BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pemeriksaan imunohistokimia p63 dilakukan terhadap 42 sediaan blok parafin jaringan histopatologi dari Transurethral Resection of Prostate
TURP, core biopsy dan surgical prostatectomy yang sebelumnya telah didiagnosa dengan pulasan Hematoksilin Eosin sebagai lesi jinak;
benign prostate hyperplasia BPH dan lesi ganas; adenokarsinoma prostat.
Karakteristik Penderita lesi jinak dan ganas prostat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Penderita Neoplasma Prostat Berdasarkan Umur
Frequency n Presentase
53 – 65 tahun
12 28.6
66 – 84 tahun
30 71.4
Total 42
100.0 Berdasarkan tabel 4.1 memperlihatkan umur terbanyak menderita
neoplasma prostat adalah 66 – 84 tahun dijumpai 30 penderita 71.4
dan peringkat kedua umur 53 – 65 tahun dijumpai 12 penderita 28.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Lesi Jinak dan Ganas Prostat Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Histopatologi
Frequency n Presentase
Jinak 20
47.6 Ganas
22 52.4
Total 42
100.0 Berdasarkan tabel 4.2 memperlihatkan hasil pemeriksaan histopatologi
prostat ditemukan 20 kasus 47 adalah lesi jinak dan 22 kasus 52,4 adalah lesi ganas.
Tabel 4.3. Distribusi Skor Tampilan Warna Hasil Pemeriksaan IHC p63 pada lesi jinak dan ganas prostat
Frequency n Persentase
Negatif Positif Ringan
7 8
16.7 19.0
Positif Sedang 7
16.7 Positif Kuat
20 47.6
Jumlah 42
100.0 Berdasarkan table 4.3. memperlihatkan bahwa tampilan warna
imunohistokimia p63 dijumpai; positif ringan 8 kasus 19.0, positif sedang 8 kasus 19.0, positif kuat 20 kasus 47.6 dan 7 kasus
16.7 tidak memberikan tampilan warna p63.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Hasil Pemeriksaan Serologi PSA prostate spesific antigen
Frequency n Persentase
Negatif Positif
4 38
9.5 90.5
Jumlah 42
100.0 Berdasarkan tabel 4.4. memperlihatkan hasil pemeriksaan serologi PSA
dibawah 4 ngmL adalah 4 penderita 9.5 sedangkan nilai PSA diatas 4 ngmL adalah 38 penderita 90.5.
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Uji Kruskal-Wallis Pemeriksaan PSA, HE dan IHC p63
n Mean Rank
P value PSA
HE IHC
42 42
42 74.0
47.0 69.5
0.000
significantp0,05
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dari hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan Ho ditolak, artinya ada beda hasil pemeriksaan antara PSA, HE dan IHC
dalam mengidentifikasi lesi jinak dan ganas karsinoma prostat dimana nilai p=0,000 p0,05. Kemudian data akan di uji dengan uji Mann-
Whitney untuk melihat perbedaan diantara dua kelompok data, yaitu: perbedaan pemeriksaan antara PSA dengan HE, perbedaan pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
PSA dengan IHC dan perbedaan antara pemeriksaan HE dengan IHC. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney, Untuk Melihat Perbedaan Hasil Pemeriksaan PSA Dengan HE
Kategori n
Mean Rank
p.value Hasil
Pemeriksaan PSA
HE 42
42 51.50
33.50 0,000
Total 84
Berdasarkan tabel 4.6 di atas ada perbedaan antara pemeriksaan PSA dengan HE dimana p=0,000 p0,05. Dengan kata lain hasil pemeriksaan
HE diangggap lebih sensitif dibandingkan PSA dimana kasus ganas karsinoma prostat pada hasil pemeriksaan PSA ternyata didiagnosis jinak
pada hasil pemeriksaan HE
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney Untuk Melihat Perbedaan Hasil Pemeriksaan PSA Dengan IHC p63
Kategori N
Mean Rank
p.value Hasil
Pemeriksaan PSA
IHC p63 42
42 44.00
41.00 0,335
Total 84
Berdasarkan tabel 4.7 di atas tidak ada perbedaan antara pemeriksaan PSA dengan IHC, dimana p=0,335 p0,05. Dengan kata lain hasil
pemeriksaan PSA baik kasus ca.prostat yang ganas maupun jinak ternyata tidak jauh berbeda dengan hasil pemeriksaan IHC.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney Untuk Melihat Perbedaan Hasil Pemeriksaan HE Dengan IHC p63
Kategori N
Mean Rank
p.value Hasil
Pemeriksaan HE
IHC p63 42
42 35.00
50.00 0,001
Total 84
Berdasarkan tabel 4.6 di atas tidak ada perbedaan antara pemeriksaan HE dengan IHC p63 dengan kata lain dari hasil pemeriksaan HE kita
sudah dapat mendiagnosis suatu spesimen itu jinak ataupun ganas.
4.2. Pembahasan