Latar Belakang Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Pertumbuhan Organisasi Perbankan Asing Di Indonesia Periode 2008-2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan yang ideal adalah perusahaan yang terus menerus tumbuh, tanpa mengalami penurunan satu tahun bahkan triwulan. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan peningkatan ukuran dan aktivitas perusahaan dalam jangka panjang. Pertumbuhan perusahaan merupakan harapan penting karena dapat memberikan aspek positif bagi perusahaan yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aspek permodalan dan asetnya dalam menciptakan laba untuk meningkatkan size perusahaan. Dunia usaha dan perbankan merupakan dua unsur kekuatan ekonomi yang saling tergantung dalam pengembangan usaha maupun pengembangan potensi perekonomian. Fenomena yang terjadi adalah pertumbuhan bank di Indonesia selalu mengalami gelombang pasang surut yang dilihat dari perkembangan tingkat laba dan aktiva. Gelombang naik turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang- ulang dengan rentang waktu yang bervariasi. Ketidakstabilan ini karena adanya ancaman globalisasi dan pasar bebas di dunia perekonomian internasional. Hal ini terlihat pada tahun 2009 yaitu pangsa kredit perbankan dalam pembiayaan perekonomian mencapai sekitar 48 persen. Oleh karena itu, penting peranan perbankan yang kuat dan sehat bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia, salah satunya peranan perbankan asing yang ada di Indonesia. Bank Asing adalah bank umum swasta yang merupakan perwakilan kantor cabang dari bank induk kantor pusat di negara asalnya. Bank Asing Universitas Sumatera Utara didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.13 tahun 1968. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank asing di Indonesia.Sampai saat ini, perkembangan bank asing di Indonesia berjumlah 10 bank dengan 181 kantor. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian. Perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80 dari keseluruhan sistem keuangan yang ada. Mengingat begitu besarnya peranan perbankan dalam pembiayaan perekonomian sangat dominan di Indonesia. Maka pengambil keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja yang memadai. Rasio pertumbuhan merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur peningkatan aktivitas perusahaan dalam jangka panjang. Ukuran pertumbuhan pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya adalah pertumbuhan laba equity growth yang memfokuskan kemampuan perusahaan dalam mengelola aspek permodalan dan asetnya dalam menciptakan laba untuk meningkatkan size perusahaan. Berikut akan ditampilkan grafik pertumbuhan laba equity growth bank asing di Indonesia dari tahun 2008- 2012. Sumber : www.bi.go.id Data diolah, 2013 Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Laba Bank Asing di Indonesia Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 1.1 dapat dilihat grafik pertumbuhan laba menunjukan perkembangan yang negatif hal ini berarti laba bersih yang dimiliki oleh Bank Asing di Indonesia tidak selalu meningkat dari kenaikan rata-rata modal bank. Dari grafik tersebut dapat dilihat pada tahun 2008 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bangkok Bank, pada tahun 2009 pertumbuhan laba tertinggi tetap dimiliki oleh Bangkok Bank, sedangkan pada tahun 2010 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Standard Cartered Bank, kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bank Of China dan pada tahun 2012 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bank Of America. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi dunia yang begitu pesat antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa yang menyebabkan banyak perusahaan juga mengubah cara mereka menjalankan bisnis. Hal ini membuat para pelaku bisnis khususnya organisasi perbankan semakin menyadari pentingnya aset tidak berwujud berbasis pengetahuan knowledge asset dalam meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Bisnis berbasis pengetahuan merupakan bisnis yang dijalankan dengan lebih banyak memanfaatkan intellectual capital IC. Dengan kata lain, pelaku bisnis harus cepat merubah strategi bisnisnya yang pada awalnya berdasarkan labor based business bisnis berbasis tenaga kerja ke arah knowledge based business bisnis berbasis pengetahuan dengan karakteristik ilmu pengetahuan Sawarjuwono dan Kadir, 2003:35. Munculnya modal intelektual IC di Indonesia ditandai banyaknya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menggunakan strategi berbasis Universitas Sumatera Utara pengetahuan. Semakin banyaknya perusahaan berbasis pengetahuan ditandai dengan adanya Indonesia MAKE Study pada tahun 2005. Indonesia MAKE Study merupakan suatu penghargaan terhadap perusahaan-perusahaan berbasis pengetahuan yang paling dikagumi di Indonesia. Pada tahun tahun 2005 yang masuk dalam nominasi hanya berjumlah 49, sekarang ini pada tahun 2011 jumlah nominator meningkat menjadi 96. Hal ini dapat menunjukkan modal intelektual sudah berkembang di Indonesia. Menurut Pulic 1998, modal intelektual IC merupakan komponen penting perusahaan dalam penciptaan value added perusahaan. Value added merupakan suatu indikator pertumbuhan keberhasilan bisnis dalam Bambang, 2012. Penciptaan nilai adalah ketika perusahaan yang berbasis pengetahuan memiliki karyawan yang mempunyai keterampilan, keahlian serta daya inovasi yang tinggi. Sveiby 1997 dalam Suhendah, 2005 mengklasifikasikan intangibles ke dalam tiga kategori, yaitu internal structure, external structure, dan employee competence. Internal structure meliputi the organisational structure, legal parameters, sistem-sistem manual, penelitian dan pengembangan, dan perangkat lunak. External structure mencakup merk dagang dan hubungan antara pelanggan dan pemasok. Employee competence meliputi pendidikan dan pelatihan bagi staf professional yang merupakan penghasil utama pendapatan revenues. Berikut ini akan ditampilkan komponen intellectual capital employee competence Biaya pelatihan dan pendidikan tertinggi pada 10 bank asing di Indonesia periode 2008- 2012. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Komponen Intellectual Capital Employee Competence Biaya Pelatihan dan Pendidikan Tertinggi pada 10 Bank Asing Periode 2008-2012 dalam Rupiah No Nama Bank 2009 2012 1 Bank Of America, N.A 17.405.000.000 126.126.000.000 2 Bank Of China Limited 128.221.000.000 386.246.000.000 3 Citibank, N.A 8.296.683.000.000 9.365.284.000.000 4 Deutshe Bank, A.G 2.448.033.000.000 2.463.926.000.000 5 J.P Morgan Chase Bank, N.A 423.517.000.000 37.329.000.000 6 Standard Cartered Bank 1.020.208.000.000 1.359.176.000.000 7 The Bangkok Bank Comp. Ltd 1.169.131.000.000 2.019.266.000.000 8 The Bank Of Tokyo Mitsubishi Ufj 5.452.673.000.000 8.408.478.000.000 9 The Hongk Shangh Banking Corp. 1.360.618,000.000 4.072.049.000.000 10 The Royal Bank Of Scotland N.V. 1.231.970.000.000 1.173.124.000.000 Sumber : www.bi.go.id Data diolah, 2013 Tabel 1.1 pendidikan dan pelatihan merupakan employee competence salah satu komponen dari intellectual capital. Bank Asing mengeluarkan biaya pendidikan dan pelatihan untuk mendidik dan melatih para karyawan bank agar dapat menggunakan kemampuan dan keahliannya untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan serta menjaga kualitas sumber daya manusia yang tinggi serta mampu mengantisipasi perubahan yang ada dengan cepat untuk dapat memenuhi tantangan dari kondisi perekonomian saat ini. Pengeluaran biaya pendidikan dan pelatihan tertinggi dimiliki oleh Citibank. Berdasarkan laporan tahunan 2010 Citibank memberikan pendidikan dan pelatihan berupa pelatihan internal dan eksternal. Pelatihan internal meliputi keterampilan teknis perbankan, dan pelatihan penjejangan karyawan, dan pelatihan eksternal yang meliputi seminar, workshop, dan pelatihan sejenis lainnya yang bersifat menambah wawasan serta kompetensi. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel yaitu, variabel independen ialah komponen VAIC TM yaitu value added capital employed VACA, value added human capital VAHU dan structural capital value added STVA. Variabel dependen yang digunakan ialah pertumbuhan perusahaan yaitu rasio pertumbuhan laba EG yang merujuk pada penelitian Solikhah et al. 2010 penelitian Adityas Wicaksana 2011, dan Bambang Parto Kusumo 2012. Berdasarkan fenomena gap yang terjadi, maka menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Modal Intelektual terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan Asing di Indonesia” . Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkofirmasikan dan menguatkan hasil penelitian serta memberikan bukti empiris yang lebih kuat dalam teori IC dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba perbankan asing di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah