:164). Berdasarkan perumusan masalah dan konseptual sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: 1. Value Added Human Capital (VAHU), Value Added Capital Employed

(VACA) dan Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (EG) pada perbankan asing di Indonesia.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sebab akibat (causal research), yaitu untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Uma Sekaran 2007:164).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Bank Indonesia melalui media internet seperti

situs resmiwebsite masing-masing Bank Asing serta

website lain yang sebagai data pendukung. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 sampai bulan Oktober 2013.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 bagian, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variabel), yaitu Intellectual Capital (IC) dengan indikator Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA).

2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu pertumbuhan perusahaan dengan indikator pertumbuhan laba (EG).


(38)

b) Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah Bank Asing di Indonesia. c) Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan

periode 2008-2012.

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Bebas (Independent Variabel) 1. Intellectual Capital (IC)

Kinerja IC diukur dengan menggunakan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM). Formulasi dan tahapan perhitungan nilai VAICTM adalah sebagai berikut:

a. Value Added (VA)

Tahap pertama dengan menghitung Value Added (VA). VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut :

VA = OUT – IN Dimana:

VA : Value Added (selisih antara output dan input) OUT : Total penjualan dan pendapatan lain

IN : Beban (beban bungan dan beban operasional, biaya lain-lain) selain beban karyawan


(39)

b. Value Added Capital Employed (VACA)

Tahap yang kedua yaitu dengan menghitung Value Added Capital Employed (VACA) yang merupakan perbandingan value added (VA) dengan capital employed (CE).

VACA = VA/CE Dimana:

VACA : Value Added Capital Employed VA : Value added

CE : Capital Employed , dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)

c. Value Added Human Capital

Tahap ketiga yaitu dengan menghitung Value Added Human Capital (VAHU). VAHU adalah perbandingan antara value added (VA) dengan human capital (HC).

VAHU = VA/HC Dimana :

VAHU : Value Added Human Capital VA : Value Added

HC : Human Capital (beban karyawan terdiri dari gaji dan tunjangan)

d. Structural Capital Value Added (STVA)

Tahap keempat yaitu menghitung Structural Capital Value Added (STVA) yang merupakan rasio SC terhadap VA.


(40)

Dimana:

STVA = Structural Capital Value Added SC = Structural Capital (VA – HC) VA = Value Added

e. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)

Tahap kelima yaitu menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang mengindikasikan kemampuan intellectual capital organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Perfomance Indikator). (VAICTM) merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya yaitu : VACA, VAHU, dan STVA.

VAICTM = VACA + VAHU + STVA Keterangan:

VAICTM = Value Added Intellectual Coefficient VACA = Value Added Capital Employed VAHU = Value Added Human Capital STVA = Structural Capital Value Added

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba (EG) yang merupakan penciptaan nilai yang diperoleh atas pengelolaan modal intelektual.


(41)

Pertumbuhan laba adalah membandingkan pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi laba periode sebelumnya . Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Laba tahun ke t - Laba tahun ke t-1 Pertumbuhan Laba (EG) =

Laba tahun ke t-1

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut (Uma Sekaran, 2007:241), populasi adalah kelompok yang lengkap, yang biasanya terdiri dari orang, objek, peristiwa atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan asing yang ada di Indonesia selama periode 2008-2012, yang berjumlah 11 bank.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) atau subkelompok dari populasi (Uma Sekaran, 2007:241). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode ”purpose sampling”. Purpose sampling adalah teknik penentuan sample dengan menggunakan kriteria (pertimbangan) tertentu (Uma Sekaran, 2005:79). Adapun kriteria penarikan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:


(42)

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel

No. Keterangan Total

1 Jumlah Bank Asing yang terdaftar di Bank Indonesia. 11 2 Bank Asing yang tidak menerbitkan laporan keuangan

di Bank Indonesia. (1)

3 Jumlah sampel yang digunakan 10

Sumber :

Berdasarkan metode tersebut, maka sampel yang digunakan adalah 10 perusahaan perbankan asing yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dengan periode penelitian selama 5 tahun (dalam tahun) mulai tahun 2008 – 2012, sehingga jumlah data penelitian ini diperoleh sebanyak 10 x 5 = 50 data pengamatan.

Sesuai dengan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan berjumlah 10 bank adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Daftar Nama Bank Asing di Indonesia

No Daftar Bank Asing di Indonesia

1 Bank Of America, N.A 2 Bank Of China Limited 3 Citibank, N.A

4 Deutshe Bank, A.G

5 J.P Morgan Chase Bank, N.A 6 Standard Cartered Bank 7 The Bangkok Bank Comp. Ltd

8 The Bank Of Tokyo Mitsubishi Ufj Ltd 9 The Hongkong & Shanghai Banking Corp. 10 The Royal Bank Of Scotland N.V.

Sumbe

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan


(43)

telah dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 200:127). Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan tahunan yang berasal dari hasil publikasi Bank Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2012, website Bank Asing, buku-buku refrensi, internet, jurnal dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai literatur, jurnal, buku-buku refrensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan tahunan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan website masing-masing Bank Asing.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis statistik. Berikut langkah yang dilakukan dalam analisis tersebut masing-masing akan dijelaskan di bawah ini.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini, dengan melihat gambaran dari data-data yang ada, maka akan diperoleh


(44)

informasi yang jelas mengenai pengaruh intellectual capital terhadap pertumbuhan organisasi perbankan asing di Indonesia.

3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui hubungan antara VACA, VAHU dan STVA terhadap pertumbuhan laba (EG) maka penelitian ini juga menggunakan analisis linier berganda. Analisis linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Dalam analisis regresi linear berganda, pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan apakah model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y1 = α + β1VACA + β2VAHU + β3STVA + e Keterangan:

Y1 = Pertumbuhan laba (EG)

α = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel

VACA = Value added capital employed

VAHU = Value added human capital STVA = Structural capital value added

e = Standart error

3.8.3 Pengujian Asumsi Klasik

Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:


(45)

3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis.

Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram dengan kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk seperti lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dari gambar kurva Normal Probability Plot (Situmorang et al., 2008:56). Uji ini juga dilakukan melalui analisis One sample Kolmogrov-Smirnov.

Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = data residual berdistribusi normal

Ha = data rasidual tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi

normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) < taraf nyata (α), maka H0


(46)

3.8.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Asumsi Heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokesdastisitas Salah satu uji untuk mengetahui heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar (scatter plot) (Situmorang et al., 2008:68). Dasar analisis untuk pengambial keputusan adalah :

1. Jika terlihat titik-titik membentuk sebuah pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas.

2. Jika terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi > dari taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heterokedastisitas, dan begitu sebaliknya.

3.8.3.3 Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik


(47)

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson test (Situmorang et al., 2008:78).

Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Jika Keputusan

Tidak ada autokorelasi positif 0<DW<dL Ditolak

Tidak ada autokorelasi positif DL< DW < dU No decision

Tidak ada autokorelasi negatif 4-dL< DW < 4 Ditolak

Tidak ada autokorelasi negatif 4-dU < DW < 4-dL No decision

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif dU < DW < 4-dU Tidak ditolak

Sumber: (Situmorang et al., 2008) Keterangan:

dL = Batas bawah

dU = Batas Atas

3.8.3.4 Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor) dengan ketentuan yaitu:

1. Jika tolerance value < 0.1 atau VIF > 5, maka terjadi multikolinearitas. 2. Jika tolerance value > 0.1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.


(48)

3.8.4 Pengujian Hipotesis

3.8.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel variabel dependen. Uji-F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho :b1 = b2 =b3 =0 artinya, intellectual capital secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan pada perbankan asing di Indonesia.

2. H1 : minimal satu b1 ≠ 0 artinya, intellectual capital secara serempak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan pada perbankan asing di Indonesia.

Bentuk pengujian dengan tingkat signifikan (α = 0.05) sebagai berikut: 1. Ho diterima, jika nilai sig. t > 0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. H1 diterima, jika sig. t < 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Selanjutnya membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel . Uji F

penelitian ini dilakukan menggunakan uji statistik t (2 arah) dengan (α/2=0.025). Adapun kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:

1. Ho diterima atau H1 ditolak, jika Fhitung >Ftabel maka variabel bebas secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

2. H1 diterima atau Ho ditolak, jika Fhitung >Ftabel maka variabel bebas secara


(49)

3.8.4.2 Uji t (Uji Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui setiap variabel independen apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.. Bentuk pengujiannya sebagai berikut:

Ho : bi = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

H1 : bi ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.

Bentuk pengujian dengan tingkat signifikan (α = 0.05) sebagai berikut: 1. Ho diterima, jika nilai sig. t > 0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. H1 diterima, jika sig. t < 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Selanjutnya membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel . Uji t penelitian

ini dilakukan menggunakan uji statistik t (2 arah) dengan (α/2=0.025). Adapun kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:

1. Ho diterima atau H1 ditolak, jika thitung < ttabel maka variabel bebas secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

2. H1 diterima atau Ho ditolak, jika thitung > ttabel maka variabel bebas secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 3.8.4.3 Uji Determinasi (R2)

Uji determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemanapun model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai


(50)

koefisien determinasi R2 antara nol dan satu. Jika R2 kecil menunjukkan bahwa variabel independen hanya dapat menjelaskan secara kecil terhadap variabel dependen. Semakin R2 besar nilai mendekati satu maka variabel independen

memiliki hampir semua informasi untuk menjelaskan variabel dependen.

Kelemahan dari penggunaan koefisien determinasi ini adalah adanya bias pada jumlah variabel independen yang ada pada model. Setiap penambahan variabel independen maka R2 akan meningkat apakah variabel independen tersebut signifikan atau tidak. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan adjusted R 2 yang banyak dianjurkan peneliti.

Dengan menggunakan nilai adjusted R2 dapat dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan, nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun dikehendaki harus bernilai positif.


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Profil Bank Asing di Indonesia

Keberadaan kantor cabang bank asing di Indonesia telah melalui proses sejarah yang panjang. Secara singkat, salah satu alasan bank asing diperbolehkan beroperasi di Indonesia yaitu agar bank asing dapat ikut serta memperlancar masuknya investasi asing dan penyelenggaraan ekspor dan impor di Indonesia, pengembangan industri dan produksi dalam negeri serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan produktivitas bagi potensi-potensi nasional.

Berdasarkan UU Perbankan dan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1968 tentang Bank Asing. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut antara lain ditetapkan bahwa bank asing yang berusaha dalam bidang bank umum hanya dapat didirikan dalam bentuk kantor cabang dari bank yang sudah ada di luar negeri atau merupakan bank campuran antara bank asing dan bank nasional yang berbadan hukum Indonesia, dan bank campuran tersebut harus berbentuk perseroan terbatas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut 11 bank asing mendapatkan izin untuk berusaha di Indonesia yang terdiri dari 10 kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri dan satu bank campuran.

Perbedaan utama antara bank asing dan bank campuran adalah pada bentuk hukumnya. Bank asing tetap berbadan hukum mengikuti kantor pusatnya di luar negeri dan merupakan bagian penting dari organisasi kantor pusatnya. Konsekuensinya, segala kebijakan keuangan bank asing sangat tergantung dari


(52)

kantor pusatnya, dan pada umumnya penyaluran kredit diberikan kepada perusahaan-perusahaan besar seperti juga yang terjadi pada bank asing di Indonesia yang penyaluran kreditnya cenderung pada perusahaan multinasional yang juga mendapat pembiayaan dari kantor pusatnya. Sementara itu, bank campuran berbadan hukum lokal di Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas dan secara hukum merupakan bagianyang terpisah dari kantor induknya.

Peranan bank asing dalam kegiatan perdagangan luar negeri cukup bervariasi dan tinggi. Bank asing memiliki fungsi intermediasi yang berbeda dari bank lain yaitu metode pembiayaan dan pembayaran perdagangan yang bersifat multinasional. Metode pembiayaan yang digunakan adalah penyaluran kredit perdagangan luar negeri oleh bank asing, sedangkan cara pembayaran adalah mentransfer dana perdagangan luar negeri.

4.1.2 Gambaran Umum Bank Asing di Indonesia 4.1.2.1 Bank Of America, N.A

Bank of America (BOA), merupakan salah satu bank tertua di Indonesia sejak tahun 1863. Bank of America (BOA) mempunyai cabang yang berlokasi di Jakarta dan sepenuhnya milik dari Bank of America yang berkantor pusat di Charlotte, Amerika Serikat. Bank of America (BOA) memiliki posisi solid untuk mencapai pertumbuhan melalui berbagai kesempatan di berbagai pasar terbaik dan penuh keragaman di dunia. Salah satu tujuan Bank of America yaitu turut berperan dalam meningkatkan keuangan pelanggannya, agar dapat melakukan bisnis lebih baik lagi. Baik dengan melayani pelanggannya sendiri dan klien yaitu dengan cara memberikan solusi keuangan kepada pelanggan dan kliennya.


(53)

Visi :

Menjadi bank yang unggul di dunia dan berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Misi :

Menyediakan berbagai produk dan jasa bagi konsumen individu, pasar bisnis kecil dan menengah, investor perusahaan, dan pemerintah di Indonesia dan perbankan internasional dan keuangan serta memberikan layanan terbaik bagi nasabah di Indonesia.

4.1.2.2 Bank Of China Limited

Bank Of China Limited (BOC) Jakarta diaktifkan kembali berdasarkan Surat Gubernur Bank Indonesia No. 5/1/KEP.GBI/2003 tertanggal 13 Januari 2003 mengenai ijin mengaktifkan kembali Kantor Cabang dari Bank Of China di Jakarta. BOC Jakarta kembali berkiprah di perbankan Indonesia setelah absen selama hampir 40 tahun. BOC Jakarta akan memusatkan pada penguatan transformasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat mekanisme manajemen operasional untuk meningkatkan efisiensi manajemen, mempercepat pembangunan smart-bank untuk meningkatkan pengalaman nasabah dan memperkuat manajemen risiko untuk meningkatkan perkembangan kualitasnya, sehingga mempercepat pembangunan grup perbankan multinasional yang terkemuka.

Visi:

Menjadi salah satu bank asing terbaik yang mendapatkan rasa hormat dari nasabah, kepercayaan publik, dan pengakuan dari lembaga regulasi.


(54)

Misi:

Untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan sehat, menyediakan produk-produk yang inovatif dan jasa yang dapat dipercaya, dan juga memberikan kontribusi yang lebih besar untuk perkembangan ekonomi Indonesia melalui pembentukan suatu tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan melaksanakan nilai-nilai perusahaan.

1.1.2.3Citibank, N.A

Citibank Indonesia didirikan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. D.15.6.1.4.23 tanggal 14 Juni 1968 untuk melakukan kegiatan bank umum dan aktivitas devisa. Citibank Indonesia merupakan bagian dari Citibank, N.A. New York (Kantor Pusat). Pada tanggal 1 Juli 1976 melalui Surat Bank Indonesia No. 9/376/UPPB/PBD, diperoleh persetujuan untuk mengubah nama dari “First National City Bank, Jakarta Branch menjadi “Citibank, National Association (Citibank, N.A.) Jakarta Branch”.

Visi:

Menjadi bank yang paling dikagumi dan menjadi Corporate Citizen din negara Indonesia dengan memberikan solusi yang inovatif, bertanggung jawab dan terfokus kepada klien dengan tim terbaik di industri.

Misi:

Bekerja tanpa mengenal lelah untuk melayani individu, masyarakat, lembaga dan negara. Dengan 200 tahun pengalaman menghadapi tantangan terberat dunia dan menangkap peluang terbaik, kami berusaha untuk menciptakan hasil terbaik bagi nasabah kami dengan solusi finansial yang sederhana, kreatif


(55)

dan bertanggung jawab. Sebuah lembaga menghubungkan lebih dari 1.000 kota, 160 negara dan jutaan orang.

4.1.2.4 Deutshe Bank, A.G

Deutsche Bank merupakan investment bank global yang terkemuka dengan waralaba nasabah individu dan menghasilkan laba yang kuat. Sebagai pemimpin di Jerman dan Eropa, bank terus berkembang di Amerika Utara, Asia dan pasar berkembang utama lainnya. Dengan 77.053 karyawan di 72 negara, Deutsche Bank menawarkan layanan keuangan yang tidak tertandingi di dunia. Bank berkompetisi untuk menjadi penyedia solusi keuangan global terkemuka bagi nasabah yang penuh tuntutan dan menciptakan nilai yang sangat tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat.

Aktivitas Global Markets di Indonesia terutama melibatkan penjualan, perdagangan dan strukturisasi rangkaian produk pasar keuangan yang luas, termasuk surat berharga pemerintah dan obligasi korporasi, derivatif overthe- counter (OTC), valuta asing dan instrumen pasar uang. Bank bertujuan untuk mempertahankan posisinya yang memimpin dalam pasar pendapatan tetap dan membantu mengembangkan pasar hutang lokal, khususnya dalam hal mengembangkan kurva imbal hasil yang dapat diandalkan untuk membantu memperpanjang durasi debt market.

Visi:

Menjadi Bank kompetisi yang menyediakan solusi keuangan global terkemuka bagi nasabah yang penuh tuntutan dan menciptakan nilai yang sangat tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat.


(56)

Misi:

Menyediakan jasa kepada klien untuk solusi manajemen kas dan pengolahan transaksi bagi perusahaan dan institusi keuangan serta menyediakan klien dengan konsep saran yang komprehensif untuk manajemen aset, investasi dan optimalisasi pinjaman serta manajemen risiko untuk forex dan suku bunga.

4.1.2.5 J.P Morgan Chase Bank, N.A

JP Morgan Chase Bank, N.A. Jakarta yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat .Dalam menjalankan bisnisnya, JP Morgan Chase Bank, N.A. Jakarta fokus terhadap nasabah korporasi di bawah fungsi Global Corporate Banking yang bertugas membantu dalam hal penyediaan dana dan pengembangan bisnis bagi para nasabah.

Aktivitas Utama JP Morgan Chase Bank, N.A. Jakarta sebagai Bank Umum & Devisa, kegiatan utama operasional bank meliputi penghimpunan dana masyarakat, pemberian pinjaman kepada nasabah terseleksi, serta menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing (rates market) dan pasar uang (money market).

Visi : Menempatkan kepentingan kliennya terlebih dahulu. Misi :

Memberikan pelayanan jasa perbankan yang berkualitas, sebagai penggerak dan pendorong ekonomi nasional serta sebagai salah satu sumber pendapatan negara dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.


(57)

4.1.2.6 Standard Cartered Bank

Standard Chartered Bank memulai usahanya melalui Borneo Company sejak tahun 1859 di Jakarta yang merupakan salah satu bank internasional yang beroperasi di Indonesia. Standard Chartered Bank memiliki komitmen yang kuat untuk terus berbisnis di Indonesia terbukti dengan investasi pada Bank Permata serta akuisisi American Express Bank Ltd. Standard Chartered Bank Indonesia dan Bank Permata beroperasi sebagai dua badan hukum terpisah secara independen. American Express Bank Ltd merupakan contoh akuisisi oleh Standard Chartered Group, dimana produk dan layanan perbankan, serta nasabahnya, telah terintegrasi menjadi satu dalam portofolio Standard Chartered Group, termasuk portofolio di Indonesia. Standard Chartered Bank meyakini bahwa tata kelola perusahaan yang kuat sangat penting untuk menyokong shareholder value dan menjadi salah satu pilar utama untuk bisnis Standard Chartered Bank diseluruh dunia termasuk di Indonesia.

Visi:

Menjadi Bank Internasional terkemuka di Indonesia dan dipandang sebagai bank pilihan bagi segenap nasabah perusahaan dan individu, bank yang menawarkan produk dengan nilai tambah, jasa perbankan berkualitas dan keberadaannya secara nasional telah membawa manfaat, bank yang dihormati dalam tanggung jawab sosial dan mampu berkontribusi dengan menghasilkan perbedaan nyata dan bank dengan standar Corporate Governance Internasional yang menjalankan operasinyasesuai dengan nilai-nilai utama.


(58)

Misi:

Senantiasa memiliki permodalan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan kepatuhan pada peraturan yang berlaku, menjaga kinerja yang stabil pada jangka panjang, menjadi bank utama bagi nasabah-nasabah dengan memperdalam dan memperluas hubungan dengan nasabah pada pasar yang utama, terus membangun kapasitas kepemimpinan yang beragam melalui pengembangan talenta karyawan yang cepat dan promosi karyawan dan memastikan agar struktur kompensasi yang ada memberikan penghargaan bagi mereka yang memiliki kinerja baik yang stabil.

4.1.2.7 The Bangkok Bank Comp. Ltd

The Bangkok Bank Comp didirikan pada tahun 1944 yang memiliki lebih dari 18 juta rekening bank terbesar terutama di Thailand dan bank regional ketujuh di Asia Tenggara. Bank secara berkesinambungan meningkatkan total asset dan kredit yang diberikan, memperbaiki manajemen kredit macet, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi biaya dan terus membangun kebijakan usaha yang selaras dengan rencana strategis bank pada tahun mendatang, bank akan terus memajukan bisnis proses yang efisien dan mengefisiensikan model organisasi untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi dapat bekerja sama secara efisien dan harmonis.

Visi:

Menjadi bank dunia yang paling aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.


(59)

Misi:

Melakukan perdagangan di bank pada semua mata uang serta sejumlah mata uang regional dan melakukan transaksi dalam tagihan impor dan ekspor, pengiriman uang ke dalam dan luar, swap, option dan kontrak berjangka dan perdagangan di pasar primer dan sekunder untuk obligasi pemerintah dan surat hutang perusahaan.

4.1.2.8 The Bank Of Tokyo Mitsubishi Ufj Ltd

The Bank Of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU), lebih dari 50 tahun menjadi mitra dalam dunia usaha antara Indonesia dan Jepang. The Bank Of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU), Cabang Jakarta menjalankan perannya sebagai intermediasi dalam perekonomian Indonesia. MUFG merupakan perusahaan terbuka dimana sahamnya diperdagangkan di bursa saham Tokyo, Osaka, Nagoya dan New York. jumlah Modal Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd., Cabang Jakarta per posisi 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 22.329 miliar, termasuk dana usaha kantor pusat.

Visi:

Menjadi grup keuangan global yang paling unggul dalam pelayanan, terpercaya dan memiliki cakupan yang luas sehingga memperoleh dukungan kuat dari nasabah dan masyarakat.

Misi:

Bank akan menanggapi dengan cepat dan akurat atas kebutuhan para nasabah yang beragam diseluruh dunia dan berusaha meraih kepercayaan dan keyakinan mereka.


(60)

4.1.2.9 The Hongkong & Shanghai Banking Corp

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC), didirikan pada tahun 1865 di Hong Kong dan Shanghai. HSBC adalah salah satu grup penyedia jasa perbankan dan finansial terbesar di dunia yang berkantor pusat di London, United Kingdom. HSBC saat ini melayani nasabahnya melalui 54 cabang, termasuk di antaranya 5 cabang HSBC Amanah di 6 kota besar di Indonesia. Dengan dukungan lebih dari 2.900 karyawan, saat ini HSBC telah berkembang menjadi bank internasional terdepan di Indonesia yang menawarkan layanan perbankan untuk nasabah perorangan dan wealth management, perbankan untuk korporasi dan perbankan institusional, treasury capital market, serta layanan perbankan syariah. Komitmen HSBC terhadap komunitas di Indonesia tercermin dari berbagai kegiatan sosial yang berkesinambungan.

Visi: Menjadi bank internasional yang terdepan di dunia.

Misi:

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menghubungkan para nasabah ke berbagai peluang, membantu perusahaan untuk berkembang dan ekonomi semakin maju dan pada akhirnya membantu masyarakat untuk memenuhi harapan dan mewujudkan ambisi mereka.

4.1.2.10 The Royal Bank Of Scotland N.V

Royal Bank Of ScotlandN.V(RBS), didirikan pada tanggal 31 Mei 1728 yang bertujuan untuk menjadi posisi papan atas dengan menggunakan jejak geografis yang luas dan likuiditas yang tinggi untuk mendukung kebutuhan klien kami secara global. RBS salah satu anak perusahaan perbankan ritel dari The


(61)

Royal Bank of Scotland Group plc, NatWest dan Ulster Bank yang menyediakan fasilitas perbankan cabang di seluruh Kepulauan Inggris. The Royal Bank of Scotland memiliki sekitar 700 cabang terutama kota-kota besar di Skotlandia dan kota-kota di seluruh Inggris dan Wales.

Visi:

Ingin diakui sebagai pemimpin dalam perbankan grosir di setiap bidang produk dan pasar di mana pelanggan memilih untuk bergabung di Royal Bank Of Scotland (RBS).

Misi:

Menyediakan pembiayaan, manajemen risiko, layanan kelas dunia transaksi dan likuiditas lembaga keuangan, perusahaan, penguasa dan klien sektor publik dan membantu masyarakat mengakses pasar di seluruh dunia dan merebut peluang yang akan membangun dan meningkatkan masa depan mereka.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuraikan gambaran analisis statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:

4.2.1.1 Value Added Capital Employed (VACA)

VACA adalah indikator atau nilai tambah yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Adapun data perhitungan VACA dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut:


(1)

Perhitungan EG periode 2008-2012

(dalam persen)

No

Nama Bank

EG (%)

2008

2009

2010

2011

2012

1

America

0.02

0.25

-1.46

-0.81

2.56

2

China

0.27

-0.16

0.50

1.91

0.28

3

Citibank

0.15

0.10

0.05

-0.19

0.05

4

Deutshe

0.82

-0.25

-0.34

1.11

-0.28

5

Morgan Chase

0.55

0.26

-1.11

-1.70

-1.01

6

Std. Cartered

0.10

0.10

0.87

0.66

-0.52

7

Bangkok

1.42

0.89

0.55

-0.05

-0.11

8

Tokyo

0.05

0.07

-0.31

1.84

-0.16

9

Hongkong

0.26

-0.20

0.46

0.63

0.06


(2)

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Sebelum Transformasi)

VACA VAHU STVA EG

N 50 50 50 50

Normal Parametersa,,b Mean 1.5030 7.5048 .7304 -.2786 Std. Deviation 3.25182 13.70944 .32246 2.51231 Most Extreme

Differences

Absolute .291 .286 .195 .284

Positive .246 .286 .188 .221

Negative -.291 -.268 -.195 -.284

Kolmogorov-Smirnov Z 2.057 2.024 1.377 2.007

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .001 .045 .001

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Sesudah Transformasi)

LnVACA LnVAHU LnSTVA LnEG

N 48 48 46 29

Normal Parametersa,,b Mean -.1829 1.5752 -.2529 -1.2550 Std. Deviation 1.24441 .90104 .28385 1.36167 Most Extreme

Differences

Absolute .080 .095 .176 .124

Positive .080 .095 .176 .124

Negative -.070 -.074 -.159 -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .555 .657 1.192 .668

Asymp. Sig. (2-tailed) .918 .781 .117 .764

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .517 .791 .653 .520

LnVACA -.049 .116 -.089 -.420 .678

LnVAHU .042 .254 .061 .163 .872

LnSTVA -1.543 1.527 -.391 -1.010 .323


(4)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .476a .227 .126 1.17081 1.202

a. Predictors: (Constant), LnVACA, LnVAHU, LnSTVA b. Dependent Variable: LnEG


(5)

Hasil Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

VACA .867 1.153

VAHU .281 3.563

STVA .261 3.836


(6)

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Metode Stepwise

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .466a .217 .186 1.12978

a. Predictors: (Constant), LnVAHU b. Dependent Variable: LnEG

Excluded Variablesb

Model Beta In t Sig.

Partial Correlation

Collinearity Statistics Tolerance

1 LnVACA -.033a -.179 .860 -.036 .951

LnSTVA .181a .539 .595 .109 .286

a. Predictors in the Model: (Constant), LnVAHU b. Dependent Variable: LnEG

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.779 .566 -4.912 .000

LnVAHU .731 .277 .466 2.635 .014