Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1990-2011

(1)

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN

PENANAMAN MODAL ASING (PMA) TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PERIODE 1990-2011

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD IQBAL AL MAULIDI 108084000003

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2013


(2)

(3)

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE 1990 – 2011

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Iqbal Al Maulidi NIM: 108084000003

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Lukman , M.Si Fitri Amalia, S.Pd, M.Si

NIP. 19570617 198503 1 002 NIP. 19820710 200912 2 002

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Senin 16 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Iqbal Al Maulidi

2. NIM : 108084000003

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Utang Luar Negeri Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1990-2011”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 September 2013

1. Herni Ali, H.T, S.E, M.M (---)

Ketua

2. Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc (---)

NIP. 19800416 200912 1 002 Sekretaris

3. Yoghi Citra Pratama, M.Si (---)

NIP. 19830717 201101 1 011 Penguji Ahli

4. . Dr. Lukman, M.Si (---)

NIP. 19640607 200302 1 001 Pembimbing I

5. Fitri Amalia, S.Pd, M.Si (---)


(5)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Rabu 5 Juni 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Iqbal Al Maulidi

2. NIM : 108084000003

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (Konsentrasi

Pembangunan)

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Utang Luar Negeri Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1990 - 2011”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 Juni 2013

1. Dr. Lukman, M.Si (---)

NIP. 19640607 200302 1 001 Ketua

2. Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc (---)

NIP. 19800416 200912 1 002 Sekretaris

3. Utami Baroroh, M.Si (---)


(6)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda-tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Iqbal Al Maulidi

No. Induk Mahasiswa : 108084000003

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin dari pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bahwa saya telah melanggar pernyatan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 2 September 2013 Yang Menyatakan,

Muhammad Iqbal Al Maulidi NIM: 108084000003


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

 Nama: Muhammmad Iqbal Al Maulidi

 Tempat & Tgl. Lahir: lhoksemawe , 21 oktober 1990

 Alamat: Jl. Marah rusli , Komplek BTN mutiara V No.56

 Telepon: 089602546315

 Email: iqbalwoon@yahoo.com II. Pendidikan Formal

 SD (1996-2002): SD 11 Asahan , Sumatera Utara

 SMP (2002-2005): Pesantren daar ulum, Sumatera Utara

 SMA (2005-2008): MAN Kisaran, Sumatera Utara

 S1 (2008-2013): Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta III. Pengalaman Organisasi

 Rohani Islam (Rohis): SLTP Negeri 142 Joglo – (2002-2004)

 Remaja Islam Masjid Al-Muhsinin (Risma): Jakarta – (2003-2004)

 Rohani Islam (Rohis) SMA Negeri 32: Kebayoran Lama – (2005)

 MySQL Indonesia: PT. Sun Microsystem, Jakarta – (2007-2009)

 Forum Music (FM) Kaskus Reg. DKI Jakarta: Kaskus – (2007-2008)

 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM): Ciputat – (2008-2010)

 Partai Progressive UIN Syarif Hidayatullah: Ciputat – (2009-2010)

 Komunitas Salihara: Salemba – (2010-2012)

 Young On Top (YOT): Jakarta – (2012-2013) IV. Pengalaman Magang/Kerja

 Kuliah Kerja Sosial: BMKG BINTARO (Auditor Junior) –(2012) V. Kemampuan Komputer

 Operating System: Windows

 Microsoft Office (Ms. Word, Excel, Access, dan Powerpoint)


(8)

 SPSS: PASW Statistics 18

 Internet Browsing: Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, dan Opera


(9)

ABSTRAK

“ Pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi periode 1990 -2011”

Oleh

Muhammad Iqbal Al Maulidi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan program komputer SPSS versi 16.0

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata utang luar negeri dan penanaman modal asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil regresi didapat nilai R Square sebesar 0.76 hal ini mengambarkan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian ini mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen sebesar 76% adapun 24% lagi dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini seperti ekspor –impor, kurs, dan PMDN.

Kata kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing.


(10)

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of foreign debt and foreign direct investment on economic growth in indonesia both partially and simultaneously. This research uses multiple regression analysis, using the computer program SPSS version 16.0

Results of this research showed that apparently foreign debt and foreign investment has positive and significant effect on economic growth. Regression results obtained from the value of R Square of 0.76 this illustrates that the independent variabels in this study were able to give an explanation of the dependent variable was 76.0% the 24.0% more influenced by other variables outside research as ekspor – impor, kurs and PMDN.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah mengemban risalah Islam yang membimbing manusia dari kegelapan menuju cahaya terang-benderang.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan. Namun berkat doa, bimbingan, dukungan semangat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. kedua orang tua saya, Muhammad Jalil dan Masaini Simbolon sebagai motivator yang selalu menyertai penulis dengan ketulusan doa dan restu serta dukungan moril tanpa henti kepada penulis untuk selalu optimis dan tetap semangat dalam menjalani kehidupan.

2. Bapak Dr. Lukman, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian hingga skripsi ini selesai.

3. Ibu Fitri Amalia, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian hingga skripsi ini selesai.


(12)

4. Bapak Toni Santika Chendrawan, Dosen Pembimbing Akademik penulis. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan motivasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama penulisan skripsi dan masa perkuliahan.

6. Mak tua sandro dan keluarga dan Om Yan dan keluarga yang telah banyalk membantu penulis di awal-awal kuliah sampai selesai dan terus menyuntikkan semangat kepada penulis untuk meyelesaikan skripsi

7. Teman-teman Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008,. Angga Wiguna , andhika aryatama , Avanda Fahri Atahrim, Agung utomo hudi saputro, fahdiansyah oktovianus, Muslih Yunan Saputra, Anwar Fuadi, Jomputra Arictoja, Muhammad Hafiz Kamil, Fahmy Rahman, Septiawan Arya Saputra, , Feline Yuliani, Devita petriawati, Lita zianty, Fika kahirunnisa , Dudi Garmadi, hudzaifah konvict, Honey Annisa, Oky Rosandi, Dimas Triyugo Jati ,Bambang Rizki Saputra, Adi Prabowo, Wasis Handoko, ahmad fauzi syahputra adi comba, dan teman-teman FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008 lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

8. Team futsal Muammar faruqy, Muhammad Riza, Ahmad Adhika Dhaneswara , Ahmad Tibrizi Sony Wicaksono, Wanda Syafii, Syafran Pardamean, fahri Nopiyansyah, Egy Septian, hasan khairul fatihin, Adnan pardede dan Adam balotelli. Semoga suatu saat nanti kita bisa mengalahkan


(13)

9. film the billionaire , suckseed, Project X , dan shimokita the glory day yang sedikit banyak memotivasi penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi.

10.Terakhir untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, namun semua ini semata-mata karena keterbatasan penulis. Akhir kata, besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat sekaligus membuka wawasan lebih luas lagi mengenai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bagi para pembacanya.

Jakarta, 16 September 2013 Penulis

Muhammad Iqbal Al Maulidi NIM: 108084000003


(14)

DAFTAR ISI

COVER

COVER Dalam

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13


(15)

1. Definisi pertumbuhan ekonomi ... 13

2. Teori pertumbuhan ekonomi ... 16

3. Defenisi pertumbuhan ekonomi ... 17

4. Defenisi utang luar negeri ... 17

5. Teori utang luar negeri ... 18

6. Defenisi Penanaman Modal Asing ... 20

B. Penelitian Terdahulu ... 30

C. Kerangka Pemikiran ... 33

D. Hipotesis ... 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 49

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 49

B. Metode Penentuan Sampel ... 49

C. Metode Pengumpulan Data ... 49

1. Sumber Data ... 49

2. Data Sekunder ... 51

D. Metode Analisis ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 53

a. Uji Multikolinearitas ... 53

b. Uji Autokorelasi ... 55

c. Uji Heteroskedastisitas ... 57


(16)

7. Pengujian Hipotesis ... 68

a. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 69

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 70

c. Uji Koefisien Determinasi ( ) ... 70

E. Operasional Variabel Penelitian ... 72

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 76

1. Letak Geografis ... 76

2. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi ... 77

3. Perkembangan Utang Luar Negeri ...79

4. Perkembangan Penanaman Modal Asing...80

B. Analisis dan Pembahasan ... 82

1. Uji Normalitas ... 84

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 85

a. Uji Multikolinearitas ... 85

b. Uji Autokorelasi ... 86

c. Uji Heteroskedastisitas ... 88

5. Pengujian Hipotesis ... 92

a. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 92

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 96


(17)

C. Interpretasi Data ... 98

2. Analisis Ekonomi ... 99

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Implikasi ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(18)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Krisis 4

1.2 Dana Alokasi APBN 9

2.1 Penelitian Terdahulu 42

3.1 Operasional Variabel Penelitian 75

4.2 Penelitian Terdahulu 80

4.3 Operasional Variabel 82

4.4 Uji Normalitas 83

4.5 Uji Multikolinearitas 86

4.6 Uji Autokolerasi 88

4.7 Uji Heteroskedastisitas 90

4.8 Uji Analisis Regresi Berganda 90

4.9 Uji t 91

4.10 Uji F 93


(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Teoritis 48

4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 85

4.2 Perkembangan Utang Luar Negeri 87


(20)

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of foreign debt and foreign direct investment on economic growth in indonesia both partially and simultaneously. This research uses multiple regression analysis, using the computer program SPSS version 16.0

Results of this research showed that apparently foreign debt and foreign investment has positive and significant effect on economic growth. Regression results obtained from the value of R Square of 0.76 this illustrates that the independent variabels in this study were able to give an explanation of the dependent variable was 76.0% the 24.0% more influenced by other variables outside research as ekspor – impor, kurs and PMDN.


(21)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan program komputer SPSS versi 16.0

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata utang luar negeri dan penanaman modal asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil regresi didapat nilai R Square sebesar 0.76 hal ini mengambarkan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian ini mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen sebesar 76% adapun 24% lagi dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini seperti ekspor –impor, kurs, dan PMDN.


(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semenjak terjadi krisis ekonomi, kondisi investasi yang menggembirakan tersebut tidak lagi terjadi. Krisis ekonomi menyebabkan turunnya kegiatan ekonomi serta menyebabkan turunnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi kedepan. Tingginya faktor resiko dan ketidakpastian hukum di indonesia menyebabkan investor enggan untuk berinvestasi di indonesia. Sebagai akibatnya sumber – sumber investasi menjadi terbatas. Disektor perbankan, krisis ekonomi mengakibatkan intermediasi perbankan tidak berjalan normal sehingga mendorong terjadinya fenomena credit crunch. Sebagai alternative terhadap berkurangnya sumber pembiayaan perbankan, pembiayaan dari sektor lain mulia berkembang. Salah satunya adalah penerbitan obligasi oleh korporasi yang semakin marak terutama sejak trend suku bunga terjadi serta penggunaan modal sendiri.( kusuma 2004)

Namun ketika negara thailand mulai menunjukkan gejala krisis, beberapa kalangan percaya bahwa indonesia indonesia tidak bernasib sama. Fundamental ekonomi indonesia di percaya cukup kuat menahan kejut eksternal (eksternal shock). Tetapi ternyata guncangan keuangan yang sangat hebat dari negara Thailand ini berimbas kepada perekonomian Indonesia, kekacauan dalam perekonomian ini menjadi awal dan salah satu faktor


(23)

penyebab runtuhnya perekonomian Indonesia termasuk terjebaknya Indonesia ke dalam dilema utang luar negeri. Selain faktor dari luar, salah satu penyebab krisis yang terjadi di Indonesia juga berasal dari dalam negeri, yaitu proses integrasi perekonomian Indonesia ke dalam perekonomian global yang berlangsung dengan cepat dan kelemahan fundamental mikroekonomi yang tercermin dari kerentanan (fragility) sektor keuangan nasional, khususnya sektor perbankan, dan masih banyak faktor-faktor lainnya yang berperan menciptakan krisis di Indonesia (Syahril, 2003:4).

Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia telah mengalami krisis moneter yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya besarnya jumlah hutang swasta jangka pendek dan menengah serta utang-utang pemerintah yang menyebabkan nilai tukar Rupiah tertekan, kebijakan fiskal dan moneter yang tidak konsisten, membesarnya defisit neraca berjalan dan terdepresiasinya mata uang Bath dan berimbas pada nilai dollar. Di Indonesia hal ini juga membuat terjadinya krisis kepercayaan masyarakat terhadap Rupiah sehingga masyarakat menyerbu Dollar untuk mengamankan kekayaannya.

Dengan adanya krisis ekonomi tersebut kinerja perbankan Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang memburuk. Hal ini ditandai dengan hilangnya kepercayaan masyarakat dengan terjadinya penarikan besar-besaran (Rush). Berdasarkan data Bank Indonesia, Jumlah utang luar negeri pasca krisis pun meningkat yaitu pada tahun 2000 dalam juta dollar sebesar US$ 133.073,00 padahal sebelumnya pada tahun 1998 dan 1999 jumlah utang luar


(24)

negeri Indonesia adalah US$ 20.567,00 dan US$ 110.934,00.

Pasca awal terjadinya krisis, yaitu tahun 1999 pemerintah sudah mengambil langkah seribu untuk menambah jumlah hutang atau pun pinjaman dari pihak asing. Meningkatnya jumlah pinjaman pada tahun 2000 yakni sebesar US$ 133.073,00 terjadi karena adanya tindakan pemerintah untuk menstabilkan nilai rupiah terhadap mata uang asing sehingga hal ini membutuhkan cadangan devisa yang sangat besar, sementara cadangan devisa sebelumnya sudah terkuras untuk menghadapi kepanikan masyarakat yang secara beramai-ramai membeli dollar secara besar-besaran dengan asumsi dollar akan naik lagi.

Awal-awal menjelang Krisis ekonomi, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik, yang artinya tidak ada tanda-tanda yang terlalu merisaukan atau memberi tanda krisis yang serius akan menerpa. Sejak akhir dasawarsa 1980-an pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sekitar 8% per tahun pada pertengahan 1997 tumbuh dengan laju tahunan 7,4% (Boediono, 2008:81). Justru kepanikan terjadi karena adanya peningkatan harga yang sangat tajam barang-barang dan jasa akibatnya melemahnya kurs rupiah terhadap dollar.

Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, yang didahului oleh krisis moneter di Asia Tenggara, telah banyak merusakkan sendi-sendi perekonomian negara yang telah banyak dibangun selama PJP I dan awal PJP II. Penyebab utama terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, juga sebagian negara-negara di ASEAN, adalah ketimpangan neraca pembayaran


(25)

internasional. Defisit current account ditutup dengan surplus capital account, terutama dengan modal yang bersifat jangka pendek (portofolio invesment), yang relatif fluktuatif. Sehingga, apabila terjadi rush akan mengancam posisi cadangan devisa negara, akhirnya akan mengakibatkan terjadinya krisis nilai tukar mata uang nasional terhadap valuta asing. Hal inilah yang menyebabkan beban utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah, bertambah berat bila dihitung berdasarkan mata uang rupiah (Adwin, 2000:93).

TABEL 1.1

PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM MENGALAMI KRISIS MONETER TAHUN 1991 -1996

Tahun 1991 1992 1993 1994 1995 1996

Pertumbuhan

Ekonomi (%) 7,0 6,2 5,8 7,2 6,8 5,8

Sumber : www.bps.go.id (data diolah)

Indonesia sebenarnya pernah memiliki suatu kondisi perekonomian yang cukup menjanjikan pada awal dekade 1980-an sampai pertengahan dekade 1990-an. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 1986 sampai tahun 1989 terus mengalami peningkatan, yakni masing-masing 5.9% di tahun 1986, kemudian 6.9% di tahun 1988 dan menjadi 7.5% di tahun 1989. Namun pada tahun 1990 dan 1991 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat angka sebesar 7.0%, kemudian tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1996, masing-masing tingkat pertumbuhan ekonominya adalah sebesar 6.2%, 5.8%, 7.2%, 6.8%, dan 5.8%. Angka inflasi yang stabil, jumlah pengangguran yang cukup rendah seiring dengan kondusifnya iklim investasi yang ditandai dengan kesempatan kerja


(26)

yang terus meningkat, dan sebagainya. Namun pada satu titik tertentu, perekonomian Indonesia akhirnya runtuh oleh krisis ekonomi yang melanda secara global pada tahun 1997-1998 yang ditandai dengan inflasi yang meningkat tajam, nilai kurs Rupiah yang terus melemah, tingginya angka pengangguran seiring dengan menurunnya kesempatan kerja, dan ditambah lagi semakin besarnya jumlah utang luar negeri Indonesia akibat kurs rupiah yang semakin melemah. Hal ini di perkuat dengan tidak adanya dukungan mikro yang kuat serta semakin meningkatnya praktek korupsi,kolusi dan nepotisme (KKN), serta sumber daya manusia yang kurang kompetitif dan sebagainya.(Boediono,1992:22)

Namun krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 memberikan kontribusi yang besar terhadap pembengkakkan utang luar negeri pemerintah Indonesia. Pada dasarnya, dalam proses pelaksanaan pembangunan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia, akumulasi utang luar negeri merupakan suatu gejala umum yang wajar. Hal tersebut dikarenakan tabungan domestik yang rendah yang menyebabkan investasi menurun yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Solusi yang dianggap bisa diandalkan untuk mengatasi kendala rendahnya mobilisasi modal domestik adalah dengan mendatangkan modal dari luar negeri, yang umumnya dalam bentuk hibah (grant), utang pembangunan (official development assistance), arus modal swasta, seperti utang bilateral dan multilateral; investasi swasta langsung (PMA); portfolio investment; utang bank dan utang komersial lainnya; dan kredit perdagangan


(27)

(ekspor impor). Modal asing ini dapat diberikan baik kepada pemerintah maupun kepada pihak swasta (Atmadja. 2000).

Bagi negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, pesatnya aliran modal merupakan kesempatan yang bagus guna memperoleh pembiayaan pembangunan ekonomi. Dimana pembangunan ekonomi yang sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia merupakan suatu usaha berkelanjutan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga untuk dapat mencapai tujuan itu maka pembangunan nasional dipusatkan pada pertumbuhan ekonomi.

Namun lambat laun utang luar negeri seolah-olah menjadi bumerang bagi Indonesia karena meninggalkan banyak permasalahan terutama utang luar negeri yang mempunyai bunga yang sangat tinggi. Pembayaran utang luar negeri pemerintah memakan porsi anggaran negara (APBN) yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Sedangkan negara kita masih harus membiayai berbagai sektor perekonomian lainnya yang sangat penting dan mendesak.

Utang ini sudah begitu berat mengingat pembayaran cicilan dan bunganya yang begitu besar. Biaya ini sudah melewati kapasitas yang wajar sehingga biaya untuk kepentingan-kepentingan yang begitu mendasar dan mendesak menjadi sangat minim yang berimplikasi sangat luas. Sebagai negara berkembang yang sedang membangun, yang memiliki ciri-ciri dan persoalan ekonomi, politik, sosial dan budaya yang hampir sama dengan negara berkembang lainnya,Indonesia sendiri tidak terlepas dari masalah utang luar negeri, dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, utang luar negeri telah


(28)

memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pembangunan di Indonesia. Bahkan utang luar negeri telah menjadi sumber utama untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan memberikan kontribusi yang berarti bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Meskipun utang luar negeri (foreign debt) sangat membantu menutupi kekurangan biaya pembangunan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) namun persoalan pembayaran cicilan dan bunga menjadi beban yang terus menerus yang harus dilaksanakan, apalagi nilai kurs rupiah terhadap dollar cenderung tidak stabil setiap hari bahkan setiap tahunnya.

Tabel 1.2

Dana APBN Yang Di Alokasikan Untuk Pembayaran Cicilan Pokok dan bunga Utang Luar Negeri

Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Dana

APBN (%)

9,28 10,20 11,18 11,87 12,68 15,27 16,62 18,28 18,66 19,27 19,88

Sumber : kementrian keuangan ( data diolah)

Dari tabel 2.1 di atas di ketahui bahwa dana APBN untuk pembayaran cicilan utang pokok dan bunga luar negeri terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. dapat Kita lihat di mulai dari tahun 2001 sekitar 9,28 % dan terus meningkat 18,28 % di tahun 2008 terus meningkat 18,66 di tahun 2009 meningkat 19,27 di tahun 2010 dan terakhir 19,88 di tahun 2011. Hal ini dikarena kan bunga dari utang luar negeri yang terus meningkat sehingga untuk pembayaran utang pokok menjadi lebih kecil sehingga pemerintah harus


(29)

mengalokasikan dana dari APBN untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga dari utang luar negeri pun semakin lama semakin naik.

TABEL 1.3

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI , UTANG LUAR NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) TAHUN 2001 -2011

Tahun Pertumbuhan ekonomi(%)

Utang luar negeri (%) Penanaman modal asing (%)

2001 4,11 6,51 2,49

2002 4,31 5,85 0,23

2003 4,78 6,06 1,95

2004 5,03 6,74 2,89

2005 5,69 6,86 6,14

2006 5,51 5,77 3,79

2007 6,32 6,36 6,79

2008 6,01 7,54 10,41

2009 4,61 7,21 6,47

2010 6,01 7,21 6,47

2011 6,08 8,43 10,32

Sumber :bank Indonesia

Dari tabel 1.3 diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di indonesia pasca krisis hanya tumbuh sekitar 4,11 % di tahun 2001.Namun terus terjadi peningkatan 4,31 % di tahun 2002 sampai mencapai 6,08 % ditahun 2011. Begitu pun dengan utang luar negeri yang mengalami fluktuatif sejak tahun 2001 dimana sebesar 6,51% lalu turun di tahun 2002 sebesar 5,85% dan mengalami kenaikan di tahun 2009 menjadi 7,21% dan terus naik hingga 8,43 % di tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah belum mampu untuk mengurangi utang kepada luar negeri.


(30)

Tidak jauh berbeda dengan penanaman modal asing yang masih mengalami fluktuatif, penanaman modal asing paling rendah terjadi pada tahun 2002 sekitar 0,23% sedangkan paling besar terjadi pada tahun 2008 sekitar10.41 %.

hal ini menunjukkan pemerintah belum mampu menarik minat para investor-investor asing untuk bisa menanamkan modal mereka di indonesia.

Secara teoritis kata Umar Juoro pada tahun 1950 dan 1960-an, dalam semangat duet ekonomi Harrod-Domar, bantuan luar negeri dipandang mempunyai dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan tabungan masyarakat sebagai dampak lanjutannya. Alasannya, aliran bantuan luar negeri dapat meningkatkan investasi yang selanjutnya meningkatkan pendapatan dan tabungan domestik dan seterusnya. Sampai di situ, secara teori, bantuan luar negeri justru menghasilkan dampak pengganda (multiplier effects) yang positif pada perekonomian. (Umar Juoro.1994:15)

Pada tahun 1970-an, dua ekonom lain Keith Griffin dan John Enos dalam bukunya "Foreign Assistance: Objectives and Consequences"

membuktikan pinjaman luar negeri berdampak negatif pada pertumbuhan. Mereka mengajukan bukti empiris bahwa utang luar negeri berkorelasi negatif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan tabungan masyarakat. Bantuan luar negeri telah membuat pemerintah meningkatkan pengeluaran yang mengurangi dorongan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan sebagainya. Ekonom di era berikutnya juga melakukan studi yang mendukung kesimpulan Griffin dan rekannya.(1970)


(31)

Disisi lain penanaman modal asing (PMA) dan investasi portofolio merupakan salah satu pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Penanaman modal asing, baik dalam penanaman modal langsung maupun investasi portofolio, di arahkan untuk mengantikan peranan utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional, penanaman modal asing (PMA) semakin penting melihat kenyataan bahwa jumlah utang luar negeri yang meningkat secara signifikan.

Penanaman modal asing (PMA) menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan modal pembangunan. Di Indonesia, PMA diatur dalam Undang-undang Penanaman Modal Asing (UUPMA) yang merupakan landasan hukum mengalirnya PMA ke Indonesia. Pemerintah Indonesia berusaha mendorong iklim usaha sehingga mampu menarik minat usaha khususnya bagi sektor swasta asing, sehingga lahirlah Undang-Undang No. 1/Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Seiring berjalannya waktu undang-undang tersebut dilengkapi dan disempurnakan pada tahun 1970 yaitu, Undang No. 1/ Tahun 1967 tentang PMA disempurnakan oleh Undang-Undang No. 11 / Tahun 1970.(BKPM, 1970)

Kehadiran penanaman modal asing di negara kita bukan merupakan sesuatu yang baru bagi negara dan masyarakat Indonesia. FDI sempat menjadi primadona dalam mitra pembangunan saat negara kita melaju pada tingkat percepatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas 7% per tahunnya, saat sebelum krisis perekonomian terjadi. Bersama-sama dengan investasi masyarakat dan PMDN, penanaman modal secara keseluruhan telah tumbuh rata-rata sekitar 10,% per tahun pada periode 1991-1996 dengan kontribusi


(32)

hampir mencapai 30 % terhadap Produk Domestik Bruto. Kinerja penanaman modal yang kurang baik sejak 1996 menyebabkan lambannya proses pemulihan ekonomi negara kita beberapa tahun setelah krisis. (Laporan BI, 2000)

Perkembangan penanaman modal asing langsung yang masuk ke Indonesia memang cukup signifikan. Namun secara rata-rata bila dibandingkan dengan negara Malaysia, Thailand, Singapura, Korea, dan Cina, penanaman modal asing langsung ke Indonesia masih kalah bersaing. Ini membuktikan bahwa negara-negara tersebut lebih menarik bagi investor asing untuk menanamkan modalnya dibandingkan Indonesia sehingga harus diamati dan diawasi, jangan sampai arus penanaman modal asing langsung beralih ke negara–negara tersebut mengingat negara-negara tersebut mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi, menawarkan berbagai insentif dan stabilitas sosial politik yang lebih baik.(World Development Indicator, 2000)

Suryawati (2000:161)“ peranan investasi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara asia timur ” menunjukkan bahwa modal asing langsung masuk ke negara-negara asia timur, secara umum mempunyai hubungan yang positif dan kuat terhadap pertumbuhan ekonomi negara tujuan PMA.

Sedangkan menurut Jamzani Sodik & Didi Nuryadin (2005) “ investasi pertumbuhan ekonomi regional,menyimpulkan bahwa investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan arah yang positif.”


(33)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul “ Pengaruh Utang Luar Negeri Dan Penanaman Modal asing (PMA) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 1990-2011”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang di kemukakan di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini :

1. Bagaimanakah pengaruh utang luar negeri secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia?

2. Bagaimanakah pengaruh penanaman modal asing (PMA) secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia?

3. Bagaimanakah pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing (PMA) secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing (PMA) secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia 2. Untuk mengetahui pengaruh penanaman modal asing (PMA) secara

parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia

3. Untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing (PMA) secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia


(34)

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan bagi pemerintah terutama instansi-instansi terkait

2. Sebagai masukan kepada masyarakat indonesia agar mengetahui kondisi perekonomian indonesia yang berhubungan dengan utang luar negeri dan penanaman modal asing (PMA)

3. Untuk menambah wawasan penulis dalam perekonomian indonesia khususnya masalah utang luar negeri dan penanaman modal asing

4. Sebagai referensi untuk peneliti lain yang meneliti masalah utang luar negeri dan penanaman modal asing dimasa yang akan datang secara lebih efektif dan efesien.


(35)

BAB II

LANDASAN TEORI

Indonesia memiliki perekonomian yang masih rapuh dan tidak konstan dari waktu ke waktu. Kondisi seperti ini membuat Indonesia tidak mampu mempertahankan stabilitas perekonomiannya dari pengaruh internal maupun eksternal. Salah satu komponen yang terkena imbas dari ketidakmampuan Perekonomian Indonesia mengatasi guncangan ekonomi dari luar adalah membengkaknya pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemerintah sehingga mengakibatkan defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Keadaan defisit inilah yang memacu Indonesia untuk menambah sumber pendapatan yang berasal dari utang, terutama utang luar negeri.

Peran dan kebijaksanaan pinjaman luar negeri bagi indonesia sangat besar. Sehingga tidak ada yang bisa membantah bahwa pinjaman luar negeri merupakan salah satu pilar penting dari pembangunan ekonomi indonesia. Maka tidak mengherankan pinjam luar negeri indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun, utang luar negeri telah menjadi persoalan bangsa indonesia.

dari Studi statistik terbesar yang di lakukan oleh Guptadan Islam (1983) menemukan tabungan domestik jauh lebih penting dari pada modal asing, baik secara kuantitatif maupun dalam menentukan pertumbuhan. Dengan perbedaan bentuk modal asing, mereka menemukan bahwa baik


(36)

bantuan luar negeri maupun penanaman modal asing secara langsung berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.(kitchen,1988 :170).

Penanaman modal asing adalah Sedangkan menurut Jamzani Sodik & Didi Nuryadin (2005) “ investasi pertumbuhan ekonomi regional,menyimpulkan bahwa investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan arah yang positif.”

A. Pertumbuhan Ekonomi

1.

Defenisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang (Boediono, 1981:2).

Suatu perekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah barang dan jasa meningkat. Jumlah barang dan jasa dalam perekonomian suatu negara dapat diartikan sebagai nilai dari Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB ini digunakan dalam mengukur persentase pertumbuhan ekonomi Suatu negara.

Perubahan nilai PDB akan menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Selain PDB, dalam suatu negara juga dikenal ukuran PNB (Produk Nasional


(37)

Bruto ) serta Pendapatan Nasional (National Income). Defenisi PDB yaitu seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu domestik atau agregat.

Pertumbuhan ekonomi membutuhkan penyediaan dan

pengalokasian faktor-faktor produksi secara efisien. Modal sebagai salah faktor produksi untuk pembiayaan pembangunan nasional pada dasarnya berasal dari dua sumber yaitu sumber modal dalam negeri dan sumber modal luar negeri. Sumber modal dalam negeri berupa tabungan yang diciptakan dan dihimpun dengan cara menghemat konsumsi sekarang atau meningkatkan penerimaan baik dari sektor pemerintah maupun sektor swasta. Sedangkan sumber modal dari luar negeri berupa hibah (grant), utang luar negeri dan Penanaman Modal Asing (PMA).

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori ini dikembangkan oleh Abramovitz dan Solow yang mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. Teori ini pada hakekatnya menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi tergantung pada faktor-faktor berikut, yakni :

1) Pertambahan modal dan produktifitas marginal

2) Pertambahan tenaga kerja dan produktifitas tenaga kerja marginal 3) Perkembangan teknologi


(38)

Pandangan ini dinyatakan dalam persamaan :

G = m.∂K + b. ∂L + ∂T

Dimana : g adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, ∂K adalah

pertambahan barang modal, ∂L adalah tingkat pertambahan tenaga kerja, ∂T adalah tingkat pertambahan tekhnologi, m adalah produktifitas modal tenaga kerja, b adalah produktifitas marginal tenaga kerja. Teori pertumbuhan ekonomi klasik di pelopori oleh beberapa tokoh yaitu, Adam Smith, David Ricardo, dan Arthur Lewis.

B. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Pada bagian ini akan dijabarkan teori pertumbuhan yang diakui oleh ekonom modern, atau lebih dikenal dengan teori pertumbuhan neo klasik. Kita akan melihat tahapan demi tahapan atas penjelasan terhadap teori pertumbuhan ekonomi tersebut. Teori ini juga merupakan teori yang mendasari penelitian ini yaitu teori Harrod-Domar dan Sollow-Swan yang membahas tentang bagaimana capital, output, dan tekhnologi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Untuk lebih jelasnya maka teori-teori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Teori Harrod- Domar

Teori Harrod – Domar adalah perkembangan langsung dari teori makro Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek utama yang dikembangkan dari teori Keynes


(39)

adalah aspek yang menyangkut peranan investasi (I) dalam jangka panjang. Dalam teori Keynes, pengeluaran investasi (I) mempengaruhi permintaan agregat (Z) tetapi tidak mempengaruhi penawaran agregat (S). Harrod-Domar melihat pengaruh investasi dalam perspektif waktu yang lebih panjang. Menurut kedua ekonom ini, pengeluaran investasi (I) tidak hanya mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat (Z), tetapi juga terhadap penawaran agregat (S) melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, I menambah stok kapital (misalnya, pabrik-pabrik, jalan-jalan dan sebagainya). Jadi I = ΔK, dimana K adalah stok kapital dalam masyarakat. Ini berarti pula peningkatan kapasitas produksi masyarakat, dan selanjutnya berarti bergesernya kurva S ke kanan ( Boediono, 1981:7-47).

2) Teori Sollow – Swan

Robert Sollow dari MIT da Treovor Swan dari Australian National University secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan namanya Harrod – Domar, model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi.


(40)

Walaupun kerangka umum dari model Sollow-Swan mirip dengan model Harrod-Domar, tetapi model Sollow-Swan (dari satu segi) lebih “luwes” karena :

a) Menghindari masalah “ketidakstabilan” yang merupakan ciri warranted rate of growth dalam model Harrod-Domar,

b) Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi pendapatan.

Keluwesan ini terutama disebabkan oleh karena Sollow dan Swan menggunakan bentuk fungsi yang lebih mudah dimanipulasi secara aljabar.

Dalam model Harrod-Domar, output dan kapital serta tenaga kerja masing-masing dihubungkan oleh suatu “fungsi produksi” dengan koefisien yang tidak bisa berubah, yaitu Q

P

= hK dan Q n

= nN. Dalam model neo-klasik dari Sollow dan Swan dipergunakan suatu fungsi produksi yang lebih umum, yang bisa menampung berbagai kemungkinanan subtitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L) . Bentuk fungsi produksi ini adalah :

Q = F ( K,L )

Yang memungkinkan berbagai kombinasi penggunaan K dan L untuk mendapatkan suatu tin gkat output. Funfsi produksi semacam ini (yang sering dijumpai dalam teori ekonomi mikro) disebut fungsi produksi Neo-Klasik.


(41)

Dengan menggunakan fungsi semacam nilah maka Sollow dan Swan bisa menghindari masalh “ketidakstabilan” dan mengambil kesimpulan-kesimpulan baru mengenai distribusi pendapatan dalam proses pertumbuhan (seperti halnya kaum klasik). Dengan digunakannya fungsi produksi Neo Klasik tersebut, ada satu konsekuensi lain yang penting. Konsekuensi ini adalah bahwa seluruh faktor yang tersedia, baik berupa K maupun berupa L akan selalu terpakai atau digunakan secara penuh dalam proses produksi. Ini disebabkan karena dengan fungsi produksi Neo Klasik tersebut, berapapun K dan L yang tersedia akan bisa dikombinasikan untuk proses produksi, sehingga tidak lagi ada kemungkinan “kelebihan” atau “kekurangan” faktor produksi seperti dalam model misalnya, Harrod-Domar atau Lewis. Posisi full employment ini membedakan model Neo klasik dengan model Keynesian (Harod-Domar) maupun model klasik. Jadi jelas bahwa penggunaan fungsi produksi Neo Klasik sehingga selalu terdapat fullemployment merupakan ciri utama yang membedakan model ini dengan model-model pertumbuhan lain.

B. Utang Luar Negeri

1. Defenisi Utang Luar Negeri

Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah. Termasuk dalam pengertian pinjaman


(42)

luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri.

Pinjaman luar negeri Indonesia dibedakan dalam 2 kelompok besar, yaitu pinjaman luar negeri yang diterima Pemerintah (public debt) dan pinjaman luar negeri yang diterima swasta (private debt). Dilihat dari sumber dananya, pinjaman luar negeri dibedakan ke dalam pinjaman multilateral, pinjaman bilateral dan pinjaman dindikasi. Sedangkan dilihat dari segi persyaratan pinjaman, dibedakan dalam pinjaman lunak (concessional loan), pinjaman setengah lunak (semi concenssional loan) dan pinjaman komersial (commercial loan).

Selain pinjaman luar negeri, terdapat juga penerimaan dalam bentuk hibah. Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Keuangan dengan Ketua BAPPENAS No.185/KMK.03/1995 dan No. KEP. 031/KET/5/1995 tanggal 5 Mei 1995 yang telah dirubah dengan SKB No. 459/KMK.03/1999 dan No.KEP.264/KET/09/1999 tanggal 29 September 1999 tentang Tatacara Perencanaan, Pelaksanaan/Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam Pelaksanaan APBN, pengertian Pinjaman Luar Negeri, adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Sedangkan Hibah Luar Negeri, adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam


(43)

bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa temasuk tenaga ahli dan pelatihan yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali.

Pinjaman luar negeri yang diterima Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan, disamping sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan pajak dan tabungan baik tabungan masyarakat dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah keterbatasan modal dalam negeri.

Hal ini tercermin pada angka kesenjangan tabungan investasi “Saving-Investment Gap” (S-I gap) dan “Foreigan Exchange Gap” (forex gap). Saving Investment gap menggambarkan kesenjangan antara tabungan dalam negeri dengan dana investasi yang dibutuhkan, sedangkan Foreign Exchange Gap menggambarkan kesenjangan antara kebutuhan devisa untuk membiayai impor barang/jasa dengan penerimaan devisa hasil expor barang/jasa.

karena itu negara-negara berkembang membutuhkan pinjaman luar negeri untuk menutup kekurangan kebutuhan pembiayaan investasi dan untuk membiayai devisit transaksi berjalan (current account) neraca pembayaran dalam rangka pembiayaan transaksi internasional sehingga posisi cadangan devisa tidak terganggu.


(44)

2. Jenis – Jenis Utang Luar Negeri

Utang luar negeri merupakan bantuan luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau badan-badan internasional yang khusus dibentuk untuk memberikan pinjaman semacam itu dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga pinjaman tersebut (Zulkarnain,1996: 19).

Adapun bentuk-bentuk bantuan luar negeri dapat dibedakan atas : 1. Pinjaman dengan syarat pengembalian

a. Hadiah/Grant: yaitu bantuan luar negeri yang tidak bersyarat pengembalian atau pelunasannya kembali.

b. Pinjaman Lunak : yaitu pinjaman dengan syarat yang sangat ringan, dimana jangka waktu pengembaliannya antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun dan tingkat bunga antara 0 sampai dengan 4,5 persen per tahun.

c. Pinjaman/Kredit Ekspor : yaitu kredit yang diberikan oleh negara pengekspor dengan jaminan tertentu untuk meningkatkan ekspor. Jangka waktu pembayarannya adalah 7 tahun sampai dengan 15 tahun dan tingkat bunga antara 4 persen sampai dengan 8,5 persen per tahun. d. Kredit Komersial : yaitu kredit yang dipinjamkan oleh bank dengan

tingkat bunga dan lain-lain sesuai perkembangan pasar internasional. 2. Pinjaman/Kredit Bilateral/Multilateral

a. Pinjaman/Kredit Bilateral: misalnya bantuan/kredit yang diperoleh dari negara CGI.


(45)

b. Pinjaman/Kredit Multilateral: misalnya bantuan/kredit dari peserta IBRD, IDA, UNDP, ADB, dan lain-lain. Jangka waktu dan syarat pengembalian bantuan/kredit bilateral/multilateral adalah berdasarkan perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan pihak-pihak yang memberikan bantuan/kredit.

Sumber-sumber pinjaman luar negeri yang diterima pemerintah Indonesia dalam setiap tahun anggaran yang berupa pinjaman bersumber dari: 1. Pinjaman Multilateral

Pinjaman multilateral sebagian besar diberikan dalam satu paket pinjaman yang telah ditentukan, artinya satu naskah perjanjian luar negeri antara pemerintah dengan lembaga keuangan internasional untuk membina beberapa pembangunan proyek pinjaman multilateral ini kebanyakan diperoleh dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (BPD), Bank Pembangunan Islam (IDB), dan beberapa lembaga keuangan regional dan internasional.

2. Pinjaman Bilateral

Pinjaman bilateral adalah pinjaman yang berasal dari pemerintah negara– negara yang tergabung dalam negara anggota Consultative Group On Indonesia (CGI) sebagai lembaga yang menggantikan kedudukan IGGI. 3. Teori Utang Luar Negeri

Sumber keuangan dari luar berupa pinjaman luar negeri dapat memainkan peranan penting dalam usaha melengkapi kekurangan sumber daya yang berupa devisa atau tabungan domestik. Pendekatan inilah yang


(46)

disebut sebagai analisis bantuan luar negeri dua kesenjangan ( two-gap model) ini mengatakan bahwa negara berkembang pada umumnya menghadapi kendala keterbatasan tabungan domestik yang jauh dari mencukupi untuk menggarap segenap peluang yang investasi yang ada,serta kelangkaan devisa yang tidak memungkinkan mengimpor barang-barang modal dan antara yang penting bagi usaha pembangunannya. Secara umum model ini berasumsi bahwa kekurangan dan kesenjangan ( antara persedian dan kebutuhan) tabungan (saving gap) serta kesenjangan devisa ( foreign-exchange gap ) itu tdak sama bobotnya, dan satu sama lain berdiri sendiri. Kekurangan tabungan tidaklah dapat digantikan oleh cadangan devisi begitu juga sebaliknya, kekurangan devisa tidak pula dapat dipenuhi oleh tabungan dalam negeri.

Secara matematis, model dua kesenjangan secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kesenjangan Tabungan

Dimulai dengan suatu persamaan atau identitas atas hubungan antara pemasukan modal ( misalnya, selisih antara ekspor-impor ) dan dengan sumber – sumber yang dapat digunakan untuk investasi, dengan tingkat investasi, dengan tingkat investasi domestik, yang dapat di tulis sebagai berikut :

I < F + Sy ……… ( 1)

Dimana F adalah jumlah arus pemasukan modal. Seandainya nilai F ditambah sY lebih besar dari I, dan perekonomian itu tengah berada


(47)

dalam kondisi full employment, maka bisa dipastikan bahwa tengan terjadi kesenjangan di tabungan negara tersebut.

2. Kesenjangan Devisa

Jika setiap unit investasi yang dilakukan oleh negara – negara berkembang menyebabkan kenaikan impor sebesar m1, yakni pangsa impor

marjinal ( marginal impor share ) di kebanyakan negara berkembang, pangsanya ini berkisar dari 30 sampai 60 persen dan kecenderungan marjnal terhadap impor ( marginal propensity to impor) akibat naiknya 1 unit PDB dengan parameter m2, maka kesenjangan devisa itu dirumuskan sebagai berikut :

( m1- m2)I + m2Y- E < F………( 2 ) Simbol E melambangkan tingkat ekspor eksogen.

Faktor F dalam kedua ketidaksamaan diatas merupakan faktor krisis dalam analisis. Jika F,E dan Y diberikan nilai secara eksogen (ditentukan dari luar), maka salah satu dari ketidaksamaan diatas menjadi faktor penghambat investasi akan tertekan menjadi lebih rendah oleh salah satu ketidaksamaan tersebut. Dengan demikian penerapan rumus tersebut setiap negara akan dapat diketahui masalah utamanya, apakah kesenjangan tabungan atau kesenjangan devisa. Hal ini yang lebih penting menurut sudut analisis pinjamn luar negeri adalah bahwasanya dampak peningkatan arus modal asing akan lebih besar di negara yang tengah mengalami kesenjangan tabungan ( persamaan 1 ) daripada di negara yang mengalami kesenjangan devisa ( persamaan 2 ) . namun hal ini tidaklah berarti bahwa


(48)

negara negara yang mengalami kesenjangan tabungan tidak membutuhkan utang luar negeri. Model dua kesenjangan inilah merupakan metodologi yang bersifat garis besar untuk menentukan kebutuhan serta kemampuan relatif dari masing- masing negara berkembang dalam mengunakan pinjaman luar negerinya secara efektif. (Michael P. Todaro, 1998 : 169).

C. Penanaman Modal Asing (PMA) 1. Defenisi Penanaman Modal Asing

Penanaman modal asing (PMA) adalah aliran modal asing yang berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui investasi langsung ( Direct investment ) mau investasi tidak langsung (

Portofolio). (Suyatno, 2003:72) investasi asing (Foreign Investment) dibagi kedalam dua komponen, pertama; Investasi langsung (Direct Investment) yang melalui para investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk meperoleh imbalan manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan.

Kedua; investasi portifolio (Portofolio Investment), yakni pembelian saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk meregug hasil dari dana yang ditanamkan. Investasi langsung yang melalui para investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan. Investasi asing langsung (FDI) adalah kepemilikan dan kendali asset asing. Dalam prakteknya, FDI


(49)

biasanya melibatkan kepemilikan, sebagian atau keseluruhannya perusahaan di sebuah negara asing.

Investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal yang terdiri dari mesin, pabrik, kantor dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi (Mulyadi,1990:268).

Selain itu investasi dapat juga diartikan sebagai pengeluaran oleh sektor produsen swasta untuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa guna penambahan stok barang dan peralatan perusahaan (Boediono,1986:40).

Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah output dan pendapatan. Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan (Samuelson dan Nordhaus,1993:183).

Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah. Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam satu tahun tertentu yang


(50)

digolongkan sebagai investasi, meliputi pengeluaran atau pembelanjaan untuk:

1. Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang modal dan membelanjakan untuk mendirikan industri-industri.

2. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal.

3. Pertambahan dalam nilai stok barang-barang perusahaan yang berupa bahan mentah, barang yang belum diproses dan barang jadi.

Penanaman modal asing langsung merupakan investasi yang dilakukan oleh swasta asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cabang perusahaan multinasional, lisensi, joint venture, atau lainnya. Selain berupa penanaman modal asing langsung, penanaman modal asing swasta dapat juga berupa penanaman modal portofolio. Penanaman modal jenis ini merupakan penanaman modal dalam bentuk pemilikan surat-surat pinjaman jangka panjang dan saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di negara-negara berkembang, jadi hanyalah berupa penyertaan dalam pemilikan perusahaan dan bukan penguasaan kegiatan perusahaan sehari-hari (Sukirno,1981:381).

Penanaman modal asing memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal asing mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal. Selain itu tabungan dan


(51)

investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal di negara keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal asing yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, teknik-tekink produksi maju, pembaharuan produk dan lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang.

Sebagai dampak dari penanaman modal asing, kita dapat mengatakan bahwa pengadaan prasarana negara, pendirian industri baru, pemanfaatan sumber-sumber baru, kesemuanya cenderung meningkatkan kesempatan kerja dalam perekonomian. Dengan kata lain impor modal menciptakan lebih banyak pekerjaan. Keadaan semacam ini adalah suatu keuntungan dengan adanya penanaman modal asing.

2. Teori Investasi

A. Teori Konsep Marginal Efficiency of Capital

Dalam teori makro Keynes keputusan apakah suatu Investasi akan di laksanakan atau tidak, tergantung pada perbandingan antara besarnya keuntungan yang di harapkan (yang menyatakan dalam persentase satuan waktu waktu) di suatu pihak dan biaya penggunaan dana atau tingkat bunga di pihaklain. Apabila tingkat bunga yang berlaku di pasar uang sebesar 2% setiap bulan (atau 24% setahun), sedangkan keuntungan yang di harapkan sebesar 50% maka investasi tersebut masih menguntungkan karena keuntungan (kotor) yang di harapkan 50% jadi melebihi ongkos


(52)

pendanaan dapat di katakana 50% - 24% = 26% pertahun untuk 10 tahun. Maka jika pengusaha tersebut “rasional” investasi tersebut akan dilaksanakan Secara ringkas :

1. Jika keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih besar dari pada tingkat bunga, maka investasi di laksanakan.

2. jika MEC lebih kecil dari pada tingkat bunga maka investasi tidak dilaksanakan.

3. Jika MEC = tingkat bunga maka investasi bias di laksanakan dan bias juga tidak

Dari uraian di atas, di ketahui bahwa berapa tingkat pengeluaran investasi yang di harapkan oleh para investasi di tentuakan oleh dua hal yaitu tinkat suku bunga yang berlaku dan marginal efficiency of capital. Perilaku makro para investor ini biasanya di ringkas dalam satu bentuk fungsi marginal efficiency of capital atau fungsi investasi.

Tiga hal yang perlu di garis bawahi mengenai fungsi investasi pertama funsi tersebut mempunyai slope, yang negative, artinya semakin rendah tingkat bunga semakin besar pula tingkat pengeluaran investasi yang di inginkan. Kedua, dalam kenyataan fungsi tersebut sulit untuk di peroleh sebab posisinya sangat stabil (mudah berubah dalam jangka waktu yang sangat singkat). Kelebihan fungsi investasi ini akan segera dapat di pahami karena posisinya sangat tergantung pada nilai


(53)

MEC dari proyek-proyek yang ada dan bahwa MEC adalah keuntungan yang di harapkan oleh investor. Ketiga, yang perlu ditekankan adalah hubungan teori Keynes dengan kenyataan, khususnya masalah tersedianya dana investasi.

B.Teori Klasik Pengaruhnya Tingkat Bunga Terhadap Investasi

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk investasi guna menambah tabungan.

Investasi juga tergantung atau merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasan seseorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasi, apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi. Yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of Capital). Makin rendah tingkat bunga pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana yang juga makin kecil. Tingkat bunga dan keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.


(54)

C. Teori Keynes Pengaruhnya Tingkat Bunga Terhadap Investasi

Keynes mempunyai pandangan yang berbeda tingkat, tingkat bunga, katanya merupakan suatu fenomena moneter artinya tinkat bunga di tentukan oleh penawaran dan permintaan uang. (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan mengadakan investasi dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP (Nopirin 1995: 90-91).

Menurut Keynes, uang adalah salah satu bentuk yang dimiliki oleh seseorang (portofolio). Seperti halnya kekayaan dalam bentuk tabungan, saham atau surat berharga lainnya, keputusan masyarakat mengenai bentuk susunan atau komponen dari pada kekayaan mereka besar dari kekayaan masyarakat akan di wujutkan dalam bentuk uangkas, tabungan atau surat berharga yang akan menentukan tinginya tingkat bunga. Tingkat bunga disini adalah tingkat bunga rata-rata dari segala macam surat berharga yang beredar dalam masyarakat.

D. Teori Harrod-Domar Tentang Investasi

Teori investasi Harrod-Domar merupakan teori makro investasi dalam jangka panjang. Menurut Harrod-Domar pengeluaran investasi mempunyai proses cmultipiler dan terhadap penawaran agregat melaui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.

Setiap ada peningkatan stok capital masyarakat (k) meningkatkan pola kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output


(55)

potensi (y). Hubungan antara stok capital (k) dengan output potensial (y) merupakan hubungan ekonomis secara langsung, di sebut capital output rasio (COR). Missalnya jika 3 rupiah total di perlukan untuk menghasilkan output total 1 rupiah maka setiap tambahan bersih pada stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal output tersebut.

Harrod-Domar menitik beratkan bahwa akumulasi capital mempunyai peranan ganda yaitu menimbulkan pendapatan dan memperbesar persediaan capital . Secara sederhana teori Harrod-Domar, misalnya pada suatu keseimbangan pada tingkat fullemployment income, maka untuk memilihara keseinbangan dari tahun ke tahun di butuhkan jumblah pengeluaran, karna investasi tersebut harus cukup untuk menyerap kenaikan output yang di timbulkan.

E. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Thomas budiman syah yang berjudul “ analisis penanaman modal asing di indonesia tahun 1983-2003”. dengan hasil penelitian bahwa PDB berpengaruh signifikan positif terhadap penanaman modal asing sedangkan suku bunga domestik tidak berpengaruh signifikan terhadap penanaman modal asing.

2. Nurlia listiani melakukan penelitian dengan judul “ pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia 1978- 2004” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh utang luar


(56)

negeri terhadap pertumbuhan ekonomi pada masa pemulihan ekonomi dan sebelum krisis ekonomi indonesia pada tahun 1978 -2004. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari bank indonesia, key indicators of developing asian and pacific countries, international financial statistic (IFS), studi kepustakaan melalui jurnal, makalah dan artikel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif yang didukung dengan analisis kuantitatif dengan sistem persamaan regresi linear berganda.selanjutnya persamaan estimasi dilanjutkan dengan metode ordinary least square (OLS). Maka Dalam mengolah dan menganalisis data mengunakan software eviews 4.1. 3. Menurut penelitian yang dilakukan oleh jamzani sodik dan didi

nurhayadin yang berjudul “ investasi dan pertumbuhan ekonomi regional” menunjukan hasil bahwa penanaman modal asing berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional.

4. Dalam penelitian yang di lakukan oleh E. Borensztein dengan judul “ How

does foreign direct investment affect economic growth” dengan mengunakan Panel Data menunjukan hasil bahwa Hasil regresi menunjukkan bahwa FDI utama memiliki efek positif pada keseluruhan pertumbuhan ekonomi, meskipun besarnya efek ini tergantung pada stok sumber daya manusia tersedia dalam perekonomian. Namun, sifat dari interaksi FDI dengan sumber daya manusia adalah sedemikian rupa sehingga untuk negara-negara dengan tingkat sumber daya manusia sangat rendah efek langsung dari FDI adalah negatif.


(57)

5. Dalam penelitian Suhel yang berjudul “ analisis model vector auto regression( VAR) terhadap hubungan pertumbuhan ekonomi dengan penanaman modal asing (PMA) di indonesia” metode analisis yang digunakan yaitu analisis VAR yaitu alat analisis yang digunakan untuk melihat hubungan timbal- balik, perkiraan variabel pertama harus mempertimbangkan perilaku variabel kedua dan sebaliknya.

6. Dalam penelitian Rosnawintang tahun 2009 “Analisis Dampak Utang Luar Negeri Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode1980-2006” dengan variabel independennya yakni Dampak utang Luar Negeri pemerintah dan variabel dependennya Pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan metode analisis regeresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan uji statistic yaitu uji serempak (Uji-F) dan parsial (Uji-t) penganalisisan data mengunakan data software pengolahan data statistic yaitu SPSS versi 12. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel utang luar negeri dan pembayaran cicilan utang luar negeri mempunyai hubungan yang negatif dan signfikan terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia baik secara parsial maupun secara simultan.

7. Penelitian yang dilakukan arwiny fajriah anwar yang berjudul “ analisis pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing terhadap produk domestik bruto di indonesia 2000-2009” hasil dari penelitian menunjukkan bahwa utang luar negeri berpengaruh negatif terhadap PDB.


(58)

8. Menurut penelitian yang dilakukan M.Khairin Majid yang berjudul “ analisis pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia tahun 1986 –2011” mengatakan utang luar negeri dalam jangka pendek sangat membantu pemerintah dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara.

TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti Judul Metode Hasil Tahun

1 Thomas

budiman syah

Analisis penanaman modal asing di indonesia tahun 1983-2003 Regresi berganda Bahwa modal asing berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 2005

2 Nurlia listiani Pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia periode 1978-2004 Regresi berganda

Utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 2005

3 Jamzani sodik dan didi nurhayadin Investasi dan pertumbuhan ekonomi regional Regresi berganda Investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional 2005

4 E . Borensztein

How does foreign direct investment affect economic growth

The main regression result indicate that FDI has a positive


(59)

5 Suhel Analisis model

vector auto regression (VAR)

terhadap pertumbuhan ekonomi dan penanaman modal

asing (PMA) di indonesia

Analisis VAR

Hubungan timbal balik antara PDB

dengan PMA secara statistik tidak signifikan

2007

6 Rosnawintang Analisis dampak luar negeri pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia periode 1980-2006 Regresi berganda Variabel berpengaruh negatif dan signifikan.baik secara parsial maupun simultan 2009

7 Arwiny fajriah anwar

Analisis pengaruh utang luar negeri dan

penanaman modal asing terhadap produk domestic bruto di indonesia

Ordinary Least Square

Menunjukkan bahwa utang luar

negeri berpengaruh signifikan negatif sedangkan PMA berpengaruh positif terhadap PDB 2011

8 M.Khairin

Majid

Analisis pengaruh utang luar negeri dan

penanaman modal asing Ordinary Least Square Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa utang luar negeri

berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan


(60)

F . Kerangka Pemikiran

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sedang giat-giatnya untuk melakukan pembangunan di segala sektor. Terutama untuk negara yang mempunyai penduduk yang banyak dan permasalahan sosial yang kompleks, maka peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dan mendesak. Namun dalam perkembangannya Indonesia nyatanya tidak mampu untuk membiayai semua sektor pembangunan nasional. Utang merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan karena berbagai macam alasan yang rasional. Selain untuk dapat membantu dalam hal perdagangan juga dapat meningkatkan kerja sama antar negara dalam berbagai sektor. Utang pemerintah terhadap luar negeri dapat merangsang perekonomian dalam negeri sehingga akan sangat berpengaruh terhadap perutmbuhan ekonomi.

Menurut sadono sukirno (1985: 37) memberikan defenisi bahwa pinjaman luar negeri merupakan suatu pinjaman yang diberikan suatu negara ke negara lain yang berkewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga atas pinjaman tersebut sebagai balas jasa dari pemlik

ekonomi

sedangkan PMA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi


(61)

modal negara bersangkutan. Dari Umar Juoro pada tahun 1950 dan 1960-an, dalam semangat duet ekonomi Harrod-Domar, bantuan luar negeri dipandang mempunyai dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan tabungan masyarakat sebagai dampak lanjutannya. Alasannya, aliran bantuan luar negeri dapat meningkatkan investasi yang selanjutnya meningkatkan pendapatan dan tabungan domestik dan seterusnya. Sampai di situ, secara teori, bantuan luar negeri justru menghasilkan dampak pengganda (multiplier effects) yang positif pada perekonomian. (Umar Juoro.1994:15)

Penanaman modal asing adalah dana investasi yang langsung diwujudkan berupa pendirian pabrik, fasilitas produksi, pembelian mesin dan sebagainya Pernyataan tersebut di perkuat oleh Penelitian yang dilakukan oleh Deni Nurdin Akbar (2001) yang berjudul “Peranan Bantuan Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Penanaman Modal dalam Negeri terhadap PDB (Tahun 1983-1999)”. Hasilnya variabel penanaman modal asing signifikan dan mempunyai koefisien yang positif. Apabila terjadi kenaikan dalam penanaman modal asing maka dampaknya akan meningkatkan PDB. Penanaman modal asing selain meningkatkan kesempatan kerja juga membawa teknologi yang modern dan sistem pengelolaan perusahaan yang lebih profesional sehingga akan berdampak kepada peningkatan produktivitas yang pada akhirnya output yang dihasilkan akan lebih besar.


(62)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu merupakan data sekunder

Utang luar negeri (X1)

Penanaman modal asing (X2)

Pertumbuhan ekonomi

(Y)

Uji Regresi Berganda

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Autokolerasi 4. Uji Heterokedasitisas

Uji Hipotesis 1. Uji F

2. Uji t 3. Uji R2

Kesimpulan Interpretasi


(63)

H. Hipotesis

berdasarkan teori dan hubungan antara tujuan penelitian, kerangka pemikiran terhadap rumusan masalah dan didukung oleh penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini ialah :

1. Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel utang luar negeri secara parsial terhadap petumbuhan ekonomi di indonesia

Ha : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel utang luar negeri secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia

2. Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel utang luar negeri secara parsial terhadap petumbuhan ekonomi di indonesia

Ha : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel utang luar negeri secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia

3. Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel utang luar negeri dan penanaman modal asing (PMA) secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia

Ha : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel utang luar negeri penanaman modal asing (PMA) secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia


(64)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing (PMA) terhadap perekonomian indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder kurun waktu ( time series ) yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan bank indonesia. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen.

1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Utang luar negeri dan penanaman modal asing (PMA) di Indonesia periode 1990 -2011

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di indonesia periode 1990 -2011

B. Metode Pengumpulan Data 1. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk jadi dan dipublikasikan

a. Internet

Adapun yang menjadi situs dari pencarian data yang berhubungan dengan tema atau penelitian ini, seperti www.BI.go.id, www. BPS.com dan sebagainya


(65)

2. Riset kepustakaan

Riset kepustakaan adalah melakukan studi kepustakaan dengan pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Terutama di lembaga pendidikan seperti LIPI, Badan Pusat Statistik (BPS ), perpustakaan BI.

C. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis regresi linear berganda yang dirancang untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) yang dinyatakan dengan angka-angka yang dalam perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program pengolah data statistik yang dikenal dengan eviews. Metode-metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji signifikansi simultan (uji statitik F), koefisien determinasi R2, dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).

Adapun bentuk persamaan regresi linear berganda yang digunakan dapat dirumuskan :

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 +еt Keterangan :

Y = Pertumbuhan Ekonomi

β0 = Konstanta


(66)

X1 = Utang Luar Negeri

X2 = Penanaman Modal Asing

et = error term

1. Pengujian Asumsi Klasik A. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam model regresi bertujuan untuk mengetahui dependen variabel dan independen variabel mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendektai normal. Cara mendeteksinya adalah dengan menggunakan dua cara, yaitu (Ghozali,2011:160):

1) Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, namun hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal. Maka garis yang menggambarkan data


(67)

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut: a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka mmodel regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Analisis Statistik

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho = Data residual terdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: a) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka

Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

b) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal.


(68)

B. Uji Multikolonieritas

Menurut (Ghozali,2011:105) uji ini berutujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2) Menganalisa matrik korelasi antar variabel bebas jika terdapat

korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (> 0,9) hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas

3) Dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:

a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.


(69)

C . Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 . jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokolerasi. Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya ( Ghozali,2011:110).

D. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali,2011:139) uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas itu dengan menggunakan uji Park.

Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Park dilakukan sebagai berikut:

1) Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.

2) Apabila probabilitas nilai tes tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas


(70)

B. Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan, perlu digunakan analisi regresi melalui uji t maupun uji F. Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun secara simultan, serta mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Metode pengujian terhadap hipotesa yang diajukan dilakukan dengan pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan.

A. Uji t

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2011:98). Oleh karena itu uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis Ha1, Ha2, Ha3. Langkah–langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis (Ha)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (profitabilitas) secara parsial.


(71)

3) Membandingkan t hitung dengan t tabel,. Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ha diterima. Berarti bahwa variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus :

T hitung =

4) Berdasarkan probabilitas

Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (α) 5) Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh

paling dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari koefisien regresinya

B. Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh Utang luar negeri dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi secara simultan

C. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus:

R2 = 1 –


(1)

83

Lampiran 4 : Uji Autokolerasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -2.33127

Cases < Test Value 11

Cases >= Test Value 11

Total Cases 22

Number of Runs 9

Z -1.092

Asymp. Sig. (2-tailed) .275


(2)

84

Lampiran 5 : Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 72.993 19.020 3.838 .001

Lnx1 -.624 .883 -.256 -.707 .488


(3)

85

Lampiran 6 : Hasil Analisis Regresi Berganda

Hasil Estimasi Analisis Regresi Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.465 1.816 3.009 .007

ULN -423 .385 -273 -1.100 .028 .788 1.269


(4)

86

Lampiran 7 : Hasil Uji t

Hasil Estimasi Analisis Regresi Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.465 1.816 3.009 .007

ULN -423 .385 -273 -1.100 .028 .788 1.269


(5)

87

Lampiran 8 : Hasil Uji F

Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 24.344 2 12.172 .682 .000a

Residual 338.929 19 17.838


(6)

88

Lampiran 9 : Uji koefesien Determinasi

Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 24.344 2 12.172 .682 .000a

Residual 338.929 19 17.838