Gelombang 1. Defenisi Dan Pembangkit

2.2. Gelombang 2.2.1. Defenisi Dan Pembangkit Gelombang adalah peristiwa naik-turunnya muka laut. Proses ini terjadi akibat adanya gaya-gaya alam yang bekerja di laut seperti tekanan atau tekanan dari atmosfir khususnya melalui angin, gempa bumi, gaya gravitasi bumi dan benda-benda angkasa bulan dan matahari, gaya coriolis akibat rotasi bumi, dan tegangan permukaan Sorensen 1991; Komar 1998. Menurut Davis 1991 Gelombang dominan terjadi di laut adalah gelombang yang terbentuk sebagai akibat dari asosiasi antara angin dan permukaan laut, secara praktis angin sangat penting bagi pembentukan gelombang di permukaan laut, karena itu dikatakan bahwa gelombang merupakan fungsi dari beberapa faktor yakni kecepatan angin, durasi angin dan jarak tiupan angin pada pantai terbuka fetch. Pada pertumbuhan gelombang laut dikenal beberapa istilah seperti : ♦ Fully developed seas, kondisi di mana tinggi gelombang mencapai harga maksimum terjadi jika fetch cukup panjang. ♦ Fully limited-condition, pertumbuhan gelombang dibatasi oleh fetch. Dalam hal ini panjang fetch panjang daerah pembangkit angin dapat dibatasi oleh garis pantai atau dimensi ruang dari medan angin ♦ Duration limited-condition, pertumbuhan gelombang dibatasi oleh lamanya waktu dari tiupan angin ♦ Sea waves, gelombang yang tumbuh di daerah medan angin. Kondisi gelombang di sini adalah curam yaitu panjang gelombang berkisar antara 10 sampai 20 kali lebih tinggi gelombang. ♦ Swell waves swell, gelombang yang tumbuh menjalar di luar medan angin. Kondisi gelombang di sini adalah landai yaitu panjang gelombang berkisar antara 30 sampai 500 kali tinggi gelombang, Ningsih 2000. Gambar 3 menunjukkan sketsa definisi dari suatu gelombang sinusoidal yang menjalar disuatu kedalaman perairan d pada sistem koordinat x dan z. Dasar perairan terletak di z=-d dan profil permukaan gelombang pada z= η . dimana x dan z merupakan koordinat horisontal dan vertikal; a = H2 adalah amplitudo gelombang; cos a kx t η ω = − adalah elevasi muka air; H = tinggi gelombang; T = perioda gelombang; L = panjang gelombang; C = LT adalah kecepatan rambat gelombang, dimana; kedalaman perairan d dihitung dari SWL still water level yaitu muka air rata-rata; waktu t; u dan w = masing- masing menyatakan komponen kecepatan partikel horisontal dan vertikal; ζ dan ε menyatakan posisi horisontal dan vertikal sesaat mengacu ke pusat orbit dari partikel yang begerak sepanjang orbitnya; 2 k L π = adalah jumlah gelombang; 2 T ω π = adalah frekuensi sudut gelombang. Gambar 3. Sketsa Definisi Gelombang Progresif CHL 2002. Berdasarkan tipe hempasan, Gross 1993 membagi gelombang atas 3 kelompok besar yaitu : ♦ Gelombang dengan kemiringan dasar sangat kecil dengan reaksi sangat lemah dan lama spilling; ♦ Gelombang yang memiliki puncak yang bergulung-gulung dan jatuh didepan gelombang serta hempasannya tidak lama plunging ♦ Gelombang yang agak lemah saat mencapai pantai dengan dasar yang lebih curam dan kemudian akan pecah tepat pada tepi pantai surging. Berdasarkan perioda gelombang spektrum gelombang ideal Munk, 1950 dalam Sumich 1992 membagi gelombang menjadi beberapa kelompok Gambar 4, yaitu : ♦ Capillary wave atau rippless. Gelombang dengan periode 0.3 detik ♦ Chop atau seas. Gelombang dengan periode antara 0.3 – 15 detik. ♦ Swell. Gelombang dengan periode berkisar antara 15 – 30 detik. ♦ Seiche. Gelombang dengan periode antara 30 detik – 5 menit. ♦ Tsunami. Gelombang dengan periode 5 menit – 1 jam ♦ Tide. Gelombang dengan periode 12 – 24 jam. or ripples or seas or ripples or seas Gambar 4. Spectrum Gelombang Ideal Munk, 1950 dalam Sumich, 1992 .2.2. Perambatan atau Propagasi Gelombang itik pembangkit mentra i sangat dipeng 2 Penjalaran gelombang yang bergerak menjauhi t nsmisi energi namun partikel-pertikel air hanya melakukan gerak orbital secara vertikal. Pergerakan ini akan mengalami deformasi ketika berada di perairan pantai dan kemudian pecah ketika mendekati garis pantai, penjalaran ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan angin pada lokasi tersebut Bowden, 1983. Menurut Komar 1983 dan Hapke et al 2006 Gelombang yang terbentuk di laut merupakan komponen penting dalam mentranspor energi, dimana energi yang dimiliki awalnya diterima dari angin, lalu ditransfer sepanjang perairan dalam dan dikirim ke zona pantai kemudian mengakibatkan terjadinya erosi atau abrasi pantai, arus dekat pantai dan membentuk pola transpor sedimen. Hal senada juga dikatakan oleh Harikawa 1988 bahwa dinamika perubahan pantai dalam kurun waktu yang pendek, sangat dipengaruhi oleh dinamika kekuatan gelombang dan arus yang yang diterima oleh pantai. Sedangkan menurut Prasetya 1994 aksi gelombang di pantai merupakan gaya eksternal yang terkuat mengakibatkan pengadukan, transpor sedimen dasar serta membangkitkan arus sejajar pantai longshore current dan rip current. Karakteristik gelombang ketika bergerak menuju panta aruhi efek geografi daratan terhadap laut, kondisi iklim, orientasi garis pantai dan batimetri lokal Hapke et al., 2006. Gelombang yang datang secara berkelompok menuju pantai pada saat melewati dasar perairan dangkal yang agak miring tingginya bertambah dengan cepat dan puncaknya semakin miring mengikuti profil dasar karena itu profil gelombang menjadi tidak simetris dan akhirnya pecah Harikawa, 1988. Garis pantai Gelombang a b c d Gambar 5 Refraks mban pada Berbaga Bentuk Tipe Kontur Garis Pantai A asil penelitian yang dilakukan oleh Hapke et al., 2006 pada Pantai Californ menyebabkan erosi dipantai berkaitan den i Gelo g i Kontur Lurus dan Sejajar; B Gabungan Antara submarine ridge dan submarine canyon; c; submarine ridge dan d submarine canyon CHL 2002. H ia menunjukan bahwa pada bulan April – Oktober gelombang yang merambat ke pantai memiliki tinggi antara 0.3 – 3 m dengan periode 10 – 25 det sedangkan antara Oktober - April tingginya antara 1 - 4 m dan periodenya 3 - 10 det, perambatannya dipengaruhi oleh angin lokal yang melewati California Tengah. Kemampuan gelombang untuk gan beberapa faktor httpwww.vsi.esdm.go.id. , diantaranya : ♦ Kekasaran dari batuan yang tampak pada kemiringan dasar. Hal ini dianggap sebagai faktor kunci dalam mendeterminasi kemampuan erosi termasuk keberadaan batuan sapanjang pantai dengan keberadaan pecah Semenanjung Teluk Teluk Kontur Kontur Ortogonal Puncak gelombang Garis Pantai Garis Pantai Ortogonal Kontur Kontur Ortogonal patahan dan material non-cohasive seperti lanau silt dan pasir haslus fine sand. Kemiringan ♦ dasar pantai. Pantai membantu meredam atau mengurangi ♦ ♦ an. Batimetri dekat pantai mengontrol ♦ coastal cell dari updrift aliran. Ketersedian .3. Pasang Surut fenomena perubahan muka laut dalam periode yang pendek dan surut setiap hari, hal u hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode energi gelombang yang bergerak dari offshore dan memberikan ukuran perlindungan dengan kemiringan yang dimiliki terhadap coastal erosion. Stabilitas pantai atau resistensi pantai. Pengurangan aksi gelombang dipantai merupakan faktor yang mengontrol kecepatan cliff recession. Jika pantai menurun dan melebar sangat efektif untuk meredam energi gelombang, sehingga kekuatan gelombang berkurang saat mencapai daerah yang biasanya tererosi. Batimetri yang saling berdekat energi gelombang yang tiba di pantai dan dapat berpengaruh penting terhadap kecepatan erosi. Suplai material pantai pada material yang mengalami erosi updrift datang dari sepanjang cliff, akan membantu menstabilkan pantai. Ukuran ketersedian dapat menjadi pelindung. 2 Pasang surut adalah secara periodik yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda angkasa terutama matahari, bumi dan bulan Garisson, 2006. Untuk benda lain pengaruhnya dapat diabaikan sebab letaknya jauh dan ukurannya lebih kecil. Faktor non astronomi yang sangat mempengaruhi terutama pada perairan semi tertutup teluk antara lain oleh bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Pasang surut dianggap sebagai gelombang panjang dengan panjang gelombang dapat mencapai seperdua ekuator yang melingkari bumi Garisson, 2006. Tipe pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang ini disebabkan olah perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Secara umum pasang surut di berbagai daerah di Indonesia dapat dibedakan menjadi empat tipe yaitu Wyrtki, 1961: 1. Pasang surut harian ganda semi diurnal tide. Dalam sat pasang surut rata-rata 12 jam 24 menit. Pasut jenis ini terdapat di Selat Malaka sampai Laut Andaman. Pasang surut harian tunggal diurnal tide. Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasut ini terdapat di perai 2. ran selat Karimata. terdapat di perairan 4. erbeda. T yang din ickard, 1983 : 3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda mixed tide prevailing semi diurnal. Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi periodenya berbeda. Pasut jenis ini Indonesia bagian Timur. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal mixed tide prevailing diurnal. Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tetapi pereodenya b ipe pasang juga dapat ditentukan berdasarkan bilangan Formzal F yatakan dalam bentuk Pond and P 1 2 AS AM F + = Dengan ketentuan 1 AK AO + F ≤ 0,25 : pasang sur semidiurnal tides 0,25 F ≤ 1,5 : pasang surut tipe campuran condong harian ganda : pasang surut tipe campuran condong harian tunggal s Dimana F AK do ko bkan oleh ya tarik bulan dan matahari. 1 en pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh AM 2 : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh AS 1 : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh menentukan perilaku perubahan fungsi tinggi muka air Prasetya 1994. ut tipe ganda 1,50 F ≤ 3,0 F 3,0 : pasang surut tipe harian tunggal diurnal tide : : bilangan Formzal : amplitu mponen pasang surut tunggal utama yang diseba ga AO : amplitudo kompon gaya tarik bulan. gaya tarik bulan. gaya tarik bulan dan matahari. Di perairan pantai, pasang surut merupakan gaya eksternal utama dalam Perbedaan tinggi dan rendah level muka air dalam satu siklus pasang surut disebut jauh dari amphid dan sebelum terfokus pada • Leb i gelombang bertambah. Front • Kon engalami tekanan karena itu range dan Gelom berdasarka is, 1964 dalam Haslet, 2000, yaitu : • Microtidal. Pantai dengan tidal range kurang dari 2 meter dan sebagai tidal range atau kisaran pasang surut Haslet, 2000. Menurut Haslet 2000 Pertambahan tidal range berhubungan dengan jarak dari amphidromic point. Garis pantai yang dekat dengan amphidromic point memiliki tidal range yang kecil, sebaliknya pantai yang jaraknya romic point tidal range besar. Penambahan tidal range pada pantai juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, diantaranya : • Batimetri. Sebab panjang gelombang pasang surut yang besar dapat berhubungan dengan semua gelombang pada perairan dangkal, karena itu bisa terjadi refraksi gelombang bagian khusus di pantai, maka energi; tinggi dan tidal range bertambah. ar continental sheft. Perairan yang sangat dangkal menghambat gelombang pasang surut, dimana continental shelf mengurangi penjalaran gelombang dan tingg diperlambat mendekati gelombang yang dari belakang sehingga puncak gelombang terangkat, kemudian tinggi gelombang bertambah. Karena itu continetal shelf yang lebar memberikan waktu lebih untuk puncak gelombang pasang surut terkonsentrasi menyempit tapi gelombang sangat tinggi lalu gelombang semakin tinggi saat mencapai pantai. figurasi Pantai. Gelombang pasang yang memasuki pantai seperti pada daerah teluk dan estuari mempunyai jalur yang terbatas, sebelum menjalar ke pantai m tinggi gelombang bertambah. bang pasang surut yang memasuki pantai dapat diklasifikasikan n tidal range yang dimiliki Dav karakeristik pantai samudera terbuka, seperti pantai timur Australia. • Mesotidal. Pantai dengan proses tida range antara 2 – 4 meter. • Macrotidal. Pantai dengan tidal range lebih dari 4 meter.

2.4. Arus