terekam dalam kertas secara periodik sehingga akan terekam perubahan tinggi muka air dalam grafik.
Pencatatan secara otomatis elektronik dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem data loger dan sistem sistem telemetri. Sistem data logger adalah data
tinggi muka air tersimpan dalam memori sistem data loger EEPROMMMC. Untuk mengambil data tinggi muka air yang tercatat dalam data logger, maka
diperlukan komputer untuk down load data. Sehingga diperlukan waktu untuk ke lapangan untuk mengambil data yang tersimpan dalam logger.
Sedangkan pencatatan data dengan telemetri adalah data tinggi muka air dikirim melalui media komunikasi radiotelephone ke server komputer sehingga
data tinggi muka air dapat diketahui secara cepat. Untuk itu sistem telemetri dapat digunakan sebagai sistem peringatan dini banjir. Gambar dibawah
menunjukkan sistem pencatatan tinggi muka air secara manual, otomatis mekanik dan otomatis elektronik data logger.
a b
c Gambar 10 a Pengukuran tinggi muka air sungai dengan papan duga
b Mekanik otomatis dan c elektronik data logger
2.5.4. Model Prakiraan Banjir
Sistem peringatan dini banjir .sangat berkaitan erat dengan prakiraan banjir. Model yang digunakan dalam prakiraan debittinggi muka air sungai dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu model matematis dan model black-box
Anwar, 2006. Metode prakiraan banjir secara umum dapat dibagi menjadi dua model yang dikembangkan yaitu :
1. Prakiraan debit banjir secara konseptual dengan memperhitungkan
semua aspek siklus hidrologi yang ada dalam suatu Daerah Aliran Sungai DAS. Metode ini mempunyai banyak kendala di antaranya sulitnya
mendapatkan data di lapangan, seperti tata guna lahan. Selain itu
diperlukan data hidrologi seperti evapotranspirasi, infiltrasi, perkolasi, interflow, serta air tanah dan aliran bawah tanah.
2. Prakiraan debit banjir dengan model Black Box kotak hitam dimana model tersebut tanpa melihat karakteristik fisiknya.
Model Black Box pergunakan untuk mentransfer data hujan menjadi data debit tinggi muka
air tanpa memperhitungkan sifat fisik DAS. Model Black Box diterapkan pada DAS yang sifat fisiknya belum dapat diketahui dengan sempurna
seperti kebanyakan pada DAS di Indonesia. Metode
yang sering
dipergunakan dalam
pengembangan sistem
peringatan dini banjir untuk DAS yang hanya mempunyai data curah hujan dan debit sungai adalah dengan menggunakan model kotak hitam. Model kotak hitam
dipergunakan untuk merubah hujan menjadi hidrograf tanpa memperhitungkan sifat-sifat bio-fisik DAS dan tanpa memperhitungkan proses yang terjadi dalam
perubahan tersebut. Selain itu dapat pula digunakan model regresi ataupun model
prakiraan dengan
menggunakan Jaringan
Syaraf Tiruan
untuk memperkirakan debit banjir atau tinggi muka air sungai.
a. Motode Regresi Berganda
Metode regresi berganda sering dipergunakan pada perhitungan hidrologi ketika
karakteristik bio-fisik
DAS tidak
dapat diketahui
dengan benar.
Ketersediaan program computer seperti MINITAB dan SPSS sangat membantu dalam program perhitungan. Salah satu contoh penggunaan regresi berganda
dalam prakiraan debit banjir yang dinilai cukup berhasil adalah dilakukan oleh Liang Anwar , 2006. Liang mengembangkan model prakiraan banjir pada DAS
Hankou di Cina menggunakan banyak masukan dan satu keluaran model regresi.
b. Metode Penelusuran Banjir Muskingum
Prakiraan debit sungai sering dilakukan dengan menggunakan metode penelusuran banjir. Salah satu metode penelusuran banjir adalah dikembangkan
oleh Muskingum mulai tahun 1969. Metode Muskingum sangat umum digunakan