BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tonsil dan adenoid merupakan salah satu organ pertahanan tubuh utama yang terdapat pada saluran napas atas. Sistem pertahanan tubuh ini akan berfungsi sebagai imunitas lokal
untuk menghasilkan anti bodi yang akan melawan infeksi yang terjadi baik akut atau kronik, terbentuknya antigen disebabkan rangsangan bakteri, virus, infeksi serta iritasi
lingkungan terhadap tonsil dan adenoid. Brodsky .2006 Tonsilitis merupakan radang tonsil palatina yang dapat juga disertai dengan
peradangan pada faring. Radang ini dapat disebabkan oleh infeksi grup A streptokokus β
hemolitikus, pneumokokus, stafilokokus dan hemofilus influenza, biasanya menyerang anak pra sekolah sampai dewasa, dapat mengakibatkan komplikasi seperti peritonsilar
abses, parafaring abses, demam rematik dan glomerulonefritis akut . Dhingra,2007. Kornblut, 1991. Rusmarjono, 2007. Colman 1993
Glomerulonefritis paska streptokokus dapat didahului oleh infeksi streptokokus β
hemolitikus grup A. Glomerulonefritis paska streptokokus dapat terjadi setelah radang tenggorokan dan jarang dilaporkan bersamaan dengan demam rematik akut. Hal ini
disebabkan terjadinya pembentukan komplek imun yang bersirkulasi dan terjadi pembentukan komplek imun in situ ini telah ditetapkan sebagai mekanisme patogenesis
terjadinya penyakit glomerulonefritis paska streptokokus. Noer 2002
Universitas Sumatera Utara
Nilai normal ASTO pada anak 6 bulan – 2 tahun 50 Todd unit ml, 2 – 4 tahun 160 Todd unit ml, 5 – 12 tahun adalah 170 Todd unit ml dan dewasa 160 Todd unit ml.
Titer ASTO akan meningkat pada 75 – 80 kasus GNAPS. Pardede. A , 2009 Anti streptolisin titer O ASTO merupakan tes darah yang dilakukan untuk
mengukur antibodi terhadap streptolisin O yang dihasilkan oleh bakteri streptokokus. Kadar ASTO lebih dari 160 – 200 todd unit dianggap sangat tinggi dan menunjukan
adanya infeksi streptokokus yang baru terjadi atau sedang terjadi atau adanya kadar antibodi yang tinggi akibat respon imun yang berlebihan terhadap pajanan sebelumnya.
Matthew, 2007. Jawetz .2008 Glomerulonefritis akut paska streptokokus GNAPS lebih sering dijumpai di daerah
tropis dan negara berkembang, biasanya menyerang anak – anak dengan ekonomi rendah. Di Indonesia sebanyak 68,9 berasal dari keluarga ekonomi rendah dan 82 dari
keluarga berpendidikan rendah. Keadaan lingkungan yang padat, higiene sanitasi yang jelek, malnutrisi dan anemia merupakan faktor resiko untuk terjadinya GNAPS. Noer .
.2009 Suzuki et al, pada penelitiannya di Niigata, Jepang tahun 2004, dari 52 orang
penderita Ig A nepropati, mendapatkan hasil kultur tonsil terbanyak adalah haemopilus parainfluenza yang merupakan bakteri paling banyak dijumpai pada saluran napas. Diduga
bakteri ini merangsang tonsil menghasilkan Ig A yang akan tertumpuk di mesangium glomerulus ginjal sehingga dapat terjadi kerusakan ginjal yang menyebabkan
glomerulnefritis . Suzuki . 2004 Rekola et al 2004 di Jepang, pada penelitiannya dari 187 penderita Ig A nepropati
dijumpai 38 penderita glomerulonefritis akut , 53 penderita dengan peningkatan ASTO
Universitas Sumatera Utara
dengan hasil swab tonsil bakteri streptokokus β hemolitikus. Hal ini diyakini bahwa
bakteri streptokokus β hemolitikus di dalam tonsil dan tenggorokan merupakan penyebab
terjadinya beberapa kasus Ig A nephropati. Xie Y.2004 Santosa dkk, di Bali pada penelitiannya dari 24 penderita yang menjalani
tonsilektomi, mengambil kultur jaringan bagian dalam tonsil dan mendapatkan kuman terbanyak streptokokus 7 kasus 29,2 , stafilokokus 6 kasus 24,,4 . Santosa,
2007 Kumar et al, di India pada penelitian retrospective mendapatkan dari 50 orang
penderita tonsilitis kronis yang menjalani operasi menjumpai 8 penderita 19,6 positip kuman streptokokus dari kultur yang diambil dari bagian tengah tonsil. Kumar
,2005 Inci et al di Turki , pada penelitian dari 58 penderita yang dilakukan tonsilektomi
mendapatkan hasil aspirasi biopsi tonsil, mendapatkan bakteri terbanyak adalah stafilokokus 26 penderita 52 , hemofilus influenza 13 penderita 26 , streptokokus
10 penderita 20. Inci , 2005 Afaf et al, di Mesir, pada penelitiannya membandingkan swab tonsil dan hasil kultur
bagian tengah tonsil dari 27 penderita tonsilitis kronis mendapat kan kuman terbanyak dari aspirasi biopsi adalah stafilokokus aures 77.7 dan streptokokus
β hemolitikus 18.5 . Afaf, 2004
Kurein et al di India, pada penelitiannya terhadap 30 penderita tonsilitis kronis yang dilakukan fine needle aspiration biopsi mendapatkan bakteri terbanyak adalah
streptokokus sp pada 12 penderita 40 . Kurein . 2003
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas, masih tingginya angka kejadian infeksi bakteri streptokokus β
hemolitikus serta belum adanya data bakteri yang ambil dari aspirasi tonsil penderita glomerulonefritis akut di medan, maka peneliti ingin melakukan penelitian bagaimana
profil bakteri pada tonsil anak penderita glomerulonefritis akut.
1.2 PERUMUSAN MASALAH