karyawan adalah variabel pengalaman kerja. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda, uji t, uji F, dan koefisien determinasi.
Penelitian dengan judul “Analisa pengaruh motivasi positif dan motivasi negative terhadap kinerja karyawan pada Perum Jasa Tirta I Malang yang
dilakukan oleh Noor Faizah 2009 Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh bahwa motivasi positif dan motivasi negatif berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja karyawan dengan nilai F hitung F tabel 17.951 3.354 dan hasil analisis regresi linear berganda pengujian secara parsial untuk motivasi positif
dapat dilihat bahwa besaran probabilitas Signifikansi 0.000 0.05 dan t hitung 4.070 t tabel 2.051, ini menunjukkan variabel motivasi positif mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap kinerja karyawan. Begitu juga untuk motivasi negatif, dilihat dari besaran probabilitas signifikansi 0.003 0.05 dan nilai t
hitung 3.255 t tabel 2.051 ini menunjukkan bahwa motivasi negatif juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kinerja karyawan. Dari kedua variabel
tersebut yang paling dominan adalah motivasi positif.
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti Sugiono, 2008:47. Pada umumnya perusahaan akan
berusaha meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaannya. Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan kinerja tersebut. Diantaranya dapat melalui
pengalaman kerja dan motivasi kerja. Apabila pengalaman kerja karyawan dan motivasi kerja buruk maka kinerja yang dihasilkan karyawan akan menjadi buruk
dan begitu juga sebaliknya. Menurut Robbins 2006:684 untuk memaksimalkan motivasi, orang-orang perlu mempersepsikan bahwa upaya yang mereka
Universitas Sumatera Utara
keluarkan akan menghasilkan kinerja yang menguntungkan dan bahwa evaluasi yang menguntungkan tersebut akan menghasilkan keuntungan yang mereka
hargai. Karyawan juga akan termotivasi untuk melakukan upaya lebih keras bila ia meyakini upaya itu akan menghasilkan kinerja yang baik . Dari penjelasan
diatas, maka bisa disimpulkan bahwa pemberian motivasi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi sedang pemberian motivasi yang lemah akan
menghasilkan kinerja yang lemah. Menurut Robbins 2006 mendefenisikan senioritas sebagai masa
seseorang menjalankan pekerjaan tertentu. Bukti yang paling baru menunjukkan suatu hubungan positif antara senioritas dengan kinerja karyawan. Jika demikian
masa kerja yang diekspresikan sebagai pengalaman kerja menjadi dasar perkiraan yang baik terhadap kinerja karyawan.
Menurut Dharma 2009:156 menyatakan bahwa untuk meningkatkan kinerja seseorang harus “belajar dari pengalaman” dimana tiap tugas yang
dilaksanakan oleh seseorang memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar, selama mereka merefleksikan apa yang telah mereka lakukan dan bagaimana
mereka melakukannya serta mengambil kesimpulan mengenai bagaimana seharusnya perilaku mereka di masa depan apabila mereka harus melaksanakan
tugas yang sama. Dari Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja
karyawan dan motivasi kerja adalah merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkah laku para karyawan. Jika pengalaman kerja
karyawan dan motivasi kerja tidak dapat tercapai maka kinerja karyawan juga tidak dapat terlaksana semaksimal mungkin, oleh karena itu pengalaman kerja
Universitas Sumatera Utara
karyawan dan motivasi kerja harus seiring dengan tujuan organisasi sehingga setiap karyawan didalam melakukan pekerjaan akan tercapai secara maksimal
sehingga kinerja karyawan dapat tercapai dengan baik. Secara skematis, kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Robbins 2006:455, Dharma 2009:136, As’ad dalam Faizah 2009:35,
2.6 Hipotesis