Analisa Biaya Operasi dan Pemeliharaan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian mengenai Pengembangan Sistem Peringatan Dini Banjir Kali Garang Semarang dengan Teknologi Informasi Berbasis SMS dan Web adalah sebagai berikut: 1. Hasil pengembangan sistem telemetri hidrologi di Kali Garang adalah: a. Peralatan sistem telemetri curah hujan dan tinggi muka air yang dibangun di Kali Garang merupakan peralatan yang sangat penting dalam sistem peringatan dini banjir Kali Garang. Dengan adanya peralatan sistem telemetri curah hujan dan tinggi muka air yang dibangun di Kali Garang ini sangat membantu dalam mendapatkan data curah hujan dan tinggi muka air secara real time. Sehingga informasi data curah hujan dan tinggi muka air ini dapat langsung segera diketahui. b. Sistem telemetri curah hujan dan tinggi muka air yang dibangun terdiri dari Agent dengan menggunakan sistem mikrokontroler Atmega 32. Penakar hujan yang dipakai adalah penakar hujan otomatis jenis tipping bucket. Sedangkan sensor tinggi muka air menggunakan jenis pelampung yang dilengkapi dengan encoder. Selain itu diperlukan sebuah server komputer untuk menerima data tinggi muka air dan curah hujan yang dari lapangan. c. Hasil pengujian pengiriman data curah hujan dan tinggi muka air dengan menggunakan SMS dari lapangan ke server komputer untuk pengiriman data sangat efektif dimana lebih dari 92 data terkirim dengan jeda kurang dari 5 menit dan 8 data terkirim dengan jeda antara 5 – 10 menit. 2. Model prediksi tinggi muka air yang dibangun di Kali Garang adalah: a. Model Jaringan Syaraf Tiruan JST dengan 2 simpul lapis masukan adalah curah hujan 1, 2, 3, 4 atau 5 hari sebelumnya di Stasiun Hujan Gunungpati dan tinggi muka air 3 jam sebelumnya di Bendung Simongan. Lapis tersembunyi terdiri dari 20 dan 30 simpul. Laju pembelajaran yang digunakan adalah 0,9 dan 0,5. Lapis keluaran adalah prediksi tinggi muka air 2 jam ke depan di Bendung Simongan. b. Hasil pengujian JST untuk data pada bulan April 2008 didapat hasil yang optimum adalah dengan data masukan 4 hari sebelumnya, jumlah simpul 20, laju pembelajaran 0,9 dan momentum 0,3 dengan kesalahan MSE sebesar 0,0046. 3. Hasil pengembangan sistem informasi peringatan dini banjir Kali Garang dengan SMS dan Web adalah: a. Sistem SMS digunakan untuk mengirim informasi banjir sesuai kondisistatus Kali Garang yaitu waspada,siaga, dan awas ke petugas banjirinstansi terkait secara otomatis. b. Sistem Web akan menampilkan kondisi curah hujan di Stasiun Gunungpati dan tinggi muka air di Bendung Simongan secara real time dan dapat diakses selama 24 jam dengan alamat www. Semarang.go.id. 4. Hasil integrasi sistem telemetri hidrologi, sistem informasi banjir dan sistem prediksi banjir ke dalam sistem yang disebut Flood Forecasting and Warning System FFWS adalah: a. Sistem FFWS telah diuji coba dengan hasil bahwa ketiga sistem dapat terintegrasi dan berjalan dengan baik. Dari hasil pengujian, sistem prediksi akan secara otomatis memprediksi tinggi muka air 2 jam ke depan jika server komputer menerima data dari hulu jika terjadi hujan. Selain itu akan diinformasikan pula secara otomatis melalui SMS ke petugas banjir jika tinggi muka air Kali Garang telah dalam kondisi waspada, siaga ataupun awas. b. Dari sistem FFWS yang dibangun didapat total waktu yang diperlukan dalam sistem peringatan dini banjir ini dengan SMS adalah 20 menit sehingga jauh lebih kecil dari respon banjir Kali Garang yang sebesar 2 - 3 jam. Dari hasil penelitian ini maka sistem informasi peringatan dini banjir Kali Garang telah memenuhi kriteria sistem peringatan dini banjir dimana sistem informasi banjir lebih kecil dari respon banjir Kali Garang. 5. Hasil analisa persepsi petugas banjir dan masyarakat sekitar Kali Garang terhadap peralatan sistem peringatan dini banjir adalah: a. Dari hasil survey ke petugas banjir dan instansi terkait didapat hasil 87,6 responden sangat memerlukan peralatan peringatan dini banjir ini. Sedangkan 13,3 menjawab memerlukan. b. Dari hasil survey wakil masyarakat sekitar Kali Garang didapat hasil 75 responden menganggap bahwa sistem peringatan dini dengan kentongan konvensional masih sangat diperlukan. 20 responden menggangap peringatn dini dengan kentongan masih diperlukan dan hanya 5 responden yang menganggap tidak memerlukan sistem peringatan dini dengan kentongan. c. Untuk masalah pengiriman SMS informasi banjir ke wakil masyarakatRW, penilaian dari pihak petugas dan instansi terkait menilai untuk sementara masih belum perlu dilakukan. Hal ini disebabkan masih banyaknya kendala-kendala teknis seperti belum tersedianya infrastruktur penunjang seperti genset atau backup batere yang memadai agar sistem peringatan dini banjir ini tetap dapat bekerja secara maksimal jika pasokan listrik PLN padam.

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian mengenai pengembanagan sistem peringatan dini banjir Kali Garang Semarang dengan Teknologi informasi berbasis SMS dan Internet adalah sbb: 1. Kendala yang dihadapi dalam penelitian sistem peringatan dini ini adalah sarana infrastruktur seperti belum tersedianya fasilitas pasokan listrik yang 24 jam untuk menunjang keperluan server komputer. Hal ini penting mengingat sistem peringatan dini banjir ini tidak dapat bekerja jika tidak ada fasilitas listrik. Sehingga jika terjadi gangguan pasokan listrik akan mengakibatkan keterlambatan penerimaan data dan mengakibatkan sistem informasi banjir juga akan mengalami keterlambatan. 2. Kegiatan yang masih perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah simulasi evakuasi mayarakat pada saat banjir, sehingga akan diketahui pula waktu yang diperlukan untuk evakuasi. Jika waktu evakuasi banjir ditambah waktu sistem informasi banjir jauh lebih kecil daripada response banjir Kali Garang, maka sistem peringatan banjir ini akan sangat efektif. 3. Agar hasil prediksi tinggi muka air Kali Garang dengan Jaringan Syaraf Tiruan ini menghasilkan prediksi yang lebih tepat, maka diperlukan pula tambahan peralatan telemetri curah hujan untuk dipasang di hulu Kali Garang minimal dua buah yaitu di hulu Kali Kripik dan Kali Kreo sehingga benar-benar mewakili DAS Garang. 4. Penelitian ini adalah penelitian tahap awal dari penelitian peringatan dini banjir secara real time, sehingga masih perlu ditingkatkan lagi untuk lebih sempurna lagi seperti untuk melakukan pemodelan JST yang lebih mendalam lagi. 5. Dalam menghadapi bencana banjir, maka pemberdayaan masyarakat sangatlah penting. Hal ini dikarenakan penanganan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat. Saat ini organisasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat di Kali Garang belum terbentuk. Untuk itu perlu segera dibentuk Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana KMPB Kali Garang mengingat banyaknya penduduk yang bermukim di sekitar Kali Garang sehingga perlu persiapan yang lebih baik dalam menangani bencana. Hal ini juga disebabkan Kali Garang mempunyai respon banjir yang cepat sehingga peran serta masyarakat dapat langsung ikut terlibat jika terjadi banjir di Kali Garang.