untuk kegiatan diving karena pada umumnya terumbu karang tidak hidup di daerah dengan kedalaman lebih dari 30 meter.
Pemetaan kedalaman perairan diperoleh dengan melakukan interpolasi titik-titik kedalaman sebanyak 4181 titik termasuk titik nol meter pesisir pantai.
Titik yang diinterpolasi adalah titik dengan nilai kedalaman nol meter hingga 1820 meter. Metode yang digunakan untuk proses interpolasi adalah metode natural
neighbor. Hakim 2007 mengatakan bahwa metode natural neighbor memberikan hasil interpolasi yang lebih realistis atau mendekati dengan keadaan yang
sebenarnya di lapangan natural. Setelah dihasilkan peta bathymetri, kemudian dilakukan pengkelasan kedalaman sesuai dengan kebutuhan analisis. Sebaran
kedalaman perairan di Kepulauan Togean ditampilkan pada Lampiran 12.
4.6.1 Bathymetri untuk kesesuaian wisata snorkeling
Snorkeling merupakan kegiatan menikmati keindahan bawah laut yang mungkin dapat dilakukan oleh hampir semua orang. Kegiatan snorkeling hanya
dapat menikmati panorama bawah laut dari lapisan permukaan air saja. Keterbatasan dalam berkegiatan snorkeling adalah perairan yang terlalu dalam.
Semakin dalam perairan maka letak terumbu karang, ikan-ikan karang dan objek bawah laut lainnya akan semakin sulit dinikmati oleh para wisatawan yang
melakukan kegiatan snorkeling. Daerah-daerah untuk kesesuaian kegiatan snorkeling terbagi kedalam
beberapa daerah kedalaman perairan, diantaranya adalah daerah yang mencakup kedalaman 1 - 3 meter dikelaskan sebagai daerah yang sangat sesuai
S1, daerah dengan kedalaman 3 - 6 meter dikelaskan sebagai daerah yang sesuai S2, daerah dengan kedalaman 6 - 10 meter dikelaskan sebagai daerah
sesuai bersyarat S3 sedangkan daerah dengan kedalaman 10 meter dan 1 meter dikelaskan sebagai daerah yang tidak sesuai N. Peta hasil klasifikasi
kedalaman perairan untuk wisata snorkeling di Kepulauan Togean ditampilkan pada Lampiran 13.
Jarak dari pesisir pantai hingga masing-masing daerah kategori kesesuaian kedalaman untuk wisata snorkeling sangat bervariasi. Berdasarkan
pengamatan dari 15 titik yang tersebar secara merata, kategori sangat sesuai S1 memiliki jarak rata-rata 168,00 m dari pantai, kategori sesuai S2 memiliki
jarak rata-rata 343,60 m dari pantai, sedangakan kategori sesuai bersyarat S3memiliki jarak rata-rata 523,33 m dari pantai.
4.6.2 Bathymetri untuk kesesuaian wisata diving
Kedalaman perairan untuk kesesuaian kegiatan diving terbagi kedalam empat kelas, daerah dengan kedalaman 6 - 15 meter dikelaskan sebagai daerah
yang sangat sesuai S1, daerah dengan kedalaman 15 - 20 meter dan 3 - 6 meter dikelaskan sebagai daerah yang sesuai S2, daerah dengan kedalaman
20 - 30 meter dikelaskan sebagai daerah sesuai bersyarat S3, daerah dengan kedalaman 3 m dan 30 meter dikelaskan sebagai daerah yang tidak sesuai
N. Peta hasil klasifikasi kedalaman perairan untuk wisata diving di Kepulauan Togean ditampilkan pada Lampiran 14.
Berdasarkan pengamatan kedalaman dari 15 titik yang tersebar secara merata, kelas kesesuaian kedalaman untuk wisata diving dengan kategori sangat
sesuai S1 memiliki jarak rata-rata 536,13 m dari pantai, kategori sesuai S2 memiliki jarak rata-rata 381,40 m dan 1239,93 m dari pantai, kategori sesuai
bersyarat S3 memiliki jarak rata-rata 1375,26 m dari pantai.
4.7 Analisis Kesesuaian 4.7.1 Analisis kesesuaian wilayah potensial wisata snorkeling