Pasang Surut HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gelombang

4.3. Pasang Surut

Berdasarkan Lampiran 13 nilai koefisien pasang surut diketahui komponen pasut yang digunakan untuk menentukan tipe pasang surut diantaranya O 1 sebesar 5.0; K 1 14.0; M 2 10.0 dan S 2 10. Dari nilai-nilai yang ada hasil perhitungan untuk besar nilai Formzal F adalah 0.730769 dengan demikian sesuai Kriteria Courtier, maka tipe pasang surut pada perairan Teluk Indramayu adalah pasang surut campuran condong ke harian ganda atau mixed tide prevailing semidiurnal. Gambar 27 menunjukan pasang surut yang terjadi di perairan Teluk Indramayu 2 dua kali sehari, artinya terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut tapi tingginya tidak sama. Kedua pola tersebut sama seperti yang digambarkan oleh Wyrtki 1961 dan Pariwono dalam Ongkosongo dan Suyarso 1989. Berdasarkan data prakiraan dari dua stasiun Tanjung Priok dan Cirebon, tipe pasut di wilayah pantai Jawa Barat bagian utara termasuk kategori campuran mengarah ke semidiurnal. Kisaran maksimum tinggi pasang dan surut terbesar adalah 1 m dan kisaran tinggi pasang dan surut tidal range adalah 0,5 - 0,7 m Dishidros-TNI AL, 2000 dalam BAPPEDA Jawa Barat, 2007. Jika dilihat dari pola grafik yang ada, dapat dikatakan bahwa pasang surut di Cirebon Dishidros lebih dahulu terjadi dari Teluk Indramayu lapangan dengan perbedaan waktunya 1 satu jam lebih. Bila kondisinya seperti demikian pada saat terjadi pasang surut massa air yang bergerak lebih dahulu mencapai perairan pantai Cirebon baru kemudian mencapai perairan pantai Teluk Indramayu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada bulan Maret massa air yang masuk di perairan Teluk Indramayu bergerak dari arah timur. Keberadaan pasang surut punya kaitan dengan kestabilan pantai. Pada saat pasang tertinggi, massa air bisa mencapai garis pantai yang paling atas. Dengan sendirinya jika terjadi gelombang, maka tekanan dari gelombang dapat mencapai bagian teratas pantai, sehingga bisa mengangkut sedimen yang terdapat dibagian atas pantai ke arah laut. Selain itu arus pasang surut yang mencapai garis pantai sangat mempengaruhi dinamika sedimen sepanjang pantai. Menurut USACE 1998 ada 3 tiga hal penting dari pasang surut yang sangat mempengaruhi proses geologi pantai, yaitu 1 hasil perubahan muka air secara periodik di bagian pantai yang berbeda menunjukan energi gelombang harian secara keseluruhan, 2 arus pasang surut dapat menyebabkan erosi dan transpor sedimen dan 3 pasang surut menyebabkan massa air masuk-keluar pada perairan teluk. -0.6 -0.4 -0.2 0.2 0.4 1 24 47 70 93 116 Waktu Pengukuran Jam K isar an N ilai P asu t m dishidro s lapanga Gambar 27. Garfik Pola Pasang Surut Perairan Teluk Indramayu. Hasil Pengukuran Pasang Surut Pada 26-31 Maret 2007 dan Pengukuran Dishidros Pada Bulan Maret 2007 Sumber Data : Jawatan Hidro-Oseanografi TNI-AL, 2007.

4.4. Arus