Good Good Good Common 14.38 Uji Parsial Uji-t

Tabel 4.4 Kategori Kinerja IC VAIC Industri Perbankan Kategori Skor IC VAIC Top performers 5.00 Good performers 4.00 - 5.00 Common performers 2.5 - 4.00 Bad performers 2.5 Sumber : Kamath 2007 dalam Ulum, 2009:92 Tabel 4.5 di bawah ini menunjukkan analisis statistik deskriptif atas variabel dependen VAIC TM untuk periode 2008 - 2012. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan VAIC TM periode 2008-2012 No Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata Kategori 1 America 6.00 6.14 -1.19 11.51 0.16 4.52 Good 2 China 7.80 12.75 97.82 15.66 6.35 28.08 Good 3 Citibank 8.10 7.64 3.73 2.12 6.28

5.57 Good

4 Bank 8.56 8.48 5.24 8.17 5.75 7.24 Good 5 Morgan 11.21 15.86 -5.82 9.20 14.98

9.09 Good

6 Std. Cartered 7.91 9.87 17.80 -2.32 5.08 7.67 Good 7 Bangkok 15.84 34.21 12.30 10.99 13.10

17.29 Good

8 Tokyo 5.74 7.12 5.12 5.01 6.86 5.97 Good 9 Hongk Shang 8.91 6.42 5.75 5.59 4.92 6.32 Good 10 Royal 3.30 2.77 3.03 2.39 1.30

2.56 Common

Rata-rata 8.34

11.13 14.38

6.83 6.48

Kategori Good Good Good Good Good Sumber : Hasil Penelitian. 2013 data diolah. Tabel 4.5 menggambarkan bahwa kinerja intellectual capital IC yang dimiliki perbankan asing di Indonesia periode 2008 sampai dengan 2012 berbeda- beda. VAIC TM Bank Of China selama 3 tiga tahun yaitu berturut-turut 2009, 2010 dan 2011 masing-masing dengan nilai 12.75; 97.82; dan 15.66. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Of China termasuk dalam kategori “Good performers” dengan nilai VAIC TM diatas 5.00, sedangkan Kinerja VAIC TM yang paling baik pada tahun 2010 dengan nilai rata-rata 14.38 dengan kategori “Good performers”. Universitas Sumatera Utara

4.2.1.5 Pertumbuhan laba Equity Growth EG

Equity Growth EG merupakan variabel dependen yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perubahan pendapatan laba perusahaan. Apabila terjadi peningkatan laba perusahaan periode tahun ini dari periode sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat tumbuh dan berkembang baik. Data hasil perhitungan EG dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Equity Growth EG periode 2008-2012 No Nama Bank EG Rata-rata 2008 2009 2010 2011 2012 1 Bank of America 0.02 0.25 -1.46 -0.81 2.56 0.11 2 Bank of China 0.27 -0.16 0.50 1.91 0.28 0.56 3 Citibank 0.15 0.10 0.05 -0.19 0.05 0.03 4 Deutshe Bank 0.82 -0.25 -0.34 1.11 -0.28 0.21 5 Morgan Bank 0.55 0.26 -1.11 -1.70 -1.01 -0.60 6 Standard Cartered Bank 0.10 0.10 0.87 0.66 -0.52 0.24 7 Bangkok Bank 1.42 0.89 0.55 -0.05 -0.11 0.54 8 Bank of Tokyo 0.05 0.07 -0.31 1.84 -0.16 0.30 9 Hongk Shang Bank 0.26 -0.20 0.46 0.63 0.06 0.24 10 Royal Bank 0.10 -2.13 -0.38 -1.21 0.67 -0.59 Rata-rata 0.37 -0.11 -0.12 0.22 0.15 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Tabel 4.6 menggambarkan besarnya persentase perubahan pertumbuhan laba EG masing-masing perbankan asing periode 2008 sampai dengan 2012. Nilai rata-rata EG yang paling tinggi dimiliki oleh Bank Of China sebesar 0.56 dan yang paling rendah pertumbuhannya dimiliki oleh Royal Bank yaitu sebesar - 0.59. Pada tahun 2008 nilai rata-rata EG sebesar 0.37, sedangkan pada tahun 2009 hingga 2010 mengalami penurunan menjadi -0.12, kemudian meningkat kembali pada tahun 2011 yaitu menjadi 0.22, namun pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan menjadi 0.15. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun Universitas Sumatera Utara 2009 dan 2010 masa-masa sulit bagi perbankan asing, karena menunjukkan rata- rata pertumbuhannya sangat kecil. 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat digunakan untuk normalitas yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel EG Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal karena bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang dan kurva berbentuk menyerupai lonceng. Dapat disimpulkan bahwa variabel pengganggu atau residual memiliki pola mendekati distribusi normal. Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik baik dengan melihat dari grafik histogram ataupun dengan melihat gambar kurva Normal Probability Plot. Namun, untuk lebih untuk mendapatkan tingkat uji normalitas yang lebih signifikan, penelitian ini menggunakan Uji Statistik non-parametrik One sample Kolmogrov-Smirnov. Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Gambar 4.3 Normal P-Plot EG Gambar 4.3 ini merupakan kurva Normal Probability Plot yang menunjukkan penyebaran titik-titik data di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis Universitas Sumatera Utara diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Penelitian ini juga menggunakan Uji Statistik non-parametrik One sample Kolmogrov-Smirnov untuk mendapatkan tingkat uji normalitas yang lebih signifikan. Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Transformasi No Variabel Asymp. Sig. 2-tailed 1 VACA 0.000 2 VAHU 0.001 3 STVA 0.045 4 EG 0.001 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Dari Table 4.7 diperoleh nilai Asymp. Sig 2-tailed variabel VACA taraf nyata α, yaitu 0.000 0.05, variabel VAHU taraf nyata α, yaitu 0.001 0.05, variabel STVA taraf nyata α, yaitu 0.045 0.05, variabel EG taraf nyata α, yaitu 0.001 0.05, artinya data variabel VAHU, VACA, STVA dan EG belum terdistribusi secara normal. Data yang belum terdistribusi normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal. Salah satunya dengan mengubah data menjadi bentuk natural Ln. Setelah di tranformasi maka diuji kembali dengan menggunakan uji K-S. Berikut ini adalah hasil K-S setelah ditranformasikan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sesudah Transformasi No Variabel Asymp. Sig. 2-tailed 1 LnVACA 0.918 2 LnVAHU 0.781 3 LnSTVA 0.117 4 LnEG 0.764 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Dari Table 4.8 diperoleh nilai Asymp. Sig 2-tailed variabel LnVACA taraf nyata α, yaitu 0.981 0.05, variabel LnVAHU taraf nyata α, yaitu 0.781 0.05, variabel LnSTVA taraf nyata α, yaitu 0.764 0.05, variabel Ln EG taraf nyata α, yaitu 0.469 0.05, artinya data variabel VAHU, VACA, STVA dan EG sudah terdistribusi secara normal.

4.2.2.2 Uji Heteroskedostisitas

Asumsi Heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokesdastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatterplot. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Gambar 4.5 Regression Standardized Predicted Value EG Pada Gambar 4.5 terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heterokedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. Selain dari diagram pencar scatter plot, uji heteroskedastisitas juga dapat di uji dengan uji glejser. Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Glejser Model Absut LnEG T Sig. LnVACA -0.420 0.678 LnVAHU 0.163 0.872 LnSTVA -1.010 0.323 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.9 menunjukan bahwa jelas tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 0 d dl : tidak ada autokorelasi positif 2. dl ≤ d ≤ du : tidak dapat disimpulkan 3. 4-dl d 4 : tidak ada korelasi negatif 4. 4-du ≤ d ≤ 4-dl : tidak dapat disimpulkan 5. du d 4- du : tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Autokorelasi No Variabel Durbin-Watson 1 LnEG 1.202 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Pada Tabel 4.10 dapat dilihat nilai Durbin Watson DW untuk EG sebesar 1.202. Pada n = 50 , k =3 maka nilai dl = 1.4206. Hal ini sesuai dengan ketentuan pertama yaitu 0 1.202 1.4206. Begitu juga dengan nilai Durbin Watson DW untuk AG sebesar 1.131. Hal ini juga sesuai dengan ketentuan pertama yaitu 0 Universitas Sumatera Utara 1.361 1.4206 yang artinya tidak ada autokorelasi positif pada model regresi dalam penelitian ini.

4.2.2.4 Uji Multikolineritas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Tabel 4.11 berikut menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas, dimana hasil uji Variance Inflation Factor VIF menunjukkan nilai kurang dari 5 VIF 5 dan nilai tolerance 0,1. Tabel. 4.11 Hasil Analisis Uji Multikolineritas Model LnEG Tolerance VIF LnVACA 0.867 1.153 LnVAHU 0.281 3.563 LnSTVA 0.261 3.836 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Berdasarkan hasil uji multikolinearitas ini dapat disimpulkan bahwa variable-variabel yang termasuk indikator modal intellektual VACA,VAHU, dan STVA tidak mempengaruhi variabel pertumbuhan laba EG. 4.2.3 Pengujian Hipotesis 4.2.3.1 Analisis Linier Berganda

1. Hasil Pengujian Hipotesis I a. Uji Signifikan Simultan Uji-F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Signifikan Simultan Uji-F Hipotesis I Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 8.862 1 8.862 6.943 .014 c Residual 31.910 25 1.276 Total 40.772 26 a. Predictors: Constant LnVACA, LnVAHU, LnSTVA. b. Dependent Variable: LnEG Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui nilai sig 0.014 0.05 dan nilai F hitung F tabel2,47 = 6.943 3.20 sehingga dapat dinyatakan H a diterima H ditolak, artinya secara bersamaan variabel-variabel bebas yaitu value added capital employed VACA, value added human capital VAHU, structural capital value added STVA berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba EG.

b. Uji Parsial Uji-t

Uji-t ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing- masing variabel bebas Value Added Capital Employed VACA, Value Added Human Capital VAHU, Structural Capital Value Added STVA terhadap variabel terikat yaitu pertumbuhan laba EG secara parsial. Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Parsial Uji-t Hipotesis I Model Beta In t Sig. Partial Correlation Collinearity Statistics Tolerance 1 LnVACA -.033 a -.179 .860 -.036 .951 LnSTVA .181 a .539 .595 .109 .286 a. Predictors in the Model: Constant, LnVAHU b. Dependent Variable: LnEG Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah. Universitas Sumatera Utara Setelah melakukan pengujian tidak semua variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Oleh karena itu, indikator - indikator yang tidak signifikan akan dihilangkan. Maka dapat diketahui bahwa hanya variabel VAHU berpengaruh positif dan signifikan terhadap EG. Berikut ini hasil pengujian regresi linear berganda dengan menggunakan metode stepwise. Tabel 4.13 Hasil Analisis Uji Parsial Uji-t Hipotesis I Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -2.779 .566 -4.912 .000 LnVAHU .731 .277 .466 2.635 .014 a. Dependent Variable: LnEG Sumber : Hasil Penelitian, 2013 data diolah Variabel VAHU mempunyai arah yang positif dan nilai signifikan 0.05. Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5 untuk uji dua arah α = 0,05 dengan derajat bebas df = n-k = 50-3 = 47. Nilai t tabel dengan taraf nyata α = 0,05 dan df = 47 adalah 1.677. Pada Tabel 4.14 diketahui nilai sig. = 0.014 0,05 dan T hitung T tabel = 2.635 1.677, maka Ho ditolak berarti value added human capital VAHU berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba EG. Artinya, jika ditingkatkan persentase VAHU maka EG berpengaruh signifikan.

c. Regresi Linear Berganda