BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Benign Prostatic Hyperplasia BPH
Di United States, sekitar 14 juta laki-laki memiliki keluhan BPH. Insidensnya akan meningkat sesuai dengan pertambahan usia, hanya
beberapa persen menyerang usia dibawah 40 tahun, tapi sekitar 88 mengenai usia diatas 80 tahun.
2,8
BPH merupakan kasus terbanyak dibagian urologi, keadaan ini ditandai dengan pembesaran kelenjar prostat yang disebabkan oleh pertambahan
jumlah sel, dengan keluhan sering miksi, nocturia, kesulitan memulai dan mengakhiri miksi, dysuria dan retensi urin.
4,8,9
Prostatic hyperplasia, secara mikroskopik dijumpai adanya proliferasi murni dari sel-sel stromal ataupun kedua komponen baik epitel dan sel
stromal. Proporsi elemen-elemen ini bervariasi antara satu nodul dengan nodul yang lain, mulai dari nodul proliferasi murni stroma fibromuskular
sampai dengan nodul fibroepitelial yang dominan kelenjar. Proliferasi kelenjar membentuk kumpulan kelenjar-kelenjar kecil sampai dengan
kelenjar-kelenjar besar dan berdilatasi, dilapisi oleh dua lapisan sel bagian
Universitas Sumatera Utara
dalam oleh sel epitel kolumnar dan bagian luar oleh sel epitel kuboid atau pipih dengan membran basal yang utuh. Biasanya epitel tersebut
karakteristik membentuk tonjolan atau gambaran papillary ke arah lumen kelenjar.
3,4,6,8
2.2. Adenokarsinoma Prostat
Adenokarsinoma dijumpai sekitar 95 dan jarang menyerang usia dibawah 40 tahun. Kurang dari 50 kasus dilaporkan menyerang anak-anak usia
kurang dari 12 tahun, remaja, dan dewasa muda 20 – 25 tahun. Hampir
keseluruhan kasus dijumpai dalam keadaan poorly differentiated, agresif, dan tidak respon terhadap terapi hormon dan radiasi.
2
2.2.1. Etiologi Faktor risiko terdiri atas faktor endogen riwayat keluarga, hormon,
ras, usia dan stress dan faktor eksogen faktor lingkungan.
4
Perubahan gen pada kromosom 1, 17 dan kromosom X dijumpai pada pasien-pasien dengan riwayat keluarga kanker prostat. Gen
hereditary prostate cancer 1 HPC1 dan gen predisposing for cancer of the prostate PCAP terdapat pada kromosom 1 sedang
gen human prostate cancer pada kromosom X. Sebagai tambahan, studi genetik menduga adanya suatu predisposisi keluarga yang kuat
Universitas Sumatera Utara
pada 5-10 kasus kanker prostat. Laki-laki dengan riwayat keluarga kanker prostat memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mendapat
kanker prostat.
17
Laki-laki Afrika Amerika memiliki prevalensi kanker prostat yang lebih tinggi dan lebih agresif dibanding dengan laki-laki berkulit
putih. Laki-laki berkulit putih memiliki prevalensi kanker prostat yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki Asia. Studi menemukan
bahwa kadar hormon testosteron pada laki-laki Afrika Amerika lebih tinggi 15 dibanding dengan laki-laki berkulit putih. Selanjutnya
terbukti juga 5α-reduktase mungkin lebih aktif pada suku Afrika
Amerika dibanding dengan yang berkulit putih, dimana ini menunjukkan perbedaan hormonal mungkin berperan.
2,5,11
Diet tinggi lemak meningkatkan resiko terkena kanker prostat, sedangkan diet tinggi kacang kedelai mungkin protektif. Observasi
ini telah diutarakan sebagai alasan rendahnya prevalensi kanker prostat di Asia. Studi kultur sel menunjukkan asam lemak omega 6
positif dalam menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker prostat, sedangkan omega 3 negatif. Lemak ini memiliki efek pada
perubahan hormon seks atau faktor pertumbuhan atau berefek pada
Universitas Sumatera Utara
5α-reduktase. Kacang kedelai menurunkan pertumbuhan sel-sel kanker prostat pada tikus percobaan, akan tetapi faktor epidemiologi
menunjukkan tidak terbukti efek yang bermakna pada manusia. Vitamin E memiliki efek protektif karena merupakan antioksidan.
Penurunan kadar vitamin A mungkin suatu faktor resiko karena dapat memicu differensiasi sel dan sistim imun. Defisiensi vitamin D
diduga juga suatu faktor resiko dan studi menunjukkan hubungan terbalik antara paparan ultraviolet dengan angka kematian kanker
prostat. Selenium mungkin memiliki efek protektif berdasarkan studi epidemiologi dan dipercaya melalui efeknya sebagai antioksidan.
2,3,4
Ablasi androgen menyebabkan regresi kanker prostat. Hsing dan Comstock melakukan studi besar dengan membandingkan prevalensi
kanker prostat pada satu grup kontrol dengan satu grup yang diberikan inhibitor
5α-reduktase. Inhibitor 5α-reduktase tersebut menunjukkan penurunan prevalensi tumor. ASCO The American
Society of Clinical Oncology merekomendasikan penggunaan inhibitor 5
α-reduktase sebagai chemoprevention kanker prostat.
2,8
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Gejala Klinis
2,3,4,5,6,8,9,11,12,17,18,19
Penderita adenokarsinoma prostat selalu menunjukkan gejala lokal seperti retensi urin 20-25, nyeri pinggang dan tungkai 20-40,
hematuria 10-15, sering miksi 38, penurunan aliran urin 23. Akan tetapi 47 pasien tidak menunjukkan gejala klinis,
sehingga pasien mungkin didiagnosa dengan adenokarsinoma prostat stadium lanjut tanpa adanya gejala. Selain gejala lokal, dapat
dijumpai gejala-gejala metastasis, seperti penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, nyeri pada tulang dengan atau tanpa fraktur
patologis, nyeri dan bengkak pada tungkai bawah, gejala uremik dapat muncul akibat obstruksi uretra dan retroperitoneal
adenopathy.
Oleh karena adenokarsinoma prostat muncul pada zona perifer, maka keganasan ini sering bertahan dengan baik sebelum pasien
mengeluh kesulitan miksi akibat obstruksi uretra dan beberapa di antaranya tetap tersembunyi bahkan sampai sudah metastasis jauh.
Adenokarsinoma prostat dapat dibagi atas tiga kategori berdasarkan sifatnya: 1. invasive prostatic carcinoma secara klinis telah
dijumpai invasi lokal dan metastasis; 2. latent prostatic carcinoma secara insidentil dijumpai pada kelenjar prostat dewasa yang
Universitas Sumatera Utara
menetap untuk jangka waktu yang lama; 3. occult carcinoma secara klinis tidak dijumpai pada tempat primer, tetapi sudah ada
metastasis.
2.2.3. Deteksi Dini American Cancer Society menganjurkan agar semua pria berusia
diatas 50 tahun mengikuti Program Deteksi Dini Kanker Prostat dengan melakukan pemeriksaan prostate specific antigen total
PSA dan perabaan prostat melalui dubur yang disebut digital rectal examination DRE. Pemeriksaan DRE harus dilakukan oleh dokter,
sedangkan pemeriksaan PSA dapat dilakukan di laboratorium klinik. Bila ada riwayat kanker dalam keluarga, program deteksi dini kanker
prostat ini dianjurkan sejak usia 40 tahun.
10,18
2.2.4. Histopatologi
2,3,4,5,6,8,9,11,12
Adenokarsinoma prostat memiliki gambaran histopatologi mulai dari well differentiated sampai dengan poorly differentiated. Gambaran
umum semua kanker prostat adalah hanya dijumpainya satu tipe sel tanpa adanya lapisan sel basal. Berbeda dengan kelenjar prostat yang
jinak dijumpai suatu lapisan sel basal di bawah sel-sel sekresi. Pengenalan sel-sel basal dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin
Universitas Sumatera Utara
tidak mudah. Pada beberapa kasus yang jelas karsinoma, mungkin terlihat sel-sel yang menyerupai sel-sel basal. Akan tetapi apabila
sel-sel tersebut diwarnai dengan antibodi yang spesifik untuk sel basal maka hasilnya negatif dan itu hanya fibroblast yang
mengelilingi kelenjar yang ganas. Sebaliknya sel-sel basal mungkin tidak dikenali pada kelenjar-kelenjar yang jinak tanpa pewarnaan
khusus.
Histopatologi kanker dibedakan dari kelenjar yang jinak dengan melihat gambaran arsitektur kelenjar, inti, sitoplasma dan
intraluminal.
2.2.4.1. Arsitektur kelenjar Kelenjar prostat yang jinak cenderung tumbuh sebagai
nodul-nodul yang berbatas jelas dengan kelenjar yang hiperplasia, radial keluar dari uretra dengan pola linier
bahkan tersebar pada zona perifer. Berbeda dengan kelenjar pada kanker prostat, dimana kelenjar-kelenjarnya lebih
ramai, tumbuh dengan pola yang tidak beraturan, batas kelenjar irreguler dipisahkan oleh bundelan otot polos yang
menandakan suatu proses infiltratif. Pola lain yang
Universitas Sumatera Utara
menandakan telah adanya proses infiltratif adalah dijumpainya kelenjar kecil yang atipikal di antara kelenjar-
kelenjar besar yang jinak. Dengan hilangnya diferensiasi kelenjar, pembentukan struktur cribriform, fusi kelenjar-
kelenjar dan kelenjar-kelenjar yang poorly differentiated, memudahkan kita membedakannya dari kelenjar-kelenjar
yang jinak. Gambaran arsitektur merupakan komponen penting untuk grading adenokarsinoma prostat.
2.2.4.2. Gambaran inti Inti sel pada adenokarsinoma prostat mulai dari yang tidak
dapat dibedakan dari epitel prostat yang jinak hingga yang jelas ganas. Biasanya derajat atipia inti berkaitan dengan
derajat arsitektur dari diferensiasi. Pada sebagian besar adenokarsinoma prostat, perbedaan sitologi kelenjar yang
ganas ketika
dibandingkan dengan
kelenjar jinak
sekelilingnya. Satu hal yang sering dijumpai adalah inti sel yang membesar dengan nukleoli yang menonjol, walaupun
tidak semua sel ganas menunjukkan gambaran tersebut. Beberapa inti sel yang ganas tidak menunjukkan nukleoli
yang menonjol, tetapi menunjukkan pembesaran inti dan
Universitas Sumatera Utara
hiperkromatik. Pada inti sel adenokarsinoma prostat, bahkan pada adenokarsinoma yang kehilangan diferensiasi
kelenjar menunjukkan variasi pada bentuk atau ukuran dari satu inti dengan inti lainnya. Gambaran mitotik lebih sering
terlihat pada
adenokarsinoma yang
high grade
dibandingkan dengan yang low grade.
2.2.4.3. Gambaran sitoplasma Sel-sel epitel kelenjar pada adenokarsinoma prostat
memiliki sitoplasma yang amphophilic, sedangkan pada kelenjar yang jinak lebih jernih dan pucat. Akan tetapi pada
adenokarsinoma prostat yang low grade, sitoplasmanya sering juga jernih dan pucat sehingga sering tidak dapat
dibedakan. Sitoplasma sel adenokarsinoma prostat pada semua grade biasanya kehilangan lipofuscin, sedangkan
pada kelenjar prostat yang jinak dijumpai lipofuscin.
2.2.4.4. Gambaran intraluminal Suatu gambaran yang umum terlihat pada lumen kelenjar
pada adenokarsinoma prostat adalah kristaloid prostat, yaitu suatu struktur
yang menyerupai kristal berbentuk
Universitas Sumatera Utara
bujursangkar, segienam, segitiga atau batang. Walaupun kristaloid tersebut bukan merupakan diagnosa karsinoma,
tetapi sangat sering dijumpai dijumpai pada kelenjar yang ganas dibanding dengan yang jinak. Sebagai tambahan
sering juga dijumpai sekresi aseluler padat berwarna merah jambu atau sekresi musinous berwarna kebiruan pada
intraluminal kelenjar adenokarsinoma prostat, khususnya pada adenokarsinoma yang low grade. Berbeda jelas
dengan kelenjar yang jinak, dimana sering dijumpai corpora amylacea yang terdiri dari struktur cincin oval atau
bulat yang berlapis-lapis.
2.2.5. Gleason Grade
2,4,8
Donald F. Gleason 1966 membuat sistem grading yang unik untuk karsinoma prostat berdasarkan bentuk arsitektur dari tumor. Tumor
grading dari adenokarsinoma prostat merupakan penentu dasar dari biologi penyakit dan prognosa. Prognosa ditentukan potensi agresif
dari tumor untuk menyebar ke organ lain. Gleason score merupakan metode grading yang digunakan secara luas sampai saat ini yang
merupakan suatu
faktor prognosis
yang penting
untuk adenokarsinoma prostat. Sehingga sekali diagnosa adenokarsinoma
Universitas Sumatera Utara
prostat ditetapkan pada biopsi, penentuan grading dengan Gleason score menentukan pilihan-pilihan untuk terapi.
Gambar 2.1. Gleason grading pada adenokarsinoma prostat.
13
Gleason score merupakan penjumlahan dari primary grade sebagian besar yang terlihat pada tumor dengan secondary grade sebagian
kecil yang terlihat. Gleason score tertinggi menunjukkan tumor yang
lebih agresif dan prognosis yang lebih buruk. Primary Gleason grade menunjukkan lebih besar dari 50 pola yang terlihat, sedangkan
secondary Gleason grade menunjukkan lebih kecil dari 50 pola yang terlihat, minimal 5.
Universitas Sumatera Utara
Digambarkan Gleason grade 1 apabila kelenjar-kelenjar tunggal, terpisah, seragam, berukuran intermediate, closely packed dengan
pinggir yang jelas, tidak ada infiltrasi ke jaringan prostat sekitarnya, jumlahnya 5 dari seluruh serial. Adenokarsinoma grade 1 muncul
pada zona tansisional, biasanya kecil 1cm
3
, dijumpai secara tidak sengaja pada otopsi prostate atau reseksi transurethral. Gleason grade
1 hampir tidak pernah dijumpai pada biopsi jarum.
Gambar 2.2. Gleason grade 1.
13
Gleason grade 2 terdiri dari sekitar 5 dari tumor dan muncul sebagai suatu nodul yang terpisah, walaupun batas dengan jaringan
prostate sekitarnya samar-samar. Kelenjar-kelenjarnya tersusun lebih
Universitas Sumatera Utara
longgar, tidak terlalu seragam dalam ukuran dan bentuk seperti pada grade 1. Mungkin juga dijumpai invasi minimal oleh kelenjar yang
ganas ke sekitar jaringan prostate. Kelenjar-kelenjar berukuran intermediate dan lebih besar dari grade 3. Sebagian besar grade 2
muncul pada zona transisional dan juga tidak biasanya sebagai pola pertama yang dijumpai pada biopsi jarum. Gleason grade 2 biasanya
merupakan pola kedua biopsi jarum dengan pola pertama grade 3.
Gambar 2.3. Gleason grade 2.
13
Gleason grade 3 umumnya merupakan pola yang sering dijumpai pada biopsi jarum. Gambaran karakteristik grade 3 yang
Universitas Sumatera Utara
membedakannya dari grade 1-2 adalah tidak ada batas tegas, adanya batas infiltratif dengan kelenjar dan stroma yang jinak. Kelenjar-
kelanjar pada grade 3 menunjukkan variasi ukuran, bentuk dan jarak. Grade 3 meliputi arsitektur acinar dan sering berbentuk angular.
Kelenjar yang berukuran kecil biasanya yang terlihat pada grade 3, tetapi dapat juga berukuran besar dan ireguler.
Gambar 2.4. Gleason grade 3.
13
Gleason grade 4 sering terlihat sebagai fusi kelenjar, membentuk struktur cribriform. Fusi kelenjar tersebut terdiri dari kelompokan
kelenjar yang tidak lengkap dipisahkan stroma. Bagian pinggir
Universitas Sumatera Utara
kelompokan kelenjar yang berfusi adalah scalloped dan kadangkala dijumpai jaringan ikat yang tipis di dalam kelompokan tersebut.
Gambar 2.5. Gleason grade 4.
13
Gleason grade 5 terlihat kehilangan lumen kelenjar, kehilangan diferensiasi kelenjar dan nekrosis comedonekrosis. Epitel kelenjar
membentuk lembaran padat atau sel-sel tunggal yang menginvasi stroma.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6. Gleason grade 5.
13
Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa Gleason grade merupakan indikator yang sangat menentukan untuk prognosis dari
karsinoma prostat. Terbagi atas kategori; Gleason score 2 – 4 well-
differentiated; Gleason score 5 – 6 moderately differentiated;
Gleason score 7 moderately to poorly differentiated; dan Gleason score 8
– 10 poorly differentiated.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Prostate-specific Antigen PSA